Anda di halaman 1dari 21

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI

STATISTIKA SMA KELAS XI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

(Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Problematika Pendidikan Matematika)

Dosen: Dr. Budi Usodo, M.Pd.

Oleh:
Nurul Hidayat (S851808025)
Kelas IB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah salah satu kebutuhan dasar manusia, karena
pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan
merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pengembangan
SDM. Kaitannya dengan proses pendidikan di sekolah, matematika
merupakan salah satu mata pelajaran utama di sekolah sebagai mata
pelajaran ujian nasional.
Matematika adalah mata pelajaran yang membekali siswanya untuk
memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif
serta mampu bekerja sama. Dari beberapa hasil pengamatan, dijumpai
masih banyak siswa yang takut, kurang senang dan menemui kesulitan
dalam menghadapi pelajaran matematika. Tidak jarang pula siswa yang
mengeluhkan bahwa mata pelajaran matematika khususnya pada materi
atau bab tertentu masih sulit untuk dipahami dan banyak terjadi kesalahan,
misalnya kurangnya ketelitian dalam menghitung maupun menggunakan
rumus-rumus, meskipun dalam proses belajar mengajar sudah tercakup
adanya komponen-komponen seperti model, strategi, pendekatan, metode,
dan teknik yang dikembangkan untuk meningkatkan minat siswa dalam
belajar matematika.
Dalam mempelajari matematika, banyak siswa yang hanya
menerima begitu saja pelajaran tanpa mempertanyakan mengapa dan untuk
apa matematika diajarkan. Tidak jarang muncul pendapat bahwa
matematika adalah pelajaran yang hanya memusingkan siswa, sehingga
pembelajaran di kelas tidak menghasilkan aspek- aspek pembelajaran
matematika. Aspek-aspek pembelajaran matematika diantaranya

1
pemahaman konsep, pembuktian, keterampilan, algoritma, penyelesaian
soal, pemahaman ruang apresiasi, dan keterampilan psikomotorik.
Statistika merupakan salah satu aspek dalam mata pelajaran
matematika yang harus diberikan kepada siswa pada satuan pendidikan
SMA/MA sesuai dengan Standar Isi Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
Materi statistika sendiri, sudah dipelajari siswa sejak Sekolah Dasar di kelas
6 dan SMP/MTs yang selanjutnya diperdalam lagi di SMA/MA. Kendala
yang masih banyak dirasakan oleh para guru dalam mengajar bab statistika
antara lain yang berkaitan dengan ukuran pemusatan dan ukuran letak data
untuk pemecahan masalah (problem solving) mean, median dan modus serta
kendala bagi guru itu sendiri yaitu dalam hal penyampaian materi
(Widyantini, 2008). Statistika merupakan salah satu pokok bahasan pada
pelajaran matematika yang kurang disukai dan dianggap sulit oleh siswa,
karena dalam materi ini siswa bosan untuk menghitung data yang disajikan,
dan sering dari mereka melakukan kesalahan dalam perhitungan.
Berdasarkan pengalaman penulis ketika melakukan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2017, juga ditemukan banyak siswa
yang kurang memahami konsep statistika, beberapa dari mereka kesalahan
ketika menentukan rata-rata dan median, terkadang juga salahnya persepsi
akan modus. Mereka juga kurang teliti ketika melakukan proses
perhitungan, mengingat statistika selalu menampilkan data yang cukup
banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa statistika menjadi salah satu
materi yang cukup sulit bagi siswa kelas XI SMA/MA.
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, peneliti
bermaksud untuk menganalisis secara mendalam kesalahan apa yang
dialami siswa pada pokok bahasan statistika khususnya yang berkaitan
dengan ukuran pemusatan untuk pemecahan masalah (problem solving)
mean,median dan modus.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kesalahan-kesalahan apa sajakah yang dialami siswa pada materi
statistika khususnya yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data
untuk pemecahan masalah (problem solving) mean, median, modus?
2. Bagaimana solusi dari kesalahan-kesalahan yang dialami siswa pada
materi statistika?

C. TUJUAN
Berdasarkan permasalah tersebut, maka tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menemukan kesalahan yang dialami siswa dalam mempelajari
materi statistika khususnya yang berkaitan dengan ukuran pemusatan
data untuk pemecahan masalah (problem solving) mean, median dan
modus.
2. Untuk mengetahui solusi dari kesalahan-kesalahan yang dialami siswa
pada materi statistika.

D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Bagi guru
Guru dapat mengetahui penyebab kesalahan siswa dalam
memahami dan menyelesaikan soal pada materi statistika, serta dapat
menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut. Selain itu, diharapkan guru dapat memilih strategi ataupun
model pembelajaran yang tepat pada materi statistika.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat menemukan cara agar lebih mudah memahami dan
menyelesaikan soal pada materi statistika.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. DUGAAN KESALAHAN
Materi statistika sebenarnya telah diajarkan di SMP, namun pada materi
statistika SMA pokok bahasan yang diajarkan lebih kompleks dan luas jika
dibandingkan pokok bahasan yang diajarkan di SMP. Akan tetapi, penulis
menduga masih terdapat kesalahan yang dialami oleh beberapa siswa.
Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menampilkan dugaan
kesalahan-kesalahan yang dialami dan menawarkan solusi untuk mengatasi
kesalahan-kesalahan yang dihadapi tersebut. Adapun dugaan kesalahan
dalam materi statistika siswa SMA kelas XI, antara lain:
1. Kesalahan yang berhubungan dengan pemahaman konsep
Pemahaman tentang suatu konsep merupakan kemampuan atau
penguasaan seseorang terhadap ide abstrak tertentu untuk dapat
mengelompokkan atau pengklasifikasian suatu objek, sehingga siswa
dapat mebedakan sesuatu itu merupakan contoh atau bukan (Purwanto,
2010).
Contoh Soal.
Tentukan mean, median dan modus dari data yang disajikan pada tabel
berikut ini.

4
 Penyelesaian yang benar

∑𝑘
𝑖=1(𝑥𝑖.𝑓𝑖)
Mean (𝑥̅ ) = ∑𝑘
𝑖=1 𝑓𝑖

6177
= 80

= 77,21
Jadi Nilai Meannya adalah 77,21

Median
Diket :

k=9
F = 25
tb = 73,5
N = 80
fm = 25
Ditanya : Median..?
Dijawab :

5
𝑛 80
−𝐹 −25
2 2
Me = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ 𝑓𝑚 ] = 73,5 + 9 [ ]
25

40−25
= 73,5 + 9 [ ]
25

= 73,5 + 5,4
= 78,9
Jadi nilai modusnya adalah 78,9

Modus
Diket:

f = 25
Kelas interval modus = 74 – 82
k=9
tb = 73,5
d1 = 25 – 12 = 13
d2 = 25 – 22 = 3

Ditanya : Modus..?
Dijawab:
𝑑1 13
Mo = 𝑡𝑏 + 𝑘 [𝑑 ] = 73,5 + 9 [13+3]
2 +𝑑1

13
= 73,5 + 9 [16]

= 73,5 + 7,31
= 80,81
Jadi nilai modusnya adalah 80,81

6
 Dugaan penyelesaian siswa
Mean

720
9x1 = 9 Mean = =9
80

9 x 5 = 45
9 x 7 = 63
9 x 12 = 108
9 x 25 = 225
9 x 22 = 198
9 x 8 = 72
+
720

 Dugaan permasalahan siswa


Berdasarkan penyelesaian diatas, diduga siswa salah dalam
menyelesaikan soal untuk menghitung mean data kelompok, siswa
tidak mengetahui konsep kalau untuk mencari mean pada data
kelompok terlebih dahulu harus menentukan nilai tengah pada tiap
kelasnya, kemungkinan siswa disini berfikir banyaknya data pada
interval itu terlihat pada tiap kelasnya sama dengan 9 semua, siswa
juga masih berfikiran bahwa konsep untuk mencari mean pada data
kelompok itus sama dengan mencari mean pada data tunggal.
Kesalahan konsep siswa dalam menentukan data yang digunakan
akan menjadikan sebab kesalahan dalam penyelesaian soal.

