Disusun Oleh :
Nama : Mulik
Kelas : XA
BANGSALSARI – JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-
Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu.
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan antara suami-istri......................................................... 3
B. Hubungan antara anak dengan orang tua................................. 6
C. Beberapa masalah dalam hubungan remaja dan orang tua 8
D. Hubungan antar saudara............................................................... 9
E. Hubungan keluarga dan tetangga............................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terdapat beragam istilah yang bias di pergunakan untuk menyebut keluarga
.Keluarga bisa berarti ibu,bapak,anak-anaknya atau seisi rumah.bisa juga disebut
batih yaitu seisi rumah yang menjadi tanggungan dan dapat pula berarti kaum yaitu
sanak saudara serta kaum kerabat.Definisi lainnya keluarga adalah suatu kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan
darah,perkawinan,atau adopsi serta tinggal bersama.
Para sosiologi berpendapat bahwa asal usul pengelompokkkan keluarga
bermula dari peristiwa perkawinan.Dari sinilah pengertian keluarga dapat dipahami
dari berbagai segi.Pertama,dari segi orang melangsungkan perkawinan yang sah
serta di karuniai anak.Kedua,lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta
memilki seorang anak namun tidak pernah menikah .Ketiga dari segi hubungan jauh
antaranggota keluarga,namun masih memilki ikatan darah.Keempat,keluarga yang
mengadopsi anak dari orang lain.
Beberapa pengertian keluarga di atas secara sosiologis menunjukkan bahwa
dalam keluarga itu terjalin suatu hubungan yang sangat mendalam dan kuat,bahkan
hubungan tersebut bisa di sebut dengan hubungan lahir batin.Adanya hubungan
ikatan darah menunjukkan kuatnya hubungan yang dimaksud. Hubungan antara
keluarga tidak saja berlangsung selama mereka masih hidup tetapi setelah mereka
meninggal dunia pun masing-masing individu. Individu masih memiliki keterkaitan
satu dengan lainnya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pola hubungan dalam keluarga?
2. Seberapaluaskah cakupan keluarga dalam intraksinya?
3. Seperti apakah pola hubungan dalam keluarga itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah pola hubungan dalam keluarga
2. Untuk mengetahui Seberapaluaskah cakupan keluarga dalam intraksinya
3. Untuk mengetahui Seperti apakah pola hubungan dalam keluarga itu
BAB II
PEMBAHASAN
D. Hubungan Antarsaudara
Hubungan antar saudara bisa dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,jumlah,
jarak kelahiran, rasio saudara laki terhadap saudara perempuan,umur orang tua pada
saat mempunyai anak pertama, dan umur anak mereka keluar dari rumah
(Schvaneveldt dan Ihinger, 1979).Kedekatan emosi, harapan akan adanya tanggung
jawab saudara,dan konflik antar saudara (siblings), dianggap sebagai faktor yang
penting dalam interaksi antar mereka (Lee, Mancini dan Maxwell, 1990).
Kedekatan emosi termasuk adanya rasa ingin berbagai pengalaman,
kepercayaan,perhatian, dan perasaan senang dalam hubungan tersebut. Scott (1990)
mengutip beberapa penelitian yang menemukan bahwa secara emosi hubungan
antar saudara baik laki-laki maupun perempuan pada usia lanjut lebih erat
dibandingkan ketika mereka masih pada usia sebelumnya. Lebih besarnya
kebutuhan pada usia lanjut, perasaan yang kuat sebagai keluarga,perubahan
persepsi karena perbedaan usia, adalah beberapa alasan yang bisa disebutkan untuk
membedakan kedekatan emosi tersebut. Pada masa usia lanjut, saudara penting
untuk saling memberikan dukungan danperhatian.Salah satu faktor yang
mempengaruhi kedekatan hubungan antar saudara adalah kompisisi gender.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hubungan antar
dua (dyad) saudara wanita di usia lanjut lebih kuat dibandingkan dengan hubungan
antar dua (dyad) saudara pria. Bahkan hubungan (dyad) yang mengandung unsur
satu saudara wanita akan lebih kuat daripada hubungan (dyad)antar saudara pria
saja (Scott, 1990). Lebih kuatnya hubungan pada saudara wanita dibanding saudara
pria bisa didasarkan atas asumsi bahwa wanita diharapkan untuk lebih
memperhatikan masalah-masalah yang ada dalam keluarga, termasuk merawat
anak, melayani suami, merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia, dan juga
menjaga hubungan dengan saudara mereka.
Harapan terhadap wanita untuk membina hubungan dengan anggota
keluarga sudah ditanamkan sejak kecil. Kaum pria dianggap orang yang
berorientasi pada pekerjaan, mampu mengendalikan diri, dan siap terjun ke dalam
dunia yang sangat kompetitif. Sehingga pria umumnya tidak mampu menunjukkan
emosinya dan takut emosinya terluka. Oleh karena itu lebih sulit bagi mereka untuk
membina hubungan yang mendalam dengan orang lain, khususnya
dengan sesama pria karena biasanya hubungan antar pria dibangun atas dasar
kompetisi (Keadilan, 1993).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola hubunan dalam keluarga menjadi penting ketika dalam keluarga tersebut
memiliki rasa kasih sayang, cinta kasih dan kedamaian serta keteladanan yang
dimilki masing-masing anggota keluraga. Hubungan dalam keluarga sangat penting
mengingat hubungan ini ,memberikan dampak baik bagi psikologis anggota
keluarga dan terpengaruh juga dengan masyarakat disekitarnya seperti tetangga,
sanak saudara, dan lain sebagainya.
Kelurga tidak hanya menjadi inti dari masyarakat, tetapi keluarga juga sebagai inti
dari sebuah intraksi yang memberikan dampak ekstern dan intern dalam
masyarakat.
B. Saran
1. Dalam membina keluarga alangkah baiknya jika hubungan silaturahmi terus
dilakukan ini bertujuan agar tercipta kedamaian dalam keluarga dan masyarakat.
2. Sebaiknya makalah ini bisa di konversi kedalam bentuk pdf atau jpeg agar
memudahkan mahasiswa dikemudian hari mencari materi tentang sosiologi
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khyust, Ustman, Muhammad, Membangun Harmonisme Keluarga, Jakarta :
Bisthi, 2007
Hertina, Dra. M.Pd., Sosiologi keluarga, Pekanbaru : Alaf Riau,.
http://membina-keharmonisan-keluarga+anne ahira.com
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga.