Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dan modernisasi saat ini, terjadi banyak perubahan
perubahan baik dalam segi ekonomi, politik maupun sosial budaya. Perubahan
yang cepat memberikan konsekuensi bagi individu untuk dapat menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan yang semakin lama semakin meningkat.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18
tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain sudah menjadi
kodratnya apabila semua makhluk hidup memerlukan makanan, apalagi manusia
sebagai mahkluk yang paling sempurna tentunya membutuhkan makanan untuk
mendapatkan sumber tenaga, mempertahankan ketahanan tubuh dalam
menghadapi serangan penyakit dan untuk tumbuh kembang. Dengan pola makan
yang sehat, kondisi fisik tubuh akan lebih terjamin sehingga tubuh akan dapat
melakukan aktifitasnya dengan baik pula. Dengan tubuh yang sehat, orang akan
lebih bersemangat untuk bekerja, berpikir dan akan lebih produktif.
Menurut Beck (2000) mengemukakan bahwa, Status gizi didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan
dan masukan nutrient. Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang.
Artinya, banyak, frekuensi dan jenis makanan yang kita asup harus sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Bila yang dimakan melebihi kebutuhan, tubuh akan
kegemukan. Sebaliknya, bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan, tubuh
bakal kurus dan sakit-sakitan. Kegemukan juga tidak berarti sehat karena dapat
memacu timbulnya berbagai penyakit. Status gizi kurang atau status gizi lebih
akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan tubuh. Kedua keadaan yang
ekstrem tersebut dinamakan status gizi salah. Baik buruknya keadaan gizi
seseorang ditentukan antara lain oleh nafsu makan dan pola makannya.
Gambaran status gizi pada kelompok umur dewasa >18 tahun dapat
diketahui melalui prevalensi gizi berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh
(IMT). Status gizi pada kelompok dewasa berusia 18 tahun didominasi dengan
masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Hasil
Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur
dewasa sebanyak 14,76% dan berat badan lebih sebesar 11,48%. Dengan
demikian prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar 26,23%.
Sedangkan prevalensi penduduk dewasa kurus 11,09%. Prevalensi penduduk
laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari
tahun 2007. Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa 32,9%,
naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%). Pada
semua kelompok umur penduduk dewasa, kelebihan berat badan lebih tinggi
pada perempuan dibandingkan lakilaki. Rata-rata prevalensi kelebihan berat
badan relatif tinggi terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun
perempuan. Pada usia tersebut, sekitar sepertiganya mengalami kelebihan berat
badan di kelompok perempuan dan sekitar seperlimanya di kelompok laki-laki.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013)
Menurut laporan Riskesdas tahun 2013 provinsi dengan prevalensi
kelebihan berat badan pada penduduk >18 tahun terendah yaitu Nusa Tenggara
Timur (12,95%), Lampung (18,52%), Nusa Tenggara Barat (19,47%). Provinsi
dengan prevalensi kelebihan berat badan tertinggi yaitu Sulawesi Utara
(40,54%), Kalimantan Timur (35,38%), dan DKI Jakarta (34,67%).
Prevalensi penduduk kurus terendah di Provinsi Sulawesi Utara (5,6%)
dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (19,5%). Dua belas provinsi dengan
prevalensi penduduk dewasa kurus diatas prevalensi nasional, yaitu Kalimantan
Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Maluku, Jawa Tengah,
Banten, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, DI
Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Prevalensi penduduk obesitas terendah di
provinsi Nusa Tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%).
Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas nasional, yaitu Jawa Barat, Bali,
Papua, DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung,
Sumatera Utara, Papua Barat, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Kalimantan
Timur, DKI Jakarta, Gorontalo dan Sulawesi Utara. (Profil Kesehatan Indonesia,
2013).
Hasil penelitian dalam praktikum Penentuan Status Gizi mengenai
antropometri tahun 2015 pada 37 mahasiswa peminatan gizi Kesehatan
Masyarakat yang dinilai dari status gizinya menunjukkan 16,22% mengalami
gizi kurang, 40,54% gizi normal, dan 43,24% gizi lebih.
Asupan makanan yang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
langsung terhadap keadaan gizi seseorang, karena asupan makanan yang tidak
memadai dengan kebutuhan tubuh baik kualitas maupun kuantitas akan
menimbulkan masalah gizi. Keadaan gizi optimal akan tercapai bila kebutuhan
zat gizi optimal terpenuhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan zat gizi,
diperlukan konsumsi makanan yang seimbang dalam hal kuantitas dan kualitas.
Individu dalam rentang kehidupannya akan selalu berhadapan dengan
berbagai masalah, hanya saja masalah yang dihadapi indvidu satu akan
mempunyai bentuk dan tingkat kesulitan yang berbeda dengan yang lainnya.
Keterampilan individu dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi
akan menuntun individu tersebut menuju tujuan hidup yang akan dijalaninya.
Dalam hal ini, mahasiswa yang penerimaan dirinya baik ditandai dengan sikap
yang positif terhadap diri, mengakui dan menerima kekurangan dan kelebihan
pada dirinya, termasuk sifat baik maupun sifat buruk dan memiliki pandangan
yang positif terhadap masa lalunya.
Status gizi erat kaitannya dengan penerimaan terhadap kondisi fisik yang
dimiliki individu. Penurunan aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam terjadinya peningkatan kejadian overweight. Aktivitas fisik
berpengaruh pada tingkat kebugaran tubuh seseorang. Faktor lainnya yang dapat
mengakibatkan terjadinya overweight adalah faktor genetik, pengetahuan gizi,
sosial ekonomi dan body image.
Pengertian body image menurut Arthur (2010) adalah merupakan
imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang
terkait dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus
disesuaikan dengan persepsi-persepsi ini. Beberapa peneliti atau pemikir
menggunakan istilah ini hanya terkait tampilan fisik, sementara yang lain
mencakup pula penilaian tentang fungsi tubuh, gerakan tubuh, koordinasi tubuh,
dan sebagainya.
Terkadang mahasiswa yang dinilai tidak dapat menerima hasil penilaian
yang dilakukan oleh temannya sehingga mencari solusi dengan melakukan
treatmen terhadap berbagai hal yang masih dirasa kurang. Namun tidak jarang
juga ada mahasiswa yang menjadi malu dan sering menutup diri dari pergaulan
sosial. Jika terpaksa harus mengikuti perkumpulan dengan sesama mahasiswa
maka hanya terbatas pada komunitas yang kecil dalam rentang kuantitas waktu
yang minim.
Dari semua data yang ada di atas maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Stereotype Gender Dengan Status Gizi Dan
Body Image Pada Mahasiawa Prodi S1 Keperawatan STIKES AL-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena dan uraian dari latar belakang diatas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Stereotype
Gender Dengan Status Gizi dan Body Image Pada Mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum untuk mengetahui Hubungan Stereotype
Gender Dengan Status Gizi dan Body Image Pada Mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik mahasiswa prodi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
b. Mengetahui stereotype gender pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
c. Mengetahui status gizi pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan STIKES
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
d. Mengetahui body image yang dimiliki mahasiswa prodi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
e. Menganalisis hubungan streotype gender dengan status gizi dan body
image mahasiswa prodi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan
pengetahuan tentang hubungan stereotype gender dengan status gizi dan
body image pada mahasiswa prodi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
pembaca dan pengembangan ilmu khususnya tentang hubungan
stereotype gender dengan status gizi dan body image pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun
2019 di perpustakaan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
b. Bagi Responden
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk memberikan
informasi yang tepat mengenai stereotype gender dengan status gizi dan
body image yang dimiliki mahasiswa.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang hubungan
stereotype gender dengan status gizi dan body image pada mahasiswa
prodi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun
2019, mengaplikasikan mata kuliah Metodologi Penelitian, serta
merupakan pengalaman dalam melakukan penelitian.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul yang sama, sepenetahuan penulis belum pernah
dilakukan penelitian mengenai hubungan status gizi dengan body image yang
pernah dilakukan adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Hidayat (2016), meneliti tentang
Hubungan Konsumsi Makanan Beresiko Dan Aktivitas Fisik Dengan Status
Gizi Mahasiswa Kampus X Kediri. Penelitian ini menggunakan pendekatan
cross-sectional yang dilakukan pada 60 responden yang dipilih secara acak.
Variabel independen berupa konsumsi makanan berisiko dan aktivitas fisik,
serta variable dependen adalah status gizi. Analisis statistik menggunakan uji
Chi-Square. Hasil penelitian ini mayoritas responden adalah mahasiswa
perantau (indekos/rumah sewa) dan memiliki uang saku cukup tinggi. Jenis
kelamin berhubungan dengan status gizi, dimana responden laki-laki
cenderung memiliki gizi lebih dibanding perempuan. Jenis makanan berisiko
yang berhubungan dengan status gizi adalah makanan yang digoreng,
berpenyedap, dan soft drink. Aktivitas fisik berhubungan dengan status gizi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Anita Christina Sembiring (2018) meneliti


