Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan menurun atau sakit kepala (Ratu & Adwan, 2013). Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur dan memakan-makanan yang merangsang asam lambung seperti cuka, cabai, kopi, alkohol dan rokok sehingga mengakibatkan kekambuhan gastritis. Menghilangkan atau mengurangi kemungkinan yang dapat terjadi kekambuhan gastritis maka diperlukan upaya pencegahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap pola makan sehari-hari. pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna untuk mencegah kekambuhan gastritis, dengan adanya pengetahuan tentang terjadinya kekambuhan gastritis, faktor penyebab, rawatan yang tepat, pola makan yang baik dihadapi oleh individu dapat diatasi. Serta sikap atau gaya hidup yang baik tentang pola makan itu sendiri adalah salah satu hal penting yang harus diketahui untuk mencegah kekambuhan gastritis. Saat Praktik Klinik Keperawatan (PKK 2) semester VI (Enam) di UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya, banyak pasien yang datang ke puskesmas, dengan diagnosa gastritis. Kebanyakan dari pasien tersebut berobat karena mengalami kekambuhan gastritis. Pernyataan pasien, Kekambuhan gastritis tersebut dikarenakan oleh pola makan yang dilakukan tidak teratur, sering tidak serapan pagi, dan makan makanan yang pedas. Menurut data dari World Health Organization (WHO), persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8- 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang
1 2
berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (Gustin, 2011). Penderita gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Rahmi, Kurnia: 2011). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Pasien gastritis di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 berjumlah 8.100 kasus dari 13 kabupaten. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit/kasus di kota Palangka Raya tahun 2014 yaitu sebesar 7.022 kasus. Berdasarkan data kunjungan pasien di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya pada tahun 2015 terdapat sebanyak 1015 kunjung, pada tahun 2016 sebanyak 895 kunjungan, dan pada bulan april sampai dengan mei 2017 ada 95 kunjungan pasien gastritis. Survei yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16 dan 17 Juni 2017 di Puskesmas Menteng Palangka Raya, Setelah dilakukan wawancara kepada 8 responden (100%) bahwa 4 responden (50%) sudah mengetahui tentang penyakit maag yang merupakan penyakit lambung yang disebabkan karena terlambat makan, suka makan makanan pedas dan asam. Sedangkan 4 responden (50%) lagi belum mengetahui tentang penyakit maag dan cara pencegahannya serta mereka mengatakan sering mengkonsumsi makanan pedas, asam, tidak serapan pagi, dan sering makan tidak tepat waktu. Gastritis yang dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah (2012). Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya penyakit gastritis adalah kebiasaan mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan asam lambung seperti makanan pedas, makanan berlemak, minuman beralkhohol, kafein, coklat, serta gaya hidup atau pola makan yang salah. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada perut, perut kembung, sakit kepala, mual, dan muntah (Maulidiyah, 2012). Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat menyebabkan kekambuhan hingga kematian. Dampak dari gastritis yang dibiarkan bisa 3
mengalami komplikasi seperti pendarahan saluran cerna atas, hematemesis dan
malena (anemia), ulkus peptikum, perforasi (Riyanto, 2011). Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan dalam mencegah kekambuhan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah penyakit gastritis. Menghindari kekambuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan, pola makan yang teratur yang mencakup, frekuensi makan yang baik, jenis dan jumlah makanan dianjurkan dokter, dapat mencegah kekambuhan gastritis serta sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Selain itu diperlukan juga pengetahuan dan sikap seseorang untuk mencegah kekambuhan gastritis dengan mengatur pola makan yang benar. Karena tingginya angka kejadian gastritis akibat pola makan yang tidak teratur dan tidak sesuai, maka petugas kesehatan hendaknya menjelaskan tentang bagaimana jumlah makan, frekuensi makan, dan jenis makanan yang baik dan tepat bagi penderita gastritis agar pasien dapat merubah perilaku pola makannya menjadi lebih baik sehingga tidak terjadi kekambuhan pada penderita gastritis dan penyakit gastritisnya tidak semakin parah.
1.2 Rumusan Masalah
Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu makan menurun atau sakit kepala. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur dan memakan-makanan yang merangsang asam lambung. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap pola makan sehari-hari. pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna untuk mencegah kekambuhan gastritis, serta sikap atau gaya hidup yang baik tentang pola makan itu sendiri adalah salah satu hal penting yang harus diketahui untuk mencegah kekambuhan gastritis. Gastritis yang dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Bagaimana Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Tentang Pola Makan Dengan Pencegahan 4
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka
Raya”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang pola makan di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya 2) Mengidentifikasi sikap pasien tentang pola makan di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya 3) Mengidentifikasi pelaksanaan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya 4) Menganalisis hubungan pengetahuan tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya 5) Menganalisis hubungan sikap tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data ilmiah yang dapat mendukung data yang telah ada sehingga teori tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya dapat dijadikan acuan yang dapat dipertanggung jawabkan. 5
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang keperawatan medikal bedah tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPTD Puskesmas Menteng Palangka Raya agar dapat lebih berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. 2) Institusi Pendidikan Sebagai salah satu referensi atau bahan belajar dan menambah wawasan mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya di bidang keperawatan medikal bedah tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuahan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya. 3) Pelayanan Keperawatan Menambah pengetahuan di bidang keperawatan medikal bedah dengan adanya penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap pasien tentang pola makan dengan pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya sehingga bermanfaat bagi pelayanan keperawatan. 4) Penelitian Selajutnya Bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut.