Secara substansial, KLHS merupakan suatu upaya sistematis dan logis dalam
memberikan landasan bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui proses
pengambilan keputusan yang berwawasan dilaksanakannya, atau lebih tepatnya,
distorsi pelaksanaan Undang-Undang No. 34 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Daerah. Dengan demikian, KLHS seharusnya tidak diartikan sebagai instrumen
pengelolaan lingkungan yang semata-mata ditujukan pada komponen-komponen KRP,
tapi yang lebih penting adalah sebagai suatu cara untuk meyakinkan bahwa implikasi
pelaksanaan KRP terhadap lingkungan lingkungan.
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Pra Pelingkupan
3) Tahap Kajian Pelingkupan
4) Tahap Analisis Isu Strategis
5) Tahap Kajian Pengaruh KRP (Kebijakan, Rencana dan atau Program)
6) Tahap Perumusan Mitigasi/Alternatif
Skoring
Tabel 1-2 BENTUK TABEL Daftar Panjang Isu KLHS Pembangunan TOD Kereta Api
Cepat Jakarta-Bandung
Tema No Daftar Panjang Isu Terkait
1 Pencemaran limbah dari rumah tangga, rumah sakit,
kapasitas daya dukung
perdagangan dan jasa, transportasi
dan daya tampung
2 Kesadaran masyarakat dan penegakan hukum belum
Lingkungan Hidup
memadai
untuk pembangunan
3 Degradasi kawasan sekitarnya akibat alih fungsi lahan
Daftar isu panjang yang telah di susun berdasarkan 6 tema selanjutnya disandingkan
dengan penjelasan Pasal 15 UU No. 32 Tahun 2009 untuk mengetahui apakah tiap-tiap
rencana program berdampak pada: 1) perubahan iklim; 2) kerusakan, kemerosotan,
dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati; 3) peningkatan intensitas dan cakupan
Tabel 1-3 BENTUK TABEL Sandingan Isu Panjang Konfirmasi Dengan Pasal 15 UU
No. 32 Tahun 2009
Konfirmasi Isu
No Daftar Panjang Isu Terkait
1 2 3 4 5 6
1 Pencemaran limbah dari rumah tangga, rumah sakit,
perdagangan dan jasa, transportasi
2 Kesadaran masyarakat dan penegakan hukum belum
memadai
3 Degradasi kawasan sekitarnya akibat alih fungsi lahan
menjadi TOD
4 Menurunnya daya tampung beban pencemaraan
sungai.
5 .........
6 ...........
7 Dan lain sebagainya
8 Meningkatnya pencemaraan udara akibat perubahan
kegiatan
9 Pencemaraan air sungai
10 Menurunnya kualitas air sungai
11 Pencemaraan tanah
12 Peningkatan kebisingan di sekitar TOD
13 ....
14 ....
15 Dan lain sebagainya
16 Tingginya alih fungsi lahan dari non-pertanian menjadi
kawasan Perumahan, Perdagangan dan Jasa
17 Peningkatan dan pemanfaatan air tanah yang di Lokasi
TOD
18 Menurunnya produksi oksigen
19 Berkurangnya penyediaan sumber air baku untuk
irigasi
20 Sumber mata air berkurang
21
22
23 Dan lain sebagainya
24 Menurunnya keanekaragaman hayati
25 Ancaman kerusakan lingkungan air sungai
26
27
28
29
30
Sumber: Analisis Konsultan, 2018
Keterangan: X : ada keterkaitan
1. perubahan iklim
2. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
3. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
Pelingkupan menghasilkan daftar pendek isu – isu lingkungan, sosial budaya, dan
ekonomi yang telah disepakati oleh Pemangku Kepentingan. Hasil pelingkupan
digunakan untuk penajaman analisis isu strategis pembangunan TOD Kereta Api
Cepat Jakarta-Bandung. Isu – isu strategis ini digunakan oleh Tim Penyusun KLHS
untuk proses penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau program pembangunan
TOD Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
Proses pemusatan isu pembangunan (daftar panjang) menjadi isu strategis (daftar
pendek) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
wj = (n - rj + 1)/ ∑(n - rp + 1)
1) Melakukan analisis potensi dan risiko Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup yang dilengkapi dengan peta terkait;
2) Melakukan kajian mengenai ketersediaan air tanah dangkal dan dalam;
3) Melakukan kajian mengenai Kinerja Layanan/Jasa Ekosistem yang dilengkapi
dengan peta terkait;
4) Melakukan kajian mengenai Analisis Resiko Bencana dan perubahan iklim yang
dilengkapi dengan peta terkait;
5) Melakukan kajian mengenai analisis Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang
dilengkapi dengan peta terkait;
6) Melakukan analisis kuantitas air dan penentuan debit rencana basah untuk
keperluan perencanaan drainase dan debit andalan kering untuk keperluan DMI
(domestic, municipality, and industry) dan irigasi dari sungai dan waduk dengan
menggunakan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan;
7) Kajian mengenai prakiraan debit rencana basah sungai/air permukaan untuk
perencanaan infrastruktur drainase;
8) Kajian mengenai prakiraan debit andalan kering untuk keperluan air baku irigasi
dan DMI (domestic, municipality, industry);
Tabel 1-7 Bentuk Tabel Kajian Pengaruh KRP Terhadap Isu Strategis Pembangunan
TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Isu Strategis
No Nam Program Isu Isu Isu Isu Isu
Stategis 1 Stategis 1 Stategis 1 Stategis 1 Stategis 1
1 Program 1
2 Program 2
3 Program 3
4 Program 4
5 Program 5
. .