tentang Analisis Hubungan Body Image dan Pola Makan Terhadap Status
Gizi pada Mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Data yang
dikumpulkan berupa data primer meliputi karakteristik individu,
karakteristik keluarga, body image dan status gizi (berat badan, tinggi badan,
dan kadar Hb). Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan teknik
pengisian kuesioner oleh peneliti dengan metode wawancara dan
menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh mahasiswi. Tahapan
analisis data diolah dengan program Microsoft Excelldan SPSS versi 16.0
dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan narasi. Karakteristik orang tua
responden sebagian besar berpendidikan SMA. Pekerjaan ayah responden
sebagian besar adalah petani dan kebanyakan ibu respoden tidak bekerja atau
ibu rumah tangga. Sebagian besar (71,7 %) responden memiliki body image
yang positif. Pola makan responden sebagian besar masih tergolong kurang
yang artinya keanekaragaman konsumsi pangan responden masih rendah.
Status gizi responden sebagian besar Normal (51%) dan sebagian besar
responden tidak menderita anemia yang artinya kadar Hb responden
sebagian besar Normal. Sebagian besar responden dengan body image positif
memiliki pola pangan yang kurang tapi status gizi dan kadar Hb responden
normal. Tidak ada hubungan antara body image dan pola makan serta body
image dan status gizi.

Perbedaan penelitian ini dengan yang terdahulu adalah :


1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah body image mahasiswa.
2. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa prodi S1 Keperawatan STIKES
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai