Anda di halaman 1dari 10

Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

INDIKATOR PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA


SEKOLAH DASAR

Bayu Purbha Sakti

Abstrak : Beberapa masalah yang telah terjadi di sekolah dasar seperti kekerasan anak, siswa tidak
lulus, dan siswa drop out. Beberapa masalah tersebut telah menyebabkan berbagai pendapat yang
memprihatinkan. Indikator dalam pendidikan diperlukan oleh pendidik demi pengembangan karakter siswa sekolah
dasar. Pendidikan dan penilaian karakter yang diadakan di sekolah dasar digunakan untuk pengembangan karakter.
Pengembangan karakter dilakukan untuk mengembangkan karakter siswa sekolah dasar sesuai karakter yang
baik. Ruang lingkup pendidikan karakter selain di sekolah adalah di keluarga, masyarakat, instansi pemerintah
maupun swasta, serta ruang lingkup di luar negeri. Penanaman nilai karakter dapat dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Teknik penilaian karakter yang digunakan di sekolah dasar meliputi: observasi, wawancara,
catatan anekdot, dan catatan kejadian tertentu. Pengembangan karakter dapat dilakukan dengan memasukkan
konsep karakter pada setiap pembelajaran di sekolah dasar. Beberapa pengembangan karakter itu antara lain:
Guru menanamkan nilai kebaikan pada anak dengan menanamkan konsep diri yang baik kepada anak setiap
akan memasuki pelajaran. Guru menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk
berbuat baik. Guru memberikan beberapa contoh baik kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun.
Guru mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik. Guru melaksanakan perbuatan baik.

Kata Kunci : penilaian karakter, sekolah dasar, observasi, guru

PENDAHULUAN
Berbagai masalah yang terjadi pada Dalam video kekerasan yang terjadi di SD
pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar telah Trisula Bukit Tinggi, seorang siswi di pojok ruangan
menyebabkan pemberitaan di berbagai media. Kasus dihujani pukulan dan tendangan oleh sekitar dua siswa
kekerasan merupakan salah satu masalah kasus dan satu siswi. “Ibu saya dihina oleh teman ini. Ibu
karakter di sekolah dasar. Kasus kekerasan anak yang saya disamakan dengan sepatu,” kata siswa pelaku
terjadi di Bukittinggi sudah menjadi perbincangan yang pemukulan itu (Sudiaman, 2014). Saat anak-anak siswa
ramai di Website dari Youtube. Di situs tersebut, siswa SD tersebut diminta keterangan, mereka mengaku
sekolah dasar menyiksa temannya sendiri dan hanya iseng melakukan pemukulan. Setelah mereka
peristiwa itu terjadi di SD Trisula Bukit Tinggi (https:/ didesak, barulah anak-anak bercerita. Menurut salah
/www.youtube.com/watch?v=BabV7fjfJyI). Video itu seorang anak yang melakukan pemukulan itu, ia
menayangkan sejumlah murid laki-laki memukuli dan memukul atas dasar sakit hati kepada siswi
menendang teman perempuannya beredar di jejaring berkerudung yang ia pukuli.
sosial.
* Progdi PGSD, FKIP, Unwidha

Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017 1


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

Berkaitan dengan masalah di sekolah dasar telah melakukan kajian untuk memastikan sekolah
maka terdapat data pendidikan Kementrian Pendidikan yang bisa digabung dan mana yang tidak. Guru
dan Kebudayaan tahun 2015/2016 yang menunjukkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sekolah yang
bahwa terdapat 946.013 siswa lulus SD yang tidak kekurangan murid itu tidak akan memperoleh
melanjutkan ke SMP. Jumlah siswa SD melanjutkan tunjangan profesi sebagaimana ketentuan dalam
ke SMP tetapi tidak lulus sebanyak 51.541 siswa Peraturan Pemerintah nomer 74 tahun 2008 jika tidak
sehingga ada 997.554 anak Indonesia yang hanya ada penggabungan sekolah. Berdasarkan Peraturan
berstatus tamatan SD pada 2015/2016. Jumlah orang Pemerintah nomer 74 tahun 2008 dijelaskan bahwa
Indonesia yang hanya memegang ijazah SD akan terus jumlah siswa sekolah dasar adalah 120 siswa. Masalah
meningkat jika hal itu terus terjadi setiap tahun. Hal penggabungan sekolah dilakukan supaya tidak terdapat
itu berarti bahwa masalah pendidikan sekolah dasar beberapa siswa yang drop out. Siswa yang drop out
akan terus bertambah. Masalah karakter yang dimiliki akan menyebabkan masalah lagi bagi pendidikan
seorang lulusan SD akan menjadi perbincangan di sekolah dasar terutama berkaitan dengan masalah
waktu dewasa orang tersebut. karakter siswa.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Masalah siswa sekolah dasar yang drop out
Hendra prihatin dengan tingginya angka putus sekolah akan menjadi tanggung jawab siswa itu sendiri
dikalangan siswa Sekolah Dasar (SD), yang nantinya di kehidupan dewasanya. Tanggung jawab
menurutnya jumlahnya mencapai 500 ribu lebih dari yang merupakan bagian dari nilai karakter tentunya
total 31 juta siswa SD di Indonesia (Pasaribu, 2016). saja harus dilaksanakan oleh setiap Warga Negara
Angka tersebut secara presentase memang kecil Indonesia. Program Wajib Belajar 9 Tahun harus
namun jumlahnya cukup besar yakni 500 ribu siswa menuntut setiap Warga Negara Indonesia untuk
SD putus sekolah tiap tahun. Ada 5 juta anak kita yang melaksanakan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan
akan kehilangan potensi masa depan dalam satu sekolah menengah pertama. Hal itu tentunya menjadi
dasawarsa karena putus sekolah jika tidak ada solusi tanggung jawab setiap siswa di sekolah dasar. Jika
dan perbaikan dalam pendidikan di Indonesia. Hal terdapat lulusan siswa sekolah dasar yang tidak
tersebut akan menjadi masalah yang berat bagi bangsa melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah
Indonesia karena lulusan SD akan bekerja menjadi pertama maka tanggung jawabnya pun dipertanyakan.
apa dan hal itu akan mempengaruhi kebutuhan Berdasarkan penelitian yang dirilis UNDP
ekonominya. Hal tersebut juga akan menjadi karakter (United Nations Davelopment Programme), tingkat
bangsa dimana bangsa tersebut memiliki beberapa pendidikan di Indonesia hanya 14.6%; jauh lebih rendah
karakter rakyat yang hanya menjadi lulusan SD. dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 28%
Banyak sekolah yang kekurangan siswa di dan Singapura 33%. Suatu hal untuk meningkatkan
Kabupaten Gresik, terutama sekolah tingkat dasar atau daya saing di bidang pendidikan adalah dengan
SD (Taufik, 2016). Sekolah-sekolah yang memiliki menambah pengetahuan lewat aktivitas membaca.
kekurangan siswa itu mencapai 147 sekolahan dan Meningkatkan minat baca ini harus dimulai dari masa
beberapa sekolah itu tersebar di sejumlah wilayah di kanak-kanak sampai masa sekolah dasar. Oleh karena
Gresik. Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik mengaku

2 Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

itu, budaya membaca jika dilaksanakan akan menjadi Oleh karena itu, hal ini perlu dibahas untuk
budaya dan karakter siswa sekolah dasar. mendapatkan solusi dalam membangun karakter siswa
Di tahun 2016, Majalah Bobo menunjuk sekolah dasar. Sekolah dasar yang memiliki
Yayasan 1001 Buku sebagai penyedia materi dan pengembangan karakter yang lebih baik terhadap anak
pelaksana kegiatan Konferensi Anak Indonesia di sangat dibutuhkan untuk mendidik anak supaya anak
Jakarta (Suhartadi, 2016). Konferensi Anak Indonesia memperoleh pendidikan karakter. Pendidikan karakter
diikuti oleh 36 siswa sekolah dasar dari seluruh inilah yang akan membangun karakter siswa sekolah
Indonesia yang mengikuti Konferensi ini. Mereka dasar menjadi cikal bakal warga negara yang berguna
terpilih dari 1800 anak sekolah dasar yang mengikuti bagi bangsa. Oleh karena itu, indikator dalam
seleksi pemilihan delegasi dengan mengirimkan karya pendidikan diperlukan oleh pendidik dalam
tulisnya ke panitia pemilihan. Konferensi Anak melaksanakan kegiatan pembelajaran demi
Indonesia diadakan untuk mendorong anak-anak pembangunan dan pengembangan karakter siswa
Indonesia berlatih mandiri, berfikir kritis, dan peduli sekolah dasar.
terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan
RUMUSAN MASALAH
sekitar terutama masalah karakter.
Berdasarkan keterangan yang dijelaskan pada
Pendidikan karakter harus mendominasi
bagian pendahuluan di atas, maka terdapat
pendidikan dasar, untuk tingkat SD pendidikan karakter
permasalahan yang dipertanyakan yaitu bagaimana
dan budi pekerti itu proporsinya 70 persen dan untuk
indikator pengembangan karakter siswa sekolah
tingkat SMP sebanyak 60 persen (Effendi, 2016).
dasar?
Mendikbud menyampaikan beberapa hal yang
berkaitan tentang masalah pendidikan di sekolah dasar PEMBAHASAN
saat beliau membuka Pekan Olahraga dan Seni
Beberapa masalah yang perlu dibahas
(Porseni) PGRI di Siak, Riau. Pendidikan karakter itu
berdasarkan pertanyaan dari permasalahan adalah
mutlak diberikan oleh para guru untuk tingkat
definisi pendidikan karakter, penilaian karakter, dan
pendidikan dasar. Ada tiga aspek penting yang
pengembangan karakter terhadap siswa sekolah dasar.
menentukan pelaksanaan pendidikan karakter yakni
definisi pendidikan karakter dibahas untuk mengetahui
etika, estetika dan kinestetika. Semua hak itu diajarkan
penjelasan- penjelasan yang berkaitan pendidikan
oleh guru mulai dari guru budi pekerti, guru seni dan
karakter. Penilaian karakter dibahas untuk mengetahui
olahraga. Guru berhak menentukan dan
nilai-nilai dari karakter dan penilaiannya yang
menerjemahkan pendidikan karakter tersebut. Oleh
digunakan di sekolah dasar. Pengembangan karakter
karena itu peran guru sangatlah penting dalam
dibahas untuk mengetahui cara dan langkah-langkah
pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter.
yang harus dilakukan dalam mengembangkan karakter
Berdasarkan beberapa masalah yang telah siswa sekolah dasar (elementary school student
terjadi. Peran pengembangan dan pembangunan character) sesuai karakter yang baik (good
karakter siswa sekolah dasar menjadi suatu hal yang character).
sangat penting untuk dilaksanakan di sekolah dasar.

Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017 3


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

Definisi Pendidikan Karakter group as well as the demonstration of these


qualities in prosocial behavior.”
Narwanti (2011: 14) menjelaskan pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai Pendidikan karakter yang dijelaskan dari pihak
karakter kepada kemauan, dan tindakan untuk Kementrian Pendidikan Amerika Serikat adalah istilah
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Sipos (2010: 1) insklusif yang merangkul semua aspek bagaimana
menjelaskan tentang pendidikan karakter sebagai sekolah, lembaga-lembaga sosial terkait, dan orang tua
berikut: dapat mendukung pengembangan karakter positif
anak-anak dan orang dewasa. Materi karakter meliputi
“Character education is the intentional
kualitas emosional, intelektual, dan moral dari
effort to develop in young people core ethical and
seseorang atau sekelompok seperti demonstrasi dari
performance values that are widely affirmed across
kualitas-kualitasnya dalam perilaku prososial.
all cultures. To be effective, character education
must include all stakeholders in a school Penulis berpendapat bahwa pendidikan
community and must permeate school climate and karakter melingkupi tidak hanya lingkungan sekolah
curriculum.” saja. Ruang lingkup pendidikan karakter selain di
sekolah adalah di keluarga, masyarakat, instansi
Menurut Sipos, pendidikan karakter telah
pemerintah maupun swasta, serta ruang lingkup di luar
dijelaskan sebagai upaya yang disengaja untuk
negeri. Oleh karena itu, pendidikan karakter
mengembangkan pada orang muda inti nilai-nilai etika
merupakan tanggung jawab suatu bangsa pula.
dan kinerja yang banyak ditegaskan di semua budaya.
Agar efektif, pendidikan karakter harus mencakup Penilaian Karakter
semua pemangku kepentingan dalam komunitas
Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun
sekolah dan harus meresap iklim dan kurikulum 2010 telah merilis tentang nilai-nilai Pendidikan Budaya
sekolah. dan Karakter Bangsa. Ada 18 nilai karakter yang
Menurut Saptono (2011: 23) pendidikan harus ditanamkan dalam pendidikan di sekolah dasar.
karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja Nilai-nilai karakter itu adalah religius, jujur, toleransi,
untuk mengembangkan karakter yang baik (good disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
character) berlandaskan kebaikan-kebaikan inti (core ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
virtues) yang secara objektif baik bagi individu menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
maupun masyarakat. Penjelasan pendidikan karakter damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
yang dirilis oleh Kementrian Pendidikan Amerika sosial, dan tanggung jawab.
Serikat pada tahun 2007 adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui nilai-nilai karakter maka
“Character education is an in-clusive term dilakukanlah penilaian karakter. Penilaian merupakan
embracing all aspects of how schools, related serangkaian kegiatan yang sistematis dan
social institutions and parents can support the berkesinambungan untuk memeroleh data dan
positive character development of children and informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
adults. The term character includes the emotional, didik (Muhammad, 2015: 1). Penilaian karakter dapat
intellectual and moral qualities of a person or dilakukan dengan penilaian sikap di sekolah dasar

4 Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran nilai-nilai karakter yang ditargetkan teraktualkan
agama, PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penilaian karakter yang digunakan meliputi: observasi, kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan,
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan penanaman nilai karakter dapat dilakukan melalui
catatan kejadian tertentu (incidental record) contoh sebagai berikut:
sebagai unsur penilaian utama. 1. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan:
Dalam penilaian sikap, diasumsikan setiap disiplin).
peserta didik memiliki karakter dan perilaku yang 2. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada
baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang siswa ketika memasuki ruangan kelas (nilai yang
menonjol maka nilai sikap peserta didik tersebut adalah ditanamkan: santun, peduli).
baik, dan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
3. Guru berdoa sebelum membuka pelajaran, dan
Perilaku menonjol (sangat baik/kurang baik) yang siswa belajar memimpinnya (nilai yang ditanamkan:
dijumpai selama proses pembelajaran dimasukkan ke
religius, partisipatif).
dalam catatan pendidik. Selanjutnya, untuk menambah
4. Guru mengecek kehadiran siswa (nilai yang
informasi, guru kelas mengumpulkan data dari hasil
ditanamkan: disiplin).
penilaian sikap yang dilakukan oleh guru muatan
pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi 5. Guru mendoakan siswa yang tidak hadir atau
deskripsi (bukan angka atau skala). karena halangan lainnya (nilai yang ditanamkan:
religius, peduli).
Penilaian karakter dilakukan secara terus
menerus dan dilakukan setiap saat guru berada di kelas 6. Guru menegur siswa yang terlambat dengan sopan
atau di sekolah. Model anecdotal record atau catatan (nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli).
anecdotal (catatan yang dibuat guru ketika melihat 7. Guru meminta siswa menghapus papan tulis (nilai
adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang yang ditanamkan: peduli, bersih).
dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain 8. Guru mengaitkan materi yang akan diajarkan
itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan dengan karakter.
suatu persoalan atau kejadian yang memberikan 9. Guru menyampaikan butir-butir nilai yang akan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan dicapai dalam pembelajaran.
nilai yang dimilikinya. Dari hasil pengamatan, catatan
Pada kegiatan inti, penanaman nilai karakter
anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat
dapat dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi,
memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang
dan konfirmasi. Contoh penanaman nilai karakter yang
pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai.
dilakukan pada kegiatan eksplorasi adalah sebagai
Kesimpulan atau pertimbangan itu dapatdinyatakan
berikut:
dalam pernyataan kualitatif
1. Guru melibatkan peserta didik mencari informasi
Penanaman nilai karakter dapat dilakukan
dari tema yang dipelajari berdasarkan aneka
dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
sumber belajar (menanamkan: kemandirian,
dilaksanakan agar siswa sekolah dasar mempraktikan
berfikir logis, kreatif dan kerjasama).

Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017 5


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

2. Guru menggunakan beragam pendekatan 6. Guru memfasilitasi peserta didik menampilkan


pembelajaran yang menantang dan memotivasi karya (menanamkan: percaya diri, menghargai
(menanamkan: kreatif, kerja keras). karya, jujur, kerjasama).
3. Guru memfasilitasi interaksi antar peserta didik Kegiatan inti yang ketiga adalah kegiatan
serta antara peserta didik dengah guru, lingkungan konfirmasi. Contoh penanaman nilai karakter yang
dan sumber belajar lainnya (menanamkan: saling dilakukan pada kegiatan konfirmasi adalah sebagai
menghargai dan peduli lingkungan). berikut:
4. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam 1. Guru memberikan umpan balik positif
setiap kegiatan pembelajaran (menanamkan: (menanamkan: percaya diri, saling menghargai,
percaya diri, mandiri). santun).
5. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan 2. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
percobaan (menanamkan: mandiri, kerja keras, terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan
teliti). (menanamkan: menerima keadaan, syukur).
Kegiatan inti yang kedua adalah kegiatan 3. Guru memfasilitasi peserta didik menggali
elaborasi. Contoh penanaman nilai karakter yang pengalaman dan pengetahuan lebih jauh
dilakukan pada kegiatan elaborasi adalah sebagai (menanamkan: rasa ingin tahu, tidak cepat
berikut: puas).
1. Guru membiasakan membaca dan menulis melalui Kegiatan terakhir dalam kegiatan
tugas tertentu (menanamkan: tekun, kreatif, pembelajaran adalah kegiatan penutup. Contoh
gemar membaca). penanaman nilai karakter yang dilakukan pada kegiatan
2. Guru memfasilitasi diskusi kelas (menanamkan: penutup adalah sebagai berikut:
kreatif, analitis, kritis, saling menghargai, 1. Guru beserta peserta didik membuat rangkuman
santun). atau kesimpulan (menanamkan: kritis, logis,
3. Guru memfasilitasi pembelajaran kooperatif dan kerjasama).
kolaboratif (menanamkan: kerjasama, saling 2. Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
menghargai, tanggungjawab). sudah dilaksanakan (menanamkan: jujur, sukur,
4. Guru memfasilitasi kompetisi antar warga kelas menerima kelebihan dan kekurangan).
secara sehat (menanamkan: jujur, menerima 3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
keputusan, kerja keras). hasil pembelajaran (menanamkan: saling
5. Guru memfasilitasi pembuatan laporan hasil menghargai, percaya diri, santun, kritis).
eksplorasi/kerja secara individual maupun kelompok 4. Guru merencanakan tindak lanjut baik remedi atau
(menanamkan: mandiri, kerjasama, pengayaan (menanamkan: tanggung jawab).
tanggungjawab, menghargai). 5. Guru memfasilitasi siswa untuk berdoa dan
berterima kasih (menanamkan: religiousitas,
hormat pada guru).

