PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah individu yang mempunyai sub-sub sistem. Sub-sub
sistemtersebut adalah sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, sistem
pencernaan,sistem muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem perkemihan, dan
sistem-sistem yang lainnya. Keseimbangan antara semua sistem diatas itulah
yangmenyebabkan manusia dikatakan sehat secara jasmani.Semua sistem
tersebutmelibatkan organ-organ dalam menjalankan tugasnya, seperti sistem
perkemihanyang melibatkan organ ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Ginjal merupakan bagian utama dari saluran kemih yang terdiri dari organ-
organtubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urin)
keluar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal,antara
lain yaitu infeksi ginjal. Infeksi ginjal atau
Pielonefritismerupakan peradangan pada jaringan ginjal. Untuk lebih jelasnya
, penulis akan membahastentang bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan
yangbaikkepada pasien yang mengalami pielonefritis agar tidak berlanjut menjadi piel
onefritiskronik.
B. Masalah
Masalah yang kami angkat pada makalah ini mengenai asuhan keperawatan
pada pasien dengan pielonefritis.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah ini pesertadidik
diharapkan mampu mempraktekkan pengelolaan pelayanankeperawatan
profesional dan mahasiswa dapat menerapkan konsep dasar dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien khususnya pada kasus pielonefritis.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tinjauan pustaka tentang pielonefritis.
A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Ginjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuhmanusia. Di samping
itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanismeterpenting homeostasis. Ginjal
berperan penting dalam pengeluaran zat-zattoksin/racun, memperlakukan suasana
keseimbangan air. mempertahankankeseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan
mempertahankan keseimbangangaram-garam dan zat-zat lain dalam darah.
2. Ureter
Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung kemih)melalui ureter.
Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis (tulang punggung) yang
menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih.
3. Vesika urinaria
Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (vesikaurinaria). Kandung kemih
merupakan kantong yang dapat menggelembung s e p e r t i b a l o n k a r e t , t e r l e t a k d i
b e l a k a n g s i m f i s i s p u b i s , d i d a l a m r o n g g a panggul.Bila terisi penuh,
kandung kemih dapat terlihat sebagian ke luar darirongga panggul.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki,
uretra berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudianmelewati tulang pubis,
selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
pars proetalika, pars membranosa,dan pars kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar
disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak di belakang simfisis pubis,
berjalan miring, sedikitke atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada
perempuanterletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina. Uretra
perempuan berfungsi sebagai saluran ekskretori.
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiriatas
organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkanair kemih
(urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerangkomponen-komponen
ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.Pielonefritis dibagi menjadi dua macam
yaitu :
a. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulangkarena
terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang
berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteridari
saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akanmempengaruhi fungsi
ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkandengan selimut antibodi bakteri
dalam urin.Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel
inflamasi.Abses dapat dijumpai padakapsul ginjal dan pada taut
kortikomedularis.Pada akhirnya, atrofi dankerusakan tubulus serta
glomerulus terjadi.Pyelonefritis akut merupakansalah satu penyakit ginjal
yang sering ditemui.Gangguan ini tidak dapatdilepaskan dari infeksi saluran
kemih.Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena
saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-
laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatandengan vagina dan anus,
sehingga lebih cepat mencapai kandung kemihdan menyebar ke ginjal.
Insiden penyakit ini juga akan bertambah padawanita hamil dan pada usia di
atas 40 tahun. Demikian pula, penderitakencing manis/diabetes mellitus dan
penyakit ginjal lainnya lebih mudahterkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
b. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat jugakarena
faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis
kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanenakibat inflamasi yang
berulangkali dan timbulnya parut dan dapatmenyebabkan terjadinya renal
failure (gagal ginjal) yang kronis.
Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfu
ngsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksiginjal yang
berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelahinfeksi yang gawat.
Pembagian Pielonefritis Pielonefritis akut Seringditemukan pada wanita
hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter danhidronefrosis akibat
obstruksi ureter karena uterus yang membesar.
2. Etiologi
a. Bakteri
Escherichis colliEscherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan diusus besar) merupakan penyebab infeksi yang sering
ditemukan pada pielonefritis akut tanpa komplikasi
Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.Pseudomonas juga
merupakan patogen pada manusia dan merupakan penyebab infeksi pada
saluran kemih.
Klebsiella enterobacter Klebsiella enterobacter merupakan salah satu
patogen menular yangumumnya menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi
juga dapatmenyebabkan infeksi saluran kemih
Species proteusProteus yang pada kondisi normal ditemukan di saluran
cerna,menjadi patogenik ketika berada di dalam saluran kemih.
EnterococusMengacu pada suatu spesies streptococus yang mendiami
salurancerna dan bersifat patogen di dalam saluran kemih
LactobacillusAdalah flora normal di rongga mulut, saluran cerna, dan
vagina,dipertimbangkan sebagai kontaminan saluran kemih.
Apabiladitemukan lebih dari satu jenis bakteri, maka spesimen tersebut
harusdipertimbangkan terkontaminasi. Hampir semua gambaran
klinisdisebaban oleh endotoksemia. Tidak semua bakteri bersifat patogen
disaluran perkemihan, tetapi semua bakteri tersebut ditemukan
dalamsampel biakan urine. Namun, bakteri-bakteri tersebut tetap
merupakankontaminan.
b. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
c. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung
kemihkembali ke dalam ureter.
d. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasmaefektif
ke ginjal dan saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomerulus danfungsi
tubuler meningkat 30-50%. Dibawah keadaan yang normal peningkatan
kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang tumbuhtidak membuat
ginjal dan uretra bekerja ekstra. Keduanya menjadidilatasi karena peristaltik
uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urin kekandung kemih lebih lambat.
Stasis urin ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
Estrogen dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang
terjadi pada kadung kemih yang akan naik ke ginjal. Bendungan dan atoni
ureter dalam kehamilan mungkin disebabkan oleh progesteron, obstipasi
atautekanan uterus yang membesar pada ureter.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya
bisadicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan
oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyu
mbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prost
at) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalamureter, akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
3. Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus
fecalis,Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi
ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah(ure
tra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagianatas yang
menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal,yang kemudian
menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu24-48 jam. Infeksi
bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alatseperti kateter dan bedah
urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bilaterdapat hambatan atau
obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu
atau tumor.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritisadalah:
a. Whole blood
b. Urinalisis
c. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukanadanya
batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya
d. BUN
e. Creatinin
f. Serum Electrolytes
g. Biopsi ginjal
h. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahanatau
abnormalitas struktur
6. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis
akut(Patologi Umum & Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
a. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada
area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal,terutama
pada penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinyaobstruksi.
b. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yangdekat
sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dansistem kaliks
mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami pereganganakibat adanya pus.
c. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluaske
dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.Komplikasi pielonefritis
kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya
progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan
pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai
urea, yang mangakibatkan terbentuknya batu)(Brunner & Suddarth, 2002:
1437)
7. Penatalaksanaan Medik
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akansembuh
tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakitkambuh
kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemahseperti penderita
diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urinmisalnya oleh batu, tumor dan
sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurutBarbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun
2007:
a. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobialseperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycindengan atau
tanpa ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro)selama 14 hari
b. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan
rasanyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan
obatfarmakologi tambahan antispasmodic dan anticholinergic
sepertioxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)
c. Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakanginjal
secara progresif.
8. Pencegahan
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yangharus
dilakukan:
a. minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongankandung
kemih serta kontaminasi urin.
b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c. banyak istirahat di tempat tidur
d. terapi antibiotika
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien pielonefritis menggunakan pendekatan
bersifat menyeluruh yaitu :
a. Data biologis meliputi :
1) Identitas Klien
2) Identitas penanggung
b. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3) Riwayat penyakit DM, Jantung
c. Pengkajian fisik :
1) Palpasi kandung kemih
2) Infeksi darah meatus
3) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernian urine
4) Pengkajian pada costovertebralis
d. Riwayat psikososialUsia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan persepsi terhadap
kondisi penyakit mekanisme kopin dan system pendukung
e. Pengkajian pengtahuan klien dan keluarga
1) Pemahaman tentang penyebab / perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipertermi, perubahan
membran mukosa, kurang nafsu makan
b. Nyeri akut b.d proses peradangan / infeksi
c. Hipertermia b.d demam, peradangan / infeksi
d. Ansietas b.d hematuria, kurang pengetahuan tentang penyakit dan
tujuan pengobatan
e. Gangguan pola tidur b.d hipertermi, nyeri
f. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
g. Resiko kekurangan volume cairan b.d intake tidak adekuat
3. Intervensi
Dx. 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.dhipertermi, perubahan membran
mukosa, kurang nafsu makan
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasienmerasa nafsu makan
bertambah.
Kriteria Hasil :
menunjukkan status gizi : asupan makanan, cairan dan zatgizi.
No Intervensi Rasionalisasi
1. mandir: Membantu dan mengidentifikasidefisiensi
pantau / catat permasukan diet dan kebutuhan diet.Kondisi fisik umum,
gajala uremik (contoh : mual,
anoreksia,gangguan rasa) dan
pembatasandiet multiple mempengaruhi
pemasukan makanan.
PENUTUPA.
A. Kesimpulan
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan
jaringaninterstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung
kemihmelalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25%
curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah; kasus penyebaran secarahe
matogen kurang dari 3%.Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di
usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyeba
b dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal daridaerah kelamin
yang naik ke kandung kemih.Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya
bisa dicegaholeh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh
penutupanureter di tempat masuknya ke kandung kemih.
B. Saran
Saran kami dalam makalah ini semoga para pembaca bisa lebih memahamiisi dari
makalah ini dan dapat menerapkannya dalam melakukan asuhankeperawatan dan
membandingkan dengan referensi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA