Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa perkembangan anatomi dan fisiologi wanita normal melalui enam tahapan yaitu masa
puberitas, masa reproduksi, masa klimakterium damonoupouse serta masa senile. Masa
reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita yang berlangsung kira-kira
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.
Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan
masa peralihan dari masa reproduksi ke masa senium . masa ini berlangsung beberapa tahun
sebelum dan sesudah monopouse.

Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga mennjelang akhir hayat dan ini merupakan
proses yang berkesinambungan serta tiada terbatas. Begitupun kehidupan seorang perempuan.
Segera setelah di lahirkan, secara fisiologis menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia maka
jaringan – jaringan dan sel – sel tua, sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi akan
mati. Dilihat dari sudut pandang tersebut, maka psikologi perkembangan juga dapat disebut
sebagai psikologi orang menjadi tua. Bagi sebagian orang, wanita menganggap masa menopause
merupakan masa yang menakutkan, tetapi sebagian lainnya dapat melalui masa ini dengan
mulus. Bagi orang yang merasa masa ini menakutkan akan membutuhkan pendamping yang
mengerti dan paham tentang kondisi dan permasalahan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 pengertian dari monoupouse dan klimakterium

1.2.2 Tanda-tanda awal dari menoupouse dan klimakterium

1.2.3 Gangguaan monoupouse dan klimakterium

1.2.4 Manajemen kebidanan pada menoupouse dan klimakterium

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa saja gangguan klimakterium dan
momopouse dan mampu membuat manajemen kebidanan klimakterium

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat mempelajari apa itu masa monoupouse dan klimakterium


b. Mahasiswa dapat mempelajari apa saja gangguan pada masa monopouse dan
klimakterium
c. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian sampai pelaksanaan asuhan kebidanan
pada masa monopouse.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari klimakterium dan menopouse

Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita yang berlangsung kira-
kira tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.
Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan
masa peralihan dari masa reproduksi ke masa senium . masa ini berlangsung beberapa tahun
sebelum dan sesudah monopouse.

2.1.1 Pengertian Klimakterium

Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reroduksi dan berakhir pada awal
senium dan terjadi pada wanita berumr 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam
keluhan endrokinologis (prawirohardjo.2001)

Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.
Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak
panas ( hot flushes ), berkeringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalan telinga,
tekanan darah yang goyah, berdrbar – debar, susah bernafas, jari – jari atrofi dan gangguan usus.
Ganggun psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi kelelahan, semangat
berkurang dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea, mencakup
pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin, disuria, desensus, prolaps, penyakit
kulit klimakterik, osteoporosis, arthritis, oterosklerosis, skerosis koroner dan adipositas.

Klimakterium dimulai dari akhir fase reroduksi sampai awal fase senium. Masa ini adalah suatu
jangka waktu dimana wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon
oleh indung telur. Masa klimakterium meliputi masa premenopause, menopause, pasca
menopause dan ooforopause. Periode ini berlangsung beberapa tahun, kadang-kadang sampai
lebih dari 10 tahun, antara usia 40 sampai 65 tahun.

3
2.1.2 Pengertian Menopause

Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam masa klimakterium pada usia sekitar 50 tahun.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode
berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause
kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali.

Menopause berasal dari kata menopause, men = bulan; pause = pausa ; pause = pauoo =
periode atau tanda berhenti. Jadi menopause adalah berhentinya secara definitif menstruasi atau
berhentinya menstruasi jika ovarium tidak lagi dihasilkan estrogen, yaitu hormon yang membuat
wanita benar – benar murni wanita. Untuk mengatasi gangguan emosional yang timbul pada saat
seorang wanita memasuki masa menopausenya ataupun untuk bisa mengantisipasi agar bisa
menghindari munculnya gangguan emosional, setiap wanita perlu memahami semua sindrom
menopause yang terjadi pada dirinya.

2.2 Tanda-tanda dari klimakterium dan menopause


2.2.1 Tanda awal klimaterium
Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Yaitu;
a. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Lalu henti haid.
b. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
2.2.2 Tanda awal menopause
a. Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua,
mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bias memenuhi
kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual
menurun dan sulit mencapai kepuasan (otgasme), dan juga merasa tidak berguna dan
tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
b. Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar

4
sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik
hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.