7
Median
Diket :

k=9
tb = 73,5
N = 80
fm = 25
F = 25

Ditanya : Median...?
Dijawab :
𝑛−𝐹
2
Me = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ 𝑓𝑚 ]

80−25
2
= 73,5 + 9 [ 25
] = 73,5 + 9,9 = 83,4

 Dugaan permasalahan siswa


Berdasarkan penyelesaian diatas, diduga siswa salah dalam
menyelesaikan soal untuk menghitung median data kelompok, siswa
salah dalam memahami rumus konsep mengenai median untuk data
berkelompok dalam bentuk tabel. Siswa memahami rumus Me =
𝑛−𝐹 𝑛
−𝐹
2 2
𝑡𝑏 + 𝑘 [ 𝑓𝑚 ] seharusnya Me = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ 𝑓𝑚 ] apabila rumus yang

ditulis siswa seperti gambar di atas berarti konsep akhirannya nanti


berbeda dari konsep asalnya, karena hasil perhitungan dengan

8
𝑛−𝐹
2
menggunakan rumus [ 𝑓𝑚 ] akan berbeda dengan menggunakan

𝑛
−𝐹
rumus [ 2𝑓𝑚 ].

Modus
Diket :

Kelas interval modus = 74 – 82


k=9
tb = 38
d1 = 25 – 12 = 13
d2 = 25 – 22 = 3

 Dugaan permasalahan siswa


Dari penyelesaian ini, diduga siswa masih salah konsep dalam
menentukan tepi bawah apabila siswa masih salah konsep dalam
menentuka tepi bawah akhirnya nanti akan salah dalam perhitungan
dalam mencari modus. Yang seharusnya konsep dalam menentukan
tepi bawah adalah dengan cara mencari frekuensinya terlebih dahulu
setelah itu batas bawah dikurangin dengan 0,5 tetapi disini siswa
salah konsep karena untuk mencari tepi bawah siswa menggunakan
batas bawah data yang paling atas.

9
2. Kesalahan yang berkaitan dengan prosedur (penerapan rumus dan
penyelesaian masalah)
Kesalahan penerapan rumus yang dimaksud di sini adalah
kemampuan siswa untuk mengingat rumus dan menerapkannya untuk
menyelesaikan soal.
Contoh soal:
1) Tentukan median dari nilai ulangan matematika satu kelas yang
disajikan pada tabel berikut ini.
Nilai f
50 – 54 4
55 – 59 6
60 – 64 8
65 – 69 10
70 – 74 8
75 – 79 4

 Penyelesaian yang benar


Diket :
Nilai f fk
50 – 54 4 4
55 – 59 6 10
60 – 64 8 18
65 – 69 10 28
70 – 74 8 36
75 – 79 4 40
40

k=5
tb = 64,5
n = 40
fm = 10
F = 18

10
Ditanya : median..?
Dijawab :
𝑛 40
−𝐹 −18
Me = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ 2𝑓𝑚 ] = 64,5 + 5 [ 2 10 ]

20−18
= 64,5 + 5 [ ]
10
2
= 64,5 + 5 [10]

= 64,5 + 1
= 65,5
Jadi nilai mediannya adalah 65,5

 Dugaan penyelesaian siswa


Diket :
Nilai f fk
50 – 54 4 4
55 – 59 6 10
60 – 64 8 18
65 – 69 10 28
70 – 74 8 36
75 – 79 4 40
40
k=5
tb = 64,5 n = 40
fm = 10 F = 28

