Anda di halaman 1dari 4

Herpes Zoster pada Anak – Laporan Kasus

1
Thigita A. Pandaleke, 1Herry E. J. Pandaleke, 2Ratna I. Susanti, 2Julieta D. P.
Dotulong

1
Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi/RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
2
PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
Email: th_pandaleke@yahoo.com

Abstract: Herpes zoster (HZ) is an acute vesicular eruption caused by latent varicella zoster
virus (VVZ) reactivation in sensory ganglia after primary infection. Its incidence increases
with age and it is rarely found in children. We reported a case of 10-year-old male with
blisters on the right side of his stomach and back 3 days ago. The patient was suffered from
fever, common cold, and cough a week before, and had a history of varicella at 5 years old.
Dermatologic status showed multiple vesicles on erythematous base at the anterior dan
posterior sides of his right lumbar region. The Tzank test showed multinucletaed giant cells.
Acyclovir resulted in significant improvement after 7- day therapy. Conclusion: Diagnosis of
herpes zoster was based on anamnesis, physical examination, and laboratory findings.
Antiviral drugs was aimed to reduce complications and viral shedding.
Keywords: Herpes zoster, child

Abstrak: Herpes zoster (HZ) merupakan erupsi vesikuler akut yang disebabkan oleh
reaktivasi dari virus varisela zoster (VVZ) laten pada ganglia sensoris yang sebelumnya
terpajan dengan infeksi primer varisela. Insiden HZ meningkat seiring pertambahan usia dan
jarang ditemukan pada anak-anak. Kami melaporkan kasus seorang anak laki-laki, 10 tahun,
dengan bintil-bintil berair di perut dan punggung sebelah kanan sejak 3 hari lalu. Riwayat
demam, batuk dan pilek 1 minggu sebelum timbul lesi. Riwayat varisela pada usia 5 tahun.
Status dermatologis ditemukan vesikel multipel berisi cairan jernih yang tersusun bergerombol
di atas kulit yang eritema di regio lumbar dekstra anterior dan posterior. Tes Tzank
memperlihatkan sel raksasa berinti banyak. Pasien diterapi dengan asiklovir oral selama 7 hari
dan menunjukkan perbaikan yang bermakna. Simpulan: Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang kasus ini khas untuk herpes zoster. Pemberian obat antiviral bertujuan
untuk mengurangi komplikasi dan menurunkan viral shedding.
Kata kunci: herpes zoster, anak

Herpes zoster merupakan erupsi vesikuler dapat terjadi pada anak yang memiliki
akut yang disebabkan oleh reaktivasi dari riwayat infeksi primer intrauterin, kondisi
virus varisela zoster (VVZ) laten pada imunokompromais, dan yang terinfeksi
ganglia sensoris setelah sebelumnya varisela pada tahun pertama kehidupan-
terpajan dengan infeksi primer varisela.1 nya.2,4,5
Prevalensi herpes zoster tidak dipenga- Patogenesis herpes zoster belum
ruhi oleh ras, jenis kelamin, atau musim. sepenuhnya diketahui dengan pasti baik
Insiden penyakit ini meningkat sejalan pada anak maupun orang dewasa, tetapi
dengan pertambahan usia dan jarang biasanya dihubungkan dengan keadaan
ditemukan pada anak-anak.2,3 Herpes zoster imunosupresi, stres emosional, penyinaran,

66
Pandaleke TA, Pandaleke HEJ, Susanti, Dotulong: Herpes zozter pada anak 67

tumor pada spinal, trauma, serta operasi Pada pemeriksaan fisik ditemukan
pada daerah spinal dan sinusitis oftalmik.2,3 keadaaan umum baik, tanda-tanda vital
Gejala klinis herpes zoster secara dalam batas normal, tinggi 137 cm dan
umum diawali oleh gejala prodromal yang berat badan 29 kg, dengan indeks massa
dapat terjadi 1-3 minggu sebelum lesi kulit tubuh normal. Pada status dermatologis
timbul, berupa nyeri radikuler, parestesia, ditemukan lesi pada regio lumbar dekstra
malaise, nyeri kepala, dan demam.6 Pada anterior dan posterior berupa vesikel
anak-anak, gejala prodromal jarang terjadi.3 multipel bergerombol di atas dasar makula
Erupsi kulit biasanya unilateral, namun eritematosa berisi cairan jernih (Gambar 1).
dapat mengenai 1-3 dermatom. Terdapat Tes Tzank memperlihatkan adanya sel
vesikel berkelompok di atas dasar eritema- raksasa berinti banyak.
tosus yang kemudian pecah/mengering Penatalaksanaan meliputi nonmedika-
menjadi krusta dan sembuh dalam 1-3 mentosa dengan memberikan informasi dan
minggu. Selama 1 minggu pertama vesikel edukasi mengenai penyakit dan faktor-
baru masih dapat timbul. Sebagian besar faktor pencetus serta menjelaskan tentang
sembuh tanpa parut, kecuali bila terjadi pengobatan yang diberikan. Medikamen-
infeksi sekunder bakterial. Lesi kulit yang tosa diberikan asiklovir tablet 4x225 mg
terjadi pada anak lebih ringan dan durasi- selama 7 hari, parasetamol tab 3x375mg
nya lebih pendek.7.8 dan bedak salisil ditabur pada lepuh yang
Pemeriksaan penunjang pada herpes belum pecah. Follow up pasien satu
zoster berupa tes Tzank, biopsi kulit, kultur minggu setelah terapi yaitu pada hari ke-14
virus, fluorescent antibody, uji serologis, (Gambar 2) menunjukkan perbaikan yang
dan polymerase chain reaction (PCR).1-3 optimal.
Herpes zoster pada anak imuno-
kompeten dapat sembuh dengan sendirinya BAHASAN
sehingga penatalaksanaan yang diberikan Herpes zoster merupakan reaktivasi
hanya bersifat suportif, akan tetapi pembe- dari virus varisela zoster (VVZ) laten pada
rian terapi spesifik dapat dipertimbangkan ganglia sensoris setelah terpajan dengan
pada kasus-kasus tertentu.8, 9 infeksi primer varisela. Berdasarkan acuan
Berikut ini dilaporkan satu kasus pustaka, herpes zoster pada individu
herpes zoster torakolumbal pada seorang imunokompeten terjadi karena reaktivasi
anak berusia 10 tahun. VZV itu sendiri yang seringkali dipicu oleh
demam, stres, terapi radiasi, atau trauma.7
LAPORAN KASUS Pasien ini pernah mengalami varisela pada
Seorang anak laki-laki berusia 10 usia 5 tahun, terdapat riwayat demam,
tahun datang ke Poliklinik Kulit dan batuk, pilek, dan memiliki aktivitas fisik
Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou sering bermain bola.
Manado dengan keluhan bintil-bintil berair Berdasarkan autoanamnesis didapat-
di daerah perut dan punggung sebelah kan keluhan adanya bintil-bintil merah
kanan yang timbul sejak 3 hari lalu. berair di daerah perut dan punggung
Awalnya pasien mengeluh nyeri di daerah sebelah kanan yang timbul sejak 3 hari
perut dan punggung sebelah kanan. sebelum pasien datang ke rumah sakit.
Selanjutnya, dua hari kemudian timbul Awalnya pasien mengeluh nyeri perut dan
bintil-bintil merah berair dan berkelompok punggung sebelah kanan, kemudian timbul
di perut kanan menjalar ke punggung bintil-bintil merah berair dan berkelompok
sebelah kanan. Pasien belum pernah di daerah perut kanan yang menjalar ke
berobat ke dokter untuk keluhan ini. Sekitar punggung sebelah kanan. Riwayat batuk
satu minggu sebelumnya, pasien mengeluh dan pilek dan demam dialami 1 minggu
batuk dan pilek yang disertai demam, sebelum timbul lesi, namun keluhan
namun keluhan ini membaik setelah minum membaik setelah minum obat batuk dan
obat batuk dan penurun panas. penurun panas.
68 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 1, Maret 2018, hlm.66-69

Gambar 1. Hari ke-1 tampak vesikel bergerombol multipel diatas dasar erite-
matosa, berisi cairan jernih di perut dan punggung sebelah kanan

Gambar 2. Hari ke-14 Perbaikan optimal, kulit kembali normal

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Pemeriksaan penunjang pada herpes zoster


vesikel multipel bergerombol berisi cairan sama dengan pada varisela yaitu kultur
jernih di atas dasar kulit yang eritema yang virus, identifikasi virus melalui polymerase
terdapat di regio torakolumbal anterior dan chain reaction (PCR), dan pemeriksaan
posterior (T10 dan L2). serologis dengan fluorecent-antibody terha-
Pada anak yang imunokompeten, nyeri dap antigen membran VZV. Untuk jenis
prodormal jarang terjadi, namun bila terjadi pemeriksaan yang lebih sederhana dapat
akan timbul nyeri beberapa hari sebelum dilakukan tes Tzanck pada vesikel baru
timbul erupsi kulit.1,10,11 Gejala prodormal yang dipecahkan. Hasil dinilai positif jika
lainnya seperti demam dan malaise dapat ditemukan sel raksasa berinti banyak.1, 9
berlangsung selama 7-10 hari.12 Selanjut- Penatalaksanaan spesifik yang diberi-
nya vesikel akan pecah menjadi krusta kan pada pasien ini berupa asiklovir 4 x
dalam 1-2 minggu.1 Pada anak, infeksi 225 mg selama 7 hari. Herpes zoster pada
herpes zoster biasanya lebih ringan dan anak bersifat ringan sehingga dapat sembuh
proses penyembuhan terjadi dengan cepat dengan sendirinya, maka penatalaksana-
dalam beberapa hari sampai 1 minggu.1 annya berupa terapi suportif.8, 9 Begitu pula
Distribusi herpes zoster biasanya segmental pada individu sehat dengan usia <50 tahun,
unilateral, dapat mengenai satu atau lebih penggunaan anti virus dianggap tidak
dermatom, tetapi umumnya kurang dari dua diperlukan, karena risiko neuralgia pasca
dermatom yang berdekatan.13 Pada anak, herpetika (NPH) lebih rendah.3 Pada pasien
dermatom yang paling sering terkena ialah ini tujuan pemberian antiviral ialah untuk
pada daerah persarafan servikal dan sakral, mengurangi komplikasi yang mungkin
sedangkan pada dewasa lebih sering dite- timbul, mengurangi nyeri prodormal yang
mukan pada persarafan torakal dan dialami, menurunkan viral shedding, dan
lumbar.7 mempercepat penyembuhan lesi kulit.
Pemeriksaan penunjang tes Tzanck Penatalaksanaan lainnya yang diberikan
yang dilakukan pada pasien ini memper- pada pasien ini ialah parasetamol 3x375
lihatkan sel-sel raksasa berinti banyak. mg. Berdasarkan acuan pustaka, untuk
Pandaleke TA, Pandaleke HEJ, Susanti, Dotulong: Herpes zozter pada anak 69

mengatasi nyeri ringan pada herpes zoster neuralgia). Cohrane Database Syst Rev.
dapat diberikan parasetamol atau obat anti 2014;2;1-45
inflamasi non steroid.14 7. Tom WL, Freidlander SF. Viral exanthem.
Komplikasi pada anak yang paling In: Irvine AD, Hoeger PH, Yan AC.
sering ialah infeksi sekunder dari bakteri, Harpers’ Textbook of Pediatric
Dermatology (3rd ed). Oxford:
depigmentasi dan pembentukan jaringan Blackwell publishing, 2011; p. 49.1-14.
parut sedangkan neuralgia paska herpetika 8. Pusponegoro EHD, Nilasari H, Lumintang
(NPH) merupakan komplikasi yang jarang H, Niode JN, Daili SF, Djauzi S.
pada anak tetapi sering pada orang tua.8 Buku Panduan Herpes Zoster di
Pada pasien ini prognosis quo ad Indonesia 2014. Jakarta: Balai Penerbit
vitam, quo ad functionam, quo ad sanatio- FKUI, 2014.
nam ad bonam. Prognosis herpes zoster 9. May Kane KS, Lio PA, Stratigos AJ,
pada anak yang imunokompeten tergolong Johnson RA. Color Atlas & Synopsis
baik.12 Hal ini disebabkan infeksi herpes of Pediatric Dermatology (2nd ed) .
zoster pada anak cenderung lebih ringan.1 United States: McGraw-Hill, 2009.
10. Diana IA. Etiopatogenesis serta penatalak-
sanaan varisela dan herpes zoster pada
DAFTAR PUSTAKA bayi dan anak. In: Amiruddin MD,
1. Paller AS, Mancini AJ. Hurwitz Clinical
Djawad K, Ilyas FS, Tabri F, Batubara
Pediatric Dermatology (5th ed).
DE, Hatta TH, et al, editors. Iktiosis,
Canada: Elsevier Saunders, 2016.
Infeksi Bakteri dan Virus pada Kulit
2. Mancini AJ, Wargon O. Viral infections. In: Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit
Schachner LA, Hansen RC. Pediatric
FKUI, 2010; p. 74-87
Dermatology (4th ed). Philadelphia:
11. Myers MG, Seward JF, LaRussa PS.
Elsevier, 2011; p. 1425-69.
Varicella-zoster virus. In: Kliegman
3. Schmader KE, Oxman MN. Varicella and RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton
herpes zoster. In: Goldsmith A, Katz
BF, editors. Nelson Textbook of
SI, Gilchnest BA, Paller AS, Leffel DJ,
Pediatrics (18th ed). Philadelphia:
Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Derma-
Elsevier Saunders, 2007; p. 1366-72.
tology in General Medicine (8th ed). 12. Mallory SB, Bree A, Chern P. Illustrated
New York: Mc Graw-Hill, 2012; p.
Manual of Pediatric Dermatology
2383-401.
Diagnosis and Management. United
4. Malik LM, Azfar NA, Khan AR, Hussain I, Kingdom: Taylor & Francis, 2005.
Jahangir M. Herpes zoster in children. 13. Leung AK, Barankin B. Herpes zoster in
JPAD. 2013;23(3):2267-71.
childhood. OJPed. 2015;5:39-44
5. Mendoza N, Madkan V, Sia K, Willison B, 14. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Morrilo LK, Tyring SK. Human
Kelamin Indonesia. Panduan Praktik
Herpes viruses. In: Bolognia JL, Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan
Jorizzo JL, Schaffer JV. Dermatology
Kelamin di Indonesia. Jakarta:
(3rd ed). Philadelphia: Elsevier, 2012;
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit
p. 1321-44.
dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI),
6. Chen N, Li Q, Yang J, Zhou M, Zhou D, He 2017.
L. Antiviral treatment for preventing
nerve pain after shingles (postherpetic

Anda mungkin juga menyukai