Anda di halaman 1dari 15

Kerangka Teoritik

Berdasarkan tinjauan pustaka diperoleh kerangka teoritik sebagai berikut. Elemen fisik
pembentuk karakter visual koridor menurut beberapa ahli terdiri dari Shirvani (1985) yang menjelaskan
elemen urban design, Smardon (1986) yang menjelaskan elemen visual dan Berry (1980) menjelaskan
elemen usaha konservasi, semua tertuang pada Tabel 1.

Tabel 1. Elemen Fisik Pembentuk Karakter

Shirvani 1985 Smardon 1986 Berry 1980


 Land Use  Degree of Enclosure Landscaping
 Open Space  Activity Pattern
 Paths
 Building Form and  Architectural Pattern Buildings
Massing  Degree of Enclosure
 Activity Pattern
 Paths
 Circulation and  Degree of Enclosure Parking
Parking  Activity Pattern
 Pedestrian Ways  Paths
 Street Trees

Signage Degree of Enclosure Signage

Activity Support

Elemen analisis karakter visual koridor dapat ditinjau melalui analisis keterkaitan elemen-
elemen fisik pembentuk berdasarkan teori diatas. Elemen analisis didasarkan pada teori Smardon (1986)
dan Berry (1980) yang memiliki kesepadanan yang sudah tercakup dalam teori Shirvani (1985).
Tabel 2. Elemen Analisis Karakter Visual Koridor

Smardon (1986) Berry (1980)


Pola letak pohon-pohon
di jalan
Paths Bentuk Landscaping Pemisah antara trotoar
dan jalan
Ruang terbuka
Ketinggian Bangunan
Degree of
Skala Buildings Letak elemen mendatar
Enclosure
Skyline tampak depan
Ketinggian Pohon Letak parkir
Skala Pembatas parkir
Street Trees Parking
Kanopi
Alat penanda parkir
Penyebaran
Bentuk massa
Jenis tata tanda
bangunan
Architectural
Warna bangunan Signage
Pattern
Tampilan depan Bentuk tata tanda
bangunan
Volume aktivitas
Activity Pattern Waktu aktivitas
Jenis aktivitas
PROGRAM KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan ini, lamanya waktu pelaksanaan telah ditentukan
berdasarkan kebutuhan waktu secara keseluruhan. Oleh karena itu, apabila dalam satu tahapan
Perencanaan terjadi keterlambatan pekerjaan, maka berakibat pada pekerjaan yang lain. Sehingga,
waktu perencanaan harus benar-benar diperhatikan. Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan
supaya terhindar dari hal tersebut diatas dan bisa memenuhi tepat waktu dan mutu, perlu dibuat jadwal
kerja yang baik setahap demi setahap yang akhirnya bisa berjalan dengan tertib. Rencana Kerja dibuat
berdasarkan lingkup tugas Konsultan Perencana yang ada dalam Kerangka Acuan Kerja, jenis pekerjaan
yang direncanakan dan jangka waktu pelaksanaan.

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Mobilisasi
Segera setelah menerima SPK, Konsultan akan memobilisasi personilnya sesuai kebutuhan yang
berdasar pada jadwal mobilisasi yang telah dipersiapkan. Pekerjaan ini dapat meliputi :
 Pengumpulan Data Dokumen Proyek (lengkap)
 Penyiapan perlengkapan kantor proyek
 Pengarahan personil yang terlibat dalam perencanaan, terutama teknisi lapangan.

2. Koordinasi dengan Instansi terkait / Owner


Karena waktu perencanaan sangat terbatas dan sangat berpengaruh dengan kegiatan yang lain,
untuk menghindari saling menyalahkan, maka konsultan perencana dalam hal ini semua personil
yang ditugaskan pada awal kegiatan secara bersama-sama akan melakukan koordinasi jaringan
kerja proyek, terutama ke Owner. Kegiatan koordinasi merupakan langkah awal untuk
memberitahukan keberadaan sekaligus laporan mengenai kegiatan persiapan yang telah
dilaksanakan oleh Konsultan.
Laporan kegiatan persiapan tersebut dapat meliputi :
 Program Kerja
 Penjelasan tugas dan organisasi kerja Konsultan
 Rencana Penugasan Tenaga Teknisi lapangan
 Rencana Tindak Lanjut

3. Penetapan Struktur Organisasi Proyek


Untuk mencapai tujuan & sasaran proyek dibentuk struktur organisasi yang meliputi Organisasi
Kerja Konsultan dan Organisasi Proyek. Organisasi kerja yang solid akan menjadi modal utama
dalam melaksanakan suatu kegiatan.
a. Organisasi Kerja Konsultan
Struktur organisasi Konsultan Perencana :
Tenaga Ahli :
1. Team Leader / Ahli Arsitektur : 1 Orang
2. Ahli Sipil : 1 Orang

Tenaga Pendukung :
 Office Manager : 1 Orang
 Drafter CAD : 2 Orang
 Surveyor : 2 Orang
b. Organisasi Pelaksana Proyek
Organisasi pelaksana proyek terdiri dari 2 unsur sebagai satu kesatuan yang saling terkait,
yaitu Pemilik Proyek (Owner) dan Konsultan Perencana.