Ditanya : median..?
Dijawab :
𝑛 40
−𝐹 −28
2 2
Me = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ 𝑓𝑚 ] = 64,5 + 5 [ ]
10

20−28
= 64,5 + 5 [ ]
10
8
= 64,5 + 5 [− 10]

= 64,5 - 4
= 60,5

11
 Dugaan permasalahan siswa
Berdasarkan penyelesaian ini, siswa diduga mengalami
kesalahan dalam menggunakan data kedalam rumus, dugaan
disini cara siswa menentukan nilai F dengan menggunakan F
komulatifnya yaitu 28, yang seharusnya untuk menentukan F
dengan jumlah frekuensi sebelum frekuensi kelas median yang
seharusnya 18 . Kesalahan tersebut mengakibatkan kesalahan
dalam penyelesaian soal yang hasilnya 60,5 seharusnya 65,5.

2) Tentukan modus dari nilai ulangan matematika satu kelas yang


disajikan pada tabel berikut ini.
Nilai f
50– 54 4
55– 59 6
60– 64 6
65– 69 10
70– 74 8
75 – 79 4

 Penyelesaian yang benar


Diket :
k=5 tb = 60,5
d1 = 4 d2 = 2
Ditanya : modus...?
Dijawab :
𝑑1 4
Mo = 𝑡𝑏 + 𝑘 [𝑑 ] = 60,5 + 5 [4+2]
1 +𝑑2
4
= 60,5 + 5 [6]
= 60,5 + 3,33
= 63,83
Jadi nilai modusnya adalah 63,83

12
 Dugaan penyelesaian siswa
Diket :
k=5 tb = 60,5
d1 = 6 d2 = 8
Ditanya : modus...?
Dijawab :

𝑑1 6
Mo = 𝑡𝑏 + 𝑘 [ ] = 60,5 + 5 [ ]
𝑑1 +𝑑2 6+8
6
= 60,5 + 5 [14]

= 60,5 + 2,14
= 62,64

 Dugaan permasalahan siswa


Berdasarkan penyelesaian diatas, diduga siswa salah dalam
menghitung modus data kelompok, kesalahan yaitu dalam
penggunaan data untuk menghitung modus, siswa salah dalam
menentukan d1 dan d2. Siswa tidak mengetahui cara menentukan
d1 dan d2, dugaan disini siswa salah untuk menentukan d1
meggunakan frekuensi di atas frekuensi terbesar yang seharusnya
untuk mencari d1 itu dengan cara menentukan frekuensi terbesar
terlebih dahulu setelah itu dikurangi diatas frekuensi terbesarnya,
dan menentukan d2 menggunakan frekuensi dibawah frekuensi
terbesar yang seharusnya untuk mencari d2 itu dengan cara
menentukan frekuensi terbesar terlebih dahulu setelah itu
dikurangi dibawah frekuensi terbesarnya. Kesalahan dalam
penggunaan data sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
penyelesaian soal.

13
B. Alternatif Solusi Kesalahan Siswa
Setelah menggali dan menganalisis permasalahan pada materi statistika
kelas XI SMA secara rasional, maka ditawarkan beberapa solusi alternatif
untuk pemecahan masalah atau kesalahan siswa antara lain:
1. Solusi kesalahan yang berhubungan dengan pemahaman konsep
Dari pembahasan yang dijelaskan bahwa penyebab kesalahan
pemahaman konsep karena siswa masih mengacu kepada materi
sebelumnya yaitu tendensi sentral data tunggal, sehingga siswa masih
sering menggunakan rumus data tunggal dan belum begitu mengerti
tentang prinsip mencari tepi bawah yang menjadikan kesalahan siswa
dalam memahami konsep. Oleh karena itu, Solusi pemecahan yang
diberikan adalah dengan guru menerapakan pembelajaran pendekatan
kontekstual yaitu pembelajaran yang bertujuan memotivasi siswa untuk
memahami makna materi yang di pelajarinya dengan mengkaitkan
dengan konteks kehidupan sehari- hari seperti mengetahui rata-rata dari
suatu nilai ulangan, mengetahui modus (nilai yang banyak didapat
siswa) dari suatu ulangan dan memberikan soal yang berkaitan dengan
data tunggal dan kelompok sehingga siswa dapat membedakan saat
mendapatkan permasalahan tersebut sehingga tidak melakukan lagi
kesalahan seperti mulanya.