Gejala-gejala yang dialalami wanita menoupouse adalah akibat dari kadar esterogen yang
rendah. Dua gejala yang benar-benar menggambarkan gejala menoupouse adalah muka merah
(hot flushes) dan gejala vagina seperti rasa terbakar, kering dan dispareunia.

a. muka merah (hot flushes)

Pada waktu serangan muka merah, wanita mengalami perasaan panas yang terpusat pada wajah,
yang menyebar keleher dan dada dan mungkin keseluruh tubuh. Flushing ini disertaidengan
vasodilatasi perifer dan kenaikan suhu tubuh sebesar 3 derajat selsius.

Penyebab muka merah tidak diketahui. Muka merah berlangsung 1-3 menit disertai keringat
muka merah dapat terjadi beberapa kali siang dan malam jika terjadi pada malam hari ketika
sedang tidur, keringat cendrung banyak dan cendrung terganggu. Kesokan harinya ia merasa
lelah muka merah mungkin mlai beberapa bulan sebelum menoupuse, tetapi lebih buruk setelah
itu, dan mencapai puncak insiden 1-2 tahun setelah menoupouse. Kira kira sepertiga wanita
klimakterium tidak mengalami gejala atau mengalami gajala ringan saja sepertiga mengalami
gejala sedang tetapi biasanya tidak mencari pengobatan. Dan sepertiga lainnya mengalami
gejala berat. Muka merah dapat menetap beberapa tahun setelah menopouse.

b. gejala vagina

Gejala-gejala vagina yang disebabkan kehilangan esterogen cendrung terjadi terutama pada
klimakterium. Biasanya pasien mengeluh vagina kering dan terasa seperti terbakar. Tetapi
beberapa wanita mengalami dispareunia berat yang dapat mempengaruhi hubungan dengan
pasangannya. Wanita yang berhubungan seksual secara teratur lebih kecil kemungkinan
mengalami dispareunia.

c. gejala-gejala lain

Gejala lain yang disebabkan oleh menoupouse hannya sedikit. Beberapa wanita menoupouse
kehilangan minat terhadap sex tetapi hal ini mungkin lebih disebabkan oleh hubungan mereka
yag buruk sekalipun ada juga defisiensi hormon. Berlawanan dengan kepercayaan umum,

5
depresi tidak lebih sering terjadi pada masa monoupouse ketimbang masa-masa lain. Ketika
seorang wanita menjadi lebih tua kulit nya menjadi kurang elastis, terutama karena kerusakan
terhadap cahaya, berkurangnya estrogen pada masa pasca menoupouse menyebabkan keriputan
dan kekeringan menjadi lebih nyata namun sampai derajat tertentu gangguan memberikan respon
terhadap terapi hormonal.

2.3 Gangguan pada masa Klimakterium dan Menoupouse

Klimakterium dan menoupouse merupakan hal-hal yang khas bagi manusia. Pada mamalia yang
rendah, fertilitas berlangsung terus sampai usia tua jadi, tidak ada klimakterium dan
menoupouse. Pada manusia pun klimakterium dan monoupouse baru menjadi soal jika usianya
cukup panjang. Secara endrokrinologis, klimakterik di tandai oeh turunnya kadar esterogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Menurunnya kadar esterogen mengakibatkan
gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan siklus haid, gangguan
neurofegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, dan metabolik. Beratnya ganggua tersebut
pada setiap perempuan berbeda beda tergantung pada hal berikut :

1. penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium
keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakteri dini (gejolak panas, keringatbanyak,
dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang
berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis)
2. sosial budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan
klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian perempuan klimakterik itu, juga akan
memberikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

perdarahan dalam klimakterium/perimenoupause

Siklus yang teratur terjadi akibat keseimbangan hormon yang tepat disertai ovulasi yang regular.
Pada peri menoupouse, tejadi perubahan level hormon, yang mempengaruhi ovulasi jika ovulasi
tidak terjadi, ovarium akan terus memproduksi esterogen, dengan akibat penebalan
endometrium. Hal ini akan menyebabkan perdarahan irreguler ataupun spotin. Esterogen tampa
pengaruh progesteron ini akan memberi gambaran hiperplasia glandularis sistika.

6
Diagnosis perdarahan karena gangguan fungsi ovarium dalam klimakterium tidak boleh dibuat
sebelum sebab-sebab organik lain (mioma, polip, karsinoma) disingkirkan seringkali
pemeriksaan penunjang, seperti USG dan dilatasi kuretase, diperlukan untuk menyingkirkan
kemungkinan patologis.

Perhatian khusus perlu diberikan padakeadaan-keadaan tertentu seperti :

1. perdarahan yang memerlukan penggantian pembalut tiap jam, selama24 jam.

2. Perdarahan yang berkepanjangan ( lebih dari 2 minggu).

3. Perdarahan yang terjadi setelah henti perdarahan selama 6 bulan (kecuali pada pengguna
terapi hormon).

4. Perempuan obese, menderita DM dan /atau hipertensi, karena beresiko tinggi terjadinya
kangker endometrium.

Perempuan dengan kelainan siklus pada saat klimakterium yang berupa oligomenorhea atau
hipomenorhea tidak diperlukan terap. Sebaliknya perdarah berlebih perlu mendapatkan perhatian
sepenuhnya. Dengan kerokan perlu dipastikan bahwa perdarahan tidak berdasarkan kelainan
organik.

2.3.1 Gangguan pada masa Klimakterium

a. Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai
gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam
telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan
gangguan usus.
b. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat
berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea,
mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis,
sclerosis koroner, dan adipositas.

7
2.3.2 Gangguan pada masa menoupouse
Diagnosis monoupouse dapat ditegakkan baik dengan cara sederhana maupun dengan cara
yang canggih perempuan monoupuse ada yang mengalami gejala dan juga yang tidak. Bila
pasien lebih 1 thaun masuki monoupouse pemeriksaan hormon menjadi tidak mutlak.
Diagnosis dapat tegak bila ditemukan usia 48-49 tahun, haid mulai tak teratur darah haid
mulai sedit, haid berenti sama sekali timbul keluhan klimakterik atau tanda keluhan
klimakterik, atau tampa keluhan klimakterik.
Diagnosis pastiditegakkan bila usia >40 tahun , tidak haid >6 bulan, dengan atau tampa
keluhan klimakterik, kadar FSH >40mIU/ml, E2 <30 pg/ml.
Usia kurang dari 40 tahun dengan kriteria diatas disebut menoupouse prekok dan bila
seorang perempuan mendapat haid diatas usia 52 tahun disebut menoupouse terlambat.
1. menoupose dini

Menoupouse prematur yaitu menoupouse yang terjadi sebelum berumur 40 tahun.


Diagnosis menoupouse rematur tidak sukar dibuat apabila penghentian haid sebelum
waktunya disertai dengan hot flushes serta peningkatan hormon gonadothropin. Apabila
kedua gejala terakhir ini tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain
dari terganggunya fungsi ovarium .

Faktor yang menyebabkan monoupouse prematur ialah: herediter, gangguan gizi yang
berat, penyakit-penyakit menahun, dan penyakit yang menganggu atau merusak jaringan
ovarium.

2. menopause terlambat

Batas terjadinya menopouse adalah 52 tahun, apabila seorang wanita masih mendapat haid
di usia diatas umur 52 tahun maka itu indikasi yang diperlukan untuk penyelidikan lebih
lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan monoupouse terlambat adalah
:konstitusional, fibromioma uteri, dan tumor ovarium yang menghasilkan esterogen.

Berikut gangguan menoupose ;

a. Osteoporosis
b. Penyakit jantung koroner

8
c. HDL ( Hight Density Lipoprotein ) atau kolesterol ‘baik’ yang tinggi pada wanita muda
dipengaruhi oleh estrogen. Pada wanita muda, kadar HDL lebih tinggi daripada wanita
tua. Perbedaan tersebut berlanjut sampai masa menopause. Sebaliknya, totak kolesterol
dan LDL ( Low Density Lipoprotein ) atau lemak kolesterol ‘jahat’ lebih rendah pada
wanita menopause. Setelah menopause, LDL meningkat dengan cepat.
Oleh karena itu, setelah menopause resiko terkena PJK ( penyakit jantung koroner
)menjadi dua kali lipat pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang
memproduksi lemak pada pembuluh arteri ) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
d. Kanker
pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan perubahan –
perubahan tidak saja pada organ reproduksi jaga bagian tubuh lainnya. Salah satu proses
degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan
pertumbuhan jaringan yang abnormal.
e. Darah tinggi
f. Demensia Tipe Alzheimer ( pikun )
Selama periode pramenopause dan pascamenopause terjadi penurunan kadar hormone
seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuroendokrin system
susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Padahal, system susunan saraf
pusat merupakan target organ yang penting bagi hormone seks steroid seperti estrogen.
Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir
seluruh bagian otak, terutama didaerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan.
g. Gairah seks menurun
h. Berat badan meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan gangguan
pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini, biasanya aktivitas tubuh
berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang memudahkan lemak disimpan
dalam tubuh.
i. Perubahan kulit
Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormone estrogen yang mulai tertekan. (5,39-
82)

9
Adapun beberapa cara untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa menopause adalah
sebagai berikut :

a. Terapi Sulih Hormon ( TSH )

Pengaruh obat hormon dalam terapi sulih hormon ( TSH ) bagi wanita menopause hingga saat ini
mengandung pro dan kontra. Sementara penelitian tentang TSH masih terus dilakukan.

b. Pola Hidup Sehat

Upaya menciptakan pola hidup sehat terutam di lakukan dengan mengatur menu makanan dan
pola makan seimbang. Banyak menu makan sayuran hijau, buah biji – bijian , vitamin dan serat
makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu juga, makanan yang
dianjurkan adalah makanan yang rendah lemak jenuh, rendah kolesterol, kadar gula dan garam
yang tidak berlebihan, cukup kalsium dan zat besi, serta cukup vitamin dan serat.

c. Olahraga

Merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran. Olahraga yang
teratus akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan
memperbaiki suasana hati.

d. Menerima dengan lapang dada

bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat
alamiah yang dialami oleh setiap wanita.

e. Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya.


f. Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu dihilangkan
dan memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan.
g. Menulis memo untuk diri sendiri

untuk mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik yang
menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda dsb. Anda akan merasa lebih
enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran
bisa terekspresikan dalam memo itu.

10
h. Menyesuaikan sikap.

Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat masa menopause harus
dihadapi . Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran
negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.

i. Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton.
j. Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik.
k. Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang
positif dan kreatif. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru
akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
l. Masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial

serta dapat memiliki atau menciptakan pekerjaan yang menarik, atau mempunyai pekerjaan
dengan penghasilan yang tetap, akan dapat membuat seseorang merasa dirinya berguna bagi
orang lain dan meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri.

2.4 Manajemen kebidanan pada masa klimakterium

Bagaimana bidan menghadapi masalah klimakterium ditengah masyarakat. Seperti dikemukakan


bahwa hanya sekitar 25% wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan
memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi.

a. Pemberian substitusi hormon tampa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya karena bidan
dapat mengambil langkah:
b. Melakukan KIEM sehingga wanita dengan keluhan menopousedapat memeriksakan dapat
memberikan diri ke dokter puskesmas.
c. bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli.
d. setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan.
e. bidan dapat merujuk penderia kerumah sakit.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa reproduksi merupakan masa terpenting dalam kehidupan wanita yang berlangsung
kira-kira tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.
Menjelang berakhirnya masa reproduksi ini disebut dengan masa klimakterium yang merupakan
masa peralihan dari masa reproduksi ke masa senium . masa ini berlangsung beberapa tahun
sebelum dan sesudah monopouse

Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reroduksi dan berakhir
pada awal senium dan terjadi pada wanita berumr 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan
berbagai macam keluhan endrokinologis (prawirohardjo.2001)

Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam masa klimakterium pada usia sekitar 50
tahun. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode
berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause
kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali.
Klimaterium dan Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat
dihindari. Menopause dan klimaterim bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang
tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gangguan yang terjadi pada masa
menopause yaitu: gangguan daya ingat, proses berpikir, gangguan Sensorik dan kognitif,
gangguan kesadaran, gangguan Orientasi, dan gangguan fungsi intelektual.

3.2 Saran

Masa menopause dan klimaterium adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh
setiap wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang pada dirinya
maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat
mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh sejak masih
muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah menopause.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.2011. Ilmu Kandungan Edisi 3. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo:Jakarta

Llewellyn, Derek dkk. Dasar-DasarObstetri & Ginekologi Edisi 6

http://ritamarziah.blogspot.co.id/2012/10/asuhan-kebidanan-pada-masa-klimakterium_3822.html

https://wahyunimalimegarezky.wordpress.com/2012/04/16/klimakterium-menopause/

elfallife.blogspot.com/2015/01/asuhan-kebidanan-pada-masa-klimakterium.html

13

Anda mungkin juga menyukai