Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.

3, September 2013 (204-213)

ANALISIS RESPONS DINAMIK PONDASI TIANG PANCANG


KELOMPOK AKIBAT BEBAN DINAMIK MESIN PADA
GETARAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL
Sjachrul Balamba
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail : balambas@ymail.com

Abstrak
Pondasi mesin merupakan elemen struktur yang digunakan untuk meneruskan beban dari
mesin di atas pondasi ke dalam tanah. Perencanaan pondasi mesin lebih kompleks daripada
pondasi yang hanya menerima beban statis. Selain perlu memperhitungkan gaya statis yang
berasal dari berat mesin dan berat pondasi, perencanaan pondasi mesin juga harus
memperhitungkan gaya dinamis yang dihasilkan oleh mesin. Dua hal yang sangat penting
dalam perencanaan pondasi mesin yaitu masalah tanah pendukung dan frekuensi getaran.
Parameter tanah yang dibutuhkan antara lain adalah modulus geser tanah dinamis, redaman
tanah dan angka poison. Sedangkan getaran mesin yang sangat menentukan adalah frekuensi
getaran. Pada penelitian ini dianalisis pengaruh modulus geser tanah dan frekuensi getaran
terhadap respons dinamik pondasi tiang pancang kelompok akibat getaran vertical dan
horizontal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada getaran vertikal penambahan
frekuensi tidak mempengaruhi besarnya amplitudo getaran. Pada getaran horizontal
penambahan frekuensi, makin besar frekuensi makin besar amplitudo getaran. Pada
hubungan antara modulus geser tanah dengan amplitudo getaran terlihat bahwa terdapat
pengaruh dari penambahan modulus geser pada amplitudo getaran akibat getaran vertikal,
walaupun pengaruhnya sangat kecil. Pada hubungan antara modulus geser tanah dengan
amplitude getaran terlihat bahwa terdapat pengaruh dari penambahan modulus geser pada
amplitudo getaran akibat getaran horizontal, makin besar modulus geser tanah makin kecil
amplitudo getaran yang terjadi. Penambahan beban vertikal dan beban horizontal akan
menyebabkan bertambah besarnya amplitudo getaran.
Kata kunci: pondasi tiang pancang, modulus geser, frekuensi getaran

PENDAHULUAN sistem akan bergetar ketika mengalami


getaran bebas. Pada waktu frekuensi yang
Perencanaan pondasi mesin lebih kom- bekerja pada sebuah mesin mendekati
pleks dibandingkan dengan perencanaan frekuensi natural pondasinya, amplitudo
pondasi yang hanya dibebani oleh beban cenderung menjadi besar.
statis. Pada pondasi mesin kita harus Sistem dikatakan berada dalam keadaan
mempertimbangkan beban dinamis yang resonansi ketika dua frekuensi tersebut
ditimbulkan oleh bekerjanya mesin. Beban menjadi sama. Timbulnya resonansi dan efek
dinamis ini kemudian disalurkan ke pondasi lanjutannya dapat meningkatkan amplitudo
yang mendukung mesin tersebut. getaran yang merupakan salah satu masalah
Dalam mendesain pondasi mesin yang paling umum pada pondasi mesin. Pada
berkaitan dengan getaran periodik masalah resonansi ditemukan bahwa sebagai tam-
penurunan perlu menjadi pertimbangan. bahan pada amplitudo yang berlebihan/lebih
Getaran atau vibrasi cenderung memadatkan besar terjadi juga settlemen yang besar.
tanah yang non plastis sehingga terjadi Frekuensi yang terjadi ketika nilai
penurunan. Pengaruh maksimal terjadi pada amplitudo mencapai nilai maksimum disebut
material berbutir kasar yang bersih. frekuensi resonansi. Dalam desain pondasi-
Setiap sistim fisik memiliki frekuensi pondasi mesin, kriteria yang penting adalah
karakteristiknya masing-masing yang dikenal menghindari resonansi dengan maksud
sebagai frekuensi natural. Frekuensi natural bahwa amplitudo getaran tidak akan besar.
didefinisikan sebagai frekuensi pada saat

204
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

Permasalahan Pondasi mesin menurut tinjauan perencanaan


Pondasi mesin dengan tiang pancang harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
yang memikul gaya dinamik seperti mesin a. Pondasi seharusnya mampu memikul
harus didesain seteliti mungkin agar tidak beban-beban luar atau beban-beban yang
terjadi hal-hal yang merugikan, baik kepada dilimpahkan tanpa menyebabkan kerun-
pekerja maupun pada mesin. Parameter yang tuhan “geser” atau keruntuhan “patah”
perlu diperhatikan adalah modulus geser b. Penurunan pondasi seharusnya berada
tanah dan frekuensi getaran. Makalah ini dalam batas-batas yang dizinkan.
mengangkat kedua masalah tersebut. c. Pusat gravitasi gabungan antara mesin
dan pondasi seharusnya berada di garis
vertikal yang sama dengan pusat
KAJIAN TEORI gravitasi bidang alas.
d. Sebaiknya tidak terjadi resonansi.
Berdasarkan pada kriteria perencanaan e. Semua bagian dari mesin yang bekerja
pondasi-pondasi mesin, maka mesin-mesin dan berputar bolak-balik harus seimbang.
dapat digolongkan sebagai berikut: f. Pondasi harus didesain sedemikian rupa
a. Mesin-mesin yang menghasilkan gaya- sehingga tidak ada perubahan frekuensi
gaya tumbukan, misalnya palu-palu naturalnya.
pancang tempa, mesin-mesin press. Dalam mendesain pondasi mesin, beberapa
b. Mesin-mesin yang menghasilkan gaya- aturan umum yang harus diperhatikan agar
gaya berkala, misalnya mesin-mesin menghindari kemungkinan terjadinya
torak seperti kompresor torak dan mesin resonansi :
diesel. a. Frekuensi resonansi dari sistem pondasi-
c. Mesin-mesin kecepatan tinggi, misalnya tanah harus lebih kecil dari setengah
turbin gas dan kompresor rotary. frekuensi operasi mesin (Fresonansi < 0,5
d. Mesin-mesin macam lainnya Fmesin) untuk mesin lebih dari 1000 rpm.
Berdasarkan bentuk strukturnya, pondasi- b. Untuk mesin kecepatan rendah (350-400
pondasi mesin digolongkan sebagai berikut: rpm), Frekuensi resonansi dari sistem
a. Pondasi-pondasi jenis blok, yang terdiri pondasi-tanah harus lebih besar dari dua
dari sebuah landasan kaki dari beton. kali frekuensi operasi mesin (Fresonansi > 2
b. Pondasi-pondasi jenis kotak atau jenis Fmesin)
sumuran, terdiri dari rongga blok beton a. Frekuensi resonansi dan frekuensi alami
yang menunjang mesin pada puncaknya. dari pondasi dapat dikurangi dengan
c. Pondasi-pondasi jenis dinding, terdiri menaikkan massa sistem (m), dengan
dari sepasang dinding yang mendukung mengurangi luas sentuh dasar (ro), dan
mesin-mesin pada puncak pondasi- dengan mengurangi modulus geser G
pondasi tersebut. (mengurangi konstanta pegas ki).
d. Pondasi-pondasi jenis kerangka, bangu- Data perencanaan yang diperlukan pada
nan kerangka yang membentuk landasan pondasi mesin:
dudukan dari mesin-mesin yang terdiri a. Tenaga mesin dan kecepatan operasi
dari kolom-kolom vertikal yang memikul b. Besar dan posisi beban statis mesin dan
mesin pada puncaknya. pondasi
Srinivasulu membagi mesin-mesin berdasar- c. Besar dan kedudukan beban dinamis
kan frekuensi operasinya dalam 3 kategori: yang terjadi
a. Frekuensi rendah sampai sedang (0-500 d. Data-data khusus yang ditambahkan oleh
rpm), misalnya mesin-mesin torak dan pembuat mesin seperti amplitude yang
pengempa diizinkan, dll.
b. Frekuensi sedang sampai tinggi (300- e. Data tanah
1000 rpm), terdiri mesin-mesin gas atau
mesin diesel Amplitudo yang diizinkan
c. Frekuensi sangat tinggi (> 1000 rpm), ini Amplitudo izin dari pondasi mesin
mencakup mesin-mesin ruang pemba- ditentukan oleh kepentingan relatif dari
karan dalam, motor-motor elektris dan mesin dan kepekaan dari struktur sekitar
rangkaian generator turbo terhadap getaran.

205
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

Tabel 1. Amplitudo izin Tabel 3. Angka poisson


Amplitudo Angka
No Type Jenis Tanah
Izin (cm) Poisson
1 Mesin Kecepatan Rendah 0,02- 0,025 Lempung jenuh 0,4 – 0,5 0,4 – 0,5
(500 rpm) Lempung tak jenuh 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3
2 Pondasi “Hammer mill” 0,1-0,12 Lempung berpasir 0,2 – 0,3 0,2 – 0,3
3 Mesin Kecepatan Tinggi
a. 3000 rpm Lanau 0,3 – 0,35 0,3 –
1. Getaran vertical 0,002-0.003 Pasir padat 0,2 – 0,4 0,20,35
– 0,4
2. Getaran horizontal 0,004-0,005 Pasir kasar (e = 0,4 – 0,7) 0,15
b. 1500 rpm 0,15
Pasir halus (e = 0,4 – 0,7) 0,25
1. Getaran vertical 0,004-0,006 0,25
Batu (agak tergantung dari 0,1 – 0,4
2. Getaran horizontal 0,007-0,009
tipenya)
Loess 0,10,1 – 0,4
– 0,3 0,1 – 0,3
Sumber: Handbook of Machine Foundation, P.
Srinavasulu, C. V. Vaidyanathan Sumber: Bowles,1968

Parameter Tanah Untuk Analisis Dinamis Modulus Geser Tanah (G)


Mesin Modulus geser tanah dapat dihitung dengan
Dalam merencanakan parameter- rumus sebagai berikut :
parameter dari lapisan-lapisan tanah tersebut, Es
ditinjau dari literatur-literatur yang ada. Hal G (1)
ini dilakukan karena parameter-parameter 2(1   )
tanah seperti modulus elastisitas (Es),
Pondasi Mesin Pada Tiang
Moduls geser (G), dan angka poisson (μ)
Pada umumnya pondasi mesin akan
yang diperlukan untuk perhitungan dalam
dibenamkan pada suatu kedalaman tertentu.
analisis beban dinamis mesin tidak diberikan.
Jika pondasi mesin dibenamkan pada keda-
Parameter-parameter tersebut dapat di
laman tertentu maka amplitudo getaran yang
lihat pada tabel 2 dan 3
dihasilkan akan berbeda dengan pondasi
mesin yang terletak di atas tanah, hal ini
Tabel 2. Modulus Elastisitas
dikarenakan konstanta pegas dan redaman
Jenis Tanah Moduls elastisitas
(kg/cm²) tanah akan bertambah besar. Pondasi tiang
Lempung adalah jenis pondasi tertanam yang
digunakan untuk mendukung beban dinamis
Sangat lunak 3 – 30 mesin.
Lunak 20 – 40 Pondasi tiang yang dibenamkan ke
Sedang 45 – 90 dalam tanah dibawah sebuah mesin yang
Keras 70 – 200 bergetar bisa digunakan untuk mempenga-
Berpasir 300 – 425 ruhi perubahan-perubahan dalam amplitudo
Pasir getaran. Efek tersebut ekivalen dengan
50 – 200 penambahan kekakuan tanah. Pengkajian
Berlanau
100 – 250
persamaan-persamaan massa tergumpal
Tidak Padat
menunjukkan, penggunaan tiang pancang
Padat 500 – 1000
dapat memperkecil amplitudo karena nilai
Pasir dan krikil kekakuan (k) yang lebih besar serta dapat
Padat 800 – 2000 memperbesar frekuensi alami dan nilai
Tidak Padat 500 – 1400 redaman Dalam penggunaan pondasi yang
Lanau 20 – 200 menerima getaran dan goncangan, maka
Loess 150 – 600
penggunaan pondasi tiang harus memper-
hatikan keadaan berikut:
Serpih 1400 – 14000
1. Beban yang diberikan pada pondasi
Kayu 80.000 – 100.000 berupa gaya statis dan gaya dinamis
Beton 200.000 – 300.000 melebihi nilai-nilai tekanan tanah yang
Baja 2.150.000 diizinkan dan penggunaan pondasi
Sumber: Bowles,1977 dangkal (telapak) tidaklah cukup

206
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

memungkinkan untuk menerima gaya- a. Jika W (berat mesin dan poer) sangat
gaya tersebut. kecil (≈ 0), frekuensi natural dari getaran
2. Kondisi tanah dan muka air tanah tidak dapat dinyatakan sebagai berikut :
memungkinkan sehingga getaran mesin
dapat mengurangi kekuatan tanah dan n 1 Ep
fn   (2)
mengakibatkan deformasi yang besar, 2 4L p
keadaan seperti ini mengharuskan beban
dari pondasi baik statis maupun dinamis
ditransferkan ke lapisan tanah yang lebih dimana: f n = frekuensi natural dari
dalam. getaran,  n =frekuensi natural putaran,
3. Diperlukan untuk meningkatkan E p =modulus elastisitas dari aterial
frekuensi natural dari pondasi dan untuk
memperkecil amplitudo getaran. tiang,  p =masa jenis dari material tiang
4. Pertimbangan terhadap gaya gempa dan b. Jika nilai W sama dengan berat dari
keadaan mesin. tiang, frekuensi natural getaran dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Analisis Tiang dengan Getaran Vertikal
Secara umum tiang dapat dikelompokkan AL p  L   L 
menjadi dua bagian besar :   n  tan  n  (3)
1. Tiang dengan tahan ujung, tiang ini W  vc ( P )   vc ( P ) 
menembus lapisan tanah lunak sampai
lapisan keras atau batuan. Lapisan keras Dimana: A = luas penampang tiang,
atau batuan dapat dianggap kaku. p = berat satuan tiang,  n =
2. Tiang dengan tahanan gesek, ujung frekuensi natural putaran, vc ( P ) =
tiang ini tidak berada pada lapisan
keras. Tiang menahan beban yang kecepatan perambatan gelombang dari
diberikan dengan cara tahanan gesek tiang.,
yang terjadi antara tanah dan
permukaan tiang. Gambar (2.10) menunjukkan hubungan
antara ωnL/νc(P) dengan L  p /  0 yang
Tiang dengan tahan ujung digunakan untuk menentukan ωn dan f n
Tiang tertanam sampai sampai pada
n W
lapisan keras. Panjang tiang adalah L, dan dimana fn  0 
2 A
beban pada tiang yang berasal dari pondasi
adalah W. Permasalahan ini dapat
diumpamakan sama seperti batang vertikal
yang dijepit di bagian bawah dan bebas pada
bagian atas.

Gambar 2. grafik hubungan antara ωnL/νc(P)


dan L  p /  0
c. Jika W besar dan berat dari tiang
diabaikan, maka digunakan persamaan
Gambar 1. Tiang tahanan ujung berikut
2
Untuk menghitung frekuensi natural AL p  L 
dari tiang dengan tahanan ujung, terdapat  n  (4)
tiga keadaan, yaitu: W  vc ( P ) 

207
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

Ep Ep g
c ( P )   (5)
p p

Dimana g= percepatan gravitasi

EP g
n  (6)
LW
atau

1 Ep g .(7)
fn 
2  0L

 0 = tegangan axial = W/A

Gambar 4. Tiang tahanan gesek–Getaran


vertikal

Tiang dianggap sebagai sistem massa-


pegas-redaman. Massa m diasumsikan
sebagai massa dari mesin dan pile cap.
Formula matematika untuk menentukan
Gambar 3. Frekuensi resonansi untuk getaran kekakuan (kz) dan redaman (cz) diberikan
vertikal pada tiang tahanan ujung oleh Novak (1977).
(Richard, 1962) Hubungan antara kz dan cz diberikan
oleh Novak dan El-sharnouby (1983) sebagai
Penggunaan grafik diatas harus berdasarkan berikut :
jenis materialnya pada tabel 4

Tabel 4. Nilai Ep dan γp berdasarkan jenis  E A


k z   P  f z1 (8)
material tiang  R 
Material Ep(lb/in²)
29.4x 106  E A 
Baja cz   P  f z 2 (9)
Beton 3.0 x 106  G 
 
Kayu 1.2 x 106
Sumber: Principle of soil dynamics, Braja M Dimana
Das
E p = modulus elastisitas dari material
tiang,
Tiang Dengan Tahanan Gesek A = luas penampang tiang,
Analisis tiang dengan tahan gesek di G = modulus geser tanah,
bawah getaran vertikal berbeda dengan  = masa jenis dari material tiang,
tahanan ujung, yang mana tidak ada beban
yang di pindahakan dari batang ke tanah. f z1 , f z 2 = parameter nondimensional

208
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

Gambar 5. Variasi dari f z1 dan Ep/G untuk Gambar 8. Variasi dari f z 2 dan Ep/G untuk
tahanan ujung (Novak dan El-sharnouby, tahanan kulit (Novak dan El-sharnouby,
1983) 1983)

Secara umum pondasi tiang didirikan


sebagai pondasi tiang kelompok. Kekakuan
dan redaman dari tiang kelompok tidak
sederhana seperti pada tiang tunggal. Novak
(1977) berpendapat bahwa ketika jarak antar
tiang berdekatan, besar lendutan dari satu
tiang meningkat karena lendutan tiang lain
disekitarnya dan sebaliknya kekakuan dan
redaman dari tiang kelompok berkurang.
Kekakuan dari tiang kelompok dapat
diperoleh dengan :
n

k z
kz(g )  1
n (10)
Gambar 6. Variasi dari f z 2 dan Ep/G untuk 
r 1
r
tahanan ujung (Novak dan El-Sharnouby,
1983) n

c z
cz ( g )  1
n (11)

r 1
r

dimana
kz(g) = konstanta pegas untuk tiang
kelompok, c z ( g ) = konstanta redaman untuk
tiang kelompok, n = banyaknya tiang
kelompok,  r = faktor interaksi. Perkiraan
Gambar 7. Variasi dari f z1 dan Ep/G untuk nilai  r dapat diperoleh dari penyelesaian
tahanan kulit (novak dan El-sharnouby, statis oleh Poulos (1968)
1983)

209
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

Dimana k z (T ) dan c z (T ) konstanta kekakuan


dan redaman untuk tiang kelompok dan
pilecap.
Tabel 5. Nilai C1, C2, S1, dan S2 untuk
getaran vertikal
Angka poisons,
C1 C2 S1 S2
μ
0.0 3.9 3.5 2.7 6.7
0.25 5.2 5.0 2.7 6.7
0.5 7.5 6.8 2.7 6.7

Gambar 9. Variasi dari faktor interaksi  r a. Rasio redaman


(Poulos, 1968)
c z (T )
Untuk tiang kelompok dengan pilecap, Dz  (16)
2 k z (T ) m
hubungan antara kekakuan dan redaman dari
pondasi adalah:
Dimana m adalah massa dari pilecap dan
 G Df  mesin
k z (cap)  Gro C1  s S1  (12)
 G ro  b. Frekuensi natural tidak teredam

_ _ D Gs  s  k z (T )
cz ( cap)  ro
2
G C2  S 2 f  (13) n  (17)
 ro G  m
1 k z (T )
fn  (18)
Tanah yang mendukung pilecap mungkin 2 m
saja berkualitas buruk dan akan bertambah
buruk dengan seiring waktu, hal tersebut c. Frekuensi natural teredam/frekuensi
harus dihindari pengaruhnya terhadap resonansi
pilecap, sehingga nilai C1  0 dan C2  0 f m  f n 1  2 Dz2 (19)
k z (cap)  Gs D f S1 d. Amplitudo dari getaran saat resonansi
c z ( cap)  D f ro S 2 Gs  s Az 
Qo 1
(20)
Dengan demikian, untuk tiang kelompok dan
k z (T ) 2 Dz 1  Dz2
pilecap,
n e. Amplitodo getaran saat tidak terjadi
 kz resonansi
k z (T )  1
n
 Gs D f S1 (14) Qo
 r k z (T )
r 1 Az  (21)
2
 2  2
1  2   4 Dz2 2
n

c z   
 n 
n
c z (T )  1
n
 D f ro S 2 Gs  s .(15)

r 1
r Analisis Tiang dengan Getaran Horisontal
Dari Novak(1974) dan Novak dan El-
sharnoby (1983) mengatakan bahwa
konstanta kekakuan dan redaman untuk tiang

210
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

tunggal sama halnya seperti yang dijelaskan cx ( g ) = koefisian redaman untuk tiang
untuk getaran vertikal.
kelompok,
E I
kx  P 3 P f x1 (22) n = banyaknya tiang dalam kelompok.
R
EP I P
cx  f x2 (23)
R 2 s
Dimana EP = modulus elastisistas dari
material tiang, I P = momen inersia dari
penampang tiang,  s = kecepatan gelombang
geser dari tanah, R = jari-jari tiang, Nilai
f x1 dan f x 2 berdasarkan tabel 2.9.

Tabel 6. Parameter kekakuan dan redaman


untuk getaran horizontal (L/R > 25)
Poisson
ratio μ Ep/G fx1 fx2
0,25 10,000 0.0042 0.0107 Gambar 10. Variasi dari faktor interaksi  r
2,500 0.0119 0.0297 (Poulos, 1968)
1,000 0.0236 0.0579
500 0.0395 0.0953 Getaran horizontal untuk tiang kelompok
250 0.0659 0.1556 dan pilecap
0,4 10,000 0.0047 0.0119
n
2,500 0.0132 0.0329
1,000 0.0261 0.0641 k x

500 0.0436 0.1054 k x (T )  n


1
 Gs  D f  S x1 (26)
250 0.0726 0.1717 
r 1
L(r )
Sumber: Principle of soil dynamics, Braja M
Das n

c x
Getaran horisontal untuk tiang kelompok cx (T )  n
1
 D f ro  S x 2 Gs  s (27)

k
n

x

r 1
L(r )

k x (g )  n
1
(24)

r 1
L(r )
Tabel 7. Nilai Cx1, Cx2, Sx1 dan Sx2 untuk
getaran horizontal
n Angka poisson
c
Parameter
x
μ
0 Cx1 = 4.30 Cx2 = 5.7
cx ( g )  n
1
(25)
0.5 Cx1 = 5.10 Cx2 = 3.15

r 1
L(r ) 0 Sx1 = 3.6 Sx2 = 8.2
0.25 Sx1 = 4.0 Sx2 = 9.1
0.4 Sx1 = 4.1 Sx2 = 10.6
Dimana:
 L (r ) = faktor interaksi (poulos, 1971), a. Rasio redaman
c z (T )
k x( g ) = konstanta pegas untuk tiang Dz 
2 k x (T ) m (28)
kelompok,
Dimana m adalah massa dari pilecap dan
mesin

211
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

b. Frekuensi natural teredam/frekuensi Pondasi tiang pancang kelompok yang


resonansi terdiri dari 6 tiang pancang seperti pada
gambar 11 memikul beban mesin pada tanah
 k x (T ) 
 
dengan panjang tiang pancang 10m, Luas
1
fm    1  2 Dx
2
(29) penampang tiang pancang 0,09m2,
2  m  Elastisitas tiang pancang 27800MPa, Berat
jenis beton 23,6kN/m3, a0=0,1, modulus
c. Frekuensi natural tidak teredam geser tanah 17,7kPa, angka poisson 0,33,
k x (T ) berat jenis tanah 16,5kN/m3 dan delta 0,4.
1 Analisis dilakukan dengan mengabaikan
fn  m (30) pengaruh pilecap. Beban vertikal dan
2 1  2 Dx2 horizontal dinamik 296kN

d. Amplitudo getaran saat resonansi 2,00E-04


1,80E-04

Amplitudo Getaran (m)


Q 1 Fo
Ax ( resonansi)  o
1,60E-04
(31) 1,40E-04
k x (T ) 2 Dx 1  Dx2 1,20E-04
1,00E-04
2Fo
8,00E-05
6,00E-05 3Fo
e. Amplitudo getaran selain saat terjadi 4,00E-05
2,00E-05
resonansi 0,00E+00
0 2 4 6
Qo Frekuensi (Hz)
k x (T )
Ax  (32) Gambar 12. Grafik hubungan antara
1   2
 2
n  4D 
2 2
x
2
 2
n  frekuensi dengan amplitude getaran pada
beban Vertikal

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada gambar 12 hubungan antara


frekuensi dengan amplitude getaran terlihat
V bahwa tidak ada pengaruh dari penambahan
frekuensi pada amplitude getaran akibat
H
getaran vertikal. Pada penambahan beban
getaran vertikal akan menyebabkan
1.00
bertambah besarnya amplitude getaran.

9,00E-07
8,00E-07
Tiang
Amplitudo Getaran (m)

pancang 10.00 7,00E-07


6,00E-07 Ho
5,00E-07 2Ho
4,00E-07 3Ho
3,00E-07
2,00E-07
0,50 1,00E-07
0,00E+00
0 2 4 6
2,50 Frekuensi (Hz)

Gambar 13. Grafik hubungan antara


frekuensi dengan amplitude getaran pada
2,50 beban Horizontal

Pada gambar 13 hubungan antara


0,50 frekuensi dengan amplitudo getaran terlihat
0,50 3,00 0,50
bahwa terdapat pengaruh dari penambahan
frekuensi pada amplitudo getaran akibat
Gambar 11. Pondasi mesin dengan getaran horizontal. Pada penambahan beban
Enam (6) tiang pancang getaran horizontal akan menyebabkan
bertambah besarnya amplitudo getaran.

212
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (204-213)

2. Pada getaran horizontal penambahan


2,50E-04 frekuensi, makin besar frekuensi makin
2,00E-04
besar amplitudo getaran.
Amplitudo Getaran (m)

3. Pada hubungan antara modulus geser


Fo
1,50E-04 tanah dengan amplitudo getaran terlihat
2Fo bahwa terdapat pengaruh dari penam-
1,00E-04
3Fo bahan modulus geser pada amplitudo
5,00E-05 getaran akibat getaran vertikal, walaupun
pengaruhnya sangat kecil.
0,00E+00
0 20 40 60 80 100 4. Pada hubungan antara modulus geser
Modulus Geser (kPa) tanah dengan amplitudo getaran terlihat
bahwa terdapat pengaruh dari penam-
Gambar 14. Grafik hubungan antara
bahan modulus geser pada amplitudo
modulus geser dengan amplitudo getaran
getaran akibat getaran horizontal, makin
pada beban Vertikal
besar modulus geser tanah makin kecil
Pada gambar 14 hubungan antara amplitude getaran yang terjadi.
modulus geser tanah dengan amplitudo 5. Penambahan beban vertikal dan beban
getaran terlihat bahwa terdapat pengaruh dari horizontal akan menyebabkan bertambah
penambahan modulus geser pada amplitudo besarnya amplitudo getaran.
getaran akibat getaran vertikal, walaupun
pengaruhnya sangat kecil. Pada penambahan Saran
beban getaran vertical akan menyebabkan Untuk penelitian yang akan datang
bertambah besarnya amplitudo getaran. sebaiknya menggunakan data aktual dari
penyelidikan dinamika tanah.
5,00E-07
4,50E-07
Amplitudo Getaran (m)

4,00E-07
Ho
3,50E-07 DAFTAR PUSTAKA
3,00E-07 2Ho
2,50E-07
2,00E-07 3Ho Barkan, D. D., 1962. Dynamic of Bases and
1,50E-07
1,00E-07
Foundations, McGraw-Hill Book
5,00E-08 Company, USA.
0,00E+00
0 20 40 60 80 100 Bowles E Josep., 1991. Analisis dan Desain
Modulus Geser (kPa)
Pondasi, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Gambar 15. Grafik hubungan antara modulus Jakarta.
geser dengan amplitudo getaran pada beban Bowles E Josep., 1982. Foundation and
Horizontal Analysis Design”, Third Edition Mc
Graw-Hill Book Company, Japan.
Pada gambar 15 hubungan antara Bowles E Josep dan J. K. Hainim., 1989.
modulus geser tanah dengan amplitudo Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah,
getaran terlihat bahwa terdapat pengaruh dari Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
penambahan modulus geser pada amplitudo Jakarta.
getaran akibat getaran horizontal, makin Braja M Das., 2006. Principles of Geotech-
besar modulus geser tanah makin kecil nical Engineering, Fifth Edition
amplitude getaran yang terjadi. Pada Nelson A Division Of Thomson
penambahan beban getaran horizontal akan Canada Limited, Canada.
menyebabkan bertambah besarnya amplitudo Braja M Das., 1993. Principles of Soil
getaran. Dynamics, PWS-KENT Publishing
Company, Canada.
Prakash Shamsher., 1981. Soil Dynamics,
PENUTUP McGraw-Hill Book Company, USA.
Kesimpulan
1. Pada getaran vertikal penambahan fre-
kuensi tidak mempengaruhi besarnya
amplitudo getaran.

213

Anda mungkin juga menyukai