Panduan Praktis Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan PDF
Panduan Praktis Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan PDF
Penataan Kelembagaan
sistem pengelolaan
Persampahan
2015
Penanggung Jawab:
• M. Maliki Moersid
Penyusun:
• Susi MDS Simanjuntak
• Nyimas Nina Indrasari
• Puji Setiyowati
• Nurul Madina
• Endang Setyaningrum
• Kati Andraini Darto
• Lutvi Hastowo
Konsep Panduan Praktis i
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
PANDUAN PRAKTIS
PENATAAN KELEMBAGAAN
SISTEM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
Kata Pengantar
P
anduan Praktis Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan
Persampahan ini disusun dengan maksud sebagai salah satu
bahan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan dan
mengembangkan kelembagaan pengelola bidang persampahan di
daerah.
kota yang memiliki lokasi TPA berjarak lebih dari 25 km yang dapat
dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah.
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana tugas
teknis pada dinas.
iv Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I. Pendahuluan
1.2 Tujuan
a. Undang-Undang
b. Peraturan Pemerintah
c. Peraturan Presiden
d. Peraturan Menteri
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/PRT/M/2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah,
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013 Tentang
Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga,
• Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2012 tentang Panduan Umum
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2011 tentang
Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten Kota,
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
Tata Laksana,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD,
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/02/M.
PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi di Lingkungan Instansi
Pemerintah yang Menerapkan PPK BLUD,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota,
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 12 Tahun
2011 tentang Pedoman Penataan Tata Laksana, Konsep Panduan Praktis 5
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang
Penataan Pedoman
Kelembagaan Pengelolaan
Sistem Pengelolaan PersampahanSampah,
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Kerjasama Daerah,
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 Tentang
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Keuangan BLUD,
• Persampahan
Peraturan Menteri (KSNP-SPP).
Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman
Organisasi di Lingkungan Instansi Pemerintah yang Menerapkan PPK BLUD,
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).
1.4 Pengelolaan Sampah Secara Umum
I.4 Pengelolaan
PengelolaanSampah Secara Umum
sampah mengalami perubahan paradigma, dari orientasi
kumpul, angkut dan buang menjadi lebih berorientasi kepada pengurangan
Pengelolaan sampah mengalami perubahan paradigma, dari orientasi kumpul, angkut dan
sampah semaksimal mungkin di sumber sebelum diangkut ke TPA.
buang menjadi lebih berorientasi kepada pengurangan sampah semaksimal mungkin di
Sehingga, rangkaian pengelolaan tidak hanya bertumpu pada proses di
sumber sebelum diangkut ke TPA. Sehingga, rangkaian pengelolaan tidak hanya bertumpu
TPA tetapi banyak menekankan pengelolaan dari sumber sampah.
pada proses di TPA tetapi banyak menekankan pengelolaan dari sumber sampah. Dengan
Dengan harapan telah terjadi pemilahan sampah dari awal, kemudian
harapan telah terjadi pemilahan sampah dari awal, kemudian dilanjutkan dengan proses daur
dilanjutkan dengan proses daur ulang menjadi barang yang bermanfaat,
ulang menjadi barang yang bermanfaat, dan akhirnya hanya residu atau sisa sampah saja
dan ke
yang diangkut akhirnya
TPA. hanya residu atau sisa sampah saja yang diangkut ke TPA.
paradigma baru
Paradigma lama
Undang – Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan bahwa:
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
“Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
penanganan
yang meliputi sampah”.
pengurangan dan Pengelolaan
penanganan sampah secara
sampah”. umum dapat
Pengelolaan dijelaskan
sampah secara umum
dalam gambar berikut:
dapat dijelaskan dalam gambar berikut:
Pengelolaan
Sampah
Gambar
Gambar 2. KegiatanPengelolaan
2. Kegiatan Pengelolaan Sampah
Sampah
No Berikut
No Sampah
beracunlabel
serta atau
yang
serta
limbah tanda
limbah
bahan dan
Jenis
Jenis Sampahwadah
Sampah SAMPAH
Sampah
Disket, Racun B3
Label
B3Serangga
Label dll Merah
Warna
Warna
mengandung
berbahaya dan bahan
beracun
(bahan beracun berbahaya)
1 1 mengandung
Sampah
Sampah yang
yangbahan SAMPAH
Sampah B3
SAMPAH B3
Lampu Neon, Film, B3Baterei,Kaset, Merah
Merah
1 NoNoSampah
bahan
berbahaya yang
berbahaya
berbahaya dan dan Jenis
danberacun
beracunJenisSampah
Sampah SAMPAH
(bahan beracun
Sampah
Disket, Racun B3
berbahaya)
B3 Label
Label
Serangga dll Merah
Warna
Warna
serta limbahdan
mengandung
mengandung
berbahaya bahan
bahan
bahan
beracun
Lampu Neon, Film,
(bahan beracun
Baterei,Kaset,
berbahaya)
mengandung bahan
Disket, RacunB3Serangga dll
121berbahaya
Sampah
beracun yang mudah SAMPAH ORGANIK Hijau
Sampah
Sampah
serta
Sampah limbah yang
yang
Lampu
Sampah
SAMPAH
B3Neon,B3
B3
Film, Baterei,Kaset, Merah
Merah
berbahaya
berbahaya
serta limbah dan
dan
danberacun
beracun
bahan beracun
(bahan
Sampah
(bahan beracun
B3
beracun berbahaya)
berbahaya)
Disket, Racun Serangga dll
terurai
berbahaya
mengandung
berbahaya dan
dan beracun
bahan
beracun
Lampu
(bahan
Lampu Neon,Neon,
Film,Film,
beracun Baterei,Kaset,
berbahaya)
Baterei,Kaset,
mengandung
serta limbah bahan
bahan
Sampah
Disket,
Lampu
Sampah Organik
Racun
Neon,
B3 Serangga
Film, dll dll
Baterei,Kaset,
22 2 Sampah yang mudah SAMPAH ORGANIK Hijau
Disket, Racun Serangga
serta
Sampah
berbahaya limbah
yang
berbahaya dan bahan
danberacun
beracun SAMPAH
Sampah
Sisa
Disket,
(bahan B3
ORGANIK
makanan,Tulang,
Racun Serangga
beracun berbahaya)Duri,
dll Hijau
serta
Sampah limbah
berbahaya yangbahan
danmudah
beracun SAMPAH
(bahan
Daun beracun
LampuKering, ORGANIK
berbahaya)
Daging
Neon, Film, dll
Baterei,Kaset, Hijau
berbahaya
2 teruraiberbahaya
mudahsertaterurai
Sampah dan
dan beracun
yang mudah
limbah beracun
bahan
Lampu
Disket,
SAMPAH
Sampah
Neon,
Racun Film, Baterei,Kaset,
Serangga
Racun Organik
dll
ORGANIK Hijau
berbahaya
terurai danbahan
serta limbah beracun Disket, Serangga
Sampah Organik
dll
Sisa makanan,Tulang, Duri,
2 2 terurai
Sampah
Sampah yang
berbahayayang mudah
mudah
dan beracun SAMPAH
SAMPAH
Sisa Kering,ORGANIK
ORGANIK
makanan,Tulang, Duri, Hijau
Hijau
2 Sampah yangdan
berbahaya mudah
beracun SAMPAH
Daun
ORGANIK
Daging
Sampah Organik
Daun Kering, Daging
dll
dll Hijau
terurai
terurai
32 terurai
Sampah
Sampahyangyangdapat
mudah SAMPAH
Sisa
Sampah GUNA
makanan,Tulang,
Sampah ORGANIK
Organik
Organik ULANG
Duri,
Kuning
Hijau
2 Sampah yang mudah SAMPAH
Daun
Sisa ORGANIK
Kering, Daging
makanan,Tulang,
Sampah
Sisa Organik
makanan,Tulang, dllDuri,
Duri, Hijau
digunakan
terurai kembali Daun
Sisa Kering, Daging
makanan,Tulang,
Daun Kering, dll Duri,
Daging dll
terurai Sampah
Sampah
Daun
Sisa
Botol
Organik
Guna Ulang
Organik
Kering,
kaca atauDaging
makanan,Tulang, dll
Duri,
plastik,
3 3 Sampah
Sampahyang yangdapat
dapat SAMPAH
SAMPAH
Sisa
Daun
kalengKering,
makananGUNAGUNA
makanan,Tulang,
Daging ULANG Kuning
ULANG
dandllDuri, Kuning
Daun Kering,
minuman dll Daging dll
3 3 3 digunakan
Sampah
Sampah
digunakan kembali
yang
yang dapat
dapat
kembali
Sampah yang dapat
SAMPAH
SAMPAH
Sampah
SAMPAH
GUNA
Guna
GUNA
GUNAUlang ULANG
ULANG
ULANG Kuning
Kuning
ULANG Kuning
Sampah Guna Ulang
3 digunakan
Sampah
digunakan yang dapat
kembali
kembali SAMPAH
Botol
Botol kaca
kaca atau GUNA
atau plastik,
plastik, Kuning
3 Sampah yang
digunakan dapat
kembali SAMPAH
kaleng
Sampah
kaleng GUNA
makanan
Guna
makanan dan ULANG
Ulang
dan Kuning
43 digunakan
Sampahyang
Sampah yang dapat
dapat
kembali SAMPAH
Sampah
minuman
Botol Guna
kaca GUNA
DAUR ULANG
Ulangplastik,
dll
atau Kuning
Biru
3 digunakan
Sampah yang dapat
kembali SAMPAH
minuman
Sampah
Botol GUNAplastik, ULANG
dllGuna Ulang
kaca atau
kaleng makanan dan
Kuning
digunakan
didaur ulangkembali Sampah
Botol
kaleng
Sampah
Sampah
Guna
kaca
makanan
Daur
Guna
atauUlang
dan
Ulang
Ulang
plastik,
digunakan kembali minuman
Botol
minuman
Kardus,
Sampah
Botol
kaca
kaleng
kaca dll
Karton
Guna
dll
atau
makanan plastik,
makanan
atauUlang dan
plastik,
kaleng
dan
Botol makanan
minuman
minuman,
kaca dll
ataukoran dan
dan bekas,
plastik,
4 4 Sampah
Sampahyang yangdapat
dapat SAMPAHDAUR
SAMPAH DAUR
kaleng
minuman
buku
kaleng ULANG
ULANG
makanan
bekas
minuman dlldll dan
makanan Biru
Biru
didaur
4 4 didaur
Sampah
Sampahulang
ulang
yang
yangdapat
dapat
minuman dll
SAMPAH DAUR ULANG BiruBiru
SAMPAH
Sampah
Sampah Daur DAUR
Daur UlangUlangULANG
Kardus, Karton makanan
444 54Sampah
Sampah yangdapat
dapat SAMPAHDAUR
DAURULANG
ULANG BiruBiru
Kardus, Karton makanan
didaur
didaur
Sampah
Sampahyang
ulang
ulang
yang dapat
yang dapat SAMPAH
SAMPAH DAUR
dan
SAMPAH
Sampah
dan ULANG Biru
minuman,
DAUR
Daur
minuman, Biru
koran
Ulang bekas,
koran ULANG
bekas,
Sampah lainnya RESIDU
Sampah Daur
Abu-abu
Ulang
didaur
4 didaur
Sampah ulang
ulangyang dapat buku
SAMPAH bekas
Kardus,
Kardus,
buku
Sampah DAUR
Biru
Karton
Karton
bekasDaur ULANG
makanan
makanan
Ulang
didaur
didaur ulang
ulang dan minuman,
dan
Sampah
Sampah minuman,
Kardus,
Sampah Daur
Daur
Karton
Residu
koran
Ulang
Ulang bekas,
koran
makananbekas,
didaur ulang buku bekas
buku
Kardus,
Sampah
Kardus,
Pembalut bekas
Karton
Daur
Karton
wanita,
dan minuman, makanan
Ulang
makanan
popok
koranbayi
bekas,
dan
dan minuman,
Kardus,
kertas, bekas koran
Karton
minuman,
buku puntung makanan
koran
rokok, bekas,
bekas,
5 5 Sampah
Sampahlainnya
lainnya RESIDU Abu-abu
buku bekas
RESIDU dan
permen
bukuminuman,
karet, dll
bekas
buku bekas
koran bekas,
Abu-abu
5 5 Sampah
Sampahlainnya
lainnya RESIDU RESIDU
Sampah Residu
Sampahwanita,
Pembalut Residupopok bayi
Abu-abu
Abu-abu
5 5 Sampah
Sampahlainnya
lainnya Gambar 3. Label atau Tanda Dan Warna RESIDU Pembalut
RESIDU
Wadah
Sampah
kertas,
Sampah
Residu
puntung wanita,
rokok,popok bayi Abu-abu
Abu-abu
5 Sampah
5 5 Sampah
Sampahlainnya
lainnya
lainnya RESIDU
RESIDU Sampah
kertas,
RESIDU
Pembalut
Residu rokok,
puntung
wanita,
permen karet, dll popok bayi Abu-abu
Abu-abu
Abu-abu
Pembalut
permen
Sampah
kertas, wanita,
karet,
Residu
puntung dll popok bayi
rokok,
Sampah Residu
kertas,
Sampah
permen puntung
Residu
karet,
Pembalut rokok,
dll popok
wanita, popok
Pembalut
Sampah wanita,
Residu bayibayi
permen
Pembalut
kertas,
kertas, karet,
wanita,
puntung
puntung dll popok
rokok,
rokok, bayi
Pembalut wanita, popok bayi
kertas,
permen
permen puntung
karet,
karet,dll rokok,
dll
Gambar 3. Label atau Tanda Dan Warna Wadah Sampah kertas, puntung rokok,
Persyaratan sarana pemilahan
Gambar 3. Labeldan pewadahan didasarkan
atau Tanda Dan pada
Warna Wadah a)
permenkaret,
permen karet,dllvolume
Sampah dll sampah, b) jenis
Gambar 3. Label atau Tanda Dan Warna Wadah Sampah
sampah, c) penempatan, Gambar d)3.jadwal
Label atau Tanda Dan Warna
pengumpulan dan e) Wadah
jenisSampah
sarana pengumpulan dan
Gambar3.3.Label
Gambar Labelatau
atau Tanda
Tanda Dan
DanWarna
WarnaWadah
WadahSampah Sampah
pengangkutan. Sarana pemilahan
Gambar
Gambar Labeldan
3.3.Label ataupewadahan
atau Tanda tersebut
Tanda Dan Warna
Warna Wadah
Wadah harus
Sampah
Sampah diberi label atau tanda,
Persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan didasarkan pada a) volume sampah, b) jenis
dibedakan
Persyaratan bahan,
sarana bentuk
Gambar
pemilahan dan/atau
3. Label
dan warna
atau Tanda
pewadahan wadah,
Dan serta
Warna
didasarkanmenggunakan
Wadah pada Sampah
a) wadah yang
volume sampah,tertutup.
b)dan
jenis
Persyaratan
sampah, sarana pemilahan
c) penempatan, dan pewadahan
d) jadwal pengumpulan didasarkan
dan e)pada jenisa)saranavolume sampah,
pengumpulan b) jenis
Pemilahan dan
Persyaratan sarana dilakukan oleh: dan pewadahan didasarkan pada a) volume sampah, b) jenis
pemilahan
sampah,
sampah,c) penempatan,
Persyaratan
c)
pengangkutan. sarana
penempatan,
Sarana d)
pemilahan
d) jadwal
pemilahan dan
jadwal
dan pengumpulan
pewadahan
pengumpulan
pewadahan dan
didasarkan
dan e)e)
pada jenis
jenis
tersebutpada a) sarana
harusa)diberisarana
volume pengumpulan
sampah,
pengumpulan
label b) jenis
dan
atau tanda, dan
Persyaratan
sampah,
Persyaratan
sarana
c) sarana
penempatan,
sarana
pemilahan
pemilahan
dan
d)d) jadwal
dan
pewadahan
pengumpulan
pewadahan
didasarkan
dan e)e)
didasarkan pada jenis
a)
volume
sarana
volume
sampah,
pengumpulan
sampah, b)
b) jenis
dan
Persyaratan
sampah,
pengangkutan. c)
pengangkutan. Sarana pemilahan
penempatan,
Sarana pemilahan
pemilahandan pewadahan
jadwal
dan
dan pewadahan
pewadahandidasarkan
pengumpulan dan
tersebut
tersebut pada
jenis a)
harus
harus volume
sarana diberi
diberi sampah,
pengumpulan
labellabel atau
atau b)jenis
tanda, jenis
dan
tanda,
dibedakanc)bahan,
sampah, bentuk dan/atau
penempatan, d) jadwalwarna wadah, serta
pengumpulan menggunakan
dan e) jenis wadah
sarana yang tertutup.
pengumpulan dan
sampah,
pengangkutan.
sampah, c)penempatan,
c)bahan,
pengangkutan.
dibedakan penempatan,
Sarana
bahan, Sarana
bentuk d) jadwal
pemilahan
d) jadwal
pemilahan
dan/atau dan pengumpulan
pewadahan
pengumpulan
dan
warna pewadahan dan
wadah, sertadan e)
e) jenis
tersebut
tersebut harus
jenis
harus
menggunakan sarana
sarana
diberi pengumpulan
diberi label atau
pengumpulan
label
wadah atau
yang dan
tanda,
tanda,
tertutup. dan
dibedakan
Pemilahan dan bentuk
dilakukan dan/atau
oleh: warna wadah, serta menggunakan wadah yang tertutup.
pengangkutan.
pengangkutan. Sarana
Sarana pemilahan
pemilahan dan
dan pewadahan
pewadahan tersebut
tersebut harus
harus diberi label atau tanda,
dibedakan
pengangkutan.
dibedakan
Pemilahan
Pemilahan bahan,
dan bahan,
dan bentuk
Sarana bentuk
dilakukan
dilakukan dan/atau
pemilahan
dan/atau
oleh:
oleh: warna
danwarna wadah,
pewadahan serta
wadah, serta harus diberi
menggunakan
tersebut
menggunakan diberilabel
wadah
wadah label atau
yang
yang atau tanda,
tertutup.
tanda,
tertutup.
dibedakan
dibedakan
Pemilahan
Pemilahan
bahan,
bahan,
dan bentuk
bentuk
dilakukan
dan dilakukan
dan/atau
dan/atau
oleh:
oleh:
warna wadah,
warna wadah,serta
sertamenggunakan
menggunakan wadah
wadah yang
yang tertutup.
tertutup.
dibedakan bahan, bentuk dan/atau warna wadah, serta menggunakan wadah yang tertutup.
