Anda di halaman 1dari 29

Differentiated

Services

ANDRE FEBRIAN KASMAR --- 23215010


Apa itu different Service..?
• DiffServ adalah arsitektur jaringan komputer yang menentukan mekanisme
yang lebih sederhana dan terukur untuk mengklasifikasikan dan mengelola
traffic network dan menyediakan kualitas layanan(QoS) pada jaringan.
• Diffserv merupakan salah satu metode dalam menjaga QoS pada jaringan
TCP/IP dengan cara memberi tanda pada setiap paket data dan memberikan
prioritas berdasarkan tanda tersebut. Tanda ini dinamakan Differentiated
Service Code Point (DSCP) yang terletak pada header paket IP menggantikan
field Type of Service (ToS)
• DiffServ digunakan untuk menyediakan low latency traffic network critical
service, seperti voice atau media streaming sambil memberikan simple best
effort service to non critical service, seperti lalu lintas web atau transfer file.
• DiffServ menggunakan 6-bit differentiated services code point (DSCP) pada
8-bit differentiated services field (DS field) dalam IP header for packet
classification purposes. The DS field and ECN field sendiri menggantikan the
outdated IPv4 TOS field.
• DS field berisi 2 sub fields yaitu DSCP dan CU.
• DSCP (Differentiated Services Code Point) adalah 6 bit sub field yang
mendefinisikan aktivitas tiap-tiap router (PHB(per-hop behavior).
• CU (Currently Used) adalah 2 bit sub field yang belum digunakan atau
kosong.
• Router pada Diffserf menggunakan 6 bit DSCP untuk merujuk indeks sebuah
table dalam mendefinisikan mekanisme penanganan paket dari paket yang
pada saat itu sedang diproses.
Teknologi DiffServ berawal dari teknologi IntServ (Integrated Service). Pada
jaringan IP ada dua pendekatan yang berbeda untuk mendukung QoS yaitu :
1. SignalledQoS : pendekatan ini berdasarkan pada pembentukan koneksi
dinamis dengan protokol pensinyalan (RSVP, ATM, SVC). Ini digunakan
dengan model integrated Sevice (IntServ).
2. Configured QoS : pendekatan ini yang paling utama adalah memberikan
skema manajemen bandwith pada jaringan IP. Ini dilakukan dengan model
DiffServ. Type-of-Service (ToS) di tiap header paket IP yang ada ditandai
dengan prorioritas atau level layanan yang dibutuhkan oleh paket tersebut.
Model Integrated service (IntServ) menyediakan aplikasi dengan tingkat
jaminan layanan melalui negosiasi parameter jaringan secara end-to-end.
Dengan menerapkan metode diffserv (Differentiated Service) pada sebuah
perangkat jaringan TCP/IP tradisional, perangkat tersebut mampu memberikan
perbaikan Quality of Service (QoS) dengan cara memberikan prioritas dan
perlakuan berbeda pada paket data sesuai dengan karakteristik traffic data
yang saling dikirimkan.
Parameter QoS di Jaringan IP

• Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang


seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan
karakteristik dan sifat dari suatu layanan.
• Pada jaringan berbasis IP, IP QoS mengacu pada performansi dari paket -
paket IP yang lewat melalui satu atau lebih jaringan.
• QoS didesain untuk membantu end user menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa end user mendapatkan performansi yang handal dari
aplikasiaplikasi berbasis jaringan.
• QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang
lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda.
• Teknik QoS identification and marking
Arsitektur QOS digunakan untuk mengkoordinasikan
QoS dari ujung ke ujung antara elemen
jaringan
• QoS within a single network element
contohnya : queuing, scheduling, and
traffic-shaping tools
• QoS policy, management, and accounting
functions untuk mengontrol dan
mengelola trafik lalu lintas di jaringan
Performansi parameter jaringan IP
a) Delay, didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh
proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay di dalam
jaringan dapat digolongkan sebagai berikut delay processing, delay packetization,
delay serialization, delay jitter buffer dan delay network
b) Jitter, didefinisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan paket.
Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik
secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwith dan menimbulkan
antrian. Selain itu, kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat
menyebabkan jitter.
c) Packet loss, adalah perbandingan seluruh paket IP yang hilang dengan seluruh
paket IP yang dikirimkan antara pada source dan destination. Salah satu penyebab
paket loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada setiap node
d) Throughput, adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati di
tempat pengukuran pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh
durasi interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah pengiriman paket IP sukses
per service-second).
Packet Loss

Beberapa penyebab terjadinya paket loss yaitu:


• Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan
dalam jaringan
• Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer
• Memory yang terbatas pada node
• Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan
bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya
bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir didalam jaringan
melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing
control akan membuang kelebihan trafik yang ada.
Traffic Shaping
Traffic shaping adalah mekanisme untuk mengontrol jumlah dan kecepatan data
dari traffic yang dikirimkan ke jaringan. Dua teknik yang digunakan mengontrol
traffic :
• Leaky Bucket :
Teknik ini digunakan untuk meratakan input data yang jumlahnya naik turun dalam
traffic jaringan (bursty traffic) dengan merata-rata kecepatan data. Teknik ini
mencegah kemacetan pada jaringan (congestion network) karena semua paket
memiliki kesempatan untuk diproses yang dibedakan berdasarkan jumlah paket
yang diproses.
• Token Bucket :
Algoritma teknik token bucket mengijinkan pada host yang tidak memakai jaringan
untuk mengumpulkan credit untuk pengiriman selanjutnya dalam bentuk token.
Tiap detik sistem mengirimkan sejumlah n token ke bucket (penampungan). Teknik
token bucket mengijinkan bursty traffic pada kecepatan maksimum yang diijinkan.
• Resource Reservation
Resource reservation merupakan penyediaan sumber daya dalam aliran data
yang dibutuhkan saat mengirim atau menerima data. Aliran data
membutuhkan sumber daya seperti buffer, bandwith, processing power.
• Admission Control
Admission control merupakan mekanisme yang digunakan router atau switch
untuk menerima atau menolak aliran data yang parameternya ditentukan
terlebih dahulu, parameter ini disebut spesifikasi aliran. Sebelum router
menerima aliran data untuk diproses, router akan memeriksa spesifikasi aliran
untuk melihat kapasitas router (dalam hal ini badwidth, ukuran buffer,
kecepatan CPU, dsb) dan ketentuan dengan aliran data yang sebelumnya untuk
bisa menangani aliran data yang baru
Traffic Management

• Fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan


pengambilan tindakan bertujuan untuk mengendalikan aliran
trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan pengoperasian
yang maksimum.
• Fungsi traffic management pada jaringan adalah sebuah
pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam
keadaan baik.
• Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP/IP Telephony)
serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi
ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan
dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak
dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih.
Traffic Management Control

• Menurut pengertian tradisional, meliputi:


Masalah kemacetan (kongesti)
Beban berlebih (overload)
Proses Routing

• Menurut pengertian yang lebih modern, selain 3 hal masalah trafik


tersebut, juga meliputi:
Proses pemeliharaan
Proses perencanaan
Proses administrasi
Proses pengembangan Jaringan
Type Koneksi
Connection Oriented
• Connection Oriented adalah jalur komunikasi permanen (dedicated) secara
fisik dibangun (set-up) antara 2 end terminal terlebih dahulu sebelum
informasi dikirimkan.

Connectionless
• Masing-masing paket akan dikirimkan ke jaringan secara independen (tidak
tergantung pada rute paket sebelum atau sesudahnya).
• Paket yang berbeda dari pesan yang sama dapat melalui rute yang berbeda,
istilah ini dinamakan Connectionless.
• Peristiwa ini biasanya terjadi pada pada jaringan packet switch seperti
TCP/IP, Frame Relay, ATM, dsb.
• Dalam implementasi protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) standar, jaminan performansi dalam penyampaian data dikenal dengan
istilah best-effort, dimana tidak ada jaminan kualitas dan keandalan pada data yang
dikirim.
• Untuk memperbaiki hal tersebut, IETF (Internet Engeneering Task Force) telah
mengeluarkan beberapa draft untuk memberikan kemampuan QoS pada TCP/IP,
salah satunya adalah Differentiated Services (Diffserv).
• Diffserv adalah arsitektur untuk menentukan dan mengontrol trafik jaringan TCP/IP
dengan membaginya menjadi kelas-kelas sehingga jenis data tertentu akan lebih
diutamakan.
• Sebagai contoh, trafik video (gambar dan suara), yang membutuhkan aliran data
yang bebas gangguan, akan lebih diutamakan daripada jenis trafik lainnya
• Arsitektur Differentiated Services merupakan salah satu pendekatan dalam
mengembangkan end-to-end QoS pada internet secara modular, incrementally
deployable dan scalable. Differentiated Services bertujuan untuk memberikan
pembedaan (diskriminasi) layanan terhadap aliran paket data tanpa memerlukan
pensinyalan antar node (hop-per-hop signalling). Differentiated Services
mengijinkan ISP untuk menawarkan layanan yang berbeda-beda kepada customer
dalam hal forwarding paket data/aliran trafik tertentu.
Karakteristik DiffServ
• Arsitektur DiffServ menyediakan frame yang scalable untuk mendukung tersedianya
QoS.
• Pada jaringan diffserv, node-node di pinggir (ingress) pada sebuah domain
memproses dan memberi tanda TOS (Type of Service) byte di dalam IP header dari
sebuah paket oleh sebuah kode yang dinamakan Diffserv Code Points (DSCP) atau DS
byte yang berdasarkan negosiasi kontrak dan router-router yang lainnya dalam
domain tersebut.
• Dasar pemikiran pada arsitektur Differentiated Services adalah router pada suatu
domain jaringan mempunyai kemampuan untuk meneruskan dan melakukan
conditioning aliran trafik dimana tiap trafik menerima perlakuan yang berbeda sesuai
dengan per-hop behavior (PHB).
• PHB dari suatu paket data diindikasikan dengan nilai tertentu yang terdapat pada
Differentiated Services Codepoint (DSCP) di dalam header IP. Arsitektur Differentiated
Services tidak memakai suatu pensinyalan antar masing-masing router tetapi semua
forwarding behavior didefinisikan berdasarkan DSCP.
Per-Hop Behaviors

