Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TEORI TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA


DAN PERKEMBANGANNYA

Pada bab I, penulis telah menyampaikan kerangka teori yang

mendasari penulisan tesis ini. Dalam bab selanjutnya (bab II) akan dibahas

beberapa hal terkait dengan teori asal usul manusia dalam perspektif sains

modern. Berbicara tentang sains modern, rasanya tidak lengkap jika tidak

memunculkan beberapa teori yang dicetuskan oleh para ilmuwan. Teori

tersebut ada yang hanya bertahan selama dekade tertentu, tapi juga ada

yang mampu bertahan sampai sekarang.

Diantara teori-teori tersebut, yang akan penulis bahas adalah: teori

evolusi Darwin dan sejarah perkembangannya, teori kreasionis Kristen

fundamentalis dan teori kreasionis Harun Yahya, serta teori menurut sains

modern yang di dalamnya membahas genetika modern dan transformasi

manusia.

A. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi Darwin

Pada abad ke-19, dunia ilmu pengetahuan digoncang oleh

penemuan baru yang kontroversial, yaitu teori evolusi. Unsur-unsur

dan premis-premis yang membentuk teori evolusi, yang telah

dilontarkan para ilmuwan beberapa tahun sebelum merebaknya teori

terciptanya berbagai spesies, pada tahun 1859 kembali dilontarkan

oleh Charles Robert Darwin dalam bentuk teori yang lebih universal.
29

Berkenaan dengan persoalan kemunculan spesies manusia, Darwin

mengemukakan sebuah teori yang dibangun di atas anggapan bahwa

manusia muncul dari proses kesempurnaan yang terus bersinambung

dari hewan-hewan yang lebih rendah darinya.1

Evolusi dimaknai bermacam-macam tergantung pada kapasitas

keilmuwan masing-masing, sehingga menimbulkan kerancuan dalam

pemaknaannya. Definisi evolusi secara luas adalah ilmu yang

mempelajari suatu perubahan, sebagaimana juga evolusi/ perubahan

yang terjadi pada alam semesta, ilmu bahasa, sistem politik dan lain-

lain. Evolusi biologi2 diartikan sebagai perubahan pada sifat-sifat yang

terwariskan oleh suatu populasi organisme dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Menurut David Burnie, evolusi diartikan sebagai

suatu proses perubahan kimiawi dan fisik yang terjadi secara perlahan-

lahan bahkan dimulai sebelum organisme tersebut muncul.3

Menurut Teuku Jacob, evolusi dimaknai sebagai perubahan

yang terjadi pada manusia bukan hanya pada organ tubuhnya yang

1
Gagasan ini seperti yang dicetuskan oleh Aristoteles yang mengemukakan bahwa
kehidupan ini bagaikan tangga alam yang dimulai dari benda mati hingga makhluk hidup yang
menjadi puncak tangga, yaitu manusia. Gagasan rantai makhluk hidup seperti ini merupakan suatu
gradasi tak terhingga dari spesies-spesies mulai dari paling sederhana hingga ke manusia.
Herdianto Arifien, Bagaimana Sufisme Menjelaskan Evolusi Makhluk Hidup: Sebuah Kritik Anti
Evolusi Harun Yahya, Cet. I (Jakarta: Republika, 2010), hlm. 1.
2
Tim Penyusun, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Cet. I
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,
2008), hlm. 56. Bandingkan dengan pengertian evolusi menurut Asmaji, yang dikatakan bahwa
evolusi juga terjadi pada manusia, yaitu pada saat perkembangan embrio manusia yang melewati
tahapan-tahapan tertentu. Asmaji Mukhtar, Al-Muhtamir, Tafsir Al-Qur’an Juz 1-30, Cet. I
(Malaysia: Perniagaan Jahabersa, 2004), hlm. 657.
3
Untuk lebih jelasnya silahkan merujuk pada: David Burnie, Evolusi, alih bahasa
Nampiah Sukarno, Cet. I (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 4.
30

mengalami penyempurnaan atau organ-organ tertentu yang mengalami

reduksi, tapi juga akal pikiran manusia.4 Manusia (Homo sapiens)

merupakan satu-satunya spesies yang mengetahui bahwa ia berevolusi

baik di masa lampau maupun di masa depan. Hal ini disebabkan

manusia adalah satu-satunya spesies yang mengalami evolusi

ekstrabiologis atau supraorganis, sebab ia adalah makhluk yang

berkebudayaan.5 Bahkan manusia merupakan makhluk paling unik

karena kemampuan intropektif untuk merefleksikan dirinya serta

memodifikasi lingkungan internal maupun eksternal demi tujuan

hidupnya, juga memiliki pemusnahan sistematis dalam tubuhnya.6

Sejak Darwin memunculkan teorinya terdapat kelompok yang

pro dan kontra, bahkan sampai sekarang teori tersebut masih menjadi

bahan perdebatan. Perkembangan sejarah teori evolusi Darwin, dapat

penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Teori evolusi sebelum Darwin

Konsep teori evolusi pertama kali bukan diperkenalkan oleh

Darwin, Anaximander (611-547 SM), Phytagoras (570-496 SM),

Xanthus (kira-kira 500 SM) dan Empodecles (490-940 SM) telah

4
Bandingkan dengan pendapat Martin Heidegger yang menyatakan bahwa manusia
mengalami proses evolusi dalam dua tahapan kritis, yakni hominisasi yang memunculkan manusia
dengan kesadaran refleksinya, dan humanisasi dengan memunculkan pengembangan diri ke arah
kebudayaan, lebih lanjut silahkan merujuk pada: Tony D. Widiastono (Ed.), Pendidikan Manusia
Indonesia, Cet. I (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004), hlm. 4-6.
5
Teuku Jacob, Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Cet. I (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1988), hlm. 143-146.
6
Lamyarni I Sardy, Fisika Kedokteran Teknologi Tubuh Manusia, Cet. I (Jakarta: Sagung
Seto, 2009), hlm. 1-2.
31

terlebih dahulu menggunakan konsep tersebut. Mereka menyatakan

bahwa proses seleksi alam melestarikan spesies yang paling kuat

dan memusnahkan spesies yang paling lemah. Selain para ilmuwan

tersebut, juga ada dua orang yang telah tercatat dan dianggap

pertama kali mencetuskan ide evolusi.7

Pertama, Georges Louis Buffon (1707-1788), seorang

naturalis yang menulis buku Natural History (sebanyak 44 jilid),

menjelaskan bahwa spesies tanaman dan hewan dipastikan

berkembang dari satu spesies ke spesies lainnya. Kedua, Jean

Babtise de Lamarck (1744-1829) adalah orang yang menyusun

teori evolusi dan menjelaskan bagaimana dan mengapa perubahan

terjadi.8 Buffon mengidentifikasi banyak bukti yang belakangan

dianggap sangat penting oleh Darwin, namun dia gagal

menyingkapkan pemecahannya. Teori evolusi Buffon, yang dia

sebut dengan “degradasi” sangat ragu-ragu dan setengah hati

sehingga membuatnya kurang berpengaruh.9

7
Istilah evolusi sendiri sudah digunakan dalam bahasa Inggris sejak tahun 1600-an untuk
menggambarkan proses perkembangan suatu organisme dari bentuk awal yang belum sempurna
menuju ke bentuk yang lebih sempurna. Kata ini berasal dari bahasa Perancis yang berarti
terbukanya sebuah gulungan. Maka jelaslah bahwa sebenarnya bukan, Buffon maupun Lamarck
yang pertama menggunakan istilah ini, tapi mereka berdua adalah orang yang mula-mula
menyusun teori tentang evolusi. Ibid., hlm. 2.
8
Ibid.
9
Teori Buffon hampir sama dengan teori yang dikemukakan oleh James Hutton (1726-
1797), ia menjelaskan teori gradualisme (secara bertahap), yang menganggap bahwa perubahan
mendalam dan nyata merupakan produk komulatif proses yang berlangsung terus menerus, ia juga
menjelaskan sifat dan ciri geologis bumi. Jonathan Miller dan Borin Van Loon, Mengenal Darwin
alih bahasa Zulfahmi Andri, Cet. I (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 37-39.
32

Keraguan dan ketidakpastiannya disebutkan dalam buku

P.P. Grasse “Biologie Animale” (biologi hewan). Karya ini

menunjukkan bahwa dia tidak berani bertabrakan dengan

pemikiran utama yang telah terbentuk sebelumnya. Ketika

Sorbonne memanggilnya agar kembali ke jalurnya, dia menyetujui

apapun yang mereka minta.10

Sedangkan Lamarck, menikmati kebebasan yang jauh lebih

besar untuk menyatakan apapun yang diinginkannya. Dia bekerja

tanpa kenal lelah, mengumpulkan banyak bukti untuk menunjang

teori-teorinya. Teorinya itu merupakan langkah maju yang sangat

besar, sehingga cukup beralasan untuk menyatakan bahwa Lamarck

adalah “Bapak Evolusi”.11 Berdasarkan bukti-bukti yang ada,

Lamarck mengemukakan teori evolusi pada 1809, tahun saat

Darwin dilahirkan. Lamarck mengungkapkan bahwa makhluk

hidup berevolusi sebagai respon terhadap perubahan

lingkungannya.

Teori evolusi Lamarck menjelaskan dua fakta penting, yaitu

sebagai berikut:

a. Pertama, mengenai penemuan fosil yang memperlihatkan

bahwa makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan yang

hidup saat ini.

10
Maurice Bucaille, Dari Mana Manusia Berasal? Antara Sains, Bibel, dan Al-Qur’an,
alih bahasa Rahmani Astuti, Cet. I (Bandung: Mizania, 2008), hlm. 62.
11
Ibid., hlm. 64
33

b. Kedua, menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki

adaptasi yang baik terhadap lingkungannya.12

Menurut Lamarck, makhluk hidup mengembangkan ciri

khusus melalui organ yang digunakan dan tidak digunakan (use

and disuse). Oleh karena itulah, mekanisme evolusi Lamarck


13
disebut juga teori use and disuse. Lamarck mengambil contoh

mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya, nenek moyang

jerapah dahulu berleher pendek. Karena sering mengambil daun-

daun dipohon yang tinggi untuk dimakan, akibatnya leher jerapah

tertarik dan makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan

yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi

berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.14

Dalam usaha menolak seleksi alamiah, para ahli biologi di

masa pergantian abad dihadapkan pada permasalahan tentang

bagaimana menemukan sebuah mekanisme alternatif yang

melatarbelakangi perubahan evolusioner. Para pengikut Lamarck

atau Lamarckisme mulai kembali naik panggung, bersamaan

dengan suatu kekuatan pendorong evolusioner baru yang dijuluki

12
Neil A. Campbell (et. al.), Biologi, alih bahasa Wasmen Manalu, Edisi Ke-5, Jilid II,
(Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 8.
13
Ibid.
14
Jonathan Miller dan Borin Van Loon, Mengenal..., hlm. 43.
34

ortogenesis. Ortogenesis berarti perkembangan mengikuti garis

lurus.15

Dari uraian di atas, terlihat bahwa teori-teori tentang

evolusi yang telah dicetuskan baik oleh Buffon maupun Lamarck,

masih merupakan teori awal yang belum mapan dan membutuhkan

banyak data dan bukti ilmiah untuk mendukungnya. Baik teori

Buffon maupun Lamarck, menjadi titik acuan bagi penulisan teori

evolusi selanjutnya yang lebih komprehensif dan ilmiah.

2. Teori evolusi Darwin

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire,

Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris,

19 April 1882 pada usia 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris

yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi

modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent)

dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Bukunya

On the Origin of Species by Means of Natural Selection (biasanya

disingkat menjadi The Origin of Species) menjelaskan evolusi

melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang

dominan mengenai keanekaragaman hayati.16

15
Menurut teori ini, struktur-struktur fisik berkembang sebagai akibat dari perubahan
evolusioner menurut garis lurus: “sekalinya evolusi berangkat dari sebuah titik awal tertentu,
proses tersebut akan mengembangkan kekuatan serta arah pergerakannya sendiri.” Lebih lanjut
baca: David Burnie, Bengkel Ilmu Evolusi, alih bahasa Daniel N. Lumban Tobing, Cet. I (Jakarta:
Erlangga, 2005), hlm. 96-97.
16
Ibid., hlm. 46.
35

Darwin mengajukan mekanisme yang berbeda sebagai

penyebab perubahan dalam spesies. Berbeda dengan Lamarck,

Darwin menyadari adanya variasi dalam populasi spesies. Variasi

inilah yang dapat diwariskan, bukannya sifat yang didapat seperti

yang diajukan Lamarck. Darwin kemudian mengajukan suatu

hipotesis bahwa cara seleksi yang sama terjadi di alam. Darwin

menamai proses ini dengan seleksi alam (natural selection). Seleksi

alam merupakan hasil dari interaksi antara populasi dan

lingkungannya. Banyak kejadian alam seperti predasi dan bencana

alam yang menyebabkan sebagian keturunan tidak dapat

bertahan untuk menghasilkan keturunan baru. Darwin menjelaskan

proses ini sebagai kompetisi.17

Darwin kemudian mengungkapkan bahwa hanya individu

yang sesuai dengan lingkungannya saja yang akan bertahan dan

menghasilkan keturunan. Proses ini disebut “survival of the fittest”

(individu yang sesuai bertahan hidup). Pada saat itu, Darwin tidak

mengetahui prinsip genetika modern. Kini, para ilmuwan

mengetahui bahwa mutasi dapat terjadi pada makhluk hidup.

Mutasi sebagai penyebab variasi dapat berguna bagi lingkungan.

Jika mutasi yang terjadi berguna, hal tersebut dapat meningkatkan

kemungkinan bertahan hidup makhluk tersebut.

17
Neil A. Campbell (et.al.), Biologi..., hlm. 11.
36

Darwin menyatakan bahwa melalui proses seleksi alam oleh

lingkungan inilah evolusi terjadi. Variasi yang menguntungkan

dipertahankan, sementara yang merugikan disingkirkan dan

akhirnya dimusnahkan. Seleksi alam dalam pengertian Darwin

adalah suatu proses dalam lingkungan yang memungkinkan

makhluk hidup yang paling cocok dengan lingkungannya untuk

dapat terus menghasilkan keturunan. Seleksi alam tidak akan

terjadi tanpa adanya variasi-variasi dalam satu spesies makluk

hidup.

Meskipun telah memiliki teori yang dapat diterapkan,

Darwin masih belum siap menerbitkan karyanya dan menundanya

sampai lima belas tahun, antara lain karena: takut terhadap

kontroversi dan penyiksaan; keyakinan religius Darwin (meski dia

dinyatakan sebagai atheis, tapi sebenarnya dia tetap menyimpam

keyakinan religiusnya); dan kehati-hatian ilmiahnya.

Selain Darwin, seiring berjalannya waktu muncul nama lain

yang dipercaya sebagai pencetus teori evolusi, setidaknya sebagai

ko-pencetus Darwin. Dia adalah Alfred Russel Wallace (1823-

1913).18 Visi Darwin mengenai perubahan biologis sangat

komprehensif sehingga mau tak mau melibatkan manusia. Tapi

18
Wallace adalah orang pertama yang menggunakan kata survival of te fittest, dan
menerbitkan essai yang kemudian dikenal dengan Letter from Ternate. Essai tersebut dikirimkan
Wallace dan terbit pada jurnal ilmiah pada tahun 1858, satu tahun sebelum terbitnya buku Darwin.
Maka pada tahun 2009, dunia ilmu pengetahuan akhirnya setuju bahwa kedua orang tersebut
dinyatakan sebagai penemu bersama teori evolusi. Tim Penyusun, Penciptaan..., hlm. 9.
37

baru sepuluh tahun lebih, Darwin berani menyatakannya secara

eksplisit.

Dengan membaca apa yang tersirat dalam The Origin of

Species, mudah dilihat bahwa Darwin telah memasukkan manusia

dalam pohon kehidupan yang tumbuh. Pada 1871, dia memutuskan

secara terbuka untuk menjelaskan keturunan manusia. Dalam jilid

pendamping yang membahas pengungkapan emosi, dia

menunjukkan bahwa perilaku manusia dapat ditelusuri dari

perilaku nenek moyangnya dalam perilaku hewan.

Setelah menunda apa yang dia ketahui sebagai kesimpulan

yang kontroversial, Darwin menjelaskan bahwa manusia juga tak

lebih dari keturunan yang berubah dari nenek moyang mamalia.

Darwin tidak menyatakan, seperti yang dengan salah sering

disebutkan, bahwa manusia berasal dari kera, tapi bahwa manusia

dan kera merupakan keturunan yang dimodifikasi dari pendahulu

primatanya.19

Dari paparan di atas, tampak jelas bahwa teori evolusi yang

dikemukakan Darwin dan dikembangkan para ahli evolusi begitu

komplek dan rumit, sehingga tidak bisa jika hanya dipahami secara

integral. Dalam perjalanan yang panjang tersebut, makhluk hidup

bukan hanya beradaptasi sehingga menghasilkan variasi yang

banyak dan bahkan lama kelamaan variasi terlihat berbeda dengan

19
Ibid., hlm. 173.
38

spesies awalnya. Di samping itu, teori Darwin juga bertumpu pada

kompetisi, keturunan, genetika dan seleksi alam.

Termasuk di dalamnya manusia yang juga tak luput

mengalami proses evolusi. Dampak teori evolusi Darwin sangatlah

besar, orang melihat hujjah yang seolah-olah menentukan: “melalui

asimilasi yang tampak logis, orang bebas berpostulat bahwa

manusia adalah keturunan kera.” Sikap ini sebenarnya keluar dari

teori Darwin, sebab lewat pengeksplorasian, orang berupaya untuk

menyimpulkan bahwa sebagaimana spesies yang lain berasal dari

spesies berbeda yang telah ada sebelumnya, maka manusiapun

mestilah muncul di bumi sebagai hasil evolusi dari satu garis

silsilah yang dekat dengannya di dunia hewan.

Darwin berkeyakinan ada makhluk yang hanya mengalami

perubahan-perubahan kecil yang menimbulkan berbagai variasi

atau dia sebut sebagai mikro evolusi dan adapula yang mengalami

perubahan besar (makro evolusi) sehingga memunculkan spesies

baru. Dalam memahami perubahan ini, dia menafikan campur

tangan dari Sang Pencipta, sehingga dia beranggapan bahwa

perubahan yang terjadi semata-mata karena faktor alamiah. Hal

inilah yang menjadi salah satu materi perdebatan/ kontroversi

karena implikasi dari teori tersebut pada ranah filsafat, sosial dan

agama, bukan pada kebenaran teorinya.


39

3. Teori evolusi pasca Darwin/ Neo-Darwinisme

Setelah Darwin meninggal (1882), para pengikut setia teori

evolusi berupaya untuk mempertahankan pendapat Darwin, mereka

menyebut dirinya neo-Darwinisme. Diantaranya adalah August

Weismann, seorang naturalis Jerman. Menurutnya, generasi yang

dapat punah saling dihubungkan oleh garis material hereditas yang

tak akan punah. Dengan ditemukannya DNA inti sel, teori

Weismann diterjemahkan dalam Dogma Sentral pada genetika

modern. Dia juga mengidentifikasi nukleus dari sel kelamin

sebagai pembawa informasi genetika. Karya Weismann ini menjadi

titik pembuka terhadap karya Mendel yang sudah lama dilupakan.20

Untuk membuktikan apakah lingkungan menyebabkan

perubahan sifat yang menurun (teori Lamarck) Weismann

melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus, lalu mereka

dikawinkan. Ternyata anak tikus yang lahir tetap berekor panjang.

Lalu anak tikus tersebut dipotong lagi ekornya dan dikawinkan

lagi, ternyata keturunan selanjutnya tetap berekor panjang.

Langkah itu dilakukan sampai dengan 21 generasi dan keturunan

yang lahir ternyata tetap berekor panjang. Dari apa yang dilakukan,

Weismann mengambil kesimpulan bahwa perubahan sel tubuh

20
Ibid., hlm. 148.
40

karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan

kepada keturunannya.21

Dalam membuktikan kebenaran teori evolusi, para ilmuwan

pendukungnya berusaha dengan gigih mencari bukti-bukti yang

mengindikasikan informasi proses alami kemunculan spesies, bukti

tersebut antara lain: bukti berdasarkan palaentologi (catatan fosil),

perbandingan anatomi tubuh, perbandingan embrio, distribusi

geografis, bukti fisiologi dan biokimia, resistensi terhadap

antibiotik/ pestisida, dan bukti yang terakhir berdasarkan speciation

misalnya yang terjadi pada lalat yang mengalami sympatric

speciation menunjukkan bahwa evolusi sedang terjadi.22

Pendukung fanatik teori evolusi Darwin adalah Haeckel

(Jerman) dan merupakan penyebar utama teori ini. Dia seorang

peneliti yang karirnya sangat cemerlang, tapi dia mencampur aduk

penelitian dengan politik untuk mendukung teorinya. Dia juga

melakukan kecurangan dengan menyertakan gambar embrio dari

hewan sampai manusia dengan memodifikasi gambar-gambar

tersebut agar sesuai dengan teorinya. Demikian juga dengan

Thomas Huxley yang dikenal sebagai “Darwin’s bulldog” seorang

peneliti yang membela Darwin mati-matian.23 Dalam membela

21
Ibid
22
http://en.wikipedia .org/wiki/evolution, diakses pada 13 Mei 2016.
23
Tim Penyusun, Penciptaan..., hlm. 54.
41

teori Darwin Thomas Huxley pernah melakukan perdebatan yang

berujung pada percekcokan dengan Uskup Wilberforce.

Seperti yang telah penulis paparkan di atas, terlihat bahwa

teori evolusi telah mengalami perkembangan yang sedemikian pesat,

bahkan sering dikatakan bahwa teori evolusi sendiri telah mengalami

evolusi. Para pencetus awalnya telah mengawali penemuan teori ini

dengan melakukan berbagai penelitian, dan teori ini terkesan populer

setelah Darwin melakukan penelitian dan menuliskan hasil

penelitiannya pada sebuah buku yang kemudian diterbitkan dengan

judul The Origin of Species.

Teori ini tentu saja berdampak terhadap agama, karena

memberikan implikasi bahwa setiap makhluk hidup berasal dari

makhluk hidup sebelumnya, dan karena sifat evolusi yang acak seperti

halnya seleksi alam, teori ini menggugat adanya penciptaan. Paling

tidak, teori evolusi telah membawa pemikiran bahwa peran Ilahi

sangatlah kecil. Karena sifat inilah maka teori ini banyak mengalami

penolakan, terutama bagi kalangan religius termasuk kaum muslimin.

Alasan penolakan bukan hanya pada keberadaan Tuhan, tetapi juga

tentang asal-usul kita sebagai manusia. Para pendukung teori evolusi

yang sering disebut neo-Darwinisme, ada yang mendukung teori ini

melalui penelitian lanjutan yang lebih obyektif, rasional dan ilmiah,

tapi juga adapula pendukung fanatik yang membelanya sekalipun

dengan melakukan kecurangan dan penipuan data ilmiah.


42

B. Teori Kreasionis

Pendapat lain yang berkembang di masyarakat menjelaskan

asal usul kehidupan sebagai bagian dari rancangan Tuhan. Mereka

yang berpandangan demikian menyebut dirinya seorang kreasionis.

Pandangan dari penganut kreasionis bahwa penciptaan yang dilakukan

oleh Tuhan adalah peristiwa penciptaan yang terjadi secara langsung

ke bentuk akhir (dari tidak ada langsung menjadi ada/ creatio ex

nihilo). Kreasionisme dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Creation Science/ sains penciptaan menurut Kristen


Fundamentalis
Menurut kitab kejadian (Genesis), Tuhan menciptakan

dunia dan mengisinya dengan beraneka ragam bentuk kehidupan.

Bagi penganut Kristen yang taat, dunia kehidupan merupakan

salinan yang tak berubah dari yang diciptakan oleh Tuhan dan

harus diimani. Untuk jangka waktu yang lama, dogma ini membuat

para ilmuwan mengabaikan peran penting fosil. Di balik dogma

kreasionisme terdapat pandangan tentang perancangan ilahiah yang

cerdas. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Kitab

Kejadian, namun hal ini menjadi argumen paling kukuh untuk

Penciptaan Khusus.24

Faham kreasionis merupakan suatu faham yang didasarkan

pada teologi Kristen, yang antara lain menyatakan bahwa bumi

sejak awal penciptaannya tidak mengalami perubahan yang

24
Jonathan Miller dan Borin Van Loon, Mengenal..., hlm. 10-20.
43

signifikan, artinya bumi sudah diciptakan secara sempurna dan bisa

langsung dihuni oleh makhluknya. Demikian juga dengan keadaan

makhluknya yang diciptakan langsung dalam bentuk akhir yang

sempurna tanpa mengalami proses penyempurnaan. Penciptaan

manusia termasuk penciptaan yang unik dan terpisah dari

penciptaan makhluk lainnya. Faham ini diyakini para penganut

Kristen fundamentalis/ ortodoks, karena kepercayaan mereka

terhadap Sang Penciptanya yang Maha Sempurna.

2. Intelligent design menurut Harun Yahya

Adnan Oktar (lahir pada tahun 1956 di Ankara, Turki), juga

dikenal sebagai Harun Yahya adalah seorang penulis dan

kreasionis Islam. Ia merupakan penentang teori evolusi, dan

dikenal sebagai penulis yang menulis karya-karya penting dalam

menyingkap kekeliruan para evolusionis, ketidaksahihan klaim-

klaim mereka dan hubungan gelap antara Darwinisme dengan

ideologi berdarah seperti fasisme dan komunisme.25

Dalam teorinya Harun Yahya selalu mengagungkan

keteraturan alam seolah-olah penciptaan alam ini sudah dirancang

sedemikian sempurna. Dengan pemikiran seperti itu ia seperti

alergi terhadap kata-kata kecacatan, ketidakpastian, kebetulan atau

kata-kata semacamnya. Pola pikirnya hampir tidak jauh berbeda

seperti pemikiran Stephen Hawking yang menyebutkan bahwa,

25
Harun Yahya, Rahasia DNA, alih bahasa Halfino Berry, Cet. I (Bandung: Dzikra,
2003), hlm. v.
44

“Tuhan menciptakan alam dan mengeluarkan hukum-hukum-Nya

kemudian membiarkan alam berevolusi dengan hukum-hukum-

Nya, tanpa campur tangan-Nya lagi.26

Bagi kalangan kreasionis, penciptaan haruslah spesifik bagi

setiap makhluk. Hal ini sebagai implikasi penafsiran penciptaan

bahwa setiap makhluk tercipta dengan bentuk dan tujuan tertentu,

atau telah dirancang dengan baik dan akurat. Meski Harun Yahya

belum memberikan deskripsi sistematis atas teori yang diajukan, ia

menjelaskan kajiannya melalui buku Keruntuhan Teori Evolusi.27

Teori Harun Yahya dan faktanya menggunakan desain

sebagai pengganti evolusi untuk menjelaskan kerumitan struktur

dan keragaman kehidupan. Teori intelligent design menyatakan:

“Keberadaan alam semesta dan makhluk hidup hanya


dapat dijelaskan karena sebab-sebab kecerdasan, bukan
peristiwa yang langsung seperti halnya seleksi alam.
Keberadaan alam beserta isinya berdasarkan rancangan
tingkat tinggi, ketelitian hingga pada skala detail atau
penuh kesempurnaan. Kerumitan yang ditemukan pada
tubuh makhluk hidup harus merupakan hasil ciptaan Sang
Pencipta.”28

Teori ini sebenarnya ditujukan untuk mengkritik para

penganut materialisme yang selalu menggugat penciptaan, di mana

materialisme tidak percaya akan adanya sesuatu di balik materi

26
Herdianto Arifien, Bagaimana..., hlm. 49-53.
27
Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi, alih bahasa Halfino Berry, Cet. I (Bandung:
Dzikra, 2003), hlm. 14-16.
28
Ibid., bandingkan dengan pendapat Herdianto, dalam bukunya: Herdianto Arifien,
Bagaimana..., hlm. 47-48.
45

yang mengindikasikan pengingkaran terhadap penciptaan.

Menurutnya, sebagaimana terlihat dengan jelas, fakta yang logis

dan ilmiah menyatakan bahwa alam luar tidak memiliki realitas

materi dan ia merupakan sekumpulan kesan yang disajikan Allah

untuk jiwa. Maka, apapun yang ada di alam semesta adalah indera

dan ilusi, yaitu seperti pantulan di cermin atau bayang-bayang.29

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan tentang teori

kreasionis di atas, dapat disimpulkan bahwa teori kreasionis baik yang

dicetuskan oleh kristen fundamentalis maupun Harun Yahya, pada

dasarnya kedua teori tersebut memiliki kesamaan dalam memahami

makna penciptaan dan hanya melihatnya dari sudut pandang keimanan.

Jika penciptaan pada setiap makhluk hidup dengan

“abrakadabra”, tanpa melalui proses, secara teliti dan akurat akan

memunculkan permasalahan baru. Permasalahannya, bukankah di alam

ini ada kecacatan, ketidaksempurnaan, ketidakpastian, kehancuran dan

kepunahan? Kelahiran manusia atau binatang yang cacat, kepunahan

dinosaurus, atau punahnya manusia purba, penciptaan iblis dan Hitler,

tentunya bukan karena kesalahan desain atau desainnya yang sudah

usang sehingga harus diganti lagi. Ibaratnya Maha Mencipta muncul

tanpa perlu Maha Mengetahui, atau kehancuran merupakan masa

istirahat Maha Pencipta. Hal tersebut sudah tentu akan bertentangan

dengan ke-universal-an Tuhan sendiri.

29
Harun Yahya, Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir, alih bahasa Aminah Mustari, Cet.
I (Jakarta: Robbani Press, 2003), hlm. 107.
46

Logika berpikir seperti tersebut di atas, memiliki kerancuan

karena menunjukkan Tuhan masuk dalam fungsi waktu dalam

mencipta. Sekalipun kita berpikir bahwa Dia melakukan aktivitas

memelihara setelah mencipta, kemudian istirahat, atau memelihara

kemudian menghancurkan. Walaupun Dia mencipta lagi makhluk lain,

secepat apapun tetap ada selisih waktu. Penafsiran penciptaan seperti

ini, ternyata gagal mengadopsi pembebasan ruang dan waktu, sehingga

seolah-olah Tuhan terjebak dalam dimensi ruang dan waktu.

C. Teori Menurut Sains Modern

Menurut sains modern asal-usul manusia dapat dipelajari dari

berbagai penemuan para ilmuwan dengan teori-teori pendukungnya.

Berdasarkan penemuan sains modern, asal-usul penciptaan manusia

dapat dijelaskan dengan teori sebagai berikut:

1. Genetika modern

Genetika (ilmu keturunan) merupakan cabang dari biologi

yang mempelajari masalah gen, variasi makhluk hidup dan

mempelajari sifat-sifat induk atau orang tua kepada

keturunannya.30 Salah satu petunjuk sains modern tentang asal-usul

penciptaan manusia dibuktikan dengan penemuan kode genetik

oleh ilmuwan Swiss bernama Gregor Johann Mendel (1822-1884),

yang berhasil membuktikan wacana turun-temurunnya karakter

manusia melalui serangkaian percobaan yang dilakukannya.

30
Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia: Human Reproductive
Biology Untuk Paramedis dan Nonmedis, Cet. I (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 40-41.
47

Mendel juga menemukan elemen-elemen herediter yang

kemudian dikenal dengan sebutan gen.31

Dalam percobaannya didapatkan faktor yang bersifat

dominan (menang) dan resesif (kalah) dengan rasio perbandingan

3:1. Suatu sifat dapat hilang sama sekali ketika disilangkan dengan

yang dominan dan akan muncul kembali pada generasi berikutnya,

menunjukkan bahwa penampilan suatu individu tidak selalu

mencerminkan struktur genetiknya. Dalam genetika modern,

fenotip tidak selalu mencerminkan genotip yang melandasinya.32

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat

adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan.

Faktor lingkungan juga mempengaruhi sifat yang tampak (fenotif)

suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya.

(genotip). Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri yang

dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip (penampilannya). Pada

manusia, setiap sel somatik memiliki 46 kromosom.

Perkembangan biologi molekuler yang semakin pesat dapat

mengungkapkan bagaimana gen dapat mewariskan informasi-

informasi dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya.

Melalui perkembangan ilmu-ilmu dan bukti-bukti terkini,

31
Pada tahun 1909, istilah elemen-elemen herediter digantikan oleh istilah ‘gen’ yang
dicetuskan oleh ahli botani berkebangsaan Denmark yang bernama Wilhelm Johannsen (1857-
1927). Jeremy Cherfas, Genom Manusia, alih bahasa Yulin Lestari, Cet. I (Jakarta: Erlangga,
2003), hlm. 14.
32
Jonathan Miller dan Borin Van Loon, Mengenal..., hlm. 150-156.
48

mekanisme seleksi alam itu sendiri dibedakan menjadi bermacam-

macam.33 Hasil penelitian ahli mikrobiologi Inggris, Fred Griffith

membuktikan bahwa DNA mengandung informasi genetik.34

Semenjak struktur DNA diketahui pada tahun 1953, ilmu

biologi molekuler berkembang dengan kelajuan yang

mencengangkan. Perkembangan sains kian mempertegas bahwa

manusia memiliki struktur yang luar biasa kompleks. Hal ini

menjadi isu yang menonjol sehingga para ilmuwan dari Amerika

Serikat sampai Cina berusaha menciptakan Proyek Genom, yang

dipimpin oleh Dr. Francis Collins. Point penting yang didapatkan

dari proyek ini adalah bahwa DNA ada semenjak manusia pertama

diciptakan.35 Dengan ditemukannya peran kromosom dalam

pembentukan janin, maka semakin mantaplah di kalangan peneliti

embriologi bahwa penciptaan manusia telah ditakdirkan

sebelumnya di dalam sperma dan ovum masing-masing bapak dan

ibunya.36

Ketentuan/ takdir ini berjalan panjang selama berabad-abad

untuk tersambung dengan kode-kode genetik milik para leluhur

33
Mekanisme seleksi tersebut antara lain: seleksi seksual, yaitu seleksi yang menonjolkan
ciri-ciri tertentu yang ditemui pada jenis kelamin tertentu (misalnya betina memilih jantan yang
kuat...); seleksi buatan, seleksi yang terjadi akibat peran manusia; seleksi seimbang, seleksi terarah
dan seleksi yang mengacaukan. Lihat Herdianto Arifien, Bagaimana..., hlm. 4-13.
34
David Burnie, Bengkel..., hlm. 112.
35
Harun Yahya, Rahasia..., hlm. 6.
36
Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunnah, alih bahasa A. Zidni Ilham
Faylasufa, Cet. I (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 107.
49

hingga bapak kita, Adam, bapak pertama manusia. Kode genetik

ini telah terprogram dengan keakurasian tinggi dan tersimpan di

dalam inti sel hidup. Dari kajian intensif terhadap kromosom,

diketahuilah bahwa ia ternyata terbentuk dari kumpulan-kumpulan

asam deoksiribo nukleat (Deoxyribonucleic Acid = DNA) dan

protein dengan prosentase hampir sama.37

Ketika sel sperma membuahi ovum, gen kedua orang tua

bergabung untuk menentukan semua ciri fisik dari janin yang akan

dilahirkan. Bersama sel pertama yang terbentuk tersebut, salinan

pertama dari molekul DNA juga terbentuk, yang akan membawa

kode genetik orang itu di dalam setiap sel sepanjang hidupnya.

Setiap sel yang membelah diri dan berkembang biak setelah sel

pertama mengandung rangkaian informasi genetik yang komplit.

Pada tanggal 14 April 2003 Konsorsium Internasional untuk Studi

Urutan Kode Genetik Manusia (The International Human Genome

Sequencing Consortium) mengumumkan kesuksesan finalisasi

proyek pembacaan kode genetik manusia. Dengan demikian sekitar

37
DNA ditemukan oleh ilmuwan Amerika James Dewey Watson bersama dua rekannya
dari Inggris yaitu Francis Harry Compton Crick dan Maurice Hugh Frederick pada tahun 1955,
dan pada tahun 2003 pembacaan kode genetik telah bisa diselesaikan dengan sempurna. Satu
molekul DNA terdiri dari gulungan-gulungan yang sangat kecil dan tersusun, berbentuk dua rantai
yang saling menempel di tengah-tengah, terdiri dari unsur utama nitrogen (nitrogenous bases),
serta molekul –molukel gula dan fosfat. Kedua rantai melingkari sebuah poros imaginer berbentuk
spiral tergulung dengan gulungan sangat keras yang dikenal dengan nama double helix DNA
strands (untaian spiral ganda asam nukleat). Lihat, Paul Strathern, Crick, Watson dan DNA, alih
bahasa Fransisca Petrajani, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 90.
50

99 % kawasan yang mengandung genome manusia telah ter-

cover.38

Kode genetik adalah urutan basa nukleotida dalam asam

nukleat (DNA atau RNA) yang mengkode rantai asam amino

dalam protein. DNA terdiri dari empat basa nukleotida: adenin (A),

guanin (G), sitosin (C), dan timin (T). RNA mengandung

nukleotida adenin, guanin, sitosin dan urasil (U). Ketika tiga

kontinyu basa nukleotida kode untuk asam amino atau menandakan

awal atau akhir sintesis protein, set ini dikenal dengan kodon.39

Mutasi gen merupakan perubahan dalam urutan nukleotida

dalam DNA. Mutasi gen secara umum dapat dikategorikan menjadi

dua jenis: mutasi titik dan pasangan basa insersi dan delesi. Mutasi

titik mengubah satu nukleotida tunggal. Pasangan basa insersi atau

delesi terjadi jika basa nukleotida dimasukkan ke atau dihapus dari

urutan gen asli. Mutasi gen yang paling sering terjadi, hasil dari

dua jenis kejadian. Pertama, faktor lingkungan seperti bahan kimia,

radiasi, dan sinar ultra violet yang dapat menyebabkan mutasi.

Kedua, mutasi juga dapat disebabkan oleh kesalahan yang dibuat

selama pembagian sel (mitosis dan meiosis).40

Secara umum yang dimaksud dengan mutasi adalah

perubahan apapun dalam bahan genetik, yng meliputi tiga hal

38
Jeremy Cherfas, Genom..., hlm. 43-45.
39
Koes Irianto, Panduan..., hlm. 41.
40
Ibid.
51

yaitu: mutasi notkah yang meliputi perubahan pada kodon tunggal,

aberasi kromosome yang menyebabkan perubahan bagian besar

kromosome seperti inversi, translokasi dan duplikasi, dan

perubahan dalam jumlah kromosom. Namun secara lebih terbatas,

mutasi lebih menunjuk pada perubahan dalam gen (intragenik).

Mutasi dalam gen merupakan faktor penentu timbulnya

keanekaragaman genetik yang berakibat pada timbulnya

keanekaragaman dalam kehidupan.41

Saat ini, orang cenderung beranggapan kehidupan terutama

disebabkan karena mutasi pada perubahan gen/ kromosom sel.

Pertumbuhan makhluk dari benih hidup sampai dewasa ditentukan

arah dan bentuknya oleh kromosom dan gen yang terdapat di

dalam inti sel, seperti halnya gambar pola dan gambar detail pada

“blue print” bangunan gedung.42

Inti sel manusia mengandung 46 kromosom yang

membentuk 23 pasang kromosom. Kecuali sel telur dan sperma

yang hanya mengandung 23 kromosom. Jadi pada saat terjadi

pembuahan, setiap kromosom dari sperma dengan kromosom dari

sel telur membentuk 46 kromosom yang baru. Kelompok

kromosom yang baru inilah yang menjadi calon individu baru.

Setelah terjadi pembuahan, telur mulai membelah diri dan

41
Abdul Salam M. Sofro, Keanekaragaman Genetik, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1994), hlm. 30.
42
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Cet. XXI (Jakart: Rajawali Press, 2015),hlm.
141.
52

memperbanyak diri. Pada saat pembelahan dan kromosom saling

berdekatan, segala sifat, karakter dan ciri wajah maupun ciri badan

manusia diwariskan.43

Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi genetik

atau perubahan dalam susunan genetik dari suatu organisme.

Rekayasa genetika merupakan proses buatan/ sintetis dengan

menggunakan teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa

genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang

diinginkan atau organisme dengan sifat unggul, organisme tersebut

sering disebut sebagai organisme transgenik. Banyak kelainan

genetik, komplikasi seperti diabetes, fibrosis kistik telah

disembuhkan dengan rekayasa genetika pada manusia karena

melibatkan penghapusan gen yang rusak dan sel-sel memodifikasi

untuk menghasilkan sifat yang diinginkan yang hilang sebelumnya,

dengan terapi gen. 44

Terkait pembahasan tentang genetika modern yang diawali

dengan penemuan kode genetik oleh Mendel, memacu ilmuwan

lain untuk mengembangkan ilmu genetika, terlebih dengan

penemuan biologi molekuler yang semakin canggih. Salah satu

penemuan yang sangat menghebohkan adalah penemuan DNA,

yang ternyata mengandung informasi genetik. Dari proyek Genom

43
Koes Irianto, Panduan ..., hlm. 48.
44
http://www.biologi-sel.com/search/label/rekayasa%20genetika?max-results=5, diakses
pada 21 Mei 2016.
53

yang dikerjakan para pakar genetik dunia, didapatkan point penting

bahwa DNA ada sejak manusia pertama diciptakan. DNA terdapat

dalam inti sel hidup yang disebut kromosom. Para peneliti

embriologi menemukan bahwa penciptaan manusia dari sel sperma

dan ovum orang tuanya sangat dipengaruhi oleh peran kromosom.

Menurut Prof. Alex Jeffry dikatakan bahwa tanda-tanda DNA

sebagai hereditary print (tanda turunan), dan melalui tanda turunan

inilah pembuktian nasab bisa diungkapkan.45

Individu baru yang terbentuk mengandung 46 kromosom

atau 23 pasang kromosom, yang membawa segala sifat, karakter,

ciri wajah atau ciri badan dari orang tua yang diwariskan pada

keturunannya. Penemuan ini sekaligus memperjelas teori-teori

tentang asal mula penciptaan manusia, dan oleh para ilmuwan

dijadikan sebagai titik acuan untuk meneliti lebih lanjut tentang

materi dasar yang menyusun tubuh manusia.

Berdasarkan teori-teori dari genetika modern seperti yang

telah penulis jelaskan di atas, memudahkan para peneliti untuk

mengetahui asal usul penciptaan manusia. Untuk mengetahui lebih

lanjut tentang proses evolusi yang terjadi pada makhluk hidup, bisa

berpijak pada teori-teori yang ada pada genetika modern. Gen

yang menjadi pembawa informasi turun-temurun dari generasi ke

45
Abdul Fatah Mahmud Idris (et.al), Pustaka Pengetahuan Islam Kontemporer, alih
bahasa Addys Aldizar, Cet. I (Jakarta: Pustaka Dinamika, 2004), hlm. 137.
54

generasi bertanggung jawab atas pewarisan genotip dan fenotip

dari seorang individu.

Adanya genetika modern juga membuat perkembangan

berbagai bidang keilmuan maju sedemikian pesat dengan

ditemukannya tehnik rekayasa genetika (genetic engineering).

Penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah

susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi

genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu, misalnya

bidang kedokteran, pertanian, bio statistika, bioinformatika,

perikanan dan bidang lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Transformasi Manusia

Untuk mengetahui asal-usul manusia dapat pula dipelajari

melalui penemuan fosil-fosil makhluk yang mirip manusia. Dengan

mempelajari fosil-fosil tersebut akan terlihat adanya transformasi

bentuk manusia yang berbeda-beda serta adanya perkembangan

yang signifikan khususnya pada bentuk kranialnya. Penemuan

terkini, dipelajari melalui DNA mitokondria dari fosil yang ada

diperbandingkan dengan fosil manusia modern.

Transformasi bentuk manusia berdasarkan sains melewati

beberapa tahap. Berdasarkan penemuan fosil para ahli

paleontologi, kelompok tersebut muncul secara berurutan,

kelompok lama punah dan diganti dengan kelompok baru yang

lebih maju. Hal ini diawali dengan penemuan ahli arkheologi yang
55

masih amatir yaitu Charles Dawson (1912). Dia membuat suatu

penemuan yang menakjubkan: sekumpulan sisa-sisa hominid yang

terfosilisasi dalam sebuah dasaran berkerikil dekat Piltdown, di

Inggris Tenggara. Sisa tersebut termasuk bagian dari rahang,

beberapa gigi yang terangkai bersama membentuk sebuah

tengkorak menyerupai manusia yang berusia sekitar 200.000 tahun.

Untuk sementara waktu, manusia Piltdown membuat kebingungan

karena bertentangan dengan penemuan lainnya. Pada tahun 1953,

keseluruhan penemuannya dilaporkan sebagai pemalsuan yang

hebat.46

Hingga saat ini, banyak ahli paleontologi meyakini bahwa

percabangan antara garis yang mengarah ke kera modern dan

manusia terjadi sekitar 15 juta tahun yang lalu. Namun demikian,

tehnik penanggalan molekul terakhir menunjukkan bahwa kera dan

manusia terpisah sekitar 4-5 juta tahun yang lalu. Proses

transformasi manusia modern berdasarkan sains modern terbagi

dalam empat tahapan, yaitu:

1. Australophithecines

Kelompok ini hidup sekitar 3,5 juta tahun yang lalu,

dan merupakan nenek moyang tertua serta memiliki profil

tubuh mirip dengan manusia modern. Fosil-fosil ini ditemukan

di Afrika, sehingga dikenal dengan Australophitecin atau kera-

46
David Burnie, Bengkel..., hlm. 172.
56

kera selatan, mereka memiliki gigi-gigi taring kecil dan ukuran

otak yang relatif kecil juga. Terdapat sekurangnya setengah

lusin tipe dari hominid-hominid ini, namun semuanya memiliki

satu kemampuan penting, yaitu dapat berjalan tegak. Salah

satunya yang ditemukan di Ethiopia (1974) yang dijuluki

Lucy.47

Berdasarkan penelitian dari fosil yang ditemukan,

menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki kapasitas kranial,

rongga di kepala yang mampu menampung otak sekitar 500

cm3. Kemampuan otaknya membuat mereka memiliki

kreatifitas untuk membuat peralatan sehari-hari yang tidak

dimiliki oleh kera.48

2. Homo habilis

Sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, anggota-anggota baru

keluarga manusia telah muncul. Homo habilis (manusia

terampil) tidaklah jauh lebih besar dibandingkan

Australopithecus Afarensis, namun memiliki otak yang lebih

besar dan gigi yang lebih kecil. Untuk pertama kalinya,

47
Lucy termasuk ke dalam spesies yang dinamakan Australopithecus Afarensis dan telah
mati sekitar 3 juta tahun yang lalu. Lucy tidak jauh lebih besar dari seekor simpanse dan memiliki
otak berukuran sepertiga dari yang kita miliki. Akan tetapi, banyak ahli paleontologi yang
menempatkan dia pada garis langsung yang mengarah ke manusia modern. David Burnie,
Bengkel..., hlm. 173.
48
Tim Penyusun, Penciptaan..., hlm. 25.
57

peralatan dari batu mulai muncul bersamaan dengan sisa-sisa

fosil.49

3. Pithecanthropines

Kelompok ini terdiri dari banyak kelompok, antara lain

pithecantrophus erectus. Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu,

Homo habilis telah menciptakan jalan bagi satu spesies yang

lebih besar, yaitu Homo erectus yang lebih cerdas lagi dan

mampu membangun perlindungan serta memanfaatkan api.

Tidak seperti Homo habilis, pendatang baru ini merupakan

pemburu yang efisien dan menyebar keluar dari Afrika, melalui

Eropa dan Asia.50 Kapasitas kranialnya juga lebih besar,

sehingga mampu mengadakan invensi, kreasi dan menganalisis

sebab akibat.51

4. Homo sapiens

Homo sapiens yang sering dikatakan sebagai spesies

manusia muncul kurang dari 500.000 tahun yang lalu, secara

perlahan menggantikan leluhur yang terdekat yaitu Homo

erectus. Kelompok ini memiliki otak yang jauh lebih besar dan

disertai meningkatnya kesadaran intelektual serta hidup di era

yang lebih maju, tidak primitif lagi.

49
Ibid.
50
Ibid.
51
Tim Penyusun, Penciptaan..., hlm. 26
58

Terdapat dua teori yang berlawanan tentang di mana

sebenarnya manusia modern secara anatomik pertama kali

muncul. Pertama, teori asal muasal tunggal, dikenal dengan

hipotesis ‘keluar dari Afrika’ (out of Africa), teori ini

berpegangan pada pandangan bahwasanya homo sapiens

berevolusi di sebuah lokasi tertentu di Afrika, kemudian

berpencar ke bagian lainnya di dunia. Ketika mereka

berpencar, mereka bertemu dengan sekelompok Homo erectus,

yang leluhurnya telah bermigrasi keluar dari Afrika ribuan

tahun sebelumnya. Homo sapiens yang tangkas sekaligus

cerdas sukses bertahan hidup, sementara Homo erectus pada

akhirnya punah.52

Teori kedua yaitu pandangan yang berlawanan dengan

itu, teori multiregional. Teori ini mengatakan bahwa manusia

berevolusi dari populasi-populasi Homo erectus di banyak

bagian dari dunia secara terpisah, namun bersamaan waktunya.

Teori ini didukung oleh bukti-bukti fosil yang memperlihatkan

suatu garis lengkap evolusi manusia, dari yang berciri kuno

hingga yang secara anatomis modern, tanpa lompatan

mendadak.53

Penggolongan para evolusionis terhadap tahapan-

tahapan seperti yang dijelaskan di atas, makhluk hidup dalam


52
Ibid.
53
Ibid.
59

kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus,

dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern. Manusia

modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah

terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo

ini.54

Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut,

evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap

jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi,

penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa

australopithecines, Homo habilis dan Homo erectus hidup di

berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi,

beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo

erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat modern,

memunculkan kemungkinan bahwa Homo erectus hidup

semasa dengan manusia beranatomi modern (Homo sapiens) di

Asia tenggara.55

Berdasarkan penemuan fosil-fosil yang mirip manusia

tidak ada sebuah bukti rantai evolusi yang menjembatani

manusia purba dengan manusia modern. Berdasarkan

penyelidikan ilmiah, ilmuwan menemukan kerangka makhluk

purba berusia 400 ribu tahun yang memiliki DNA mirip

54
http://rhakakatresna.blog.upi.edu/tag/antara-darwin-dan-harun-yahya-mengenai-asal-
usul-manusia, diakses pada 21 Mei 2016.
55
Ibid.
60

dengan manusia tertua. Penemuan tersebut mengungkapkan

bahwa proses evolusi manusia ternyata lebih rumit daripada

yang diperkirakan sebelumnya.

Makhluk purba yang disebut Denisovan diduga hidup

di sekitar Asia Tenggara sampai Siberia, hasil analisis

menunjukkan bahwa perkawinan keturunan Neanderthal dan

Denisovan kemungkinan besar merupakan nenek moyang

manusia yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan lebih

lanjut menunjukkan DNA mereka hanya menyumbang sekitar

1-4 % gen etnis Eurasia dan Melanesia.56 Transformasi bentuk

manusia berdasarkan penemuan sains modern merujuk pada

penemuan fosil-fosil manusia, merupakan salah bentuk

manifestasi Tuhan dalam mencipta.

Dari uraian yang telah penulis jelaskan pada bab II ini, dapat

dipahami bahwa sejak manusia mulai berevolusi hingga menjadi makhluk

yang sadar akan dirinya sendiri dan lingkungannya, ia tak henti mencari

tahu dari mana ia berasal. Mula-mula ia mendasarkan kehadirannya di

dunia pada teori-teori yang didasarkan pada penjelasan religius seperti

yang terjadi pada masyarakat Eropa masa lalu, yang memahami

penciptaan berdasarkan teori kreasionis. Paham ini diyakini oleh

masyarakat Eropa sampai muncul teori evolusi Darwin.

56
Ridwan Abdullah Sani, Sains Berbasis Al-Qur’an, Cet. I (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
hlm. 45-46.
61

Teori kreasionis yang mendasarkan seluk-beluk penciptaan pada

agama belaka (baca: teologi Kristen), sangat terkejut dengan tulisan

Darwin yang mengatakan bahwa makhluk hidup berevolusi karena adanya

seleksi alam. Pohon kehidupan yang digambarkan Darwin, meletakkan

manusia dalam bagan keturunan yang berujung pada dunia hewan

menimbulkan gelombang atheisme di Inggris.

Selain teori kreasionis yang dikemukakan oleh Kristen

fundamentalis, salah satu pemikir Islam, yaitu Harun Yahya juga

memunculkan teori kreasionis. Teori ini dikemukakan untuk menyerang

paham evolusionis yang terkesan atheis, yang menafikan Tuhan dalam

mencipta makhluknya. Sehingga Harun Yahya menuliskan teori

keruntuhan evolusi dan mengajukan teori baru, yaitu teori kreasionis.

Namun demikian, teori ini juga memiliki banyak kelemahan dan sering

dikatakan bahwa penyerangan Harun Yahya terhadap teori evolusi karena

ketidakpahamannya terhadap evolusi sendiri.

Munculnya hasil penemuan dan penelitian para ahli genetika,

paleontologi dan biologi molekular yang menggiring pemahaman bahwa

bentuk luar makhluk hidup (fenotip) dikendalikan oleh gen (genotip) yang

berada di dalam tubuh. Evolusi bukanlah kemajuan atau bergerak maju,

karena organisme bukanlah target yang pasif dari lingkungannya. Setiap

jenis mengubah lingkungan sekitarnya agar menguntungkan bagi

kelompoknya. Evolusi juga memerlukan variasi genetika sehingga seleksi

alam tetap berjalan. Agar evolusi terus berlanjut, harus ada mekanisme
62

untuk terus meningkatkan atau mengurangi variasi genetika. Mekanisme

ini berupa: mutasi, seleksi alam, rekombinasi, genetic drift dan genetic

flow.

Definisi evolusi yang tercantum dalam berbagai macam kamus

biasanya bersifat umum dan seringkali melenceng. Misalnya, evolusi

adalah “suatu hukum di mana organisme yang lebih tinggi berasal dari

yang lebih sederhana.” Dari definisi ini, orang akan membayangkan

evolusi seperti tangga kayu, bagian atasnya merupakan kelanjutan dari

bagian bawahnya. Maka bila orang menyatakan ketidakpercayaan terhadap

evolusi, harus diteliti dulu perspektif dan dasar mana yang digunakana

untuk menolak evolusi tersebut, agar tidak menimbulkan perdebatan

panjang. Demikian juga jika kita memahami evolusi pada manusia, kita

terlebih dulu mengenal ilmu anthropogenesis, yaitu suatu bidang ilmu

yang mempelajari evolusi manusia yang sudah terpisah dari makhluk

mirip manusia (hominid), kera dan mamalia lainnya sejak jutaan tahun

lalu.

Dari transformasi bentuk manusia, ada empat kelompok makhluk

hidup mirip manusia modern yang diterima oleh ilmu pengetahuan. Hal ini

sebenarnya sudah dijelaskan Al-Qur’an, yang artinya:

“Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat


durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al-Infiṭār
(82): 6-8).
63

Juga ayat-ayat yang berbicara tentang kemusnahan suatu kelompok

yang diikuti datangnya kelompok lain, yang artinya:

“Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian


tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh
mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan
mereka.” (QS. Al-Insān (76): 28).

Kenyataan yang demikian menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam

Allah, sehingga tidak ada pertentangan antara Al-Qur’an dan ilmu

pengetahuan. Temuan-temuan dalam ilmu pengetahuan adalah bentuk

konfirmasi atas apa yang disampaikan Al-Qur’an, sehingga menambah

kekaguman dan ketaqwaan para pemeluknya.

Anda mungkin juga menyukai