Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN


Organisani perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok,
yaitu : perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas.

2.1.1 PERUSAHAAN PERSEORANGAN


Perusahaan Perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya
dalam setiap perekonomian. Yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya
dengan hasil produksi dan penjualannya.

2.1.2 PERUSAHAAN PERKONGSIAN ATAU FIRMA


Perusahaan Perkongsian atau Firma adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh
beberapa orang. Modal perusahaan dikumpulkan dari anggota perkongsian itu. Setiap anggota
perkongsian mempunyai tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan yang
mereka dirikan.

2.1.3 PERSEROAN TERBATAS


Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting.
Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal secara
mengeluarkan saham.

2.2 BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN


Tiga jenis organisasi perusahaan di atas adalah perusahaan yang meliputi sebagian
besar perusahaan yang ada di berbagai perusahaan. Di samping ituterdapat juga organisasi
perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis yang duraikan di atas, yaitu :
perusahaan negara dan koperasi.

2.2.1 Perusahaan Milik Negara


Perusanhaan ini lebih dikenal sebagai BUMN. Perusahaan Negara dikelola seperti
perusahaan perseroan terbatas. Perbedaannya terletak pada pemilikan perusahaan tersebut,
yaitu saham-saham dari perusahaan Negara dimiliki oleh pemerintah.

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 1


2.2.2 Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari
keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat
dibedakan menjadi tiga,
yaitu : koperasi konsumsi, koperasi produksi dan koperasi kredit. Koperasi konsumsi
menjalankan kegiatan membeli barang-barang dan kemudian menjualnya kepada para
anggota. Keuntungan dari usaha ini kemudian dibagikan kembali kepada para anggotanya.
Koperasi produksi berusaha agar hasil produksi para anggotanya dapat dijual dengan harga
yang tinggi dan tidak ditindas para tengkulak atau para pembeli. Dan koperasi kredit adalah
badan pinjam-meminjam yang meminjamkan uang kepada para anggotanya dengan tingkat
bunga yang relatif rendah.

2.3 PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI


Dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa untuk memnuhi permintaan yang wujud di pasar, dan berbagai perbedaan
tersebut tidak diperhatikan. Analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu
perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Begitu pula tidak dilakukan
pembedaan diantara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa dan perusahaan pertanian,
industri atau perdagangan.

2.4 TUJUAN PERUSAHAAN : MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN


Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan “
Mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan
mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam praktek, Pemaksimuman keuntungan
bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume
penjualan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat
produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha
untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari
keuntungan yang maksimum. Telah terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan
yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

2.5 CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN


Keuntungan arau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang
maksimum dicapain apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai
tingkat yang paling besar.

2.5.1 Fungsi Produksi


MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 2
Yang dinamakan fungsi produksi adalah hubungan diantara factor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakannya. Faktor-faktor produksi seperti telah dijelaskan, dapat
dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahliah
keusahawanan. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai factor produksi yang berubah-ubah
jumlahnya. Dengan demikian, di dalam menggambarakan hubungan di antara factor produksi
yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan di
antarajumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.

2.5.2 Peminimuman Biaya Produksi


Di dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi factor produksi
yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan (i) besarnyan
pembayaran kepada factor produksi tambahan yang akan digunakan, dan (ii) besarnya
pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh factor produksi yang ditambah tersebut.

2.6 JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG


Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori
ekonomi jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu : jangka waktu pendek dan jangka
waktu panjang. Analisis keatas kegiatan memproduksi perusahaan dikatakan di dalam jangka
pendek apabila sebagian dari factor produksi dianggap tetap jumlahnya. Didalam masa
tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah factor produksi yang dianggap tetap
tersebut.
Dalam jangka panjang semua faktoe produksi dapat mengalami penambahan. Ini
berarti bahwa dalam jangka panjang setiap factor produksi dapat ditanbah jumlahnya kalau
memang hal tersebut yang berlaku di pasar.

2.7 FIRMA DAN INDUSTRI


Dalam teori ekonomi firma atau perusahaanadlah suatu badan usaha yang
menggunakan factor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian
industri yang pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan
sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilakan barang yang sama atau saat bersamaan
yang terdapat pada suatu pasar.

2.8 FUNGSI PRODUKSI

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 3


Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu
juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu
seperti berikut ;
Q = f (K,L,R,T)
Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai
jenis tenaga dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan Tadalah tingkat
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh
berbagai jenis factor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan
berikut:

2.8.1 TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FACTOR BERUBAH


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat pada produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa factor-faktor produksi lainnya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga
teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya factor produksi yang dapat
diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila factor
produksi yang dapat diubah jumlahnya terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi tidak akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai
suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapaio
nilai negatif. Pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total
semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.

Dengan demikian pada hakikatnya hokum hasil lebih yang semakin berkurang
menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :

 Tahap Pertama : Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat


 Tahap Kedua : Produksi total pertambahannya semakin lambat
 Tahap Ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang

Tabel 9.1

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 4


Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
______________________________________________________________
__
Tanah Tenaga Kerja Produksi Total Produksi Produksi Tahap
(hektar) (orang) (unit) Marjinal rata-rata
(unit) (unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 PERTAMA
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240 KEDUA
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
1 9 1440 -80 160 KETIGA
1 10 1300 -140 130

Dalam Tabel. 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang
pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya
berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan
dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah
dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaaan ini kegiatan memproduksi
mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan
tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis
ekonomi keadaaan itu dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Dan
dalam kolom (4) yaitu data produksi marjinal pada tahap pertama menggambarkan keadaan
tersebut.
Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5 dan
selanjutnya sampai ke 7, produksi total tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahannya
semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua,
yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Maksdnya, setiap pertambahan

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 5


pekerja akan menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja
sebelumnya.
Pada tahap ke tiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total,
yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8,
produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila
satu lagi tenaga kerja ditambah-dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya menurun.
Produksi total berkurang lebihh lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.

 Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal


a) Kolom (4) menunjukkan nilai Produksi Marjinal yaitu tambahan produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah
pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi
marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

ΔTP
MP =
ΔL

b) Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh
setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP,
jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
TP
AP =
L

 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal


MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 6
TP
Jumlah Produksi

520

Tahap I Tahap II Tahap III

410

270

AP
AP
0 3 4 8
MP
Jumlah tenaga
kerja

2.8.2 TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR BERUBAH


Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat
diubah jummlah nya . kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal.
Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat ditukar-tukarkan
penggunaannya; Yaitu Tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila
dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui,
analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usaha nya untuk
mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukan.

2.8.2.1 KURVA PRODUKSI SAMA ( ISOQUANT )


MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 7
Misalkan seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk
memproduksi barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya
dapat dipertukarkan. Dalam tabel 9.2 digambarkan empat gabungan tenaga kerja dan modal
yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.

TABEL 9.2
Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi

Gabungan Tenaga kerja (Unit) Modal (Unit)


A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1

Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan
produksi yang diinginkan tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan
adalah unit tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukkan bahwa yang
diperlukan adalah tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukkan bahwa
yang diperlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal.

GAMBAR 9.2
Kurva Produksi Sama
MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 8
A
6
Modal

B IQ 3= 4000
3
C IQ 2= 3000
2
D IQ 1= 2000
1
IQ = 1000
0 1 2 3 6
Tenaga
Kerja

Kurva IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
terdapat dalam tabel 9.2. Kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama atau isoquant. Ia
menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat
produksi tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi terebut adalah 1000 unit. Di
samping itu didapati kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga kurva-
kurva lain tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut
sebanyak 2000 unit, 3000 unit, dan 4000 unit ( semakin jauh dari titik 0 letaknya kurva,
semakin tinggi tingkat produksi yang ditunjukkan). Masing-masing kurva yang baru tersebut
menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan untuk
menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukkannya.

2.8.2.2 GARIS BIAYA SAMA ( ISOCOST)


Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya
MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 9
produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost. Garis ini menggambarkan gabungan
faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.
Untuk menentukan garis biaya sama data berikut diperlukan :
- Harga faktor-faktor produksi yang digunakan
- Jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi.

GAMBAR 9.3
Garis Biaya Sama

6
Modal

5
4
TC TC1 TC2 TC3

2 A

0 4 6 8 10 12 14
Tenaga kerja

Berdasarkan contoh yang dibuat diatas misalkan upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000 dan
biaya modal per unit adalah Rp. 20.000, sedangkan jumlah uang yang tersedia Rp. 80.000.
Garis TC dalam gambar 9.3 menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang
dapat diperoleh dengan menggunakan Rp. 80.000 apabila upah tenaga kerja dan biaya modal
perunit adalah seperti dimisalkan di atas. Uang tersebut, apabila digunakan untuk
memperoleh “modal” saja akan memperoleh 80.000/20.000 = 4 unit, dan kalau digunakan
untuk memperoleh tenaga kerja saja akan memperoleh 80.000/10.000 = 8 unit.
Seterusnya titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp. 80.000 dapat digunakan
untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam Gambar 9.3 ditunjukkan biaya sama
yang lain yaitu TC1, TC2 dan TC3,. Garis-garis itu menunjukkan garis biayua sama apabila
jumlah uang yang tersedia adalah Rp. 100.000, Rp. 120.000, dan Rp. 140.000

2.8.2.3 MEMINIMUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 10


GAMBAR 9.4
Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi

20
Modal

Q
14

12 E
IQ = 2500
8 P D
IQ = 2000
R
B
IQ = 1500

TC TC1 TC2
0 9 12 21 30
Tenagakerja

Dalam Gambar 9.4


Serentak ditunjukkan kurva produksi sama garis biaya sama.
Dengan penggabungan kedua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal berikut :
1. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan
yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi ?
2. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang meminimumkan biaya ?

Memaksimumkan Produksi
Dalam persoalan yang dinyatakan No.1 dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk
membeli per unit modal adalah Rp. 15.000 upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000 dan biaya
yang disediakan produsen adalah Rp. 300.000. Dengan uang sebanyak Rp. 300.000 produsen
MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 11
dapat sekiranya ia membeli satu jenis factor produksi saja. Memperoleh 20 unit modal atau
30 tenaga kerja. Garis biaya TC3 menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang tersedia. Persoalan nya sekarang, manakah
gabungan yang akan menghasilkan produksi yang paling maksimum ? Terdapat 5 titik yang
yang terletak pada berbagai kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik
persinggungan dengan garis TC2 yaitu A, B, C, D, dan E. Dari kelima titik ini titik E terletak
di kurvaproduksi sama yang paling tinggi yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi
sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan
memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp. 300.000.
Gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.

Meminimumkan Produksi
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam soal No. 2, perlu dibuat
pemisahan mengenai tingak laku produksi yang ingi dicapai. Misalkan produsen ingin
memproduksi sebanyak 1500 unit. Dalam Gambar 9.4 keinginan ini digambarkan oleh kurva
produksi sama IQ. Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-garis
biaya sama di 5 titik, yaitu titik A, B, Q, R, dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabunagan-
gabungan tenaga kerja dan modal yangb dapat digunakan untuk memproduksi sebanyak yang
diinginkan. Dari gabungan-gabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya
yang paling murah ? Yang biaya nya yang paling minimum adalah gabungan yang
ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling rendah. Titik P adlah
pada garis biaya sama (yang menyinggung kurva produksi sama IQ) yang paling rendah,
yaitu garis TC. Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal
yang akan membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1500 unit. Faktor
produksi terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya yang dikeluarkan adalah
Rp. 210.000

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 12


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk secara umum,
yaituPerusahaan Perseorangan, Perusahaan Perkongsian (Firma) dan Perseroan
Terbatas (PT), dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang
mendasar. Selain itu ada beberapa bentuk lain organisasi perusahaan, diantaranya :
Perusahaan Milik Negara /BUMN dan Perusahaan Koperasi
 Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan
usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu “mencapai keuntungan yang
maksimum” dengan menggunakan faktor-faktor produksi dengan cara yang seefisien
mungkin sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara
yang dari sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien”.
 Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen
yaitu : Fungsi Produksi, Peminimuman biaya Produksi.

3.2 SARAN
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan atau manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan makalah yang dibahas dalam makalah ini.
Secara praktis, makalah ini diharapkakn bermanfaat bagi :
Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil penyusunan makalah ini diharapkan
dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam
makalah ini,
Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan
sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 13


MIKROEKONOMI Sadono Sukirno 14

Anda mungkin juga menyukai