B. TAHAP PELAKSANAAN PERENCANAAN


Tahap pelaksanaan perencanaan merupakan penjabaran tugas konsultan dalam membantu
pekerjaan perencanaan proyek mulai tahap persiapan Pembuatan Laporan ke Pemilik Proyek.
Perencanaan pekerjaan yang dilakukan meliputi pekerjaan Desain, administrasi dan pelaporan
shingga dapat berjalan sesuai rencana kerja, memenuhi luaran yang diharapkan sesuai KAK,
tepat waktu dan ekonomis dari segi biaya.
Secara garis besar pekerjaan Konsultan Perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
Pengumpulan data dan Orientasi lapangan :
 Data administrasi yang berkaitan dengan luas lokasi pekerjaan serta banyaknya pasien.
 Peninjauan lapangan
 Penyampaian format-format dan Teknis Pelaporan.

Dilanjutkan diskusi untuk mengambil langkah pelaksanaan bangunan.

2. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan terdiri dari :
 Pekerjaan pengukuran lokasi
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor, sedangkan hasilnya adalah kondisi
eksisting.

3. Pekerjaan Disain
Pekerjaan ini dilakukan di studio oleh team yang terdiri dari :
 Team Leader
 Ahli Arsitek, Ahli Sipil
 Drafter CAD dan Administrasi

Tahapan pekerjaan ini adalah :

 Pra Disain
 Gambar Denah
 Gambar Arsitektur
 Gambar Detail Arsitektur
 Gambar Struktur
 Gambar Detail Struktur
 Gambar ME
 Perhitungan RAB dan
 Pembuatan RKS

Dalam pelaksanaan pekerjaan disai dari tahap satu ke tahap berikutnya dilakukan rapat
koordinasi/konsultasi untuk menentukan kesepakatan guna melanjutkan langkah
berikutnya.

4. Pembuatan Laporan dan Dokumen Tender


Laporan & Dokumen Tender yang harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebagai hasil
akhir Konsultan Perencana berupa Dokumen Tender.

ORGANISASI DAN PERSONIL

A. PERSONIL
Untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan perencanaan dibutuhkan sejumlah tenaga ahli dan tim
pendukung dengan kualifikasi sebagai berikut :
Tenaga Ahli :
1. Team Leader / Ahli Arsitektur : 1 Orang
2. Ahli Sipil : 1 Orang

Tenaga Pendukung :
1. Office Manager : 1 Orang
2. Drafter CAD : 2 Orang
3. Surveyor : 2 Orang

B. TUGAS DAN KEWAJIBAN PIHAK PROYEK DAN KONSULTAN


Tugas dan kewajiban pihak proyek dan konsultan adalah sebagai berikut :
a. Pihak Proyek
 Mengerti substansi yang dituangkan dalan Kerangka Acuan Kerja sehingga memudahkan
pengawasan terhadap pekerjaan konsultan.
 Mengawasi setiap kegiatan konsultan sehingga tujuan dan sasaran kegiatan tercapai.
 Membantu dan memfasilitasi kegiatan Konsultan yang berhubungan dengan pihak
structural.
 Memeriksa seluruh bukti pembayaran dan substansi laporan dari Konsultan.
 Membantu pelaksanaan pekerjaan dalam penyelesaian administrative dan hal-hal diluar
kewenangan pelaksana pekerjaan.
 Secara intensif memantau kegiatan pelaksana pekerjaan dalam hal menjaga jadwal
penyelenggaraan pembahasan dengan mengundang instansi terkait.
 Secara intensif memantau kegiatan pelaksana pekerjaan dalam hal menjaga jadwal.
 Menyelenggarakan pembahasan dengan mengundang instansi terkait.
 Memonitor pekerjaan konsultan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
 Menyiapkan rapat pembahasan dengan tim teknis.
b. Pihak Konsultan
 Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi personil.
 Menyampaiakn seluruh laporan dan hasil studi lainnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
 Melaksanakan kerangka acuan kerja dan penjabarannya yang sejalan dengan maksud tujuan
kegiatan.
 Membantu proyek agar menjaga waktu dan jadwal sesuai dengan kerangka acuan, antara
lain waktu pembahasan laporan.
 Menyampaikan hal-hal substansial yang dianggap perlu untuk meningkatkan mutu
pekerjaan (minimal sesuai dengan kerangka acuan) dan hal-hal administrasi yang diluar
kewenangan pelaksana pekerjaan, seperti koordinasi antar instansi.
 Mengadakan rapat pembahasan dengan tim teknis untuk setiap laporan yang telah dibuat.
 Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memenuhi seluruh persyaratan administratif
yang berlaku.

