Anda di halaman 1dari 5

Kesalahan Struktur Kalimat, Kerancuan Kalimat, Kesalahan Diksi, dan

Kesalahan Ejaan

A. Kesalahan Struktur
a. Kesalahan Struktur karena Kerancuan Aktif-Pasif
Contoh :

à Bagaimana cara film itu tampilkan dengan tema peranan kostum bahasa latar
belakang yang pas dan sangat bagus dan mendapat banyak sanjungan.
àBagaimana cara film itu menampilkan dengan peranan kostum bahasa latar

belakang yang pas dan sangat bagus mendapat banyak sanjungan.

Kalimat diatas terdapat kesalahan struktur karena kerancuan aktif dan pasif.
Dikarenakan verba yang digunakan pada kalimat tersebut “tampilkan” seharusnya

verba yang benar “menampilkan”. Verba yang digunakan verba berimbuhan meN
sehingga tidak mengaburkan fungsi subyeknya. Seharusnya kalimat tersebut

dibenarkan menjadi “Bagaimana cara film itu menampilkan dengan peranan


kostum latar belakang yang pas dan sangat bagus mendapat sanjungan.”

b) Kesalahan Struktur karena Subjek dan Keterangan

àTentang memuji detail penggunaan propert film tersebut

àMemuji tentang kedetailan penggunaan properti film tersebut

Kalimat diatas merupakan kalimat yang subjeknya berkomponen keterangan dan

termasuk dalam kesalahan struktur karena subjek dan keterangan. Awal kalimat
“tentang” menyatakan suatu keterangan. Seharusnya kalimat itu dibenarkan
menjadi “Memuji tentang kedetailan penggunaan properti film tersebut”.Pada
kata “memuji” diletakkan pada awal kalimat dan kata “detai” mendapat imbuhan
ke-an menjadi “kedetailan”.
B. Kerancuan Kalimat
Adapun faktor yang mempengaruhi kerancuab kalimat yaitu :

 Kesalahan Penalaran
Ada dua jenis kesalahan penalaran, yaitu
a. Kesalahan penalaran intrakalimat
Kesalahan berupa tidak adanya hubungan logis antar bagian kalimat.
Contoh :
1. Dengan penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.

2. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan orang


dewasa.
Subjek dan predikat dari dua kalimat tersebut tidak saling berhubungan. Pada
kalimat 1 masih belum jelas apa yang dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.
Tentunya tidak mungkin bila dengan penelitian ini yang menyebabkannya. Begitu
pula pada kalimat 2 masih belum jelas apa yang menunjukkan pentingnya
pendidikan orang dewasa. Tentunya bukan berdasarkan uraian di atas.

b. Kesalahan penalaran antar kalimat


Tidak adanya hubungan yang logis antara kalimat satu dengan yang lain
dalam membentuk suatu teks. Hadirnya penanda sebab-akibat berupa oleh sebab
itu antara dua kalimat. Padahal dua kalimat tersebut tidak memiliki hubungan
sebab.

 Kerancuan

Kerancuan terjadi karena adanya penerapan dua kaidah atau lebih. Ada dua
macam bentuk kerancuan, yakni:
a. Kerancuan bentukan kata
Terjadi ketika dua kaidah bentukan diterapkan dalam bentukan suatu kata.
Contoh :
Memperlebarkan dari melebarkan dan memperlebar
Mempertinggikan dari mempertinggi dan meninggikan
Apabila dua kaidah atau lebih digunakan secara bersamaan dalam sebuah
kalimat. Hal ini akan muncul saat penulis merasa kebingungan mengenai kaidah
yang dipakai. Contoh :” Dalam penelitian ini membahas efektivitas penggunaan
pupuk tablet”. Kalimat tersebut tergolong kalimat yang rancu. Dan kalimat tersebut
dapat diubah dengan benar menjadi “Dalam penelitian ini dibahas efektivitas
penggunaan pupuk tablet” atau “Penelitian ini membahas efektivitas penggunaan
pupuk tablet”.

