Services
Connectionless
• Masing-masing paket akan dikirimkan ke jaringan secara independen (tidak
tergantung pada rute paket sebelum atau sesudahnya).
• Paket yang berbeda dari pesan yang sama dapat melalui rute yang berbeda,
istilah ini dinamakan Connectionless.
• Peristiwa ini biasanya terjadi pada pada jaringan packet switch seperti
TCP/IP, Frame Relay, ATM, dsb.
• Dalam implementasi protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) standar, jaminan performansi dalam penyampaian data dikenal dengan
istilah best-effort, dimana tidak ada jaminan kualitas dan keandalan pada data yang
dikirim.
• Untuk memperbaiki hal tersebut, IETF (Internet Engeneering Task Force) telah
mengeluarkan beberapa draft untuk memberikan kemampuan QoS pada TCP/IP,
salah satunya adalah Differentiated Services (Diffserv).
• Diffserv adalah arsitektur untuk menentukan dan mengontrol trafik jaringan TCP/IP
dengan membaginya menjadi kelas-kelas sehingga jenis data tertentu akan lebih
diutamakan.
• Sebagai contoh, trafik video (gambar dan suara), yang membutuhkan aliran data
yang bebas gangguan, akan lebih diutamakan daripada jenis trafik lainnya
• Arsitektur Differentiated Services merupakan salah satu pendekatan dalam
mengembangkan end-to-end QoS pada internet secara modular, incrementally
deployable dan scalable. Differentiated Services bertujuan untuk memberikan
pembedaan (diskriminasi) layanan terhadap aliran paket data tanpa memerlukan
pensinyalan antar node (hop-per-hop signalling). Differentiated Services
mengijinkan ISP untuk menawarkan layanan yang berbeda-beda kepada customer
dalam hal forwarding paket data/aliran trafik tertentu.
Karakteristik DiffServ
• Arsitektur DiffServ menyediakan frame yang scalable untuk mendukung tersedianya
QoS.
• Pada jaringan diffserv, node-node di pinggir (ingress) pada sebuah domain
memproses dan memberi tanda TOS (Type of Service) byte di dalam IP header dari
sebuah paket oleh sebuah kode yang dinamakan Diffserv Code Points (DSCP) atau DS
byte yang berdasarkan negosiasi kontrak dan router-router yang lainnya dalam
domain tersebut.
• Dasar pemikiran pada arsitektur Differentiated Services adalah router pada suatu
domain jaringan mempunyai kemampuan untuk meneruskan dan melakukan
conditioning aliran trafik dimana tiap trafik menerima perlakuan yang berbeda sesuai
dengan per-hop behavior (PHB).
• PHB dari suatu paket data diindikasikan dengan nilai tertentu yang terdapat pada
Differentiated Services Codepoint (DSCP) di dalam header IP. Arsitektur Differentiated
Services tidak memakai suatu pensinyalan antar masing-masing router tetapi semua
forwarding behavior didefinisikan berdasarkan DSCP.
Per-Hop Behaviors
Secara teori, network mampu memiliki hingga 64 different traffic classes dengan
menggunakan DSCP, hal ini memberikan keleluasaan bagi operator untuk
menentukan traffic classes dalam tiap layanannya. Network pada umumnya memiliki
Per Hop Behaviours yang telah ditentukan :
a) Default PHB
b) Expedited Forwarding (EF) PHB
c) Assured Forwarding (AF) PHB
d) Class Selector PHB
Per-Hop Behaviors
• Default PHB
DE PHB adalah PHB yang sudah ditentukan (tidak dapat diubah) mekanismenya
sama dengan usaha pengiriman yang paling baik (best effort delivery) yang bisa
menerima mekanisme TOS.
• Expedited Forwarding (EF) PHB
EF PHB menyediakan 3 layanan yaitu kehilangan paket yang rendah, hambatan
yang tidak nampak rendah, dan bandwidth yang terjamin. Jadi seolah-olah ada
hubungan antara sumber dan tujuan sehingga cepat.
• Assured Forwarding (AF) PHB
AF PHB mengirim paket dengan jaminan paket yang tinggi selama kelas
trafficnya tidak melebihi karakteristik profil traffic dari node, paket harus sama
dengan yang dimiliki router.
• Class Selector PHB
Metode ini memliki solusi untuk mengatasi masalah kompatibilitas pada
karakteristik ToS/IP
Arsitektur DiffServ
• Kelas traffic dibuat untuk mengorganisir atau mengelompokkan traffic data. Untuk
memberikan nilai QoS ke traffic ini, kita harus membuat policies(aturan),
hubungkan kelas dengan policies(aturan) kemudian tentukan besar bandwidth :
•
•
•
Pada perintah terakhir diatas menyebutkan jumlah bandwidth (dalam Kbps) berapa
untuk kelas traffic yang dipakai atau kita dapat menggunakan ‘remaining
percent’/persen sisa atau pilihan ‘percent’.
• Persentase relatif / ‘relative percent’ menyebutkan bandwidth yang dijamin ada
berdasarkan pada relatif percent dari bandwidth yang tersedia dan pilihan ‘percent’
menetapkan persentase dari bandwidth yang dijamin berdasarkan pada absolute
yang tersedia.
•
•
•
Disini 60% dari bandwidth absolut yang tersedia, disediakan untuk class traffic
voicetraffic, dimana voicetraffic ini adalah bagian dari policy VoIP. Dimana hal ini
memungkinkan protocol talk untuk selalu menggunakan 60% dari link bandwidth yang
ada, sehingga aplikasi suara voip dapat berjalan dengan lancar. Sekarang, ada satu
langkah lagi yang harus dilakukan sebelum prioritasi bandwidth dapat dilaksanakan.
Menempelkan Traffic Policy ke sebuah Interface
• Kelas traffic sudah dibuat, dan sudah diasosiasikan ke traffic policy dan
bandwidth sudah dibuat. Sekarang, bagaimana caranya QoS dapat
berpengaruh kecuali dia dapat menangani traffic mana yang diprioritaskan.
Hal inilah yang membuat policy harus ditempelkan ke interface yang dipakai
oleh traffic. Perintah untuk menempelkan sebuah policy ke interface adalah
‘service-policy {input | output} policy-map-name‘. Perintah tadi mengizinkan
sebuah policy untuk ditempelkan ke interface traffic IN atau OUT .
contohnya: