Anda di halaman 1dari 8

41

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WALANTAKA

Rina Puspita Sari* Eti Nurhayati Kamil**


Program Studi S1 Keperawatan, STIKes Yatsi
lintang

Abstrak

Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku.
Senam lansia merupakan olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan, yang diterapkan pada lansia.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di
Puskesmas Walantaka. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental nonequivalent pretest-
posttest control group design” dengan intervensi senam lansia. Besar sampel penelitian ini 72 lansia dibagi menjadi 2
kelompok, kelompok intervensi 36 lansia dan kelompok kontrol 36 lansia. Analisis menggunakan uji t test. Hasil
penelitian: Terdapat pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Puskesmas Walantaka (p
value 0,001). Saran: Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan ketrampilan pelaksanaan senam lansia
sehingga dapat melaksanakan pengelolaan lansia yang mengalami hipertensi dengan cara penatalaksanaan
nonfarmakologi untuk mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kata Kunci : Senam Lansia, Hipertensi

Abstract

Blood pressure will increase after the age of 45- 55 years, the arterial wall will be thickened by the accumulation of
collagen substances in the musclu layer, so that the blodd vessels will gradually narrow to become stiff. Elderly
gymnastics is a mild exercise and easy to do, not burdensome, wich is applied to the elderly. The purpose of this study
was to analiyze the influence of elderly gymnastics on blood pressure in elderly hyperention at Walantaka Community
Health Care. The design used in this study was” quasi experimental non equivalent pretest-postest control group design
“ with elderly gymnastic intervention”. The sample size was 72 elderly divided intoi 2 groups, intervention group 36
elderly and control group 36 elderly. Analysis using t test. Result of research : There is influence of elderly gymnastics
to blood pressure in elderly hypertention in Puskesmas Walantaka (P value 0,001). Suggestion : Health worker need to
do socialization and training of elderly gymnastics implementation skills so that it can carry out the management of
elderly who experience hypertention by non farmakologi management ti control blood pressure in hypertention patient.

Keywords : elderly gymnastics, hypertentention

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266
42

PENDAHULUAN pembuluh darah, perubahan pada respirasi


yaitu menurunnya kekuatan otot-otot
Proses penuaan merupakan proses alamiah pernafasan, serta perubahan pada
setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak, pendengaran dan perubahan pada penglihatan.
masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat Terdapat beberapa macam penyakit yang
dihindari oleh setiap individu. Pertambahan biasa menimpa para lansia antara lain
usia akan menimbulkan perubahan-perubahan hipertensi, diabetes mellitus, jatung koroner,
pada struktur dan fisiologis dari berbagai stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-
sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada macam masalah kesehatan tersebut yang
tubuh manusia. Kemunduran psikis ditandai sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang
dengan kulit mengendur, rambut memutih, bisa menjadi awitan dari berbagai masalah
penurunan pendengaran, penglihatan kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat3.
memburuk, gerakan lambat, dan kelainan
berbagai fungsi organ vital. Kemunduran Seiring dengan proses menua tersebut tubuh
psikis terjadi peningkatan sensitivitas akan mengalami berbagai masalah penyakit
emosional, menurunnya gairah, bertambahnya kesehatan, salah satunya hipertensi.
minat terhadap diri, dan minat kegiatan Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
rekreasi tidak berubah1. tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Lansia merupakan bagian dari anggota Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
keluarga dan anggota masyarakat yang yang muncul oleh karena interaksi berbagai
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan faktor. Peningkatan umur akan menyebabkan
peningkatan usia harapan hidup. Jumlah beberapa perubahan fisiologis, pada usia
lansia meningkat di seluruh Indonesia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer
menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau dan aktivitas simpatik. Tekanan darah akan
7,2% dari seluruh penduduk dengan usia meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding
harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia arteri akan mengalami penebalan oleh adanya
harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,
dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan sehingga pembuluh darah akan berangsur-
diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi angsur menyempit menjadi4.
29 juta orang atau 11,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat Menurut data World Health Organization
secara konsisten dari waktu ke waktu2. (WHO) pada tahun 2012 jumlah kasus
hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun
semakin tinggi pula faktor resiko terjadinya 2025 dengan jumlah perkiraan 1,15 milyar
berbagai masalah kesehatan. Masalah umum kasus atau sekitar 29% dari total penduduk
yang dialami para lansia adalah rentannya dunia. Hipertensi menyumbang 51 persen
kondisi fisik para lansia terhadap berbagai kematian akibat stroke dan 45 persen
penyakit karena berkurangnya daya tahan kematian akibat jantung koroner (Kemenkes
tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar RI, 2014). Menurut data Riset Kesehatan
serta menurunnya efisiensi mekanisme Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
homeostatis, oleh karena hal tersebut lansia hipertensi secara nasional adalah sebesar
mudah terserang berbagai penyakit. 25,8%. Jika saat ini penduduk Indonesia
sebanyak 252.124.458 jiwa maka terdapat
Menurut Jubaid ada beberapa perubahan fisik 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.
pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi
lansia terserang penyakit, seperti perubahan Salah satu cara mencegah dan mengontrol
kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas risiko terjadinya hipertensi adalah dengan

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
43

berolahraga yang dilakukan secara teratur.


Beberapa studi menunjukan bahwa kombinasi TUJUAN PENELITIAN
antara terapi tanpa obat (non-farmakoterapi)
dengan obat (farmakoterapi) tidak hanya Mengidentifikasi pengaruh senam lansia
menurunkan tekanan darah, namun juga terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi
menurunkan resiko stroke dan penyakit di Puskesmas Walantaka Tahun 2017.
jantung iskemik. Terapi dengan obat bisa
dilakukan dengan pemberian obat anti
hipertensi, sedangkan untuk terapi tanpa obat
bisa dilakukan dengan berolahraga secara METODELOGI PENELITIAN
teratur, dari berbagai macam olahraga yang
ada, salah satu olahraga yang dapat dilakukan Jenis penelitian ini adalah nonequivalent
lansia yaitu olahraga senam lansia5. pretest-posttest control group design, yang
melibatkan dua kelompok subjek, yaitu
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
senam adalah serangkaian gerakan nada yang Populasi pada penelitian ini adalah lansia
teratur, terarah, serta terencana yang penderita hipertensi di wilayah kerja
dilakukan secara sendiri atau berkelompok Puskesmas Walantaka sebanyak 284 lansia.
dengan maksud meningkatkan kemampuan Teknik pengambilan sampel menggunakan
fungsional raga. Menurut Suroto (2004) teknik purposive sampling, berdasarkan
senam lansia merupakan olahraga ringan dan penghitungan rumus didapatkan jumlah
mudah dilakukan, dan dapat diterapkan pada sampel sebanyak 72 responden. dibagi
lansia. Senam lansia membantu tubuh agar menjadi 2 kelompok, yaitu :
tetap bugar dan tetap segar karena melatih a. Kelompok Intervensi : 36 responden
tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja b. Kelompok Kontrol : 36 responden
optimal dan membantu menghilangkan
radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh6.

Penelitian oleh Astari tentang pengaruh HASIL PENELITIAN


senam lansia terhadap tekanan darah lansia
dengan hipertensi pada kelompok senam 1. Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum
lansia di Banjarkaja Sesetan Denpasar Intervensi Senam Lansia
Selatan, mendapatkan kesimpulan bahwa
senam lansia berpengaruh terhadap tekanan Tabel 1
darah lansia7. Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum Intervensi
Studi pendahuluan dengan cara observasi data Senam Lansia
di Puskesmas Walantaka diketahui bahwa
pada periode bulan Januari – Oktober tahun Kelompok Sistolik Diastolik Min-Max
2016 terdapat 745 penderita hipertensi, 284 Intervensi 149,39 93,61 140/88-170/100
Kontrol 147,61 94,06 140/88-160/100
diantaranya adalah lansia. Puskesmas
Walantaka membawahi beberapa Posyandu
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
lansia, namun pada pelaksanaan kegiatannya
rata-rata tekanan darah kelompok intervensi
belum merealisasikan senam lansia. Oleh
pada pengukuran pertama adalah
karena itu, berdasarkan uraian dan fenomena
149,39/93,61, dengan tekanan darah terendah
di atas penting untuk dilakukan penelitian
140/88 dan tekanan darah tertinggi 170/100.
tentang pengaruh senam lansia terhadap
Sedangkan rata-rata tekanan darah kelompok
tekanan darah pada lansia hipertensi di
kontrol pada pengukuran pertama adalah
Puskesmas Walantaka.
147,61/94,06, dengan tekanan darah terendah
140/88 dan tekanan darah tertinggi 160/100.

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
44

2. Rata-Rata Tekanan Darah Setelah Tabel 4


Intervensi Senam Lansia Rata-Rata Tekanan Darah Setelah Intervensi
Senam Lansia
Tabel 2
TD Sistolik Diastolik P value
Rata-Rata Tekanan Darah Setelah Intervensi Rata-rata perbedaan
Senam Lansia penurunan TD
antara kelompok 7,111 5,611 0,001
Kelompok Sistolik Diastolik Min-Max intervensi dan
Intervensi 126,06 83,39 110/74-138/98 kelompok kontrol
Kontrol 131,39 89,44 120/80-140/100
Berdasarkan Tabel 4 diketahui rata-rata
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa perbedaan tekanan darah antara kelompok
rata-rata tekanan darah kelompok intervensi intervensi dengan kelompok kontrol adalah
pada pengukuran kedua adalah 126,06/83.39, sebesar 7,111/5,611. Hasil uji statistik didapat
dengan tekanan darah terendah 110/74 dan p value 0,001, pada alpha 0,05 didapat p <
tekanan darah tertinggi 138/98. Sedangkan alpha, maka dapat disimpulkan terdapat
rata-rata tekanan darah kelompok kontrol pengaruh intervensi senam lansia terhadap
pada pengukuran kedua adalah 131,39/89,44, tekanan darah lansia di wilayah kerja
dengan tekanan darah terendah 120/80 dan Puskesmas Walantaka.
tekanan darah tertinggi 140/100.

PEMBAHASAN
3. Rata-Rata Perbedaan Tekanan Darah
Sebelum dan Setelah Intervensi Senam 1. Rata-Rata Tekanan Darah Pada
Lansia Pengukuran Pertama (Pretest).

Tabel 3 Berdasarkan hasil analisis data dapat


Rata-Rata Tekanan Darah Setelah Intervensi diketahui bahwa rata - rata tekanan darah
Senam Lansia pretest pada kelompok intervensi adalah
149,39/93,61, dengan tekanan darah terendah
Kelompok Sistolik Diastolik P value
Intervensi 23,333 10,222 0,000
140/88 dan tekanan darah tertinggi 170/100.
Kontrol 16,222 4,611 0,000 Sedangkan rata-rata tekanan darah pretest
pada kelompok kontrol adalah 147,61/94,06,
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui rata-rata dengan tekanan darah terendah 140/88 dan
perbedaan tekanan darah sebelum dan tekanan darah tertinggi 160/100.
sesudah intervensi senam lansia pada
kelompok intervensi adalah sebesar Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata
23,333/10,222. Sedangkan rata-rata lansia di wilayah kerja Puskesmas Walantaka
perbedaan tekanan darah sebelum dan menderita hipertensi stadium 1. Secara umum
sesudah intervensi senam lansia pada hipertensi adalah kondisi tekanan darah
kelompok kontrol sebesar 16,222/4,611.. seseorang yang berada di atas batas-batas
tekanan darah normal. Hipertensi disebut juga
pembunuh gelap atau silent killer. Hipertensi
dengan secara tiba-tiba dapat mematikan
4. Perbedaan Penurunan Tekanan Darah seseorang tanpa diketahui gejalanya terlebih
dahulu. Nilai normal tekanan darah seseorang
Antara Kelompok Intervensi Dengan
dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
Kelompok Kontrol tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara
umum adalah 120/80 mmHg8.