. .
. .
. .
. .
.n Program n
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2018
1) Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan setelah SPMK diperoleh, maka tim akan
segera dimobilisasi dan segera melakukan rapat/ diskusi guna mendapatkan
persamaan persepsi mengenai pekerjaan yang akan dilakukan terutama
pemahaman terhadap KAK.
2) Melakukan diskusi informal dengan pemberi kerja dalam rangka penyamaan
persepsi mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan.
3) Mobilisasi tenaga ahli disesuaikan dengan jadwal dan penugasan, serta
keterlibatan masing-masing tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan
sesuai dengan jumlah orang-bulan masing-masing tenaga ahli.
4) Pekerjaan studio, yaitu semua pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan tim kerja
untuk sampai menghasilkan produk/ dokumen rencana. Kegiatan yang dilakukan
pada pekerjaan studio meliputi mempersiapkan kebutuhan data penelitian,
Pengumpulan dan seleksi data, proses Penyusunan laporan Pendahuluan, Proses
tabulasi data, Pembuatan Kompilasi Data, Proses pengolahan dan analisis data,
proses penyusunan laporan antara, proses pembuatan laporan akhir, termasuk
penyempurnaan dari mulai laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan
final berdasarkan hasil masukan dari diskusi dengan tim dan instansi terkait.
5) Konsultan secara berkala berkoordinasi dan melakukan konsultasi teknis kepada
tim teknis dan Instansi Terkait, Asosiasi profesi, pakar, pemerhati, maupun
dengan stakeholder lainnya yang terlibat dan mempunyai kepentingan dalam
pelaksanaan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Transit
Oriented Development (TOD) Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Konsultan
secara periodik melaporkan setiap progres yang telah dihasilkan kepada Tim
Teknis.
6) Diskusi Pembahasan Laporan dilakukan di instansi terkait pada tahap Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Draft Akhir.
Pengelolaan dan koordinasi yang baik diperlukan agar dalam pelaksanaan pekerjaan
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Sesuai
dengan petunjuk pada kerangka acaun kerja (KAK) dan menyadari pentingnya
keberhasilan kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Transit
Oriented Development (TOD) Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, maka selain
pengelolaan dan koordinasi yang baik juga ditunjang oleh tenaga-tenaga ahli
profesional yang berpengalaman dibidangnya.
Tenaga ahli tersebut diantaranya ahli Lingkungan yang juga bertindak sebagai ketua
tim, Ahli Pemetaan, Ahli Hidrogeologi, Ahli Biodiversitas, dan Ahli Sosial..
PIHAK
KONSULTAN DISKUSI
TERKAIT
KETUA
KETUATIM
TIM
AHLI
(PERENCANA
LINGKUNGAN
TRANSPORTASI)
Uraian dari jadwal pelaksaan kegiatan tersebut berdasarkan tahapan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat kondisi eksisting karakteristik wilayah yang
setidaknya mencakup
- Lahan kritis;
- Penggunaan lahan;
- Kondisi hidrogeologi;
- Potensi kebencanaan;
- Sebaran LP2B/KP2B;
2) Laporan Antara
merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Laporan Pendahuluan yang ditambah
dengan sejumlah analisis kondisi terkait 6 muatan KLHS yang sedikitnya memuat:
- Kajian mengenai prakiraan debit andalan kering untuk keperluan air baku irigasi
dan DMI (domestic, municipality, industry);
- Kajian mengenai kualitas air permukaan dan tanah dangkal untuk air baku;
3) Laporan Akhir
merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Laporan Antara yang ditambah dengan
analisis faktor pembangunan dengan analisis kondisi 6 muatan, serta alternatif-
rekomendasi laporan yang sedikitnya memuat: