Peranan Baitul Hikmah Bagi Peradaban Isl
Peranan Baitul Hikmah Bagi Peradaban Isl
Puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya ilmiah yang sederhana ini dengan baik dengan
judul “Peranan Baitul Hikmah Bagi Peradaban Islam”.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memnuhi
tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar di Universitas Darussalam Gontor. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga Allah senantiasa
meridhai segala amal perbuatan kita. Amin.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa dinasti Bani Abbasiah terkenal ada beberapa khalifah yang
mempunyai pencapaian yang luar biasa. Pencapaian tersebut ditandai dengan
majunya peradaban Islam. Puncak kemajuan ini berada pada pemerintahan
khalifah Harun Al Rasyid dan anaknya Al Ma’mun. Pada masa pemerintahan
Harun Al Rasyid Islam mengalami puncak kejayaanya dengan Bagdad sebagai
pusatnya. Pada masa ini kemajuan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Sahingga peradaban ini disebut
sebagai ”The golden age of Islam”, atau masa keemasan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka pada tulisan ini
hendak mencari jawaban terhadap pertanyaan:
2
3. Apakah Peranan Baitul Hikmah Bagi Peradaban Islam
4. Apa pengaruh Baitul Hikmah Terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
C. Rumusan Masalah
D. Metode
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pada saat itu kawasan Irak (Mesopotamia) dan sekitarnya telah memiliki
tradisi keilmuan yang tinggi yang berasal dari warisan peradaban masa lampau.
Disana telah ada daerah-daerah kantong di mana ilmu-ilmu pengetahuan orang-
orang kuno telah dipelajari lama secara turun temurun. Warisan peradaban masa
lampau ini masuk ke kawasan persia diantaranya dibawa oleh para imigran.
Misalnya kaum Nasrani dari madzhab Nestorias yang diusir kaisar Bizantium dari
mazhab Nestorias yang diusir Kaisar Bizantium dari Eddesa tahun 489. Pada
4
tahun 529 datang lagi gelombang imigran dan lulusan Athena yang terusir dan
akhirnya masuk kawasan Persia. Dalam hal ini tidak dapat diabaikan jasa besar
dari “The Great king” Chosrus Nushirwan (tahun 531-579);yang akhirnya bisa
menjadikan kawasan tersebut sebagai sentra-sentra ilmu pengetahuan yang
penting.Jundhisaphur adalah salah satu yang terpenting. Kota di propinsi
Khuzistan ini sangat populer dengan ilmu kedokterannya. Warga kota ini telah
mampu mengembangkan metode-metode pengobatan yang lebih dekat daripada
metode India dan Yunani. Disamping melalui para imigran, warisan perradaban
kuno juga masuk ke kawasan Persia akibat interaksi dengan dunia luar selama
berabad-abad. Karena kawasan Iraq (Mesopotamia) memang telah mempunyai
rentang sejarah peradaban yang tua.
Baitul Hikmah didirikan tahun 832 M di Baghdad pada masa Dinasti Bani
Abbasiyah, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786 M -
809 M). Baitul Hikmah merupakan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat
5
pengembangan ilmu pengetahuan. Institusi ini merupakan kelanjutan dari institusi
serupa di masa Imperium Sasania Persia yang bernama Jundhisapur Academy.
Namun berbeda dari institusi pada masa Sasania yang hanya menyimpan pusi-
puisi dan cerita-cerita untuk raja. Pada masa Abbasiyah institusi ini diperluas
penggunaannya. Bait al-Hikmah atau Graha kebijaksanaan yang dirintis oleh
khalifah Harun al-Rasyid ditujukan untuk menjadi pusat segala kegiatan
keilmuan. Pada masa Harun al-Rasyid institusi ini bernama Khizanah al-Hikmah
(Khazanah Kebijaksanaan yang berfungsi sebagai sebagai perpustakaan dan pusat
penelitian. Pada waktu itu, gerakan intelek yang hebat telah bangkit dan
mendorong kaum muslim untuk memperoleh ilmu-ilmu pengetahuan zaman kuno.
6
Pada mulanya Harun ar Rasyid (736-809 M) mendirikan Khizanat Al
Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, tempat penerjemahan dan
penelitian. Kemudian pada tahun 815 M Al Ma’mun (813-833 M) mengubahnya
menjadi Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku-buku
kuno yang berasal dari persia, Byzantium, Eithopia dan India.
