ARIF RAHMAN
ATIKA RAFICASARI
DADAN RESKI
FIKRI DIORIYANDA
M.HUSAIRI
RANGGA
RINDO AGUSTAN
KATA PENGANTAR............................................................................................
1. Kesimpulan.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses
transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin urgen untuk
ditekuni. Ada banyak jenis tulisan yang dapat dinikmati di zaman sekarang.
Kecanggihan teknologi telah mewujudkan hal-hal yang dulu hanya menjadi
khayalan para pendahulu kita. Hari ini, kumpulan karya tulis dapat dinikmati
dengan mudah. Dari Koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga
internet yang secara cuma-cuma mengobral informasi dan ilmu dari dunia maya.
Perkembangan dunia tulis menulis demikian pesatnya. Bentuk karya tulis semakin
berwarna dan beragam. Tapi hakikatnya, karya tulis terbagi kepada dua
pembagian besar: fiksi dan non-fiksi.
Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam
sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa
tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sedangkan karya tulis non ilmiah
adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu
pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung
oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya
mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan ciri-ciri karya tulis nonilmiah?
2. Apa saja jenis-jenis dan perbedaan antara karya tulis ilmiah dan non ilmiah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri karya tulis nonilmiah.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan perbedaan antara karya tulis ilmiah dan non
ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat-sifat karangan non-ilmiah itu ada empat macam, dimana sifat tersebut
ditentukan oleh ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Emotif
Ciri-ciri karangan emotif ialah : informasi sedikit, banyak memakai istilah
emotif sepertiaristokratis, ayu, mewah, terpuji, atau kalimat emotif
seperti : Dengan tulus ikhlas dan dari hati yang mendalam kami menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, melebih-lebihkan kebenaran, bernada
mencari keuntungan, tidak sistematis.
2. Persuasif
Ciri-ciri karangan persuasif ialah : penyajian informasi cukup, tetapi
penilaian tentang fakta tidak didukung dengan bukti, banyak bujukan-bujukan
untuk meyakinkan pembaca, ulasan-ulasan tidak berlebihan tetapi tidak tulus, ide-
ide disusun mantik, kata-katanya moderat (tidak emotif) sepertiantusias, lebih
baik, dan sebagainya.
3. Deskriptif
Ciri-ciri karangan deskriptif adalah : sebagian informatif sebagian lagi
imaginatif dan subjektif, misalnya pemakaian kata-kata saya merasa, saya
menduga, hal itu meyakinkan saya, dan sebagainya, berisi terutama pendapat
pribadinya dan kecenderungannya, mengandung impresi spesifik tentang sesuatu,
bahasanya figuratif dan alami.
1. Dongeng
Dongeng adalah cerita fiktif atau cerita imajinatif. Oleh karena itu, di dalam
dongeng ada tokoh, watak tokoh, alur, latar dan unsur cerita lainnya. Perbedaan
yang mencolok dengan cerita – cerita lainnya adalah pada kefiksiannya. Di dalam
dongeng mungkin kita akan menemukan manusia bisa terbang atau binatang bisa
bicara. Dari situlah dongeng memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi anak –
anak, selain itu dongeng juga menyimpan moral value apa yang menjadi pesan
dongeng tersebut. Dan ini menjadi daya tarik bagi orang tua dalam pembelajaran
kepada anaknya
2. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa
baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting,
paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa
tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku.
3. Drama
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik
adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan
perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia
dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau
lakon.
4. Roman
“Kata roman sendiri berasal dari bahasa Perancis “romanz” abad ke-12, serta
dari ungkapan bahasa Latin yaitu “ lingua romana”, yang dimaksudkan untuk
semua karya sastra dari golongan rakyat biasa”. Roman adalah bentuk prosa baru
yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya.
Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak
sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat
atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur
bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
5. Cerpen
Cerpen Adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita
yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas. Sebuah cerpen biasanya
akan langsung mengarah ke topik utama cerita karena memang alur ceritanya
cuma sekali dan langsung tamat. “Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca
dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Sebuah
cerpen merupakan prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata.
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim
diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari
bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah
baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya,
kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa
membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan
ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang
membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan
semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari.
Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-
istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi
sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan
kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak
longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki
pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya
tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak,
gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://silvergrey23.blogspot.com/2010/11/wacana-non-ilmiah.html
http://nda-kamal.blogspot.com/2011/02/karya-ilmiah.html