2. Solusi kesalahan yang berkaitan dengan prosedur (penerapan rumus dan


penyelesaian masalah)
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan bahwa penyebab kesalahan
pada prosedural adalah siswa masih salah dalam menentukan data yang
akan digunakan untuk menyelesaiakan soal siswa salah dalam
menentukan d1 dan d2 dan siswa masih salah dalam menentukan nilai
F. Disini siswa masih belum begitu mengerti data mana saja yang
digunakan dan dari mana data tersebut di dapatkan, ketika kesalahan
siswa dalam menentukan data yang diterapkan kedalam rumus maka
akan berakibat juga kesalahan dalam penyelesaian soal. Solusi yang

14
diberikan adalah disini guru harus memperbanyak latihan soal yang
bervariasi dan guru juga perlu untuk menjabarankan apa saja yang
diketahui dan didapat dari mana. Karena ketika siswa sudah terbiasa
dengan hal seperti itu maka siswa akan mudah dalam menerapkan
kedalam rumus dan menyelesaikan soalnya dengan benar.
Guru juga hendaknnya memberi penjelasan tentang bagaimana
rumus tersebut didapatkan, bukan hanya sekedar menghafal, sehingga
dalam penerapannya siswa akan mudah untuk mengingat rumus
tersebut. hendaknya guru tidak langsung memberi rumus tanpa
melibatkan siswa dalam mengkonstruksi rumus mean, median dan
modus. Dalam mengkonstruksi rumus hendaknya disediakan data
terlebih dahulu, dimana data tersebut didapat dari data siswa langsung
misalnya ukuran sepatu. Setelah itu, siswa diajak untuk menemukan
rumus mean, median, dan modus yang berawal dari pengertian awal
masing-masing, baru kemudian dituangkan dengan simbol-simbol
tertentu. Dengan cara tersebut diharapkan siswa lebih mudah mengingat
konsep dan rumus mean, median, dan modus tanpa harus menghafal,
karena mereka dilibatkan langsung dalam mengkonstruksi rumus.
Seperti yang kita ketahui, banyak variasi soal tentang mean, median, dan
modus seperti dalam bentuk soal cerita, dalam bentuk tabel, ataupun
aplikasi penggunaan rumus. Untuk mengatasi hal tersebut, ditawarkan
sebuah metode pembelajaran yaitu problem solving. Metode
pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran
yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun langkah-
langkahnya antara lain:
1) Merumuskan masalah
Siswa diberi soal tentang mean, median, dan modus. Dalam
merumuskan masalah, kemampuan yang diperlukan adalah
kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.

15
2) Menelaah masalah
Pada langkah ini, siswa menganalisis dan merinci masalah yang
diteliti dalam soal, misalnya dengan membaca soal dengan seksama,
jika perlu menggaris bawahi hal yang dianggap penting.
3) Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis Menghimpun dan mengelompokkan data adalah
memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain
sebagai bahan pembuktian hipotesis.
4) Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan Dalam
langkah terakhir ini, siswa dapat menyusun rencana penyelesaian
soal, misalkan dengan rumus. Kaitannya dalam penyelesaian soal
mean, median, dan modus, siswa dapat menyiapkan rumus sesuai
yang ditanyakan kemudian menghitung atau menyelesaikannya.
Berdasarkan langkah-langkah di atas, diharapkan siswa akan lebih
sistematis atau runtut dalam tahapan pemecahan masalah.

