Anda di halaman 1dari 2

Pandangan liberalis lebih menekankan kepada pemikiran yang positif dan optimis yang pada

dasarnya ada pada diri manusia, tidak suka berkonflik dan mau bekerja sama serta memakai
rasionalitas serta hal – hal yang masuk akal dalam menghadapi suatu permasalahan
internasional yang melibatkan adanya suatu kondisi dimana kedua belah pihak mendapati
kejanggalan dalam penyelesaiannya. Karena pandangan liberalis mengedepankan
interdependensi dan kerjasama. Liberalisme memiliki agenda utama yang salah satunya adalah
mengenai perdamaian abadi negara-negara di dunia. Upaya perdamaian abadi tersebut
menurut kaum liberalis dapat diwujudkam dalam bentuk collective security. Jadi negara dalam
melaksanakan kerjasama perdamaian global akan memberikan kedaulatannya, tetapi tidak
memberikan seluruh kedaulatannya secara mutlak. Kerjasama tersebut sebagai salah satu bukti
atas human nature, karena bagi liberalisme perdamaian dunia tidak datang dengan sendirinya,
namun harus diciptakan sendiri oleh setiap masyarakat dunia.

Liberalisme tidak hanya memfokuskan pada satu aktor saja, yaitu state actor yang dapat
menjalankan hubungan internasional, namun non-state actor juga dapat memiliki peran untuk
menjalankan sebuah hubungan internasional. Bahkan dalam liberalisme non-state actor
dianggap lebih memiliki peran dibandingkan state actor itu sendiri. Dari sini lah maka didirikan
organisasi internasional yang bernama Liga Bangsa-Bangsa, organisasi ini dipelopori oleh
Wodrow Wilson yang memiliki tujuan untuk menciptakan perdamaian dengan cara aman dan
tanpa adnya perang yang menyebabkan banyak kerugian tetapi pada akhirnya dianggap gagal.

Seiring dengan berjalannya waktu, teori dan pandangan liberalisme dalam ilmu Hubungan
Internasional terus mengalami perkembangan. Menurut Dunne, liberalisme dalam
perkembangannya telah terpecah dalam tiga teori utama, yaitu internasionalisme, idealisme,
dan institusionalisme yang masing – masing memiliki persepsi yang berbeda akan bagaimana
suatu negara dapat mewujudkan kedamaian dan stabilitas dunia (Dunne, 2001). Liberal
internasionalisme menganggap bahwa perdamaian dunia telah rusak oleh adanya kebijakan
para pemimpin negara yang cenderung menyebabkan perang dan konflik dan
mengganggu ketertiban dalam sistem internasional. Sebaliknya, kaum internasionalis
mengemukakan bahwa adanya interdependensi antara masyarakat dunia yang saling
membutuhkan dalam hubungan perdagangan, diplomasi, dan komunikasi akan menjadi fasilitas
penting dalam mewujudkan kedamaian dalam hubungan internasional.

Richard Cobden menambahkan bahwa upaya dalam mewujudkan kebebasan dan perdamaian
dunia tidak sekedar bergantung pada pemerintah dan kebijakan luar negeri, namun lebih
bergantung kepada upaya masyarakat global dalam menjaga kerukunan, interdependensi
perdagangan dunia, dan kerjasama dalam berbagai bidang (Hill dalam Dunne, 2001).

Kaum liberalisme idealis menilai, perdamaian hanya dapat diwujudkan ketika dunia berhasil
menciptakan otoritas organisasi internasional di tengah sistem yang anarki untuk mengatur
seluruh negara – negara di dunia. Gagasan tersebut diwujudkan oleh Woodrow Wilson dengan
terciptanya Liga Bangsa-bangsa pasca Perang Dunia I untuk mencegah terjadinya peperangan
yang serupa. Pandangan liberalisme yang lain berasal dari kaum institusionalis yang
menekankan bahwa hubungan internasional pada dasarnya tidak saja melibatkan negara
sebagai aktor utamanya, namun juga sejumlah aktor-aktor lain seperti MNC, TNC, IGO, dan
bahkan individual actors dalam hubungan internasional sehingga diperlukan kerjasama yang
lebih kompleks antaraktor untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas internasional (Dunne,
2001).

Liberalisme institusional menyatakan bahwa hubungan internasional tidak saja melibatkan


negara sebagai aktor utamanya, namun juga sejumlah aktor-aktor lain seperti IGO, NGO, MNC,
bahkan individual actors. Hubungan transnasional oleh kelompok-kelompok kepentingan atau
organisasi yang berasal dari negara berbeda dapat menjadi titik awal dalam menciptakan
interdependensi dan perdamaian internasional.

Source:

A.M., Luthfiana Chandra.(2013). Liberalisme dalam Hubungan Internasional. Retrieved 26


Oktober 2018 from http://luthfiana12unairacid-fisip12.web.unair.ac.id/

Feby, Dasa.(2016). Perspektif Liberalisme dalam Hubungan Internasional. Retrieved 26 Oktober


2018 from http://dasa-feby-safitri-fisip15.web.unair.ac.id/

Ivander, Michael.(2017). Perspektif dalam Hubungan Internasional: Liberalisme. Retrieved 27


Oktober 2018 from http://michael-ivander-fisip16.web.unair.ac.id/

Swastiratu, Pinaka.(2016).Liberalisme: Sebuah Perspektif dalam Hubungan Internasional.


Retrieved 27 Oktober 2018 from http://pinaka-swastiratu-fisip15.web.unair.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai