Anda di halaman 1dari 3

Resume Jurnal

The Relation between Accounting


Information in Debt Covenants and Operating Leases

Daniel Gyung H. Paik, Joyce A. van der Laan Smith,


Brandon Byunghwan Lee, and Sung Wook Yoon

Accounting Horizons Vol. 29 No. 4 2015


pp. 969 - 996

PENDAHULUAN
Perlakuan akuntansi sewa selama ini sesuai ketentuan PSAK 13 mengklasifikasikan akuntansi leasing
menjadi 2, yaitu capital leasing dan operating leasing yang membedakan perlakuan pencatatan
sewa sebagai aset dan kewajiban di neraca (on-Balance Sheet/OLS) dan hanya sebagai biaya sewa
saja (Off-Balance Sheet/OBS). Maraknya penggunaan metode “OBS” telah mendorong FASB dan SEC
mengusulkan draft perbaikan terkait standar akuntansi sewa dengan mengklasifikasi seluruh sewa
sebagai Aset “Hak Pakai” sehingga tercatat dalam neraca sebagai aset & kewajiban. Rencana
penerapan ketentuan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap keandalan informasi akuntansi
dalam penentuan kebijakan utang & kontrak hutang perusahaan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah perubahan pelakuan kebijakan akuntansi sewa
berpengaruh terhadap kontrak hutang existing dan pertimbangan pemberi hutang dalam
penggunaan informasi dengan penggunaan OBS leases dalam analisis keuangan perusahaan sebelum
keputusan pemberian hutang.

Penelitian Sebelumnya:
 Sejak tahun 1996, telah terjadi penurunan signifikan dalam penggunaan rasio keuangan
berdasarkan informasi neraca dalam perjanjian utang (Christensen dan Nikolaev 2012; Demerjian
2011).
 Demystification (2011) mengaitkan penurunan ini dengan pergeseran ke arah '' pendekatan
neraca '' dalam standar akuntansi, yang membuat neraca terlalu mudah berubah untuk tujuan
kontrak.
 Christensen dan Nikolaev (2012) berpendapat bahwa rasio keuangan neraca dan laba berbasis
laporan memiliki tujuan yang berbeda dalam perjanjian utang. Akibatnya, pilihan jenis rasio
(neraca atau laporan laba rugi) dipengaruhi oleh masalah pemberi pinjaman dan peminjam.
 Demerjian (2011) menunjukkan bahwa neraca telah menjadi kurang bermanfaat bagi kreditur,
yang akan menyebabkan pemberi pinjaman lebih fokus pada rasio berbasis laporan laba rugi.
 Christensen dan Nikolaev (2012) menunjukkan bahwa pemberi pinjaman akan
mempertimbangkan dengan hati-hati tujuan dari setiap rasio yang mereka tetapkan dalam
perjanjian.
 Christensen dan Nikolaev (2012) dengan memasukkan OBS sebagai kendala keuangan dan
berpendapat bahwa “OBS leasing” mempengaruhi pilihan penggunaan rasio laporan keuangan
(laporan laba rugi atau neraca) dalam perjanjian utang.
Hipotesis
 Peneliti berasumsi bahwa kreditor dan perusahaan secara konstruktif memanfaatkan informasi
OBS leasing ketika menentukan kondisi keuangan dan kendala perusahaan dan ini pada gilirannya
mempengaruhi apakah rasio akuntansi berbasis laporan laba atau neraca digunakan dalam
perjanjian utang.
 Penggunaan OBS leasing sangat berkorelasi dalam industri, peneliti mengidentifikasi industri-
industri tersebut di kuartil teratas industri pembiayaan sewa OBS di mana perusahaan, rata-rata,
memiliki 15 persen atau lebih dari aset mereka yang dibiayai oleh OBS sewa;
 Peneliti memfokuskan analisis kami pada industri-industri ini karena mereka harus mengalami
dampak terbesar dari perubahan yang diusulkan dalam aturan akuntansi sewa, sehingga
Hipotesis Penelitian sebagai berikut:
H1: Perjanjian pinjaman dalam industri sewa OBS tinggi mengandung lebih sedikit (lebih)
informasi neraca (laporan laba - rugi) daripada perjanjian pinjaman dalam industri sewa OBS
rendah.
H2: Ketika OBS leasing meningkat, tingkat penurunan dalam penggunaan perjanjian berbasis
neraca lebih besar pada industri sewa OBS tinggi daripada di industri sewa OBS rendah.
H3: Ketika OBS leasing meningkat, tingkat kenaikan dalam penggunaan perjanjian berbasis
laporan laba rugi lebih besar pada industri sewa OBS yang tinggi daripada di industri sewa OBS
yang rendah.

Sampel dan Variabel Penelitian


 Penelitian ini menggunakan data yang tersedia untuk umum dari database Dealscan dan
Compustat selama periode 1996 hingga 2009.
 Populasi sebanyak 12.625 dengan sampel 5.475 perusahaan.
 Analisis data menggunakan analisis regresi logistik untuk menguji hubungan antara pilihan rasio
keuangan neraca-lembar-atau laba-berdasarkan-laporan dalam perjanjian utang dan industri
sewa OBS tinggi.
 Variabel Dependen: BS covenant & IS covenant
 Variabel Independen: HighOBSL
 Variabel Kontrol: rasio volatilitas, variabel kendala pembiayaan, Size, Book-to-Market, Loss, Biaya
Iklan, Biaya R n D, Rasio Tangibility, Z-Score = Skor risiko kredit Altman, StdRet, DealSize, Jatuh
tempo, Revolver dan Secured.

Hasil Penelitian dan Kesimpulan


1. Tingkat OBS sewa mempengaruhi pilihan pemberi pinjaman dalam menggunakan informasi
akuntansi yang dalam pertimbangan perjanjian hutang;
2. Perusahaan dengan eksposur sewa OBS yang besar menghindari penggunaan rasio neraca dan
meningkatkan penggunaan perjanjian dengan rasio berbasis laporan laba-rugi lebih dari
perusahaan dengan eksposur sewa OBS rendah. (H1 Diterima)
3. Perusahaan-perusahaan di industri sewa OBS tinggi lebih sensitif terhadap penggunaan OBS
leases daripada perusahaan di industri sewa OBS rendah lebih memilih untuk memasukkan
rasio berbasis laba-rugi dalam perjanjian utang daripada rasio berbasis neraca (H2 & H3
Diterima);
4. pemberi pinjaman telah mempertimbangkan dampak dari OBS leases sebagai salah satu
kendala pembiayaan ketika menyusun perjanjian utang mereka sehingga kemungkinan
perubahan kebijakan terkait akuntansi sewa tidak berpengaruh terhadap perjanjan hutang
existing.

Anda mungkin juga menyukai