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
45

rata-rata tekanan darah postest pada kelompok


Angka 120 menunjukkan tekanan pada kontrol adalah 131,39/89,44, dengan tekanan
pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. darah terendah 120/80 dan tekanan darah
Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 tertinggi 140/100. Perbedaan tekanan darah
menunjukkan tekanan ketika jantung sedang pretest dan postest pada kelompok intervensi
berelaksasi9. Seseorang divonis hipertensi bila adalah sebesar 23,333/10,222. Sedangkan
tekanan darahnya jauh melebihi batas normal. perbedaan tekanan darah pretest dan postest
Batas normal tersebut 120/80 mmHg yang pada kelompok kontrol sebesar 16,222/4,611.
berarti tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg. Hipertensi ada Melihat hasil tersebut dapat diketahui bahwa
banyak macamnya sesuai dengan kondisi ada penurunan tekanan darah pada kelompok
tekanan masing-masing penderitanya. intervensi maupun kelompok kontrol. Pada
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pengukuran kedua (postest) didapatkan bahwa
oleh dokter atau petugas kesehatan di tekanan darah penderita hipertensi pada
laboratorium kesehatan. Saat mengukur kelompok intervensi maupun kelompok
tekanan darah seharusnya pasien untuk duduk kontrol masuk dalam kategori tekanan darah
istirahat selama lebih kurang 5 menit agar normal. Seperti yang telah diketahui bahwa
tidak terjadi kekeliruan membaca data saat responden yang menjadi subyek penelitian ini
pengukuran10. adalah lansia penderita hipertensi yang sedang
menjalani perawatan di Puskesmas
Menurut Lubis, hipertensi diklasifikasikan Walantaka, jadi bisa diambil kesimpulan
atas hipertensi primer (esensial) (90-95%) dan bahwa pengobatan farmakologis yang
hipertensi sekunder (5-10%). Dikatakan dilakukan Puskesmas Walantaka
hipertensi primer bila tidak ditemukan menunjukkan pengaruh positif terhadap
penyebab dari peningkatan tekanan darah penurunan tekanan darah penderita hipertensi
tersebut, sedangkan hipertensi sekunder pada kelompok intervensi maupun kelompok
disebabkan oleh penyakit atau keadaan seperti kontrol.
penyakit parenkim ginjal, serta akibat obat.
Hipertensi esensial merupakan penyakit Hal tersebut didukung hasil uji statistik
multifaktorial yang dipengaruhi oleh faktor didapat nilai probabilitas pada kelompok
genetik dan lingkungan. Peranan faktor intervensi maupun pada kelompok kontrol
genetik pada etiologi hipertensi didukung oleh 0,000, pada alpha 0,05 didapat p < alpha,
penelitian yang membuktikan bahwa maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
hipertensi terjadi di antara keluarga dekat pengobatan farmakologis Puskesmas
walaupun dalam lingkungan yang berbeda. Walantaka terhadap penurunan tekanan darah
Faktor lingkungan yang mempengaruhi penderita hipertensi.
tekanan darah antara lain obesitas, stress,
peningkatan asupan natrium, konsumsi Menurut indriyani pengobatan farmakologis
alkohol yang berlebihan, dan lain-lain11. dilakukan dengan menggunakan obat-obatan
anti hipertensi. Pada kasus-kasus ringan dan
sedang, salah satu dari jenis obat saja
2. Rata-rata Tekanan Darah Pada
biasanya sudah dapat mengontrol hipertensi.
Pengukuran Kedua (Postest) Jenis-jenis obat anti hipertensi antara lain
adalah Diuretik, obat jenis ini biasanya
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui merupakan obat yang pertama diberikan
bahwa rata - rata tekanan darah postest pada untuk mengobati hipertensi. Diuretik
kelompok intervensi adalah 126,06/83,39, membantu ginjal membuang garam dan air,
dengan tekanan darah terendah 110/74 dan yang akan mengurangi volume cairan di
tekanan darah tertinggi 138/98. Sedangkan seluruh tubuh sehingga daya pompa jantung

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
46

menjadi lebih ringan dan mengurangi tekanan pada kelompok yang diberikan intervensi
darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran senam lansia dibandingkan pada kelompok
pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya yang tidak diberikan intervensi senam lansia.
kalium melalui urine sehingga kadang-kadang Seperti yang kita ketahui bahwa semua lansia
diberikan tambahan kalium atau obat yang menjadi subyek penelitian ini adalah
penambah kalium. Beta-blockers, obat ini penderita hipertensi yang sedang menjalani
dipakai dalam upaya untuk mengontrol perawatan medis di Puskesmas Walantaka,
tekanan darah melalui proses memperlambat jadi semua penderita hipertensi tersebut baik
kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) yang ada pada kelompok intervensi maupun
pembuluh darah. Angiotensin-Converting kelompok kontrol mendapat pengobatan
Enzyme (ACE) Inhibitor, obat ini bekerja secara farmakologi. Penelitian ini hanya
dengan menghambat pembentukan zat untuk membuktikan apakah senam lansia
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan dapat membantu menurunkan tekanan darah
peningkatan tekanan darah)13. dengan lebih cepat atau tidak.

Pengobatan hipertensi secara Dengan hasil uji statistik diperoleh nilai


nonfarmakologis juga dapat dilakukan dengan probabilitas 0,001 maka dapat disimpulkan
mengubah gaya hidup. Faktor gaya hidup bahwa senam lansia terbukti membantu
merupakan salah satu penyebab hipertensi menurunkan tekanan darah lebih cepat pada
yang bisa diatur, tidak seperti faktor penderita hipertensi yang menjalani
keturunan, jenis kelamin, dan usia. Langkah pengobatan farmakologis, dibandingkan
awal yang biasanya dilakukan adalah dengan penurunan tekanan darah pada penderita
menurunkan berat badan penderita hipertensi hipertensi yang hanya mendapatkan
sampai batas ideal, mengurangi pemakaian pengobatan secara farmakologis saja.
garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
atau 6 gram natrium klorida setiap harinya, Rigaud yang menyatakan bahwa jenis
mengurangi/tidak minum minuman olahraga yang efektif menurunkan tekanan
beralkohol, berhenti merokok, olahraga darah adalah senam lansia dengan intensitas
aerobik ringan hingga sedang seperti jalan sedang. Frekuensi latihannya 3-5 kali
kaki cepat, berenang, joging, mengelola stres seminggu dengan lama latihan 20-60 menit
dan lain-lain14. sekali latihan15.

Henuhilli menjelaskan bahwa senam lansia


3. Pengaruh Senam Lansia Terhadap
yang terdiri dari latihan pemanasan, latihan
Tekanan Darah Lansia Di Wilayah inti, dan latihan pendinginan yang mana
Kerja Puskesmas Walantaka gerakan-gerakan didalamnya bertujuan untuk
menurunkan kecemasan, stres, dan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata- menurunkan tingkat depresi. Penurunan
rata perbedaan penurunan tekanan darah tersebut akan menstimulasi kerja sistem
antara kelompok intervensi dengan kelompok syaraf perifer (autonom nervous system)
kontrol adalah sebesar 7,111/5,611. Hasil uji terutama parasimpatis yang menyebabkan
statistik didapat nilai probabilitas 0,001, pada vasodilatasi penampang pembuluh darah akan
alpha 0,05 didapat p < alpha, maka dapat mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan
disimpulkan terdapat pengaruh intervensi darah baik sistolik maupun diastolik16.
senam lansia terhadap tekanan darah lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Walantaka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Armilawati yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan
terdapat penurunan tekanan darah lebih besar antara senam lansia dengan penurunan

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
47

tekanan darah sistolik dan diastolik pada Malang: UMM Press


lansia hipertensi. Penelitian ini juga sejalan 2. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
yang menyatakan nahwa terdapat pengaruh
3. Junaidi, I. 2011. Stroke Waspadai
latihan yoga terhadap penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada lansia. Ancamannya. Penerbit Andi, Yogyakarta
4. Setiawan, IWA, Yunani dan Kusyati.
Penelitian yang dilakukan Titin tentang 2014. Hubungan Frekuensi Senam Lansia
manfaat senam tera terhadap kebugaran lansia Terhadap Tekanan Darah Dan Nadi Pada
didapatkan hasil mampu menunjukkan bahwa Lansia Hipertensi. Prosiding Konferensi
senam dapat mempengaruhi tidak hanya Nasional II PPNI Jawa Tengah, Semarang
stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan
5. Armilawati, Amalia H. Amiruddin. 2007.
darah, pernafasan dan kadar immunoglobulin,
dengan hasil uji analisis statistik untuk Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam
kategori tekanan darah sistolik p-value 0.02 Kejadian Epidemiologi. Ujung Pandang:
berarti a < p = 0,05) artinya terdapat FKM UNHAS.
perbedaan tekanan darah antara lansia pada 6. Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami
kelompok perlakuan dan kontrol. dan Menghindari Hipertensi, Jantung,
dan Stroke. Yogyakarta : Dianloka
KESIMPULAN DAN SARAN
Printika.
Berdasarkan hasil penelitian pada lansia 7. Kusmana, D. 2006. Olahraga Untuk
hupertensi di Puskesmas Walantaka tahun Orang Sehat dan Penderita Penyakit
2017 didapatkan data bahwa terdapat Jantung
penurunan tekanan darah pada lansia 8. Suroto. 2004. Buku Pegangan Kuliah
hipertensi setelah intervensi senam lansia, Pengertian Senam, Manfaat Senam dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi
Urutan Gerakan. Semarang: Unit
senam lansia berpengaruh terhadap tekanan
darah lansia di Puskesmas Walantaka Tahun Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum
2017 (p value : 0,001). Hasil penelitian ini Olahraga Undip.
menunjukkan metode non farmakologis dapat 9. Astari, dkk, 2012, Pengaruh Senam
diterapkan dalam mengelola tekanan darah Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia
pada lansia yang menderita hipertensi, Dengan Hipertensi Pada Kelompok
khususnya metode senam lansia. Senam Lansia Di Banjar Kaja Sesetan
Denpasar Selatan.
Peneliti menyarankan, agar pihak Puskesmas
Walantaka dapat mengaplikasikan dan 10. Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan
mengembangkan metode non farmakologis Stroke Hubungannya dengn Lemak &
dalam mengatasi masalah tekanan darah pada Kolesterol Edisi 2. Jakarta: PT Gramedia
lansia hipertensi, misalnya dengan Pustaka Utama.
menggunakan intervensi senam lansia seperti 11. Harrison, I., Wilson, B.W., & Kasper,
dalam penelitian ini, atau metode-metode M.F. 2005. Prinsip-prinsip ilmu penyakit
lainnya.
dalam, edisi 13 volume 3. Jakarta: EGC.
DAFTAR PUSTAKA 12. Ilkafah. 2014. Pengaruh Latihan Fisik
(Senam Lansia) Terhadap Penurunan
1. Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Keperawatan Pada Klien Dengan
Hipertensi Ringan – Sedang Di Rektorat
Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Unibraw Malang. Jurnal Surya, Vol 2

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266
48

Nomer IV, Malang.


13. Rigaud, F.B. 2006. Hypertension in Older
Adults. J Gerontol 2001; 56A:M2175.
14. Devi. 2012. Menurunkan Tekanan Darah.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
15. Titin Sukartini. 2010. Pengaruh senam
tera terhadap kebugaran lansia. Trias Sok
& Senam 10 Menit Edisi 2. Jakarta: FKUI
16. Henuhili, Yuliati, Rahayu dan
Nurkhasanah. 2011. Pola Pewarisan
Penyakit Hipertensi Dalam Keluarga
Sebagai Sumber Belajar Genetika.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta.

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017 ISSN 2086-9266

Anda mungkin juga menyukai