C. Kesalahan Diksi
a. Kesalahan pemakaian gabungan kata “yang mana, di mana, daripada”.
Contoh :

1. Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
Terdapat dua kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan yaitu
dalam sebagian kalimat itu terdapat kata yang berlebih kata mana dalam
kalimat pertama tidak diperlukan. Sehingga kalimat yang tepat adalah
“Dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua RT dan Rw”.
2. Demikian tadi sambutan Pak Lurah di mana beliau telah menghimbau kita
untuk lebih tekun bekerja.
Terjadi salah pakai bentuk gabung “di mana” tidak boleh dipakai
dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang mana bukan sebagai
penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun penghubung
antar kalimat. Kalimat ini harus dipecah menjadi dua yaitu “Demikian tadi
sambutan Pak Lurah” dan “Beliau telah menghimbau kita untuk lebih tekun
dan bekerja”.
b. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dengan, di, dan ke

Sama seperti kekeliruan pemakaian kata sambung dengan, pemakaian yang keliru
juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi oleh kata pada
dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, waktu, sedangkan
kepada harus diikuti nama, jabatan orang atau kata ganti orang.

Contoh:

 Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.


 Jangan menoleh ke kiri.
 Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
c. Kesalahan Pemakaian Kata berbahagia

Dalam pertemuan formal ditengah masyarakat, kita sering mendengar kata


berbahagia dipakai secara keliru oleh pembawa acara dan juga oleh pembicara lain.
Umumnya kata berbahagia itu muncul saat pembawa acara menyapa hadirin.
Contoh :

a. Selamat malam dan selamat datang ditempat yang berbahagia ini


b. Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengajak hadirin
untuk…….

Dalam kalimat a dan b dikatakan keliru, karena berbahagia bukan kata sifat. Jika
pada kata berbahagia diganti kata sifat misalnya, aman ,indah, bersih maka
kalimatnya benar.

D. Kesalahan Ejaan

Menurut Tarigan (1984:2), ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata
dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Jenis kesalahan ejaan antara lain,
kesalahan pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring, dan pemakaian huruf
tebal.

1. Pemakaian Huruf Kapital

Contoh :

a. ROMI ROMIKA
Pada penulisan nama orang tidak tepat, seharusnya berdasarkan kaidah ejaan
penulisan nama orang tidak menggunakan huruf kapital secara keseluruhan tetapi,
hanya menggunakan huruf kapital pada awal suku katanya saja. Penulisan yang
tepat adalah Romi Romika.

b. Pak maksum dan keluarga bertambah simpati dan sayang sama Badruddin.

Huruf m pada kata maksum seharusnya menggunakan huruf kapital karena kata
maksum merupakan nama orang yang seharusnya menggunakan huruf kapital pada
huruf pertama unsur nama orang. Penulisan yang tepat adalah Pak Maksum dan
keluarga bertambah simpati dan sayang sama Badruddin.

2. Pemakaian Huruf Miring


Contoh :

a. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel Syamsul dan
Badruddin Pemuda Desa Sukses di Ibukota karya Sulaiman Daudy.
Pada penulisan judul buku yang dikutip seharusnya ditulis dengan huruf miring.
Penulisan yang tepat adalah Untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang terdapat
dalam novel Syamsul dan Badruddin Pemuda Desa Sukses di Ibukota karya
Sulaiman Daudy.

b. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari ontology, ...


Pada penulisan kata ontology seharusnya ditulis dengan huruf miring karena
kata ontology merupakan ungkapan dalam bahasa Inggris yang berarti ontologi
(cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup). Dengan demikian,
penulisan yang tepat pada kalimat tersebut adalah Kedua, nilai merupakan
kenyataan-kenyataan ditinjau dari ontology, ...

Anda mungkin juga menyukai