Secara teori, network mampu memiliki hingga 64 different traffic classes dengan
menggunakan DSCP, hal ini memberikan keleluasaan bagi operator untuk
menentukan traffic classes dalam tiap layanannya. Network pada umumnya memiliki
Per Hop Behaviours yang telah ditentukan :
a) Default PHB
b) Expedited Forwarding (EF) PHB
c) Assured Forwarding (AF) PHB
d) Class Selector PHB
Per-Hop Behaviors
• Default PHB
DE PHB adalah PHB yang sudah ditentukan (tidak dapat diubah) mekanismenya
sama dengan usaha pengiriman yang paling baik (best effort delivery) yang bisa
menerima mekanisme TOS.
• Expedited Forwarding (EF) PHB
EF PHB menyediakan 3 layanan yaitu kehilangan paket yang rendah, hambatan
yang tidak nampak rendah, dan bandwidth yang terjamin. Jadi seolah-olah ada
hubungan antara sumber dan tujuan sehingga cepat.
• Assured Forwarding (AF) PHB
AF PHB mengirim paket dengan jaminan paket yang tinggi selama kelas
trafficnya tidak melebihi karakteristik profil traffic dari node, paket harus sama
dengan yang dimiliki router.
• Class Selector PHB
Metode ini memliki solusi untuk mengatasi masalah kompatibilitas pada
karakteristik ToS/IP
Arsitektur DiffServ

• Ada dua jenis router dalam arsitektur DiffServ, yaitu:


1. Edge Router
2. Core Router
Edge Router, terdiri dari Ingress Router dan Egress Router yang memiliki
fungsi sebagai berikut:
• Mengatur dan menjaga kondisi aliran informasi (paket).
• Menjalankan fungsi-fungsi police/shape terhadap trafik yang masuk.
• Men-set DSCP dalam DS field.
Core Router, yang memiliki fungsi sebagai berikut:
• Implementasi PHB untuk setiap DSCP.
• Memproses paket berdasarkan DSCP.
ingress router merupakan awal dari suatu jaringan DiffServ dan selalu
diakhiri dengan egress router
• Dalam suatu jaringan DiffServ ingress router
memiliki fungsi penentuan jalur data (data path
determination).
• Setiap paket data yang masuk ke ingress
router akan dilakukan proses klasifikasi, sehingga
dapat dihasilkan penggolongan trafik data ke
dalam beberapa tingkat layanan sesuai dengan
tingkat prioritasnya.
• Jika paket data yang masuk bukan paket prioritas
maka paket akan dianggap sebagai paket best–
effort dan akan dilakukan proses scheduling.
Differentiated Services Issues

• The key to making Diffserv work is bandwidth management in the


network core.
• Sederhana untuk menyediakan layanan yang simpel seperti virtual pipe,
namun lebih challenging untuk layanan yang kompleks (complex SLA)
• Definition of end-to-end services for paths that cross networks
with different forwarding behaviors.
• Packet yang di handel cenderung berbeda pada setiap router.
• Beberapa router memiliki isu kompatibilitas dengan different sevices.
Membuat Traffic Shaping (Management
Bandwidth) pada Cisco ROUTER
Traffic Classes dan Traffic Policy
o Traffic classes / kelas traffic dibuat untuk mengklasifikasikan atau
mengatur lalu-lintas data/traffic menjadi beberapa grup berdasarkan
kriteria yg didefinisikan sebelumnya oleh user. Kriteria tersebut dapat
berupa protocol yang sudah dikenal oleh Cisco atau nama aplikasi atau
aplikasi/program yang sudah ditentukan sebelumnya menggunakan
NBAR.
o Aturan lalu-lintas data / traffic policies tersebut digunakan untuk QoS
(Quality of Service). Pengertian QOS adalah kemampuan menyediakan
jaminan dan kehandalan layanan pada suatu jaringan. QoS tersebut dapat
berupa apa saja mulai dari memprioritaskan suatu traffic atau bahkan
pemutusan protokol / traffic yang telah kita pilih.
Pembuatan Traffic Class

Langkah pertama adalah membuat kelas protokol atau aplikasi/program


• Untuk itu, kita masuk ke global configuration cisco router dan gunakan perintah ‘class-map [match-all
| match-any] class-map-name‘ dan kemudian menghubungkannya dengan protocol kelas ini
menggunakan perintah ‘match protocol‘.
• Jika kita punya berbagai protocol yang menggunakan lalu-lintas suara (voice traffic) bersama dengan
custom NBAR yang dibuat, dapat terhubung dengan kelas yang sama sehingga memberikan prioritas
yang sama. Gunakan perintah ‘match all’ untuk kondisi logika AND dan ‘match any’ untuk kondisi logika
OR. Berikut contoh pembuatan traffic class :


Terlihat bahwa protokol talk adalah protokol custom NBAR yang dibuat oleh kita dengan kriteria tertentu.
Protokol tersebut dibuat dengan perintah berikut: ‘ip nbar custom talk tcp range 43000 43500′ dimana
protokol custom tersebut akan mencari paket TCP yang mempunyai port tujuan atau asal/sumber dengan
kisaran port 43000 - 43500.
Membuat Traffic Policy / Aturan Traffic :

• Kelas traffic dibuat untuk mengorganisir atau mengelompokkan traffic data. Untuk
memberikan nilai QoS ke traffic ini, kita harus membuat policies(aturan),
hubungkan kelas dengan policies(aturan) kemudian tentukan besar bandwidth :


Pada perintah terakhir diatas menyebutkan jumlah bandwidth (dalam Kbps) berapa
untuk kelas traffic yang dipakai atau kita dapat menggunakan ‘remaining
percent’/persen sisa atau pilihan ‘percent’.
• Persentase relatif / ‘relative percent’ menyebutkan bandwidth yang dijamin ada
berdasarkan pada relatif percent dari bandwidth yang tersedia dan pilihan ‘percent’
menetapkan persentase dari bandwidth yang dijamin berdasarkan pada absolute
yang tersedia.


Disini 60% dari bandwidth absolut yang tersedia, disediakan untuk class traffic
voicetraffic, dimana voicetraffic ini adalah bagian dari policy VoIP. Dimana hal ini
memungkinkan protocol talk untuk selalu menggunakan 60% dari link bandwidth yang
ada, sehingga aplikasi suara voip dapat berjalan dengan lancar. Sekarang, ada satu
langkah lagi yang harus dilakukan sebelum prioritasi bandwidth dapat dilaksanakan.
Menempelkan Traffic Policy ke sebuah Interface
• Kelas traffic sudah dibuat, dan sudah diasosiasikan ke traffic policy dan
bandwidth sudah dibuat. Sekarang, bagaimana caranya QoS dapat
berpengaruh kecuali dia dapat menangani traffic mana yang diprioritaskan.
Hal inilah yang membuat policy harus ditempelkan ke interface yang dipakai
oleh traffic. Perintah untuk menempelkan sebuah policy ke interface adalah
‘service-policy {input | output} policy-map-name‘. Perintah tadi mengizinkan
sebuah policy untuk ditempelkan ke interface traffic IN atau OUT .
contohnya:

• Contoh di atas menempelkan traffic policy VoIP dimana didalamnya


terkandung traffic class voicetraffic ke arah traffic OUT pada interface.
• Policy tersebut akan mengizinkan protocol talk untuk menggunakan 60% dari
bandwidth tersedia pada internet yang kita pakai, protocol talk sudah kita sebutkan
pada kelas traffic. Dianjurkan untuk mengasosiasikan policy ke traffic OUT pada
interface WAN sehingga prioritas QoS dapat tersedia untuk traffic ketika
meninggalkan network dan menuju ke cloud/internet.
• Sekarang policy sudah dibuat dan diasosiasikan, kita akan dapat melihat panggilan
VoIP menjadi lancar tanpa ada gangguan dan terputus. Hal ini tidak terbatas pada
panggilan voice calls saja.
• Dengan policy ini, kita dapat menyingkirkan traffic data yang tidak diinginkan seperti
peer to peer sehingga aplikasi bisnis kritikal perusahaan menjadi prioritas no1.
Referensi
• M. Vanhala, Differentiated Services –architecture, Teletekniikan laboratorio,
S-38.128 Teletekniikan erikoistyö.
• Cisco System : Diffserv - The Scalable End-to-End QoS Model, [Online].
Available :
www.cisco.com/en/US/technologies/tk543/tk766/technologies_white_pape
r09186a00800a3e2f.html
• Cisco IOS Quality of Service Solutions Configuration Guide, Cisco Systems Inc.
All rights reserved, 2007
• http://www.javvin.com/protocolDiffServ.html
• http://www.scribd.com/doc/10064341/Cisco-Introduction-IP-QoS-Course
thankyou....

Anda mungkin juga menyukai