Chapter LL PDF
Chapter LL PDF
TINJAUAN PUSTAKA
1. Fraktur
dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang
lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa
trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan
tulang klavikula atau raius distal patah. Meskipun tulang patah, jaringan
perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan
Fraktur terbuka adalah fraktur yang terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit (Arif, 1999). Menurut Brunner
ringannya luka dan berat ringannya patah tulang yaitu grade I : Fraktur dengan
luka bersih kurang dari 1cm panjangnya, grade II : Fraktur dengan luka lebih luas
tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan grade III : Fraktur yang sangat
a. Fraktur greenstick
Fraktur greenstick adalah fraktur dimana salah satu sisi tulang patah
sedang sisi lainnya membengkok, fraktur ini biasanya terjadi pada anak karena
tulang anak bersifat fleksibel, sehingga fraktur dapat berupa bengkokan tulang di
satu sisi dan patahan korteksdi sisi lainnya. Tulang juga dapat melengkung tanpa
b. Fraktur kominutif
fragmen(multiple fraktur), garis patah pada fraktur ini lebih dari satu dan saling
c. Fraktur transversal
patahan tulang tegak lurus. Terdapat sumbu panjang tulang, fraktur semacam ini
Fraktur oblik adalah fraktur yang membentuk sudut dengan garis tengah
tulang dan lebih tidak stabil dibandingkan dengan transversal. Fraktur semacam
e. Fraktur patologi
Fraktur patologi adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang memeng
Fraktur stres dan lelah adalah fraktur akibat trauma minor berulang dan
kronis. Daerah yang rentan antara lain metatarsal kedua atau ketiga, batang tibia
proksimal, fibula, dan batang femoral (pada pelari jarak jauh dan penari
balet(Pradip, 2005).
g. Fraktur spiral
pada fraktur spiral memuntir diakibatkan oleh adanya trauma rotasi pada tulang
(Brunner, 1997).
h. Fraktur impaksi
satu sama lain, tanpa adanya garis fraktur yang jelas (Pradip, 2005)
i. Fraktur efisis
Fraktur efisis adalah fraktur epifisis pada anak dibawah usia 16 tahun.
periosteumnya masih utuh, tipe 2 : periosteum robek disatu sisi sehingga epifisis
dan cakram epifisis lepas sama sekali dari metafisis, tipe 3 : patah tulang cakram
epifisis yang melalui sendi, tipe 4 : terdapat fragmen patahan tulang yang garis
patahnyategak lurus cakram epifisis dan tipe 5 : terdapat kompresi pada sebagian
(Sjamsuhidajat, 2003).
Fraktur tertutup adalah fraktur yang apabila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar atau tidak terjadi perlukaan kulit (Arif, 1999).
a. Tingkat 0 : Fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya.
b. Tingkat 1 : Fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
c. Tingkat 2 : Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
warna(Brunner, 2002).
1.3.1 Nyeri
imobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah
1997).
bergerak secara tidak alamiah(gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti
dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
1.3.4 Krepitus
tulang(krepitus) yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
Uji krepitus dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini terjadi setelah
1.4 Komplikasi
Komplikasi awal (dini) setelah fraktur adalah syok, yang bisa berakibat
fatal dalam beberapa jam setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam
48 jam atau lebih dan sindrom kompartemen yang berakibat kehilangan fungsi
darah eksterna maupun yang tidak kelihatan) dan kehilangan cairan ekstrasel
kejaringan yang rusak, dapat terjadi pada fraktur ekstremitas, toraks, pelvis, dan
Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam darah karena
tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin
yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak dan
yang kemudian menyumbat pembuluh darah kecil yang memasok ke otak, paru,
ginjal, dan organ lain. Gambaran khasnya berupa hipoksia, takipnea, takikardi,
dan pireksia. Dengan adanya emboli sistemik pasien nampak pucat, tampak ada
ptekie pada membran pipi dan kantung konjungtiva, diatas dada dan lipatan ketiak
depan. Lemak bebas dapat ditemukan dalam urine bila emboli mencapai ginjal
gagal jantung ventrikel kanan, edema, dan perdarahan dalam alveoli mengganggu
respirasi, nyeri dada prekordial, batuk, dispnea, dan edema paru akut.
c. Sindrom Kompartemen
jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini
bisa disebabkan karena penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang
membungkus otot terlalu ketat atau gips(balutan) yang terlalu menjerat dan
jaringan).
yang cedera setinggi jantung dan memberikan kompres es setelah cedera sesuai
resep, Bila terjadi sindrom kompartemen, balutan yang kuat harus dilonggarkan
(Brunner, 1997).
a. Non-union
fraktur patologis, non union terjadi karena adanya konsolidasi pada fase
pembentukan kalus yang dimulai minggu ke 4-8 dan berakhir pada minggu ke 8-
b. Mal-union
dikatakan buruk karena fraktur sembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas
yang terbentuk angulasi, varus / valgus, rotasi, kependekan atau union secara
c. Nekrosis avaskular
kematian tulang, lokasi yang paling sering terkena adalah kaput femur dan kaput
talus.
d. Osteoartritis
Proses degeneratif dini pada sendi akibat malaligment yang buruk, pada
keadaan ini, sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan
e. Osteoporosis
bentuk yang paling berat, atrofi sudeck, dapat menyebabkan nyeri dan
dan umur pasien. Faktor lainnya adalah tingkat kesehatan pasien secara
terbentuk hematom (bekuan darah) pada daerah terjadinya fraktur tersebut, dan
yang mengelilingi bagian dasar fragmen. Hematom ini kemudian akan menjadi
2005).
minggu. Callus merupakan proses pembentukan tulang baru, dimana callus dapat
yang dibentuk dengan tidak teratur oleh tulang imatur untuk sementara bersatu
dengan ujung-ujung tulang yang patah sehingga membentuk suatu callus tulang
minggu (ossificasi) dan antara 12-26 minggu (matur). Tahap ini disebut
Bare, 2002).
kedokteran pada umumnya, yaitu yang pertama dan utama adalah jangan cederai
pasien (premium non nocere). Cedera tambahan pada pasien terjadi akibat
sementas gips, bidai dan alat lain dipasang oleh dokter (Brunner, 1997). Reduksi
fragmen tulang direduksi alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup,
plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen
tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solit terjadi. Alat ini
dapat diletakkan disisi tulang atau dipasang melalui fragmen tulang atau langsung
kerongga sum-sum tulang. Alat tersebut menjaga aproksimal dan fiksasi yang
imobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai
terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna dan interna
(Sjamsuhidajat, 2003).
dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan kerusakan
dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu(Mahon,
bagi tubuh dalam hal ini adalah sebagai kontrol atau alarm terhadap bahaya.
affektif individunya.
Teori nyeri yang diterima saat ini salah satunya adalah teori Gate
Control.Menurut teori ini, sensasi nyeri dihantar sepanjang saraf sensoris menuju
ke otak dan hanya sejumlah sensasi atau pesan tertentu dapat dihantar melalui
Teori Gate Control menyatakan bahwa sinaps pada akar dorsal yang
meningkatkan atau menurunkan rangsang nyeri dari saraf perifer ke otak. Gerbang
ini terbuka atau tertutup tergantung input dari serabut saraf besar dan kecil.
pada sentuhan ringan dan atau rangsang pergerakan merupakan serat saraf spinalis
bermielin dengan ambang tinggi dan berkecepatan antara 30-90 meter perdetik
saraf bermielin dan berdiameter kecil yang menghantarkan impuls pada kecepatan
rendah yaitu antara 6-30 meter perdetik sedangkan serabut saraf C yang tidak
Serabut saraf A-Delta dan C berespons secara maksimal terhadap nyeri. Pada
mekanisme teori ini, serabut saraf A-Beta yang menyampaikan sensasi sentuhan
akan melewati mekanisme gerbang. Ketika diaktifkan, serabut saraf ini akan
berlomba dengan serabut saraf A-Delta maka gerbang akan tertutup bagi impuls
nyeri pada serabut saraf A-Delta sehingga memblok impuls nyeri. Bila gerbang
tertutup impuls nyeri terhambat, bila gerbang terbuka sebagian, beberapa impuls
nyeri dapat masuk. Bila gerbang terbuka maka nyeri akan dirasakan.
Sumber nyeri bisa berasal dari mana saja yaitu kulit, ligamen, otot
gunting.
ligament,pembuluh darah, tendon dan saraf. Nyeri menyebar & lebih lama
abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot,iskemia, dan
yakni:
a. Fisik
Penyebab nyeri secara fisik adalah merupakan nyeri yang berasal dari
bagian tubuh seseorang dan ini terjadi karena stimulus fisik serta nyeri ini dapat
frakturfemur).
orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya). Biasanya nyeri
Lama/durasi nyeri yang dialami oleh pasien sangat beraneka ragam, hal
dapatdibedakan atas 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronik (Smeltzer & Bare, 2002).
a. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut,, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai
berat) dan berlangsung untuk waktu singkat (meinhart & McCafery, 1983). Nyeri
akut mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi, hal ini menarik
perhatian pada kenyataannya bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan
kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan
Nyeri akut berlangsung beberapa jam dalam sehari, dan sering disertai
dengan tanda-tanda fisik seperti detak jantung cepat, berkeringat, pucat, dan
gangguan tidur. Contoh nyeri akut termasuk rasa sakit dari lengan yang patah atau
terlokalisir. Nyeri ini biasanya diakibatkan oleh trauma, bedah, atau inflamasi.
Hampir semua individu pernah merasakan nyeri ini, seperti saat sakit kepala, sakit
gigi, tertusuk jarum, terbakar, nyeri oto, nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah
Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivitas sistem saraf simpatis yang
denyut jantung, diaphoresis dan dilatasi pupil. Klien yang mengalami nyeri akut
2010). Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang
diperkiran dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.
Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan
sering sulit untuk diobatinya karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon
terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. (Smeltzer & Bare, 2002).
Nyeri kronik berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut, intensitasnya bervariasi
(ringan sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan (Prasetyo,
2010).
ditentukan , nyri kronis dapat menyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi.
Klien yang mengalami nyeri kronis mungkin menarik diri dan mengisolasi diri.
Nyeri ini menimbulkan kelelahan mental dan fisik (Tamsuri, 2006), diambil dari
wardani (2011).
Berikut dibawah ini perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis, yang
dikutip dari Port CM. Pathophysiologi ; Concepts of Altered health State, ed. Ke-
Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam
proses penghantaran nyeri yaitu sel saraf aferen atau neuron sensori, serabut
konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel saraf
nosiseptor dan sangat khusus dan memulai implus yang merespon perubahan fisik
P, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensasi ujung saraf dan
Serabut saraf perifer yang membawa sensasi ke otak dibedakan atas tiga
bentuk, serabut saraf A-alfa dan A-beta yaitu serabut saraf besar yang bermielin.
Serabut saraf A-delta adalah serabut saraf halus, bermielin. Serabut saraf C, tidak
dibungkus oleh mielin. Serabut ini halus dan hantarannya lambat yang membawa
Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
menyakitkan.
2.5.1 Usia
respon rasa nyeri. Seorang anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga
perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada
nyeri adalah hal yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit
2.5.3 Kultur
ternadap nyeri. Suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat
yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak
dan bagaimana mengatasinya. Hal ini juga berhubungkan dengan nyeri yang
2.5.5 Ansietas
menyebabkan seseorang cemas. Hal ini merupakan hubungan timbal balik yang
dapat dialami penderita nyeri. Bayangan akan rasa nyeri yang hebat tentu saja
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.
nyeri.
perlindungan. Dengan cara pemberian pemahaman tentang apa yang akan dialami
dalam proses mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien (Harahap, 2006).
Menurut Perry & Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur secara objektif
misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat
mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien
ringan, sedang atau berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda
antara pasien dan perawat. Tipe nyeri tersebut juga berbeda pada setiap waktu,
oleh karena itu perlu dilakukan waktu pengukuran yang berbeda. Misalnya
pengukuran nyeri pada saat belum dilakukan terapi dan setelah pemberian terapi
Gambaran skala nyeri merupakan makna yang dapat diukur. Gambaran skala
nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dalam
Ada 3 cara mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan, antara lain:
Digunakan garis 10 cm batas antara daerah yang tidak sakit ke sebelah kiri
dan daerah batas yang paling sakit (Mc Kinney et al, 2000).
Sama dengan VAS hanya diberi skor 0-10 daerah yang paling sakit dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No pain Mild pain Moderate pain Worst possible
ringan, moderat, sangat sakit, sakit sekali (very severe) dan sakit yang tak dapat
dibayangkan.
No worst pain Mild possibleModerate pain Severe pain Very painWorst pain imaginable
wajah bahagia hingga wajah sedih, digunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri.
Skala ini biasanya dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun (Potter & Perry,
2005).
Nyeri yang terjadi pada fraktur, merupakan salah satu manifestasi klinis yang
juga diperkuat oleh suyono (2003) yaitu penatalaksanaan fraktur yang tidak
efektif merupakan salah satu penyebab nyeri pada fraktur. Penatalaksanaan yang
Teknik distraksi adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan
sensori yang digunakan dan minat individu dalamstimulasi, oleh karena itu,
mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan
obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Imajinasi terbimbing
atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran
saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang
sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik
distraksi yang lain. Para ahli dalam bidang teknik imajinasi terbimbing
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma (Holistic-
online,2006).
dan mengubah persepsi waktu (Sjamsuhidajat, 2009 dikuti dari Guzetta, 1989).
Jihan (2009) meneliti efektifitas mendengarkan musik pada nyeri pasien kanker
musik.