Kuliah Kontraksi Otot
Kuliah Kontraksi Otot
MasalahKesenjangan antara apa yang seharusnya ada (das sollen) dengan yang
sekarang ada (das sein)
Masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan banyak tapi tidak semuanya
layak menjadi masalah penelitian.
Agar suatu masalah kesehatan layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian,
diperlukan beberapa syarat Rumusan Hulley dan Cummings FINER
a. Feasible: Kemampulaksanaan
- Tersedia subjek penelitian
- Tersedia dana
- Tersedia waktu, alat, dan keahlian
b. Interest: Menarik
Masalah hendaknya menarik bagi peneliti
c. Novel: Memberikan sesuatu yang baru
- Mengemukakan sesuatu yang baru
- Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
- Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu
d. Ethical: Selaras dengan etika
Tidak bertentangan dengan etika
e. Relevant: Relevan
- Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
- Untuk peningkatan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
- Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
(Sastroasmoro, S & Ismail, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto. Edisi 4)
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia
Sumber: http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/universities-research-
institutions/2196151-arti-definisi-masalah-dalam-penelitian/#ixzz1yOreEN6M
3. Apa yang dimaksud dengan penelitian berikut manfaatnya?
Definisi
Manfaat
Manfaat Praktis, yaitu kegunaan penelitian bagi dunia praktis dilapangan. Misalnya
:untuk mengatasi persoalan menurunya kinerja seklah dan perbaikan sistem
pendidikan, dsb.
Manfaat :
MANFAAT PENELITIAN
a. hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarakan tentang
keadaan atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.
b. Hasil penelitian kasehatan dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumber daya tersebut guna
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
c. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam
mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi di
dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut.
d. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan
kesehatan.
e. Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam
pembiayaan, peralatan dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun
kualitas guna mendukung sistem kesehatan.
(Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)
4. Sebut dan jelaskan macam- macam penelitian!
Penelitian Kualitatif
Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada
pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang
menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi
teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang
menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan
konstruktifis, naturalistik atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative
approach), atau perspektif post-modern.
Penelitian Kuantitatif
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variable
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji
hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis
(positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist). Jenis penelitian
yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan
penelitian dan karakteristik masalah
:
http://usupress.usu.ac.id/files/Metode%20Penelitian%20Bisnis%20Edisi%202_Normal_bab%201.
pdf
Kecuali yang disebutkan di atas, masih ada beberapa jenis penggolongan lainnya. Perlu
dikemukakan bahwa dasar penggolongan tersebut tidak selalu sama.
Sumber : Singarimbun, M., Effendi, S., 1995, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin
akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan
menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah
penalaran induktif
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-dan-
induktif/
7. Bagaimana cara berpikir yang sistematis?
Langkah-langkah Dalam Berpikir Sistematis Sangat singkat, berikut adalah
langkah-langkah dalam pemikiran yang sistematis:
1. Mengidentifikasi dan menganalisismasalahsebelum melompat ke dalam
tindakan
2. Merumuskan beberapa pilihan
3. Menentukan dan menetapkan suatu kriteria seleksi
4. Jadilah berani dan membuat keputusan akhir
Sumber: http://id.hicow.com/pemecahan-masalah/berpikir/thomas-edison-
2555938.html
Suhartanto, eko. 2009. Breakthrough Thinking. Hal. 46 Gramedia : Jakarta.
8. Sebutkan sikap- sikap yang dimiliki oleh peneliti?
Sifat:
Berpikir logis
dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan
yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu
benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah
diketahui.
Berpikir analitis
adalah kemampuan berpikir siswa untuk menguraikan, memerinci, dan
menganalisis informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu
pengetahuan dengan menggunakan akal dan pikiran yang logis,bukan berdasar
perasaan atau tebakan.
Berpikir sistematis
adalah kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang
tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling berkaitan.
Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir
secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk
dapat berpikir analitisdiperlukan kemampuan berpikir logis dalam mengambil
kesimpulan terhadap suatu situasi
Sumber : Watik Pratiknya. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan.
a. Daya nalar. seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu
adanya kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik
secara induktif maupun secara deduktif.
b. Originalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif.
Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur
dengan ide-ide yang rasional dan menghindarkan jiplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu
ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani masalah serta menguasai
fakta-fakta.
d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara cepat dalam melakukan
pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas
sesuatu sifat fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta
responsif terhadap perubahan atau kelainan.
e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat
perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang
tinggi, kemajuan yang keras, serta tidak cepat muak.
g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja
sama dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara
intelektual, dan dapat bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya
sifat leadership dari si peneliti.
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus
stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
i. Semangat. Kesehatan si peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat
untuk meneliti. Peneliti harus mempunyai kreatifitas serta hasrat yang tinggi.
j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual,
mempunyai moral yang tinggi, beriman, dapat dipercaya.
Jujur
- Tidak memaksakan unsur subyektifitas ke dalam fakta
- Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi
kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studi
kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama,
didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin
bahwaitulah yang sebenarnya.
Faktual
- Bekerja berdasarkan fakta
Terbuka
- Bersedia menerima masukan dari orang lain
- Bersedia diuji kebenaran hasil penelitiannya oleh orang lain
Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan sebuah
teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-tahun.
Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh
malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa.
Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)
Originalitas.
Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brilian,
mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan
menghindarkan jiplakan.
Akurat.
Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat,
tajam serta beraturan.
- Sikap:
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sikap berikut ini.
a) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah pendapat pribadi
dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dalam
melakukan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mampu membedakan
antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b) Berpikir Kritis
Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak
mengabaikan data meskipun kecil.
c) Daya nalar
seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya
kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara
induktif maupun secara deduktif.
d) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam
satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saat bertanya, berargumentasi,
atau mempertahankan hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi
sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin,
tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yang diyakininya karena yakin
bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
e) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusaha memperluas
pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang,
dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin
hari semakin canggih dan modern.
f) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap
lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yang dilakukannya membawa
dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya, yaitu justru merusak
lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar
bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
g) Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada
tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu,
peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di
sekitarnya.
h) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab
terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawab terhadap
konsekuensi yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu. Usulan
tersebut selalu diembannya dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin,
kemudian diwujudkannya dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati
oleh orang lain.
i) Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data
lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan data tersebut.
j) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan
orang lain dan tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini
bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain sehingga
keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
a. Landasan Ontologis tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu
harus mempunyai objek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi atas
dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap displin ilmu mempunyai landasan
ontologi yang berbeda.
Suatu pertanyaan:
- Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
- Bagaiman wujud yang hakiki dari obyek tersebut ?
- Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia [seperti
berpikir, merasa dan mengindera] yang membuahkan pengetahuan.
[inilah yang mendasari Ontologi].
b. Landasan Epistemologi cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah
sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya
untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verivikasi
seperti telah diuraikan diatas.
Landasan epistemology tercermin secara operasional dalam metode ilmiah . Pada
dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh
pengetahuan dengan berdasarkan :
1. Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun;
2. Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka tersebut dan
melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud dengan menguji kebenaran
pernyataan secara factual.
Suatu Pertanyaan :
- Bagaiman proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?
- Bagaimana prosedurnya ?
- Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar
?
- Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?
- Apakah kriterianya ?
- Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu ?
Inilah kajian epistemology
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ? bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah moral ?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan atau hubungan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, merupakan bagian dari makna pengkajian aksiologi
terhadap hasil akhir pencapaian suatu telaah ilmu pengetahuan, dengan tujuan untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi manfaat yang dapat memberikan kemaslahatan bagi
umat manusia.
Amsal Bakhtiar, (2006). Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
LATAR BELAKANG
Contoh urutan uraian dalam latar belakang :
1. Masalah, sedapat mungkin sudah tergambarkan pada alinea satu.
Rumusan masalah
Identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah dirumuskan
lebih spesifik, sehingga masalah menjadi jelas dan terlokalisasi.
Dalam rumusan masalah, dijelaskan secara spesifik masalah yang akan diteliti dan
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Kalimat tersebut mempermasalahkan suatu
variabel atau mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan merupakan pertanyaan untuk menjawab maslah. Tujuan yang ingin
dicapai, dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum, dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir penelitian yang
hendak dilaksanakan tersebut, mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan
jangka panjang penelitian
Tujuan khusus, disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan langsung di
ukur, di nilai, atau diperoleh dari penelitian.
Manfaat penelitian
Manfaat penelitin adalah manfaat untuk pengembangan ilmu (teoritis), pemecahan
masalah-masalah praktis dan/atau pengembangan metodologi.
Sumber : petunjuk skill pembuatan KTI