16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa dugaan
permasalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
statistika, adalah sebagai berikut:
1. Diduga siswa masih mengalami kesalahan dalam pemahaman konsep
Siswa belum memahami materi yang telah di ajarkan gurunya, siswa
kebanyakan masih lebih memahami ukuran tendensi sentral data tunggal
dari pada data kelompok, sehingga siswa masih sering menggunakan
rumus data tunggal dan belum begitu mengerti tentang prinsip mencari
tepi bawah yang menjadikan kesalahan siswa dalam memahami konsep

2. Diduga siswa masih mengalami kesalahan dalam prosedur (penerapan


rumus dan penyelesaian soal)
Siswa kurang mengerti dari mana saja data yang diperlukan di dapat,
dan karena kesalahan pada pengambilan data yang berakibat siswa salah
dalam menggunakan data yang diterapkan kedalam rumus dan
mengakibatkan penyelesaian soal yang salah.

Dari dugaan kesalahan-kesalahan yang dialami siswa tersebut,


ditawarkan solusi-solusi sebagai berikut:
1. Solusi bagi siswa yang kesalahan pada pemahaman konsep adalah
dengan menerapakan pembelajaran pendekatan kontekstual yaitu
pembelajaran yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi yang di pelajarinya dengan mengkaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari seperti mengetahui rata-rata dari suatu nilai
ulangan, mengetahui modus (nilai yang banyak didapat siswa) dari suatu
ulangan sehingga pembelajaran akan membekas dan teringat oleh siswa.

17
2. Solusi bagi siswa yang kesalahan prosedur (penerapan rumus dan
penyelesaian soal) adalah solusi yang diberikan adalah memperbanyak
latihan soal dan perlu untuk penjabaran apa saja yang diketahui dan di
dapat dari mana dan dengan menanamkan konsep dan melibatkan siswa
dalam menyusun rumus, sehingga siswa tidak sekedar menghafal rumus.
Ketika siswa sudah terbiasa dengan hal seperti itu maka siswa akan
mudah dalam menerapkan rumus dan menyelesaikan soalnya dengan
benar.

B. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Dalam menyampaikan materi bab statistika, hendaknya guru
menekankan betul tentang konsepnya dan melibatkan siswa dalam
mengkonstruksi rumus, sehingga siswa tidak hanya menghafal rumus.
2. Siswa hendaknya membiasakan diri dengan berlatih soal-soal yang
bervariasi sehingga akan mengurangi kesalahan dalam menghitung dan
menambah pengalaman dalam mengerjakan soal.
3. Guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi ataupun
model pembelajaran yang tepat pada materi statistika, sehingga
pemahaman siswa akan meningkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:


Depdiknas.

Nuniek Avianti A. 2008. Mudah Belajar Matematika 3. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Theresia Widyantini. 2008. Permasalahan Pembelajaran Statistik-Peluang SMP


dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

19
Pertanyaan Kritik dan Saran

Pertanyaan Kritik dan Saran dari teman


Nunung Azizah
 Saran pada contoh kesulitan dalam pemahaman konsep contohnya kurang
tepat.

Pertanyaan Kritik dan Saran Dr. Budi Usodo, M.Pd.


 Apa perbedaanya kesulitan dengan kesalahan ?
 Kesulitan dalam makalah ini lebih baik diganti dengan kesalahan.
 Soal sederhanakanlah salah kata-katanya karena disini tidak ada upaya siswa
untuk menyederhanakan soal tersebut.
 Pada altenatif solusi guru harus jelas penekanannya dimana.
 Pada altenatif solusi harus konkrit (apa, mengapa dan bagaimana).

Jawaban dari pertanyaan.

1. Kesulitan menyebabkan kesalahan sedangkan kalau kesalahan belum tentu


menyebabkan kesulitan tetapi kesalahan juga tidak selalu disebabkan oleh
kesulitan.
Salah satu cara untuk mengetahui kesulitan salah satunya dengan melihat
kesalahan.

20

Anda mungkin juga menyukai