C. KUALIFIKASI PERSONIL
Dari personil Tenaga Ahli yang diajukan untuk menangani pekerjaan Perencanaan mempunyai
kualifikasi sebagai berikut :
1. Team Leader
Sarjana Teknik Arsitektur dengan kualifikasi Strata 1 berpengalaman professional minimal 5
tahun dalam bidang pengelolaan dan koordinasi pekerjaan-pekerjaan dalam suatu proyek,
survey perencanaan, dan perencanaan gedung serta perencanaan dan perancangan fasilitas
penunjang lainnya.

2. Ahli Sipil
Sarjana Teknik Sipil dengan kualifikasi Strata 1 berpengalaman professional selama 5 tahun
dalam bidang perencanaan dan perancangan struktur bangunan.

Sedangkan waktu untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas direncanakan selama 30 hari
kalender.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing personil tenaga Konsultan Perencana adalah :

1. Team Leader
Team Leader bertugas melakukan koordinasi semua lini organisasi, agar pekerjaan dapat tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya :
a. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga
mendapatkan teamwork yang solid dan baik.
b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi-instansi (Dinas terkait).
c. Memantau kemajuan pekerjaan dan memberikan laporan periodic kepada Pemimpin
Proyek.
d. Melaksanakan koordinasi dengan direksi pekerjaan atau tim konsultasi dan bertanggung
jawab atas produk yang dihasilkan.
e. Memeriksa semua berkas hasil masing-masing tim dalam melaksanakan perencanaan.
2. Tenaga Ahli Bidang Arsitek
Tenaga Ahli Bidang Arsitek yang akan bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Team Leader dalam melaksanakan koordinasi
b. Menyelenggarakan persiapan teknis
c. Mengadakan pengamatan dan peninjauan di lapangan untuk memahami situasi dan kondisi
tapak dan rona lingkungan.
d. Menyelenggarakan temu muka dengan user untuk menginventarisir kebutuhan dan
tuntutan dari pihak user.
e. Menyusun konsep dan skematis desain awal
f. Menyelenggarakan rapat konsultasi awal
g. Menyiapkan pengembangan desain
h. Menyiapkan gambar rencana arsitektur, struktur dan utilitas
i. Menyiapkan dan menyusun spesifikasi teknis yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja
dan Syarat.
j. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen arsitektur
k. Menyelenggarakan rapat konsultasi lanjutan
l. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan gambar kerja
m. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan rencana kerja dan
syarat
n. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan rencana anggaran
biaya elemen arsitektur akhir.
o. Menyelenggarakan koreksi gambar kerja yang sudah final
p. Menyelenggarakan koreksi rencana kerja dan syarat yang sudah final
q. Menyelenggarakan koreksi rencana anggaran biaya akhir yang sudah final
r. Menyerahkan produk ke team leader

3. Tenaga Ahli Sipil


Tenaga Ahli Bidang Sipil yang akan bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Team Leader dalam melaksanakan koordinasi
b. Menyelenggarakan persiapan teknis
c. Mengadakan pengamatan dan peninjauan di lapangan untuk memahami situasi dan kondisi
tapak dan rona lingkungan.
d. Menyelenggarakan temu muka dengan user untuk menginventarisir kebutuhan dan
tuntutan dari pihak user.
e. Menyusun konsep dan skematis desain awal
f. Menyelenggarakan rapat konsultasi awal
g. Menyiapkan pengembangan desain
h. Menyiapkan gambar rencana arsitektur, struktur dan utilitas
i. Menyiapkan dan menyusun spesifikasi teknis yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja
dan Syarat.
j. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen arsitektur
k. Menyelenggarakan rapat konsultasi lanjutan
l. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan gambar kerja
m. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan rencana kerja dan
syarat
n. Menyelenggarakan koreksi dan pengarahan serta monitoring penyusunan rencana anggaran
biaya elemen arsitektur akhir.
o. Menyelenggarakan koreksi gambar kerja yang sudah final
p. Menyelenggarakan koreksi rencana kerja dan syarat yang sudah final
q. Menyelenggarakan koreksi rencana anggaran biaya akhir yang sudah final
r. Menyerahkan produk ke team leader

