Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning

dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink

kecoklatan sampai keabuan.Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral,

tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit

(CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4),

kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk

deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan

azurite (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima

tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam

batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam

intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk

secara magmatik. Pembentukan endapan magmatic dapat berupa proses

hidrotermal atau metasomatisme. Logam tembaga digunakan secara luas dalam

industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam

pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan

industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung

microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-

bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi,

seperti untuk pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun

aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi
tembaga masih memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan

menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan

dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa

ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri

nonelektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin-mesin

pertanian. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua.

Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

Potensi tambang di papua yaitu PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan

afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia

menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang

mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di

kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan

konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana genesa / cara keterdapatan tembaga di grasberg?

2. Bagaimana teknik eksplorasi pada tembaga?

3. Bagaimana kajian teknis dari perencanaan tambang tembaga?

4. Bagaimana keadaan endapan tembaga di grasberg?

5. Bagaimana kajian dalam penjadwalan produksi?

6. Bagaimana teknik penambangan tembaga?

7. Bagaimana teknik pengolahan tembaga?

8. Bagaimana pemanfaatan pada tembaga?

9. Dimana saja persebaran bahan galian tembaga di Indonesia?


1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan laporan ini yaitu

1. Untuk mengetahui genesa tembaga grasberg.

2. Untuk mengetahui teknik eksplorasi tembaga

3. Untuk mengetahui kajian teknis kelayakan tambang tembaga

4. Untuk mengetahui keadaan endapan tembaga grasberg

5. Untuk mengetahui kajian dalam penjadwalan produksi

6. Untuk mengetahui kegiatan penambangn di grasberg

7. Untuk mengetahui teknik pengolahan tembaga

8. Untuk mengetahui manfaat pada tembaga

9. Untuk mengetahui persebaran bahan galian tembaga di Indonesia

1.4 Ruang Lingkup

1. Genesa Tembaga

Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua)

kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder.

a. Genesa Primer

Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu

proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma.Endapan

pegmatitesering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi

umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan

beberapa muskovit dan biotit. Endapan hidrotermal merupakan endapan

yang terbentuk dari proses pembentukan endapan pegmatite lebih

lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Ciri khas endapan

hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk


karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan

semula, rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang

besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi

batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik,

membentuk endapan tembaga porfiri

b. Genesa Sekunder

Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada

mineral-mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil

bila terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida Mineral - Tembaga

yang terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral

yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida

kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan

suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut

Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan

mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan

menimbulkan zona pengayaan sekunder.

2. Ekplorasi

Eksplorasi tembaga adalah keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari

letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan

mineral tembaga yang ada. Tahapan Eksplorasi meliputi : Prospeksi,

eksplorasi awal, eksplorasi detail,

Eksplorasi di bagi menjadi 2, yaitu:

A. Metoda langsung, terdiri dari :

a) Metoda langsung di permukaan


Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :

a. Penyelidikan singkapan (out crop)

b. Tracing Float (penjejakan)

dibawah over burden.

c. Tracing dengan Panning (mendulang)

b) Metoda langsung di bawah permukaan.

Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat

Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.

secara keseluruhan.

B. Metoda tidak langsung

Metode tidak langsung terdiri dari dua, yaitu:

1. Metode geofisika.

2. Metode Geokimia

3. Penentuan Metode Penambangan

Dalam menentukan metode penambangan dengan cara mengkaji dahulu

keadaan endapan didaerah grasberg. Metode penambangan yang dilakukan

di wilayah grasberg yaitu dengan cara open pit, karena keadaan endapan

yang dekat dengan permukaan tanah.

4. Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan tambang terbuka Grasberg melalui beberapa

rangkaian tahapan proses, seperti pengeboran, peledakan, pengerukan,

pengangkutan, penghancuran, penggerusan, dan pemisahan, hingga

pengambilan hasil akhir, yakni pengambilan bahan mineral yang siap

dijual.
5. Pengolahan

Pengolahan bijih tembaga melalui beberapa tahap, yaitu: liberasi,

pengapungan (flotasi), pemanggangan, peleburan, pengubahan dan

elektrolisis. Proses pengolahan dari tahap liberasi (peremukan dan

penggerusan) sampai flotasi dilakukan di wilayah eksploitasi bijih

tembaga. Proses selanjutnya dilakukan di smelter yang berada di Gresik,

Jawa Timur.

6. Pemanfaatan

Pemanfaatan tembaga misalnya untuk alat-alat listrik seperti, kabel istrik,


kumparan dinamo dan komponen berbagai alat elektronik, alnico, pipa,
motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan
industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial,
tabung microwa5e, sakelar, reaktifier transsistor, kawat, pematrian, alat-
alat dapur
7. Persebaran Tembaga

Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya :

1. Cikotok : Jawa Barat


2. Kompara : Papua
3. Sangkarapi : Sulawesi Selatan
4. Tirtamaya : Jawa Tengah
5. Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.

Anda mungkin juga menyukai