Anda di halaman 1dari 13

PAKET PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN FRAKTUR

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RUANG 19 RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR

MALANG

2016
HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENATALAKSANAAN FRAKTUR

DI RUANG 19 RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:

MAHASISWA PROFESI NERS

MALANG, 2016

MENGETAHUI,

PEMBIMBING INSTITUSI CI RUANGAN

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Konsep Fraktur


Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Fraktur
Sasaran : Keluarga pasien, dan pengunjung
Tempat : Ruang 19 RSSA Malang
Hari / Tanggal : Kamis, 17 November 2016
Waktu : 30 - 40 menit
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners

1. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit peserta mampu mengetahui tentang
penyakit fraktur
b) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta mampu:
a. Memahami pengertian fraktur
b. Memahami tanda-tanda fraktur
c. Memahami apa yang harus dilakukan bila mengalami fraktur
d. Memahami apa yang dilakukan setelah pulang dari rumah sakit
e. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi patah tulang
f. Memahami akibat tidak mendapatkan penanganan yang benar
g. Memahami cara menolong korban kecelakaan dengan fraktur
2. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi.
2. Media dan Alat Bantu : Pertunjukan slides (melalui komputer dan LCD projector),
Leafleat
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Ruang 19 RSSA Malang
b. Hari/Tanggal : Kamis 17 November 2016
4. Materi dan Pemateri : Mahasiswa profesi Ners
Moderator : Mahasiswa profesi Ners
Fasilitator : Mahasiswa profesi Ners
5. Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di ruang 19
RSSA Malang
6. Waktu : 30 - 40 menit
3. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah
( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Menyambut 2. Diskusi
3. Menjelaskan maksud dan penyaji
tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menggali pengetahuan peserta keterangan
tentang materi yang akan penyaji
disampaikan 4. Menyampaikan
pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan
Penyajian dan 1. Feedback konsep penyakit 1. Peserta berperan 1. Ceramah
diskusi raktur aktif dan antusias 2. Diskusi
( 20 menit) a. Penyaji menanyakan a. Peserta menjawab
pengetahuan peserta tentang pertanyaan penyaji
fraktur tentang konsep
b. Penyaji memberikan fraktur
reinforcement jawaban peserta b. Peserta menyimak
c. Penyaji menyimpulkan apa yang
konsep fraktur disampaikan penyaji
c.Peserta memahami
konsep fraktur
2. Mendiskusikan konsep fraktur 2. Peserta berperan 1. Ceramah
a. Penyaji menjelaskan aktif dan antusias 2. Diskusi
pengertian fraktur
b. Penyaji menjelaskan a. Peserta menyimak
tanda-tanda fraktur apa yang
c. Penyaji menjelaskan apa disampaikan
yang harus dilakukan bila penyaji
mengalami fraktur b. Peserta memahami
d. Penyaji menjelaskan apa konsep fraktur
yang dilakukan setelah
pulang dari rumah sakit 3. Peserta berperan
e. Penyaji menjelaskan akibat aktif dan antusias
tidak mendapatkan
penanganan yang benar a. Peserta menjawab
f. Penyaji menjelaskan cara pertanyaan penyaji
menolong korban tentang konsep
kecelakaan dengan fraktur fraktur
b. Peserta menyimak
3. Evaluasi pemahaman peserta apa yang
a. Penyaji mengevaluasi disampaikan
kembali materi yang telah penyaji
di jelaskan c. Peserta memahami
konsep fraktur
Penutup 1. Menyimpulkan kembali materi 1. Peserta 1. Tanya jawab
(5 menit) yang telah disampaikan memperhatikan
2. Memberikan motivasi kepada apa yang
keluarga agar selalu optimis disimpulkan
dalam merawat anggota penyaji
keluarganya yang sedang 2. Peserta
dirawat termotivasi
3. Memberi salam penutup 3. Peserta
menjawab salam
penutup

4. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara
selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan
kursi, absensi dan leaflet.
2. Evaluasi proses
a) Peserta datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu
b) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
c) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab
d) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjawab kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan (75%).

5. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)


6. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)
MATERI FRAKTUR

A. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (Apley, 2010). Menurut Linda (2011) fraktur adalah rusaknya kontinuitas
tulang yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap oleh tulang.

B. TANDA-TANDA
Bentuk organ yang patah terlihat aneh (deformitas)
Bagian yang patah menjadi tidak stabil
Bunyi seperti batu yang digeser
Nyeri
Ada riwayat trauma dan kecelakaan (Apley, 2011)

C. TINDAKAN BILA MENGALAMI PATAH TULANG


Pertahankan jangan sampai terjadi pergerakan

Jika patah tulang menembus kulit, luka ditutup dengan pembalut bersih

Segera bawa ke RS (Hudak, 2009)

D. TINDAKAN DI RUMAH SAKIT

Tindakan yang dilakukan sangat bervariasi bergantung pada keparahan patah tulang

Reposisi immobilisasi dengan gips (Apley, 2011)


Dilakukan bila tulang yang patah tidak merusak jaringan di sekitarnya, patah tulang
sederhana dan tidak mengenai sendi

Operasi pembersihan dan pemasangan penyangga tulang

Operasi pembersihan dilakukan pada patah tulang yang merobek kulit dan keluar sehingga
terkena udara bebas

Operasi pemasangan penyangga tulang dilakukan pada patah tulang yang tidak stabil
misalnya hancur atau pada posisi tertentu seperti sendi (Hudak, 2009)

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PATAH TULANG

Faktor Yang Mempercepat Penyembuhan

Mengurangi pergerakan pada bagian yang patah

Sambungan tulang tertata dengan baik

Asupan darah yang memadai

Nutrisi yang baik

Hormone-hormone pertumbuhan

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan

Kehilangan tulang

Gerakan pada bagian yang patah terus menerus

Rongga atau ada jaringan diantara tulang yang patah


Keganasan local

Infeksi

Penyakit tulang

Usia (Hudak, 2009)

F. TINDAKAN SETELAH PENDERITA PULANG

Untuk Pemasangan Gips

Kontrol ke poli ortopedi

Segera kembali ke instalasi rawat darurat bila timbul warna kebiruan dan dingin,
kesemutan hebat,, bengkak dan nyeri pada organ yang dipasang gips

Untuk Operasi

Kontrol ke poli ortopedi

Segera kembali ke IRD atau puskesmas terdekat bila ada keluhan nyeri seperti perdarahan
yang hebat (Hudak, 2009)

G. AKIBAT JIKA PATAH TULANG TIDAK MENDAPATKAN PENANGANAN


DENGAN BENAR

tulang tidak tersambung

Infeksi pada tulang yang terbuka

Sambungan pada posisi yang tidak benar


H. CARA MEMBANTU ORANG PATAH TULANG

Fraktur dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh tubuh shingga tulang
menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang tulangnya
patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya, karena jika salah maka
cideranya akan bertambah parah.
Beberapa jenis patah tulang dan cara menyikapinya :
1. Fraktur Tertutup
Fraktur tertutup adalah kasus fraktur dimana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa
menjadi terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging/kulit
hingga menimbulkan luka berdarah.
Cara menyikapinya :
 Tidurkan korban fraktur dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya bisa tidak
semakin patah, baik dengan menggunakan spalk/bidai, tongkat, kayu, sapu
ijuk, tiang antenna, dan lain-lain yang ringan dan kuat, diikat atau dibalut
kuat, tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
2. Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka adalah kasus fraktur dimana patahan tulangnya membuat daging
dan kulit yang berada disekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang
ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi, luka yang
menganga juga bisa menyebabkan kita mudah tertular penyakit dengan orang
yang terluka tersebut.
Cara menyikapinya :
 Tidurkan korban fraktur dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Jika darah masih mengalir, hentikan pendarahan dengan menekan dan
mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya bisa tidak
semakin patah, baik dengan menggunakan spalk/bidai, tongkat, kayu, sapu
ijuk, tiang antenna, dan lain-lain yang ringan dan kuat, diikat atau dibalut
kuat, tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
3. Fraktur Belakang atau Spinal
Pada kondisi fraktur punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa
sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanent. Sebaiknya tunggu
ambulance atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih
lanjut.
Cara menyikapinya :
 Jangan membuat pasien banyak bergerak, baik berpindah tempat,
mengangkat kepala, berdiri, duduk, dan sebagainya. Jika tidak mendesak,
korban fraktur tulang belakang jangan dipindahkan dari tempat semula
dan jaga posisi agar kepala tetap lurus ke atas.
 Hangatkan badan korban dengan selimut.
 Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras, seperti papan,
meja, dan lain-lain untuk mengangkut korban dan menjaga posisi korban
tetap stabil (Dudley, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Apley, A. Graham , 2010. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya Medika, Jakarta

Black, J.M, et al, 2011. Luckman and Sorensen’s. Medikal Nursing : A Nursing Process
Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company

Carpenito, Lynda Juall. 2011. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC, Jakarta

Dudley, Hugh AF. 2013. Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi II. FKUGM

Henderson, M.A, 2013. Ilmu Bedah untuk Perawat, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta

Hudak and Gallo, 2009. Keperawatan Kritis, Volume I EGC, Jakarta

Ignatavicius, Donna D, 2010. Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach, W.B.
Saunder Company

Anda mungkin juga menyukai