4. Tenaga Ahli Estimasi


Tenaga Ahli Estimasi yang akan bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Team Leader dalam melaksanakan koordinasi
b. Menyelenggarakan persiapan teknis
c. Mengadakan pengamatan dan peninjauan di lapangan untuk memahami situasi dan kondisi
tapak dan rona lingkungan.
d. Menyelenggarakan temu muka dengan user untuk menginventarisir kebutuhan dan
tuntutan dari pihak user.
e. Menyelenggarakan rapat konsultasi awal
f. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen arsitektur
g. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen interior
h. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen struktur
i. Menyiapkan dan menghitung anggaran biaya awal komponen mekanikal dan elektrikal
j. Menyelenggarakan rapat konsultasi lanjutan
k. Menyelenggarakan koreksi dan penghitungan anggaran biaya komponen arsitektur
l. Menyelenggarakan koreksi dan penghitungan anggaran biaya komponen interior
m. Menyelenggarakan koreksi dan penghitungan anggaran biaya komponen struktur
n. Menyelenggarakan koreksi dan penghitungan anggaran biaya komponen mekanikal dan
elektrikal
o. Menyerahkan produk ke team leader

5. Operator Komputer / Draftman


Draftman bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Arsitek, Ahli Interior, Konstruktor dan Ahli Mekanikal dan Elektrikal dalam
menyiapkan gambar-gambar yang ditugaskan.
b. Menyelenggarakan persiapan teknis.
c. Menyiapkan gambar pra design.
d. Menyiapkan gambar-gambar pengembangan design.
e. Menyiapkan gambar rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
f. Menyelenggarakan koreksi dan penyiapan gambar kerja arsitektur.
g. Menyelenggarakan koreksi dan penyiapan gambar kerja interior.
h. Menyelenggarakan koreksi dan penyiapan gambar kerja struktur.
i. Menyelenggarakan koreksi dan penyiapan gambar kerja mekanikal dan elektrikal.
j. Menyerahkan produk ke team leader.

6. Surveyor
Tenaga Surveyor bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Arsitek, Ahli Interior, Konstruktor dan Ahli Mekanikal dan Elektrikal dalam
menyiapkan gambar-gambar yang ditugaskan.
b. Menyelenggarakan persiapan teknis.
c. Mengadakan pengamatan dan peninjauan di lapangan untuk memahami situasi dan kondisi
tapak dan rona lingkungan.
d. Menyelenggarakan pengukuran dan penyelidikan tanah
e. Menyelenggarakan pemetaan
f. Menyelenggarakan penyusunan dan inventarisasi data lokasi
g. Menyelenggarakan koreksi gambar kerja yang sudah final.

7. Administrasi
Tenaga Administrasi bertugas melakukan pekerjaan :
a. Membantu Ahli Sipil dalam membuat laporan perencanaan
b. Membantu Ahli Estimator dalam membuat RAB
c. Menyusun dokumen kontrak dan pencairan pembiayaan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan pekerjaan perencanaan Penataan Kawasan Koridor Jl. Sutoyo ini dilaksanakan selama 60 hari
dan diselesaikan sesuai dengan tahapan kegiatan berikut ini :

Tabel. Tahapan Kegiatan Perencanaan Penataan Koridor Jl. Sutoyo

WAKTU
No. KEGIATAN Bulan 1
1 2 3 4 5 6 7 8
1 SPK
2 Pengumpulan Data / Survey
3 Konsepsi Perancangan
4 Analisis Data
5 Pra Rancangan
6 Penyusunan Rancangan
7 Pembuatan Dokumen Detail Design
8 Pembuatan Rencana Anggaran Biaya
9 Pembuatan RKS
10 Serah Terima Pekerjaan
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Ahli
(Personil Inti)

Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
CV. Nandaka Lokal Arsitek TL/Arsitek - Koordinator Tim
- Pradesain
- Detail Desain
CV. Nandaka Lokal Sipil Sipil - Pradesain
- Detail Desain
- RKS
- RAB dan BQ

Tenaga Pendukung
(Personil lainnya)
Jumlah
Tenaga Ahli Lingkup Posisi
Nama Personil Perusahaan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Keahlian Diusulkan
Bulan
CV. Nandaka Lokal Office Office - Menyusun
Manager Manager laporan
- Administrasi
CV. Nandaka Lokal Drafter Drafter - Membuat
CAD CAD gambar detail
CV. Nandaka Lokal Drafter Drafter - Membuat
CAD CAD gambar detail
CV. Nandaka Lokal Surveyor Surveyor - Pengukuran
- Inventarisasi
- Pelaporan
CV. Nandaka Lokal Surveyor Surveyor - Pengukuran
- Inventarisasi
- Pelaporan
STRUKTUR ORGANISASI

PENANGGUNG JAWAB
Direktur CV. Nandaka

TEAM LEADER
AHLI ARSITEKTUR

AHLI SIPIL
OFFICE MANAGER

SURVEYOR Drafter CAD


JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Masukan Personil Orang


No. Nama Personil
1 2 3 4 5 6 7 8 Bulan
Nasional
1.
2.
3.
4.
5.
Sub Total
Asing
1.
2.
3.
4.
5.
Sub Total
karakter visual, yaitu 1) Landscaping, meliputi tata ruang yang berkarakter, pola ruang dan kesegarisan
pohon-pohon di jalan, pemisahan trotoar dan jalan, dan ruang ruang terbuka, 2) Buildings (Bangunan),
meliputi ketinggian bangunan, sudut lahan, kesegarisan elemen mendatar, kesegarisan tampak depan
dan komponen bangunan, 3) Parking (Perparkiran), meliputi letak parkir, pembatas parkir dengan jalan
dan bangunan, pohon pembatas parkir dan alat penanda, dan 4) Signage (penanda), meliputi penanda
fungsi bangunan.

Bidang amatan spaces (ruang)


Mata memandang bangunan dengan memiliki 2/3 bidang penglihatan di atas bidang ketinggian
mata. Jika bagian langit harus dimasukkan kedalam bidang pandangan maka penglihatan seseorang
dapat melihat sebuah bangunan sebagai keseluruhan pada sudut 270 atau D/H = 2 (D = jarak bangunan
ke pengamat, H = ketinggian bangunan). Dalam keadaan ini bangunan akan mengisi seluruh bidang
penglihatan. Jika pengamatan ingin mengamati deretan bangunan / grup bangunan maka harus melihat
pada sudut 180 atau D/H = 3 (Martens, 1884; Hegemen and Peets, 1992 in Ashihara, 1986).
Menurut Ashihara (1970) skala ruang eksterior cenderung samar dan mendua, apabila ruang itu
kekurangan suatu gaya yang melingkungi. Jika bangunan berdiri sendiri maka bangunan cenderung
bersifat sculptural atau monumental karakternya. Bila D/H = 1 maka merupakan titik genting (nisbi
normal) dimana kualitas ruang eksterior dirasakan keseimbangan diantara tinggi bangunan dan ruang
diantara bangunan.
Perletakan bangunan D/H = 1,2,3 paling sering digunakan. Jika D/H > 4 maka interaksi bersama
mulai menghilang dan interaksi antar bangunan sukar dirasakan. Sedangkan bila D/H < 1 maka bentuk
atau raut bangunan, tekstur dinding, ukuran dan lokasi bukaan-bukaan serta sudut masuknya cahaya ke
dalam bangunan menjadi persoalan utama. Namun tata letak D/H < 1 ini dapat tercapai jika suatu
keseimbangan yang memadai dijaga dan perhubungan diantara bangunan dan ruang sebaliknya
distabilkan. Meskipun pandangan ideal untuk melihat bangunan secara keseluruhan memiliki rasio
D/H=2, namun untuk menciptakan skala kawasan yang lebih intim, sepeti kawasan komersial, rasio
perbandingan yang cocok adalah berada pada rasio perbandingan D/H = 1 bahkan dapat mencapai
D/H=0,6 (Ashihara, 1986).

Kawasan Lama – Kawasan Konservasi


Dalam Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya, dinyatakan bahwa :
1. Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
2. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
3. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan
prasarana untuk menamoung kebutuhan manusia.
4. Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan
manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
5. Kawasan cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau
lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria :
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
b. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Dalam menciptakan identitas suatu kawasan historis, maka bangunan-bangunan bersejarah tersebut
harus dominan di dalam kawasan. Kekhasan karakteristik yang dimiliki bangunan bersejarah akan
membentuk suatu image yang tidak dimiliki bangunan atau kawasan lain.

Anda mungkin juga menyukai