6 Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

Pengembangan Karakter keyakinan yang di kehendaki masyarakat serta di


gunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
Strategi pengembangan nilai karakter sesuai
Lickona (1993) berpendapat tentang pengembangan
dengan strategi Samani dan Haryanto (2011: 144),
karakter anak yaitu dengan komponen sebagai berikut:
yakni pemanduan, pujian dan hadiah, definisikan
dan latihkan, penegakan disiplin, serta penghargaan 1. Knowing the good (mengetahui yang baik)
setiap bulan. Pihak sekolah dasar dapat menggunakan 2. Desiring the good (menginginkan yang baik)
strategi ini jika mereka ingin mengembangkan nilai- 3. Exampling the good (mencontohkan yang baik)
nilai karakter. Peran guru sangat penting dalam
4. Loving good (menyukai yang baik)
menjalankan strategi ini.
5. Acting the good (melakukan yang baik)
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian
Pengembangan karakter sesuai konsep dari
pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya
Thomas Lickona juga dapat dilakukan dengan
sekolah yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
memasukkan konsep karakter pada setiap
dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua
pembelajaran di sekolah dasar. Hal tersebut dilakukan
warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus
dengan tujuan yaitu:
berlandaskan nilai-nilai tersebut (Asmani, 2012: 55-
56). Pengembangan karakter dapat dilakukan dimana 1. Guru menanamkan nilai kebaikan pada anak
saja. Pengembangan karakter dapat dilakukan dengan (knowing the good) menanamkan konsep diri
membuat slogan yang mampu menumbuhkan kepada anak setiap akan memasuki pelajaran.
kebiasaan dalam segala tingkah laku masyarakat. 2. Guru menggunakan cara yang membuat anak
Pernyataan Peterson dan Deal (Zuchdi, memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik
2011: 148), bahwa kepala sekolah, tim pengawal (desiring the good).
budaya sekolah dan karakter, guru, karyawan, siswa, 3. Guru memberikan beberapa contoh baik kepada
dan orang tua/wali siswa mempunyai peran anak mengenai karakter yang sedang dibangun
tersendiri dalam pengembangan nilai-nilai karakter. (exampling the good). Misalnya melalui cerita
Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari dengan tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa.
pelaksanaan pengembangan pembangunan yang 4. Guru mengembangkan sikap mencintai perbuatan
berkarakter. Penilaian orang tua memiliki peranan baik (loving the good). Pemberian penghargaan
yang besar dalam membangun pengembangan kepada anak yang membiasakan melakukan
karakter anak. kebaikan anak yang melanggar diberi hukuman yang
Menurut Nurul (2007: 19) bahwa nilai-nilai mendidik.
adalah pengembangan pribadi siswa tentang pola 5. Guru melaksanakan perbuatan baik (acting the
keyakinan yang terdapat dalam sistem keyakinan good). Pengaplikasian karakter dalam proses
suatu masyarakat tentang hal baik yang harus di pembelajaran selama disekolah.
lakukan dan hal buruk yang harus di hindari. Menurut Saptono (2011: 199) terdapat 19 cara
Sedangkan seseorang dikatakan berkarakter atau yang digunakan dalam pengembangan karakter siswa
berwatak apabila telah berhasil menyerap nilai sekolah. Beberapa cara tersebut dapat digunakan

Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017 7


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

untuk mengembangkan pendidikan karakter di sekolah 13. Mengajarkan siswa mengenai kompetisi serta
dasar, yaitu : bantu siswa untuk mengerti kapan hal tersebut
1. Memajang gambar-gambar para tokoh inspiratif berguna dan kapan hal tersebut tak berguna.
di aula sekolah dan ruang-ruang kelas. 14. Mengajarkan kesantunan secara jelas. Ajarkan
2. Membuat program penghargaan untuk kepada siswa begaimana mendengarkan orang
mengapresiasi berbagai hal yang membanggakan, lain dengan penuh perhatian dan tidak memotong
selain prestasi akademis, olahraga atau kesenian. pembicaraan orang lain.

3. .Membuat pedoman perilaku di kelas dan sekolah 15. Melakukan kerja bakti bersama baik di kelas atau
yang disetujui oleh para siswa dan guru. sekolah.

4. Mengundang para orangtua siswa untuk 16. Menunjukkan penghargaan terhadap siapapun
mengamati dan berkontribusi terhadap kemajuan yang berbeda keyakinan dan berbeda budaya.
kelas atau sekolah. Katakan kepada siswa mengenai kewajiban
moral untuk bertindak adil terhadap orang lain.
5. Meminta siswa mengungkapkan tokoh idola yang
bersifat personal dan tanyakan mengapa tokoh 17. Tekankan kepada siswa tentang pentingnya
itu menjadi idola siswa yang bersangkutan. kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan.

6. Memimpin para siswa dengan keteladanan. 18. Beri perhatian program-program tertentu di
sekolah yang sarat muatan karakter, misalnya
7. Jangan biarkan berbagai bentuk ketidaksopanan
‘bulan penghargaan tokoh karakter’.
terjadi di kelas.
19. Menekankan pentingnya sikap ksatria (tidak
8. Melibatkan orangtua siswa dalam mengatasi
curang) dalam berolahraga, bermain, dan dalam
perilaku tidak baik siswa dengan cara
berbagai bentuk interaksi dengan orang lain.
mengirimkan surat, memanggil orangtua atau
melalui kunjungan ke rumah yang bersangkutan. Menurut Sipos (2010) terdapat 11 prinsip yang
harus dicapai untuk mengembangkan pendidikan
9. Memastikan bahwa siswa memiliki tanggung
karakter yang efektif. Prinsip-prinsip ini apabila
jawab moral untuk bekerja keras di sekolah.
diterapkan di sekolah dasar akan menumbuhkan,
10. Memiliki kata-kata di dinding yang mendorong
membangun, dan mengembangkan karakter siswa
karakter yang baik, misalnya “Jangan tunggu untuk
sekolah dasar menjadi lebih baik. Kesebelas prinsip
menjadi orang yang hebat, mulailah sekarang juga
itu adalah sebagai berikut:
!”.
1. Komunitas sekolah mempromosikan nilai-nilai etika
11. Berusaha konsisten dalam memperlakukan siswa,
dan kinerja inti sebagai dasar karakter yang baik.
jangan biarkan perasaan pribadi menghalangi
2. Pihak sekolah mendefinisikan “karakter” secara
seorang guru untuk bertindak adil.
komprehensif mencakup pikiran, perasaan, dan
12. Mengakui kesalahan dan berusaha untuk
tindakan.
memperbaikinya.

8 Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

3. Pihak sekolah menggunakan pendekatan yang Ruang lingkup pendidikan karakter selain di
komprehensif, disengaja, dan proaktif untuk sekolah adalah di keluarga, masyarakat, instansi
pengembangan karakter. pemerintah maupun swasta, serta ruang lingkup di luar
4. Pihak sekolah menciptakan komunitas yang peduli negeri. Penanaman nilai karakter dapat dilakukan
karakter. dalam kegiatan pembelajaran. Teknik penilaian
karakter yang digunakan di sekolah dasar meliputi:
5. Pihak sekolah memberikan siswa dengan
observasi, wawancara, catatan anekdot, dan catatan
kesempatan untuk melakukan tindakan moral.
kejadian tertentu.
6. Pihak sekolah menawarkan kurikulum akademik
Pengembangan karakter dapat dilakukan
yang bermakna dan menantang yang menghormati
dengan memasukkan konsep karakter pada setiap
semua peserta didik, mengembangkan karakter
pembelajaran di sekolah dasar. Beberapa
mereka, dan membantu mereka untuk berhasil.
pengembangan itu antara lain:
7. Pihak sekolah menumbuhkan motivasi diri siswa.
1. Guru menanamkan nilai kebaikan pada anak
8. Staf sekolah adalah komunitas belajar etis yang
dengan menanamkan konsep diri yang baik kepada
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter
anak setiap akan memasuki pelajaran.
dan mematuhi nilai-nilai inti yang sama yang
2. Guru menggunakan cara yang membuat anak
membimbing siswa.
memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat baik.
9. Pihak sekolah menumbuhkan kepemimpinan
3. Guru memberikan beberapa contoh baik kepada
bersama dan dukungan jangka panjang dari inisiatif
anak mengenai karakter yang sedang dibangun.
pendidikan karakter.
4. Guru mengembangkan sikap mencintai perbuatan
10.Pihak sekolah melibatkan keluarga dan anggota
baik.
masyarakat sebagai mitra dalam upaya
pembangunan karakter. 5. Guru melaksanakan perbuatan baik.

11. Pihak sekolah secara teratur menilai budaya dan


iklim, fungsi staf sebagai pendidik karakter, dan
sejauh mana siswa memanifestasikan karakter
yang baik.

SIMPULAN

Indikator dalam pendidikan diperlukan oleh


pendidik demi pengembangan karakter siswa sekolah
dasar. Pendidikan dan penilaian karakter yang
diadakan di sekolah dasar digunakan untuk
pengembangan karakter. Pengembangan karakter
dilakukan untuk mengembangkan karakter siswa
sekolah dasar sesuai karakter yang baik.

Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017 9


ISSN 0215-9511
Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J. 2012. Buku Panduan Internalisasi Narwanti, S. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta
Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: : Familia.
Diva Press.
Samani dan Hariyanto. (2012). Konsep dan Model
Effendi, M. 2016. Masalah Pendidikan Dasar, Ini Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Pendapat Mendikbud. http:// Rosda Karya.
banjarmasin.tribunnews.com/2016/08/22/
Sipos, R. 2010. Eleven Principles of Effective
masalah-pendidikan-dasar -ini-pendapat-
Character Education. http://
mendikbud.
www.character.org/elevenprinciples.
Kemendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan
Sudiaman, M. 2014. Inilah Kronologi Kasus Bully
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Anak SD di Bukittinggi. http://
Nasional.
www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/
Kementrian Pendidikan Amerika Serikat. 2007. 10/12/ndbsmg-inilah-kronologi-kasus-bully-anak-
Mobilizing for Evidence-Based Character sd-di-bukittinggi.
Education. USA: Washington.
Suhartadi, I. 2016. Tiga Puluh Enam Murid SD
Lickona, T. 1993. The Return of Character Mengikuti Konferensi Anak Indonesia. http://
Education. http://www.ascd.org/publications/ www.beritasatu.com/pendidikan/398018-36-
educational-leadership/ nov93/vol51/num03/The- murid-sd-ikuti-konferensi-anak-indonesia-
Return-of-Character-Education.aspx. 2016.html.

Muhammad, H. 2015. Panduan Penilaian untuk Taufik, M. 2016. Di Gresik Banyak Sekolah
Sekolah Dasar. Jakarta: Kementrian Pendidikan Kekurangan Siswa, begini Solusi Dinas
dan Kebudayaan. Pendidikan. http://surabaya.tribunnews.com/
2 0 1 6 / 0 8 / 3 1 / di- g r es ik- b a nya k - s ekol a h-
Nurul, Z. 2011. Pendidikan Moral dan Budi
kekurangan-siswa-begini-solusi-dinas-pendidikan.
Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta:
Bumi Askara. Zuchdi, D. 2011. Pendidikan Karakter dalam
Prespektif Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Pasaribu, A. 2016. Komisi X DPR Prihatin Banyak
Siswa Putus Sekolah. http:// UNY Press.
www.antaranews.com/berita/590067/komisi-x-
dpr-prihatin-banyak-siswa-putus-sekolah.

Saptono. 2011. Dimensi – dimensi Pendidikan


Karakter. Jakarta: Esensi Erlangga grup.

10 Magistra No. 101 Th. XXIX September 2017


ISSN 0215-9511

Anda mungkin juga menyukai