Pemilahan dan dilakukan oleh:
8 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
2. Pengumpulan
2. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber
Pengumpulan sampahbentuk
merupakan ke TPSpengambilan
atau TPST. Jenis sarana pengumpulan
dan pemindahan sampah darisampah
sumber sampah
ke TPS atauberupa:
dapat TPST. Jenis sarana pengumpulan sampah dapat berupa:
a. motor sampah;
a. motor sampah;
b. gerobak sampah; dan/atau
b. gerobak sampah; dan/atau
c. sepeda sampah
c. sepeda sampah
3. Pengangkutan
3. Pengangkutan
Pengangkutan
Pengangkutan adalahadalah membawa
membawa sampahsampah dari sumber
dari sumber dan/ataudan/atau
dari TPS dari
atauTPS
dari TPST
menuju ke TPA. Sarana pengangkutan sampah dapat berupa:
atau dari TPST menuju ke TPA. Sarana pengangkutan sampah dapat berupa:
a. dump truck/tipper truck;
b. armroll truck;
c. compactor truck;
d. trailer truck, dan
e. street sweeper vehicle
Konsep Panduan Praktis 9
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Pengolahan Pengolahan
sampah: sampah:
Gambar 6. Para
Gambar Pihak
6. Para Yang
Pihak Melakukan
Yang MelakukanPengolahan Sampah
Pengolahan Sampah
5. Pemrosesan Akhir
Konsep Panduan Praktis 11
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
5. Pemrosesan Akhir
a. Penimbunan/ pemadatan;
b. Penutupan tanah;
c. Pengolahan lindi; dan
d. Penanganan gas.
12 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Konsep Panduan Praktis 13
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Bab II.
Bentuk Dan Struktur Lembaga
Pengelola Persampahan
Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai berbagai aspek yang perlu
diperhatikan terkait kewenangan daerah, bentuk dan struktur lembaga
pengelola yang menangani sub urusan persampahan di daerah.
- tenaga kerja;
- pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
- pangan;
- pertanahan;
- lingkungan hidup;
- administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
- pemberdayaan masyarakat dan Desa;
- pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
- perhubungan;
- komunikasi dan informatika;
- koperasi, usaha kecil, dan menengah;
- penanaman modal;
- kepemudaan dan olah raga;
- statistik;
- persandian;
- kebudayaan;
- perpustakaan; dan
- kearsipan.
Urusan Pemerintahan
Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi Dan
Daerah Kabupaten/Kota terkait persampahan, berdasarkan UU 23 Tahun 2014 dapat dilihat
pada tabel berikut:
16 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
• Jumlah penduduk
• Luas wilayah
• Besaran masing-masing Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, dan
• Kemampuan keuangan daerah
Berdasarkan UU 23/2014 pasal 211 ayat (1) dan ayat (2), Pembinaan dan
pengendalian penataan Perangkat Daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat
untuk Daerah provinsi dan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
untuk Daerah kabupaten/kota. Nomenklatur Perangkat Daerah dan unit
kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
dibuat dengan memperhatikan pedoman dari kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian yang membidangi Urusan Pemerintahan
tersebut.
20 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Karena itu, semakin besar kebutuhan daerah atas penanganan urusan persampahan, maka
Konsep Panduan Praktis 21
sebaiknya semakin tinggi posisi jabatan yang mengurusnya.
Penataan KelembagaanContohnya, persampahan
Sistem Pengelolaan Persampahan
diposisikan sebagai dinas tersendiri (umumnya menggunakan nama Dinas Kebersihan). Ada
juga daerah yang
Berikut merumpunkannya
beberapa ke dalam
bentuk struktur suatu dinas
organisasi yangtertentu
menangani (misalnya dalam Dinas
sub urusan
Cipta Karya), dengan urusan persampahan setingkat Kepala Bidang. Dan ada yang
persampahan:
menempatkannya dalam posisi Kepala Seksi/Subbidang.
a. Sub urusan persampahan menjadi dinas tersendiri (eselon 2)
Berikut beberapa bentuk struktur organisasi yang menangani sub urusan persampahan:
Struktur paling maksimal adalah Dinas yang menjalankan sub urusan
a. Sub urusan persampahan menjadi dinas tersendiri (eselon 2)
persampahan secara independen/ tidak digabung dengan urusan
pemerintah
Struktur paling daerah
maksimal yang Dinas
adalah lain, sebagai contoh adalahsub
yang menjalankan Dinas Kebersihan
urusan persampahan
secara independen/ tidak digabung
yang menjalankan fungsi dengan
layananurusan pemerintah
pengelolaan daerah
sampah. Halyang
ini lain,
sebagai contoh adalah Dinas Kebersihan yang menjalankan fungsi
berlaku, bila kondisi daerah membutuhkannya dan pemerintahlayanan pengelolaan
sampah. Hal ini berlaku, bila kondisi daerah membutuhkannya dan pemerintah darah
darah memiliki
memiliki kapasitas kapasitas yang memadai.
yang memadai.
KEPALA DINAS
KEPALA DINAS
KEBERSIHAN
KEBERSIHAN/PERSAMPAHAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar8.8.Contoh
Gambar ContohStruktur
StrukturUrusan
UrusanPersampahan
Persampahan Setingkat
Setingkat Dinas
Dinas
KEPALA DINAS
CIPTA KARYA
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
SEKSI SEKSI PENGURANGAN & SEKSI
PEMILAHAN
SEKSI
SEKSI SEKSI PENGUMPULAN & SEKSI
PENGANGKUTAN
SEKSI
SEKSI SEKSI PENGOLAHAN & SEKSI
PEMROSESAN
AKHIR
Gambar
Gambar9.
9. Contoh
ContohStruktur
StrukturUrusan
Urusan Persampahan
Persampahan Setingkat
Setingkat Bidang
Bidang dari
dari Dinas
Dinas
KEPALA DINAS
PEKERJAAN UMUM
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PERSAMPAHAN
Gambar
Gambar10.10.
Contoh Struktur
Contoh StrukturUrusan
UrusanPersampahan
PersampahanSetingkat
SetingkatSeksi
Seksi dari
dari Dinas
Dinas
KEPALA DINAS
PEKERJAAN UMUM
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI PENYEHATAN
SEKSI SEKSI LINGKUNGAN SEKSI
PERMUKIMAN
Gambar 11. Contoh Struktur Urusan Persampahan Menjadi Salah Satu Tugas Seksi
Gambar 11. Contoh Struktur Urusan Persampahan Menjadi Salah Satu Tugas Seksi
Peran regulator dan operator harus tercermin dengan jelas pada uraian
tugas dan fungsi dari masing-masing institusi. Tugas dan fungsi lebih
lanjut akan dibahas pada Bab III.
P
ada Dinas yang memisahkan peran operator menjadi unit tersediri,
maka peran pelayanan persampahan dilakukan oleh UPTD, sedangkan
Dinas akan berperan sebagai regulator. Setiap organisasi daerah yang
berbentuk dinas dapat memiliki unit teknis di bawahnya sesuai kebutuhan,
sebagaimana ketentuan PP No.41 tahun 2007.
Dalam menjalankan tugas operasionalnya, UPTD dapat dibantu staf yang Konsep Panduan Praktis
diperlukan. 27
Sebagai
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
contoh, berikut ini struktur organisasi Dinas yang menangani persampahan yang telah
memisahkan peran layanan persampahan (operator) dalam hal ini operator TPA pada UPTD:
KEPALA DINAS
PEKERJAAN UMUM
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG TU
UPTD sebagai
KELOMPOK JABATAN
OPERATOR
FUNGSIONAL
Gambar12.
Gambar 12.Contoh
ContohStruktur
StrukturOrganisasi
Organisasidengan
dengan UPTD
UPTD Sebagai Operator
Operator
Persyaratan substantif
Kriteria substantif :
Tugas dan fungsi UPTD bersifat
operasional dalam Tugas dan Fungsi UPTD bersifat operasional
menyelenggarakan pelayanan dalam penyediaan jasa layanan umum untuk
umum yang menghasilkan semi meningkatkan kualitas dan
barang/jasa publik (quasi public kuantitas pelayanan masyarakat
goods).
Kriteria teknis :
Gambar
Gambar14.
14.Mekanisme PengajuanBLUD
Mekanisme Pengajuan BLUD
Diberikan
Diberikan fleksibilitas
fleksibilitas pada pada Diberikan
jumlah dana yang fleksibilitas
dapat Diberikan pada batas-batas
fleksibilitas pada tertentu
batas-batas
dikelola
jumlahlangsung,
dana yang pengelolaan
dapat dikelola berkaitantertentu
barang, pengelolaan berkaitandana
dengan jumlah dengan jumlah
yang dapatdana yang dapat
dikelola
piutang, serta perumusan standar, kebijakan, sistem, dikelola langsung, pengelolaan barang, pengelolaan
langsung, pengelolaan barang, langsung, pengelolaan barang, pengelolaan piutang,
dan prosedur pengelolaan keuangan. piutang, serta perumusan standar, kebijakan, sistem,
pengelolaan piutang, serta serta perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur
dan prosedur pengelolaan keuangan.
perumusan standar, kebijakan, pengelolaan keuangan.
Diberikan fleksibilitas
sistem, dan prosedurdalam hal pengelolaan
pengelolaan Tidak diberikan fleksibilitas dalam hal
investasi, pengelolaan utang, dan pengadaan barang pengelolaan investasi, pengelolaan utang, dan
keuangan.
dan/atau jasa. pengadaan barang dan/atau jasa.
Diberikan fleksibilitas dalam hal Tidak diberikan fleksibilitas dalam hal
pengelolaan investasi, pengelolaan pengelolaan investasi, pengelolaan utang, dan
utang, dan pengadaan barang pengadaan barang dan/atau jasa.
dan/atau jasa.
II.3.4 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Selain UPTD, operator/penyelenggara bagi layanan dapat berupa BUMD. Bentuk
II. 3. 4 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
kelembagaan operator yang dipilih antara lain bergantung kepada perkiraan pendapatan
lembaga operator. Bila pelayanan lembaga operator diperkirakan bisa mendapatkan
Selain UPTD, operator/penyelenggara bagi layanan dapat berupa BUMD.
keuntungan, maka bentuk BUMD cukup layak dipertimbangkan. Sementara, peran regulator
Bentuk oleh
dipegang kelembagaan operatordalam
Dinas yang berwenang yangurusan
dipilih antara lain bergantung kepada
persampahan.
perkiraan pendapatan lembaga operator. Bila pelayanan lembaga operator
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
diperkirakan
modalnya dimilikibisa
olehmendapatkan keuntungan,
Daerah. Pendirian maka melalui
BUMD ditetapkan bentukPeraturan
BUMD cukup
Daerah.
Pendirian BUMD didasarkan pada:
layak dipertimbangkan. Sementara, peran regulator dipegang oleh Dinas
yang
1. berwenang dalam
kebutuhan Daerah; danurusan persampahan.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Pendirian BUMD ditetapkan
melalui Peraturan Daerah. Pendirian BUMD didasarkan pada:
a. Jenis BUMD
a. Jenis BUMD
Berdasarkan modalnya, bentuk BUMD dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
Berdasarkan modalnya,
yaitu: BUMD bentukPerusahaan
berbentuk BUMD dapatUmum
dibedakan menjadi
Daerah 2 (dua),berbentuk
dan BUMD yaitu: BUMD
berbentuk Perusahaan Umum Daerah dan BUMD berbentuk Perusahaan Perseroan Daerah
Perusahaan Perseroan Daerah (lihat gambar berikut).
(lihat gambar berikut).
BUMD
Gambar 15.
Gambar 15. Bentuk
Bentuk Perusahaan
PerusahaanDaerah
Daerah
b. Aset BUMD
b. Aset BUMD
Administrasi aset BUMD terpisah dari aset pemerintah daerah. Proses
Administrasi aset BUMD
perencanaan terpisah dari aset
dan penganggaran daripemerintah
BUMD lebih daerah. Proses perencanaan
independen. Pemerintahdan
penganggaran dari BUMD lebih independen. Pemerintah daerah dapat memberikan
daerah dapat memberikan penyertaan modal, sebagai investasi bagi BUMD,
penyertaan modal, sebagai investasi bagi BUMD, dan dapat memperoleh dividen bila
dan dapatmenghasilkan
operasionalnya memperoleh dividen
laba. bila dalam
Pencatatan operasionalnya menghasilkan
anggaran daerah laba.
hanyalah penyertaan
Pencatatan
modal daerah dandalam anggaran
perolehan daerah
deviden daerah hanyalah penyertaan modal daerah
tersebut.
dan perolehan
Sebagai badan usaha,deviden daerah
BUMD harus bisatersebut.
menghidupi diri sendiri, dan mampu berkompetisi
dengan usaha swasta lainnya. Wewenang yang dimiliki pemerintah daerah (selaku pemegang
saham) berupa penetapan peraturan dan mengganti direksi BUMD yang gagal menunjukkan
kinerja. Proses pembentukan BUMD cukup rumit, karena menyangkut pemisahan aset
daerah, yang melibatkan persetujuan DPRD.
Contoh BUMD yang saat ini mengelola persampahan ada di Kota Bandung, yaitu: PD
Kebersihan Ketentuan lengkap mengenai BUMD diatur pada UU 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah pada Pasal 331 s.d Pasal 343.
Konsep Panduan Praktis 31
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Sebagai badan usaha, BUMD harus bisa menghidupi diri sendiri, dan
mampu berkompetisi dengan usaha swasta lainnya. Wewenang yang
dimiliki pemerintah daerah (selaku pemegang saham) berupa penetapan
peraturan dan mengganti direksi BUMD yang gagal menunjukkan kinerja.
Proses pembentukan BUMD cukup rumit, karena menyangkut pemisahan
aset daerah, yang melibatkan persetujuan DPRD.
Contoh BUMD yang saat ini mengelola persampahan ada di Kota Bandung,
yaitu: PD Kebersihan. Ketentuan lengkap mengenai BUMD diatur pada UU
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 331 s.d Pasal 343.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
Walikota
Badan Pengawas
Direktur Utama
Dasar pelaksanaan kerjasama daerah adalah pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan
32 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Bab III.
Tugas dan Fungsi
Regulator Operator
Tugas dan fungsi pada contoh di atas dapat diuraikan lebih rinci
ke dalam suatu uraian pekerjaan (job description), selain itu pemerintah
36 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
daerah dapat menambahkan tugas lain yang terkait, selama masih ada
dalam kewenangannya. Berikut ini contoh uraian pekerjaan pengelola
persampahan/ regulator. Uraian ini dapat disesuaikan dengan kondisi
masing-masing daerah.
Lingkup
Uraian Pekerjaan Regulator
Pekerjaan
Perumusan − Menyusun kebijakan teknis di bidang persampahan
kebijakan teknis − Melakukan penyusunan master plan, studi kelayakan, Detailed
dan perencanaan Engineering Design, AMDAL dan dokumen perencanaan lainnya
strategis − Melakukan penyusunan rencana program kerja & anggaran
− Memberikan masukan teknis dalam rangka penyusunan peraturan
daerah pendukung di bidang persampahan
− Melakukan penyusunan tata laksana organisasi
− Menyusun rancangan kerjasama antar daerah dan kerjasama
dengan pihak swasta
Lingkup
Uraian Pekerjaan Regulator
Pekerjaan
Pembinaan dan − Mengkoordinasikan upaya penegakan hukum
Pengawasan − Melaksanakan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan persampahan
− Melaksanakan peningkatan kapasitas teknik dan manajemen
penyelenggara persampahan
− Melakukan kampanye, sosialisasi dan pemberdayaan pengurangan
& pemilahan sampah dari sumber
− Melakukan penyelenggaraan bantuan teknis pada kecamatan,
pemerintah desa serta kelompok masyarakat di wilayahnya
Bab IV.
Tenaga Pengelola Persampahan
Bab V.
Bab V.
Tahapan Penataan Kelembagaan
Tahapan PenataanPersampahan
Kelembagaan
Persampahan Di Daerah
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah terkait :
Pada •
bagian ini akan dijelaskan
Penyempurnaan mengenai
Tugas langkah-langkah terkait :
dan Fungsi;
• • Pembentukan
Penyempurnaan UPTD.
Tugas dan Fungsi;
• Pembentukan UPTD.
Tidak Ya
SKPD yang saat ini Apakah Prasarana Sarana
melaksanakan terbilang kompleks dalam
pengelolaan Sampah pengelolaannya*)?
Tidak
a
Perda Organisasi & Tata
Kerja Perangkat Daerah b
Periksa uraian tugas pada
strukturnya (“Bidang/ Seksi”) pada
Dinas, “Ka. UPTD & Ka. Tata
Tugas Pokok & Usaha” pada UPTD
Fungsi, serta Struktur
Organisasi
Peraturan Bupati/ Walikota
Tentang Tugas Pokok Dan
Fungsi Serta Uraian Tugas
Apakahlingkup
Apakah lingkup tugas
tugasfungsi
fungsitelah
telah
Dinas Daerah
mencakup
mencakup aktivitas pengembangan
aktivitas pengembanganSistem
Tugas & Fungsi, serta & pengelolaan sampah?
Sistem & pengelolaan sampah?
Uraian Tugas Struktur
Dinas
Peraturan Bupati/ Walikota
Contoh tugas dan fungsi yang disebut
Tentang Organisasi & Tata mencakup aktivitas pengembangan
Kerja UPTD TPA sistem dan pengelolaan sampah dapat
dilihat pada Bab III.
Tugas & Fungsi, serta
Uraian Tugas Struktur
UPTD
Cc
Tabel Tugas
Tabel TugasFungsi Regulator
Fungsi Regulator Penyempurnaan
Penyempurnaan *) *)
Dinas ............................... Tugas :
Dinas
(isi dengan nama dinas yang
...................... Tugas :
menangani persampahan)
(isi dengan nama dinas Fungsi :
yang
Kepala menangani
Dinas persam- Uraian Tugas :
pahan)
Bidang ............................. Tugas :
(isi “bidang” yang menangani Fungsi :
persampahan)
Kepala Dinas Uraian
Fungsi : :
Tugas
Kepala Bidang Uraian Tugas :
Bidang .............................
(yang menangani persampahan) Tugas :
Seksi ................................ Tugas :
(isi “bidang”
(isi “seksi” yang yang
menangani menan-
persampahan)
gani persampahan)
Kepala Seksi Uraian Tugas :
(yang menangani persampahan)
*) isi bila perlu disempurnakan
Fungsi :
Kepala Bidang Uraian :
(yang menangani Tugas
persampahan)
Seksi ................................ Tugas :
Fungsi :
Gambar 19. Proses Penetapan Pembentukan UPTD Melalui Peraturan Walikota/ Bupati
Gambar 19. Proses Penetapan Pembentukan UPTD Melalui Peraturan Walikota/ Bupati
Lampiran
52 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Samarinda.
2. Walikota adalah Walikota Samarinda.
3. Dinas adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda.
4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda.
5. Unit Pelaksana Teknis Dinas selanjutnya dapat disingkat UPTD adalah UPTD
Tempat Pemprosesan Akhir Sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Samarinda.
6. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1). Dengan Peraturan Walikota ini dibentuk UPTD Tempat Pemprosesan Akhir Sampah
Kota Samarinda.
(2). UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan UPTD pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 3
(1). UPTD merupakan unsur pelaksana teknis Dinas di bidang pemprosesan akhir sampah.
(2). UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas dan/atau Kepala
Bidang terkait pada lingkup Dinas secara berjenjang.
56 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Bagian Keempat
Susunan Organisasi
Pasal 6
(1). Susunan Organisasi UPTD, terdiri atas :
1. Kepala UPTD;
2. Sub Bagian Tata Usaha; dan
3. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2). Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
UPTD.
(3). Bagan Susunan Organisasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Konsep Panduan Praktis 57
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
BAB IV
PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kepala UPTD
Pasal 7
Kepala UPTD yang merupakan unsur pimpinan yang mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam memimpin, membina tugas bawahan dan mengkoordinasikan,
mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi kegiatan pelaksanaan penyusunan dan
perumusan perencanaan kebijakan teknis operasional dan atau teknis penunjang kegiatan
program pemberian pelayanan umum dan teknis pembinaan pengawasan dan pengendalian
pengelolaan dan penanganan pengembangan Tempat Pemprosesan Ahkir (TPA) Sampah,
memberikan pelayanan prima kepada pihak pelaku usaha dan masyarakat dalam
pengelolaan sampah dan sekaligus melaksanakan urusan kesekretariatan UPTD dan
pelayanan umum dan teknis lainnya yang diarahkan Kepala Dinas dan Kepala Bidang
terkait dan searah dengan kebijakan umum daerah.
Pasal 8
f. Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi baik dengan unsur dinas maupun
instansi terkait dalam mengaktualisasikan rencana kegiatan program UPTD untuk
memberikan pelayanan umum baik urusan kesekretariatan UPTD;
g. Pengidentifikasian permasalahan yang timbul berkenaan dengan kegiatan
pengelolaan tempat pemprosesan akhir sampah serta mengumpulkan alternatif
pemecahannya sekaligus pemberian saran dan pendapat kepada Kepala Dinas atas
langkah yang diambil dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas kedinasan;
h. Pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) secara
berjenjang, pembinaan dan pengendalian serta bimbingan tugas-tugas teknis dan non
teknis aparatur UPTD dalam pemberian pelayanan umum dan teknis sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan yang berlaku; dan
i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan atas pelaksanaan tugas secara
berkala untuk dijadikan bahan kajian pimpinan dan hasil kinerja Dinas sekaligus
pelaksanaan tugas lainn yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
Bagian Kedua
Sub Bagian Tata Usaha
Pasal 9
Kepala Sub Bagian Tata Usaha unsur pembantu dan pelayanan administratif mempunyai
tugas memimpin, membina dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan penyusunan
rencana pengembangan teknis operasional/penunjang dan teknis ketatausahaan meliputi
urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, kepegawaian, perlengkapan dan
aset, penganggaran dan akuntansi serta pengelolaan penggunaan anggaran keuangan,
kehumasan dan perencanaan program kegiatan UPTD, evaluasi dan pelaporan serta
kegiatan umum lainnya baik keluar maupun kedalam lingkup UPTD yang diarahkan
Kepala UPTD sesuai kebijakan Kepala Dinas.
Pasal 10
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 9 di atas, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pengkoordinasian perumusan perencanaan program kegiatan
ketatausahaan dan pengkoordinasian peraturan perundang-undangan dengan petugas
operasional lingkup tugas kewenangan UPTD;
Konsep Panduan Praktis 59
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 11
(1). Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional tertentu dan jabatan
fungsional umum
(2). Jabatan fungsional tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah jabatan
yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki butir-butir capaian angka
kredit sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional berdasarkan keahlian
dan keterampilan yang dimiliki.
(3). Jabatan fungsional umum sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah jabatan
yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak memiliki angka kredit
sesuai bidang teknis dan/atau administrasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
60 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Pasal 12
(1). Jabatan fungsional tertentu, dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya secara
administratif berkedudukan langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala UPTD melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
(2). Setiap kelompok jabatan fungsional tertentu dikoordinir oleh seorang tenaga
fungsional tertentu senior ditunjuk oleh Kepala UPTD atas usul sejumlah pemangku
jabatan fungsional tertentu.
(3). Jumlah jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum ditentukan
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
(4). Jabatan fungsional umum, dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya secara
teknis dan administratif bertanggung jawab langsung kepada jabatan struktural
eselon terendah UPTD.
(5). Jenis dan jenang jabatan fungsional tertentu diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 13
(1). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala UPTD dan Sub Bagian Tata
Usaha dan kelompok jabatan fungsional menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan implikasi baik dalam lingkungan kerja masing-masing maupun
antar satuan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2). Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan sistem pengendalian intern
secara berjenjang, bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(3). Setiap pimpinan satuan organisasi wajib bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasikan dan memberikan pembinaan dan pengawasan serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahannya termasuk Kelompok Jabatan Fungsional yang
terkait dengan bidang tugas masing-masing.
(4). Setiap pimpinan satuan organisasi wajib menandatangani dan melaksanakan
kontrak kinerja dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan
masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.
Konsep Panduan Praktis 61
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
(5). Setiap pejabat fungsional tertentu dan/atau pejabat fungsional umum wajib menan-
datangani dan melaksanakan kontrak kinerja, mengikuti dan mematuhi petunjuk
serta menyampaikan laporan kinerja secara periodik dan bertanggung jawab kepada
atasannya masing-masing secara berjenjang.
(6). Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah
dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut kepada Kepala
Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(7). Dalam menyampaikan laporan, tembusan disampaikan pula kepada satuan
organisasi secara fungsional yang erat hubungannya dengan bidang tugas.
Pasal 14
Untuk membantu tugas Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dapat dibentuk
Sub Unit dengan Keputusan Kepala Dinas.
BAB VII
KEPEGAWAIAN
Pasal 15
Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha diangkat dan diberhentikan oleh Walikota
sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
BAB VIII
ESELONERING
Pasal 16
(1) Kepala UPTD adalah Jabatan Eselon IV.a.
(2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha adalah Jabatan Eselon IV.b.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 17
Segala biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Peraturan Walikota ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Samarinda.
62 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas serta hal-hal lain yang belum diatur dalam
Peraturan Walikota ini, akan diatur dan ditetapkan tersendiri oleh Kepala Dinas yang
difasilitasi oleh Kepala UPTD sesuai analisis jabatan dan analisis beban kerja.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
(1). UPTD dapat ditinjau ulang apabila :
a. Tidak atau kurang dibutuhkan lagi dalam pelaksanaan tugas pelayanan
masyarakat;
b. Tidak atau kurang diperlukan bagi efektifitas tugas operasional Dinas
Perikanan dan Peternakan;
c. Menjadi tidak atau kurang bermanfaat sebagaimana dimaksud huruf a dan
huruf b diatas, dalam arti bilamana perbandingan kemanfaatannya dibanding
dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional lebeh besar,
maka UPTD ini oleh kepala Daerah dapat dilakukan perampingan dengan
cara :
1. Penghapusan atau;
2. Perubahan status dari UPTD menjadi satuan tugas atau;
3. Penggabungan dengan UPTD atau unit kerja lain.
(2). Apabila UPTD tersebut terkena perampingan, maka semua jabatan struktural yang
ada menjadi gugur, oleh karenanya para Pejabat Struktural diberhentikan dari jabatan
strukturalnya oleh Kepala Daerah.
(3). Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka segala bentuk instruksi ataupun petun-
juk yang ada dan ketentuan yang mengatur materi yang sama dengan Peraturan ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(4). Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.
Konsep Panduan Praktis 63
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda
ttd
H. ZULFAKAR NOOR
KEPALA
UPTD
KEPALA SUBBAGIAN
TATA USAHA
JABATAN
FUNGSIONAL
WALIKOTA SAMARINDA,
ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
WALIKOTA SAMARINDA,
ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Konsep Panduan Praktis 65
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan W alikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Surabaya.
2. Dinas adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
3. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
4. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya dapat disingkat UPTD adalah
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Kompos pada Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Surabaya.
5. Kepala UPTD adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Kompos
pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
6. Sub Bagian Tata Usaha adalah Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pengelolaan Kompos pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Walikota ini dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan
Kompos pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
BAB III
KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) UPTD merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas di lapangan.
(2) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang dalam melaksanakan tugas berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Konsep Panduan Praktis 69
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1) Susunan Organisasi UPTD terdiri dari :
a. UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
(2) Bagan Susunan Organisasi UPTD dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB V
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
UPTD
Pasal 5
UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengelolaan
kompos
Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, UPTD mempunyai
fungsi :
a. pelaksanaan penyusunan rencana program.
b. pelaksanaan penerimaan dan pencatatan sampah;
c. pelaksanaan pemilahan, pencacahan dan pengayakan sampah;
d. pelaksanaan pengkomposan;
e. pelaksanaan distribusi kompos;
f. pelaksanaan penerimaan dan fasilitasi kunjungan;
g. pelaksanaan pembinaan dan pemantauan pengelolaan sampah di masyarakat;
h. pelaksanaan pengelolaan sampah di TPST (Tempat Pengolah Sampah Terpadu);
i. pelaksanaan ketatausahaan UPTD;
j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
70 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Bagian Kedua
Sub Bagian Tata Usaha
Pasal 7
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas :
a. menyusun perencanaan dan kegiatan UPTD;
b. melaksanakan urusan keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan serta
kebersihan kantor;
c. melaksanakan administrasi kepegawaian;
d. melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;
e. melaksanakan ketatausahaan UPTD;
f. melaksanakan koordinasi penyusunan laporan;
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan
tugas dan fungsinya
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 8
(1) Kepala Dinas berwenang melakukan pengaturan dan pembagian tugas staf
UPTD sesuai kebutuhan.
(2) Kepala UPTD berkewajiban memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
aparat pelaksana dan staf UPTD.
(3) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha
yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala UPTD.
Pasal 9
(1) Kepala UPTD berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan UPTD maupun dengan
instansi lain yang terkait.
(2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
(3) Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha masing-masing bertanggungjawab
memberikan bimbingan atau pembinaan kepada bawahannya serta melaporkan
hasil- hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatannya masing-masing.
Konsep Panduan Praktis 71
Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan
(4) Jabatan Kepala UPTD tidak boleh dirangkap dan apabila Kepala UPTD berhalangan
di dalam menjalankan tugasnya, Kepala UPTD dapat menunjuk Kepala Sub
Bagian Tata Usaha untuk mewakilinya.
Pasal 10
Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha adalah Jabatan Struktural.
Pasal 11
Untuk membantu tugas Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dapat dibentuk
Sub Unit dengan Keputusan Kepala Dinas
BAB VII
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 12
Kepala UPTD dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha diangkat dan diberhentikan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan W alikota ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan W alikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan W alikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surabaya.
72 Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 18 Desember 2012
WALIKOTA SURABAYA.
Ttd
TRI RISMAHARINI
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 18 Desember 2012
ttd.
SUKAMTO HADI
UPTD
SUBBAG
TATA USAHA
WALIKOTA SURABAYA,
ttd
TRI RISMAHARINI
Salinan sesuai dengan aslinya