Ssesssssf
Ssesssssf
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari
80.000 km dengan berbagai macam potensinya diantaranya adalah pelabuhan, lokasi
wisata, dan pemukiman masyarakat yang bergantung terhadap hasil laut. Jumlah
penduduknya 237,6 juta orang (sensus penduduk tahun 2010) dan laju pertumbuhan
penduduk 1,36 selama tahun 2010 sampai tahun 2016. Pertambahan penduduk
mengakibatkan perubahan lahan. Pada beberapa daerah kawasan pertanian berubah
menjadi kawasan pemukiman. Kosentrasi pemukiman terjadi pada erea sekitar perairan
(sungai, sawah, dan pesisir pantai).
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengatur tentang
wilayah suatu daerah termasuk kawasan pesisir pantai melalui Rencana Tata Ruang dan
Tata Wilayah (RTRW). Peraturan ini perlu dijalankan untuk menjaga kelestarian
lingkungan. Wilayah yang luas menyebabkan fungsi pengawasan terhadap perubahan
tutupan lahan dan kesesuaian perbahan tersebut terhadap RTRW suatu wilayah menjadi
sulit dikontrol.
Sampang merupakan salah satu kabupaten yang berada di pulau Madura, dengan
jumlah penduduk tahun 2015 adalah 936,801 ribu jiwa dan laju pertumbuhan penduduk
tahun 2014-2015 sebesar 1,18% pertahun (BPS, 2016). Sebagian besar penduduk
masyarakat Madura bermata pecaharian sebagai Nelayan dan Petani Tambak. Hal ini
membuat konsentrasi pemukiman berada di pesisir pantai. Laju pertumbuhan penduduk
membuat kawasan pesisir pantai berubah dari tahun ke tahun. Kontrol terhadap laju
perubahan tutupan lahan disepanjang pesisir pulau madura sangat diperlukan untuk
menjaga kondisi lingkungan pesisir pantai.
Pada penelitian ini dilakukan kajian perubahan tutupan lahan berdasarkan hasil
klasifikasi supervised pada citra Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8 tahun 2017. Kajian
perubahan tutupan lahan pesisir pantai selatan sampang mengacu pada data perencanaan
yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten Sampang tahun
2009-2029.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tutupan lahan dan
menganalisa citra satelit landsat multi temporal untuk mendapatkan informasi perubahan
penutupan lahan di kawasan pesisir pantai selatan kota sampang.
Luaran Tambahan
1 Jasa; rekayasa social, metode atau system, Ada
produk/barang (peta informasi perubahan
tutupan lahan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1. Empat level sistem klasifikasi untuk land cover dan land use
serta tipe Remotely Sensed Data Typically (USGS, 1976).
3.2.1 Landsat 7
Citra satelit Landsat-7 merupakan citra Landsat dengan resolusi spasial 30
m x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5, 7 dan 60 m x 60 m pada band 6 (thermal).
Landsat-7 dilengkapi dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) yang
merupakan kelanjutan dari program Thematic Mapper (TM) yang diusung sejak
Landsat-5. Saluran pada satelit ini pada dasarnya adalah sama dengan 7 saluran
pada TM, namun diperluas dengan saluran 8 yaitu Pankromatik. Saluran 8 ini
merupakan saluran berresolusi tinggi yaitu seluas 15 meter.
Tabel 2.2. Karakteristik Citra Satelit Landsat ETM+.
Sistem Landsat-7
Orbit 705 km, 98,2o, sun-synchronous, 10:00 AM
Crossing, Rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width 185 km (FOV=15o)
Off-track viewing Tidak tersedia
Revisit Time 16 hari
Resolusi spasial 15 m (pankromatik), 30 m (multispektral), 60 m (termal)
3.2.2 Landsat 8
landsat telah sampai generasi ke-8 (Landsat-8) yang diluncurkan pada
tanggal 11 Februari 2013, menggantikan dan menyempurnakan fungsi dari
landsat 7 yang menggalami kerusakan sejak Mei 2003 pada Scan Line
Correctornya, sehingga kehilangan data sebesar 24 persen sepanjang sisi-sisi
luar dari masing- masing citra (Sitanggang 2010).
Landsat 8 merekam data spektral secara permukaan bumi secara terus
menerus sehingga memungkinkan untuk digunakan dalam analisa perubahan
spasial secara global dan regional. Landsat 8 dilengkapi dengan dua kanal
Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang berada pada band 10 dan 11.
𝐿𝜆 = 𝑀𝜆 × 𝑄𝐶𝑎𝑙 + 𝐴𝜆 (1)
𝐾2
𝑇= 𝐾1
(2)
𝑙𝑛( +1)
𝐿𝜆
A B C D
D Xii
Total Xi+
Kolom
User’s Xii/
accuracy Xi+
(Mulya dan Thoriq, 2016)
𝑋𝑖𝑖
User’s accuracy = 𝑋+𝑖x 100%
𝑋𝑖𝑖
Producer’s Accuracy=𝑋𝑖+x 100%
∑𝑟𝑖=1 𝑋𝑖𝑖
Overall accuracy= x 100%
𝑁
Akurasi ini sering disebut indeks kappa. Menurut Jaya dalam Manaf,
2014, secara matematis akurasi Kappa disajikan sebagai berikut:
𝑁 ∑𝑟𝑖=1 𝑋𝑖𝑖 − ∑𝑟𝑖=1 𝑋𝑖+ 𝑋+𝑖
= 𝑥 100
𝑁 2 − ∑ 𝑋𝑖+ 𝑋+𝑖
Xii : Nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i
X+i : Jumlah piksel dalam kolom ke-i
Xi+ : Jumlah piksel dalam baris ke-i
N : Banyaknya piksel dalam contoh
3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
1. Perangkat Keras
a) Seperangkat Komputer/Laptop
Komputer/Laptop digunakan sebagai perangkat pengolah data.
b) GPS Handheld
GPS Handheld digunakan untuk mengambil data koordinat insitu.
2. Perangkat Lunak
a) GIS (ArcGIS 10)
Sofftware GIS digunakan dalam pengolahan data-data spasial.
b) Office
Office digunakan dalam mengolah dan menulis laporan penelitian.
3.3 Skema Penelitian
Pemotongan Pemotongan
Koreksi geometrik
Rms min
≤ 4 pixel
Koreksi radiometrik
Uji akurasi