Daud adalah anak terkecil Isai. Kakaknya 2 perempuan dan tujuh kakak laki-laki.(1 Samuel
16:10, 1 tawarikh 2:13)
Nas yang menjadi bacaan kita saat ini adalah bahagian dari nyanyian pujian Daud kepada
Allah ketika membawa Tabut Perjajian ke Yerusalem. Tuhan itu Raja atas segala bangsa dan
segenap alam semesta. Segala sesuatu ada dibawah kuasaNya. PenghakimanNya sungguh
amat dahsyat dan kasih setiaNya kekal selama-lamanya. Setiap orang yang merasakan
kehadiran Tuhan dalam kehidupannya akan bersyukur dan memuji Tuhan.
Hidup bersama-sama dengan Allah akan membawa sorak-sorai, syukur dan pujian. Inilah hal
yang dapat kita renungkan melalui nas ini. Sungguh begitu indahnya hidup bersama-sama
dengan Tuhan. Kita hidup dan berjalan bersama Raja penguasa alam semesta.
"Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya
sendiri." 1 Samuel 18:3
Di dalam Alkitab kita akan menemukan seorang persahabatan sejati yaitu persahabatan antara
Daud dan Yonatan. Alkitab menyatakan, "Ketika Daud habis berbicara dengan
Saul, berpadulahjiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti
jiwanya sendiri." (1 Samuel 18:1). Kata berpadulah artinya terjalin begitu erat dan kuat,
tak terpisahkan. Kasih yang terjalin di antara keduanya melebihi kasih saudara
kandung. Inilah kasih seorang sahabat sejati yang "...menaruh kasih setiap waktu, dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Atas dasar kasih inilah
Yonatan dan Daud mengikat perjanjian dan saling berkomitmen. Perjanjian adalah bukti
adanya kesatuan dalam hati dan jiwa.
Kasih seorang sahabat tidak melihat rupa, tingkat pendidikan, status atau pun
pangkat. Yonatan, yang adalah putera raja Saul, tidak pernah merasa malu telah menjadikan
Daud sebagai sahabatnya meski profesi Daud hanyalah seorang gembala. Perbedaan status
bak langit dan bumi bukan jadi penghalang bagi keduanya untuk membangun sebuah
persahabatan. Ketika Daud hendak terjun ke medan peperangan, Yonatan pun
rela "...menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju
perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya." (1 Samuel 18:4), padahal
jubah dan perlengkapan perang adalah lambang kehormatan dan kedudukan. Namun inilah
bukti kasih dan kerendahan hati Yonatan. Bukan hanya itu, Yonatan juga rela
mempertaruhkan nyawanya demi Daud (baca 1 Samuel 20:30-34). Sahabat sejati pasti mau
dan rela berkorban demi sahabatnya.
Setelah menduduki tahta Israel Daud tidak begitu saja melupakan janji dan komitmennya
dengan Yonatan. Meski Yonatan telah tiada kasih Daud tidak berubah, terbukti dari tindakan
Daud yang bersedia merawat anak Yonatan yaitu Mefiboset. Kata Daud, "Janganlah takut,
sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku
akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan
sehidangan dengan aku." (2 Samuel 9:7).