Anda di halaman 1dari 12

Wadah Penulis

Lama mencarimu
Sebagai wadah cita-citaku
Semoga selalu memberi ispirisai
Menunjang cita-cita ku

Kumpulan Dunia memang misterius


Tanpa sengaja bertemu kamu
Ku genggam erat-erat

sajak
agar aku tak gamang melawati titian

Banyak jalan
Dan manusia memilih jalan yang dia sukai
Aku akan menjadikan mu jalan
Karena sesuai dengan hati kecilku

Semoga abadi
Dan akupun ibarat pohon
Yang kau selalu pupuk/ sirami
Sehingga menghasilkan buah yang segar
Yang dapat dinikmati orang banyak

Oleh Oleh : Arip


15/9/2008
Ahmad Rivai Pohan
Aku Menulis
Membaca 1
Aku Menulis
karena
Ada kegerahan / kegelisahan yang melekat pada diriku Membaca
Akhirnya aku tak tahan Membaca berarti
Harus ku tuangkan pada kertas Meminjam mata orang
Apa yang kulihat Membaca pikiran orang
Apa yang kurasakan Membaca apa yang dibacanya
Apa yang akan kukwatirkan terjadi untuk melihat sesuatu
kemudian menjadi mata kita
Untuk ku tunjukkan masuk ke pikiran kita
Pada diriku yang kita pinjam dari orang lain
Pada orang lain
Agar diketahui apa yang menjadi kegelisahanku agar kita tahu
Atau juga menjadi kegelisahan orang lain apa yang dilihat orang
apa yang dirasakan orang
Agar ada solusi apa yang akan disampaikan orang
Atau bisa saja pengertian
Atau bisa menjadi kesadaran yang mendalam agar kita paham
Akhirnya menyadari apa yang terjadi
Akhirnya menerima kenapa itu terjadi
Akhirnya bertindak apa solusinya
Membaca 2
Penyesalan
Jarak itu menjadi dekat
Waktu itu menjadi singkat Penyesalan datang
Kehidupan itu menjadi singkat Ketika kita mengukur
Mengukur umur
Rahasia itu menjadi jelas Mengukur tanggung jawab
Lapisan itu menjadi terbuka Mengukur kemampuan
Keindahan itu nampak jelas Mengukur dosa
Kesedihan itu menjadi enteng Mengukur waktu
Mengkur kita dengan orang lain
Kematian itu juga menjadi sesuatu yang biasa
Yang lama menjadi kekinian Ada sesuatu yang belum tercapai
Yang jauh mendekat Ujung Garis belum diraih
Tapi kadang kita menjalani banyak garis
Membaca membuat kita menjadi efisien Makanya kita harus punya garis prioritas
Membaca juga mengetahui apa makna sesungguhnya
Membaca mengetahui alur cerita kehidupan
Ahirnya ada kesadaran timbal dalam diri kita
Membaca menyatukan yang berserakan kok belum sampai
Disitulah timbulnya penyesalan
Karena rasanya kita tidak berdaya Menuju titik garis yang anda buat
Kita tidak bisa terbang
Sesuai yang kita angankan Habis istirahat lanjutkan perjalananmu
Tidak ada yang senang semua proses
Proses adalah jalan yang harus ditempuh
Tidur
Tindakan
Tidur adalah setengah mati
Mati yang tidak ada pertanggung jawaban
Tidur berarti bisa mengilangkan persoalan pada saat tidur Tindakan
Tindakan adalah sebuah
Kerja yang dilakukan pribadi seseorang
Tidur sesuai kebutuhan
adalah yang paling bagus
jika lama membawa suatu beban
Menjadi sasaran kesalahan
Maka tidur secukupnya
Karena tidur adalah sarana istirahat

Maka orang yang banyak istirahat


Adalah orang tidak banyak kerja
Berarti tidak banyak hasil
Itu rumusnya

Maka jadikanlah tidur sarana istirahat


Ketika panas menghabiskan tenaga
Sebelum habis
Berteduh dibawah pohon yang rindang
Tapi jangan lama-lama karena anda dalam suatu perjalan
Flp menjadi koreksi diri
Flp pencarian format
Karena ragu format yang ada
Dan juga kadang tidak di akui
Pengurus flp
Harus melihat feed back

Forum lingka Pena Penyesalan


Mengajari anggota
Agar jari tangan bisa kerja
Tau apa yang akan ditulis Menyedihkan
Sehingga enak dibaca Ketiga tanggung jawab diabaikan
Sehingga orang termotivasi Ketika tanggung jawab sebagi pembuka kata
Ketika tanggung jawab sebagai nyanyian merdu di Kerumunan
Agar jari tidak berhenti bekerja orang
Untuk berkarya Ketika tanggung jawab sebagai payung besar
Seharusnya Ketika tanggung jawab sebagai jamuan makan mewah
Satu katapun bisa ditulis
Apakah untuk menggugah Pedagang kecil berangkat subuh
Apakah untuk memberi penyadaran Tukang parkir membuyikan pliut
Penjaga ngantuk didepan gedung-gedung mewah
Menulis adalah kerja abstarak Para supir memberikan recehan di pos-pos polisi
Kerja otak
Berimajinasi tentang hasil yang diinginkan Intelectual
Berimajinasi solusi dari fakta Membaca buku
Membandingkan apa yang sudah terjadi Mencari metode
Mencari theori
Flp hanya pemicu Seminar-seminar
Karena perbandingan Memindahkan tali toga
Akhirnya menemukan dirinya
Semua sibuk
Ada yang mencari makan untuk hari ini
Ada yang membangun kedung-gedung
Ada dingin diantara ac
Karena angin malam

Ibu
Kampungku
Kau bagaikan inti batang pohon
Keras dan dan tak mudah lapuk

Walau, kau terbaring bertahun-tahun


Semangat bagaikan batu karang Kerinduanku
Terbayang keindahan
Seharusnya aku paham Begitu mempesona
Kau memberikan pelajaran berarti bagiku
Bahwa hidup ini harus dilalui Alam yang bersahabat
Sungai-sungai tempat makluk tuhan
Coba apa yang ibu alami itu Bersembunyi dan berproduksi
Aku ngak tau Sehingga manusia hanya panen dengan tangan
apakah aku sehebat
sesabar ibu Bukit indah penuh batu-batu
Batu bagaikan kursi besar sambil melihat
Ibu aku salud padamu Kesudut-sudut yang jauh menghijau
Sawah-sawah yang terhampar,
29/10/2008 Dan gubuk-gubuk kecil terlihat dari kejauhan
Tempat berteduh para petani Sekarang apa ide untuk mendaptkan uang
Dan apa kerja untuk mendapatkan uang
Tapi keindahan ini punah Uang untuk secukuupnya untuk hidup didunia ini
Bambu-bambu yang terberjejr di pinggi sungai Uang untuk membantu orang lain
Telah menjadi tepi-tepi yang rapuh
Mudah terkelupas Uang harus dicari,
Karena merupakan hasil dari suatu kerja
Lubuk-lubuk menjadi lantai Tapi harus berhubungan dengan cita-citaku
Penghuninya sangat sulit mencari tempat istirahat
Berproduksi dan lain-lainnya Kadang ide
Tanpa memikirkan batas, dan waktu serta uang
Kesadaran
Tugas hidup
Aku sadar
Cukup untuk menjadi berguna
Tapi kadang ada keraguan
Hidup menjadi tugasnya
Dan sekarang aku harus Menyelesaikan masalah
Menjadi sesuatu
Yang berguana, penuh dengan perhitungan Masalah hidup
Aku kadang harus ego, Harus dicari penyelesaiannya
Karena aku tidak di stir orang Dengan sungguh-sungguh
Tapi aku yang menyetir diriku untuk banyak orang
Kadang dalam banyangan
Bahasa dan intonasi membuatku Sepentas masalah itu gampang
Selama ini menjadi menghindar/menjadi beringas Ternyata perlu pengorbanan dan kerja keras
Merusak kehidupannku
Kalau memang itu tidak penting Itulah hidup
Selalu perlu ada keseriusan
Hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan

Tapi sekarang manusia


Ingin mengekploitasi manusia lain
Melakukan kerjasama dengan badut-badut
Tentara banyaran tanpa kehidupan orang lain

Manusia berkuma dua


Pada saat malam bagaikan musang ingin memakan mangsa
Pada siang bagaikan dermawan

Proses kepemimpinan
manusia
Legislativ
Dulu manusia
Mengekploitasi manusia lain Geli
Ingin menguasai Geli tak tak tertahankan
Tanganmu tak henti-henti
Manusia akan takut kehilangan kekuasannya Memangang ketiakku
Sehingga dia menghancurkan segala sesuatu Suaru terkehek-kehek sambil badanku melekuk
Yang dikira akan menghancurkannya Menahan gelinya

Geli
Dulu manusia hidup Melihatmu
Hanya sebatas agar bisa hidup Menghamburkan uang, membeli spanduk
Membeli poster Gelisah
Membeli kalender Sebuh kerapuhan yang ada dalam bathin manusi
Membeli kain
Ucapan selamat
Hanya untuk mengharapkan anggapan

Anggapan populer
Anggapan memiliki pengaruh
Anggapan banyak berbuat
Sehingga kutanya
Apa yang kau perbuat
Selama lima tahun
Jika kau menggapainya

Padang lawas Utara-1


Gelisah
Gelisaha Langkah kakiku
Gelisah datang Menampali bumi yang jauh
Ketika tidak sesuai rencana Pandanganku menembuh gedung-gedung
Ketika ibadah tak terlaksana Dan hutan belantara yang luas
Ketika tidur sudah melebihi
Ketika hilang arah yang hendak dituju Tapi hatiku selalu mengingatmu
Ketika janji belum ditepati Begitu tergores dihatiku
Selalu mengingatmu
Sungari jernih dengan lubuk dipenuhi dengan ikan2 Bergerombolonan, terlihat sejauh mata memandang
Padang ilalang, diatas sapi-sapai kerbau berserakan
Para penduduk berhembus di pagi hari
Pag hari penduduk membawa bekal Menuju sawah membawa bekal untuk istirhat
Dan pulang disaat matahari tenggelma Istirahat jam 10 dan makan siang

Malan hari anak-anak


Ngaji dirumah tanpa dipungut bayaran
Agar anak desa memiliki ilmu

Padang Lawas Utara-2


Kehadiranku di dunia ini
Walau aku jauh berjalan di daratan yang luas
Tapi bekas ingatanku begitu berbekas Aku takut
Aku menggigil
Sungai dengan lubuk diatasnya akar bambu Belum ada karya yang kupersembahkan
Bercengkramanya berbagai macam ikan Belum ad aide dan gagasan yang cetuskan
Penduduk mengambil ikan sekedar untuk makan
Dan hidangan untuk tetamu Aku perpacu dengan waktu
Umurku semakin menipis
Padang yang terhampar luas Umurku semakin berkurang
Ternk-ternak menunduk memilih makanan
Untuk ibuku
Untuk anak-anakku
Untuk istriku
Untuk keluargaku
Untuk kampong tempat aku dilahirkan
Untuk agamaku
Untuk bangsaku
Untuk duniaku

Begitu banyak anugrah


Begitu banyak potensi
Begitu banyak kesempatan

Seharusnya sejarah kujadikan batu pijakan


Hewan, makhlug yang ngak pernah putush asa
Tumbuh tumbuhan yang selalu melayani
Matahari selalu tepat waktu

Sekarang Jalan
Akau sadar
Aku tidak akan membandingkan aku dengan orang lain
Tapi aku berjanji memperbaiki diriku Semua membutuhkanmu
Seperti rumah reot yang ditata dengan baik dan memiliki taman Menelusuri satu tempat ke tempat lain
yang indah Dari satu tujuan ke tujuan lain
Dari kota ke kota lain
Sehingga, setiap yang memandang merasa sejuk Dari desa ke desa lain
Mengundang inspirasi
Sehingga Jasamu sangat besar
Aku bermakna dalam kehadiranku di dunia ini Tentu kau punya kapasitas
Punya daya tahan
Punya ke teterbatasan sayap

Tapi sekarang aku taka tau


Siapa yang penanggung jawabmu
Apakah sopir
Apakah masayarakat
Apakah pemerintah desa
Apakah aparat kecamatan
Apakah pihak kabupaten
Atau propinsi
Atau pusat

Anda mungkin juga menyukai