7
mencintai ilmu, misalnya Muhammad, Ahmad, dan al-Hasan anak-anak Musa Ibn
Syakir yang telah menafkahkan sebagian besar hartanya untuk penerjemahan
buku-buku. Sementara itu, Musa telah menerjemahan ke dalam bahasa Arab
buku-buku karangan Plato, Aristoteles, dan lain-lain.
8
C. Peranan Baitul Hikmah Bagi Peradaban Islam
9
Disamping sebagai pusat penerjemahan, Baitul Hikmah juga berperan
sebagai perpustakaan dan pusat pendidikan. Karena pada masa perkembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, buku mempunyai nilai yang sangat
tinggi. Buku merupakan sumber informasi berbagai macam ilmu pengetahuan
yang ada dan telah dikembangkan oleh ahlinya. Orang dengan mudah dapat
belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang telah tertulis dalam buku.
Dengan demikian buku merupakan sarana utama dalam usaha pengembangan dan
penyebaran ilmu pengetahuan. Sehingga Baitul Hikmah selain menjadi lembaga
penerjemahan juga sebagai perpustakaan yang mengoleksi banyak buku.
Pada masa ini berkembang berbagai macam ilmu pengetahuan, baik itu
pengetahuan umum ataupun agama, seperti Al Qur’an, qiraat, Hadits, Fiqih,
kalam, bahasa dan sastra. Disamping itu juga berkembang empat mazhab fiqih
yang terkenal, diantaranya Abu Hanifah pendiri madzhab Hanafi, Imam Maliki
ibn Anas pendiri madzhab Maliki, Muhammad ibn Idris Asy-Syafi’i pendiri
madzhab syafi’i dan Muhammad ibn Hanbal, pendiri madzhab Hanbali.
Disamping itu berkembang pula ilmu-ilmu umum seperti ilmu filsafat, logika,
metafisika, matematika, alam, geometri, aritmatika, mekanika, astronomi, musik,
kedokteran dan kimia. Ilmu-ilmu umum masuk kedalam Islam melalui terjemahan
di Baitul Hikmah dari bahasa Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab, disamping
dari bahasa India. Pada masa pemerintahan al Ma’mun pengaruh Yunani sangat
kuat. Diantara para penerjemah yang masyhur saat itu ialah Hunain ibn Ishak,
seorang Kristen Nestorian yang banyak menerjemahkan buku-buku Yunani ke
dalam bahasa Arab. Ia terjemahkan kitab Republik dari Plato dan kitab Kategori,
Metafisika, Magna Moralia dari dari Aristoteles
10
Dibidang ilmu pengetahuan umum banyak lahir ilmuan-ilmuan besar dan sangat
berpengaruh terhadap peradaban islam.
A. Ilmu kedokteran
1) Hunain ibn Ishaq (804-874 M), terkenal sebagai dokter penyakit mata.
2) Ar Razi (809-873 M), terkenal sebagai dokter ahli penyakit cacar dan campak.
Buku karanganya dibidang kedokteran berjudul Al Hawi.
3) Ibn sina (980-1036 M), karyanya yang terkenal adalah al Qonun fi at-Tibb dan
dijadikan buku pedoman kedokteran bagi universitas di negara Eropa dan negara
islam.
4) Abu Marwan Abdul Malik ibn Abil’ala ibn Zuhr (1091-1162 M), terkenal
sebagai dokter ahli penyakit dalam. Karyanya yang terkenal adalah At Taisir dan
Al Iqtida.
5) Ibn Rusyd (520-595 M), terkenal sebagai perintis penelitian pembuluh darah
dan penyakit cacar
B. Ilmu Perbintangan
2) Jabir Al Batani, pencipta teropong bintang yang pertama, karya yang terkenal
adalah Kitabu Ma’rifati Matlil-Buruj Baina Arba’il Falaq.
1) Sabit bin Qurrah al Hirany, karyanya yang terkenal adalah Hisabul Ahliyyah.
11
2) Abdul Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas, karyanya yang
terkenal ialah Ma Yahtaju Ilaihi Ummat Wal Kuttab min Sinatil-hisab.
Salah satu ahli farmasi adalah ibn Baitar, karyanya yang terkenal adalah Al
Mugni, Jami’ Mufratil Adwiyyah, wa Agziyah dan Mizani tabib. Adapun dibidang
Kimia adalah Abu Bakar Ar Razi dan Abu Musa Ya’far al Kufi.
E. Ilmu Filsafat
F. Ilmu Sejarah
Ahli Sejarah yang lahir pada masa itu adalah Abu Ismail al Azdi, dengan
karyanya yang berjudul Futuhusyi Syam, al Waqidy dengan karyanya al Magazi,
Ibn Sa’ad dengan karyanya at-Tabaqul Kubra dan Ibnu Hisyam dengan karyanya
Sirah ibn Hisyam.
G. Ilmu Geografi
H. Ilmu Sastra
12
Pada masa itu juga berkembang ilmu sastra yang melahirkan beberapa
penyair terkenal seperti, Abu Nawas, Abu Atiyah, Abu Tamam, Al Mutannabbi
dan Ibnu Hany. Di samping itu mereka juga menghasilkan karya sastra yang
fenomenal seperti Seribu Satu Malam “Alf Lailah Walailah”, yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris menjadi The Arabian Night.
2. Ilmu Agama
A. Ilmu Tafsir
1) Tafsir Bil Ma’tsur (penafsiran ayat Al Qur’an oleh Al Qur’an atau Hadits
Nabi), diantara tokohnya adalah Ibnu Jarir At Tabari, Ibnu Atiyah al Andalusy,
Muhammad Ibn Ishak dan lain-lain.
2) Tafsir Bir-Ra’yi (Tafsir dengan akal pikiran), diantara tokohnya adalah Abu
Bakar Asam, Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany, Ibnu Juru Ak Asadi
dan lain-lain.
B. Ilmu Hadits
C. Ilmu Kalam
Ilmu Kalam lahir karena dua faktor, yaitu musuh Islam ingin
melumpuhkan Islam dengan filsafat dan semua masalah termasuk agama berkisar
13
pada akal dan ilmu. Diantar tokohnya ialah Wasil ibn Atho’, Abu Hasan Al
Asy’ari, Imam Ghozali dan lain-lain.
D. Ilmu Tasawuf
E. Ilmu bahasa
Pada masa itu kota Basrah dan kuffah menjadi pusat kegiatan bahasa.
Diantara tokohnya ialah Sibawaih, AL Kisai dan Abu Zakariya al Farra.
F. Ilmu Fikih
Pada masa ilmu fikih juga berkembang pesat, terbukti pada masa ini
muncul 4 madzhab fiqih, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.
Dari uraian di atas maka lelas bahwa ilmu pengetahuan ini hanya dapat
maju apabila masyarakat berkembang dan berperadaban. Jika kita ketahui bahwa
pendidikan akan maju maka suatu rakyat harus sejahtera, disamping itu segala
sarana yang menunjang lengkap. Hal itulah yang terjadi di Bagdad dengan Baitul
Hikmah yang mampu memajukan peradaban Islam.
14
3. Terjadinya integrasi sosial yang kian intensif dan berkurangnya sikap
primordialisme. Diantara penyebab Daulah Abbasiyah pada periode pertama ini
berhasil mencapai masa keemasan ialah terjadinya asimilasi dalam Daulah
Abbasiyah ini, keterlibatan unsur-unsur non Arab, terutama bangsa Persia, dalam
pembinaan peradaban Baitul Hikmah.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baitul Hikmah bahasa Arab Bait al-Hikmah adalah perpustakaan dan pusat
penerjemahan pada masa dinasti Abbasiah yang terletak di Bagdad. Pada mulanya
Harun ar Rasyid (736-809 M) mendirikan Khizanat Al Hikmah yang berfungsi
sebagai perpustakaan, tempat penerjemahan dan penelitian. Kemudian pada tahun
815 M Al Ma’mun (813-833 M) mengubahnya menjadi Baitul Hikmah yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang berasal dari persia,
Bizantium, Eithopia dan India.
B. Penutup
16
REFERENSI
Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997).
http://ms.wikipedia.org/wiki/Baitul_Hikmah.
17