Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
2.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat
melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan, menarik dan dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang
berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit
bulldozer inilah yang pertama kali dipakai Bulldozer mempunyai roda rantai
(track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang
tinggi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras
sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang
sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting
(peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi
pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi
didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak
lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan
mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif
dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya
menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree
pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe
layer, dan lain-lain.
Pekerjaan yang dilakukan oleh unit bulldozer:
1. Smoothingoperation (perataan permukaan tanah).
2. Dapat merobohkan pohon saat melaksankan proses land clearing.
3. Pekerjaan dozing (mendorong) material tanah yang akan
dipindahkan.
4. Pekerjaan unit saat melakukan pemotongan tanah yang mempunyai
structure yang keras (cutting hard ground)
Kode Keterangan
D Bulldozer
37 Ukuran/Size
5 Torq flow driveTC+ Torqflow Transmission
Huruf yang menunjukkan bentuk dasar dari bulldozer
A
A : Angle Dozer / Straight Dozer
Angka yang menunjukkan berapa kali alat tersebut sudah dilakukan
5
modifikasi
2.2 Undercarriage
2.3.1 Pengertian
2.3.2 Fungsi
Berikut beberapa fungsi dari undercarriage :
1. Untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
2. Bersama-sama dengan sistem steering dan brake
mengarahkan unit untuk bergerak maju, mundur, belok ke
kanan dan ke kiri.
3. Sebagai pembawa dan pendukung unit.
2.3.3 Komponen
Gambar.
Gambar.
2.3.4 Pengukuran Outer Bushing
Pengukuran Outer bushing menggunakan OutsideCaliper. bersihkan
terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan
vernier caliper.
Standart : 98.5 mm
Limit : 92.5 mm
Gambar.
Gambar.
2.3.6 Pengukuran Sprocket
Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen
lain. Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point
keausan pada gambar apabila sudah mencapai limitnya maka segera
diganti.
Standart : 0.0 mm
Limit : 8.0 mm
Gambar.
Gambar.
2.3.8 Pengukuran Pada Track Roller
Pengukuran ada dua cara yaitu menggunakan Multi Scale dan
Outside Caliper. Untuk Multi Scalepenggunaannya tarik dari bawah
link sampai tengah track roller. Setelah menemukan hasilnya
gunakan rumus ini : (B - C) x 2 maka akan dapat diameter track roller.
Apabila menggunakan Outside Diameter prosesnya sama seperi
mengukur Carier Roller.
Standar : 270.0 mm
Limit : 200.0 mm
Gambar.
Gambar.
Sumber.
Gambar.
Gambar.
Gambar.
Keausan ini terjadi akibat persinggungan permukaan link dengan permukaan sprocket
teeth, permukaan front idler, track&carrier roller, hal tersebut tidak dapat
dihindarkan. Jika di tenggarai bahwa terjadi keausan yang cepat, penyebabnya bisa
dianggap bahwa terjadi kondisi pengoperasian alat yang tidak sesuai. Akibatnya
adalah berkurangnya permukaan link, maka tekanan permukaan dari track rollerakan
meningkat sehingga keausan permukaan link akan semakin cepat. Umur pakai roller
jadi lebih pendek. Keausan yang terlalu memnyebabkan sulitnya link diremajakan.
Pencegahannya adalah
Gambar
Gambar
2.4.2 Penyebab-penyebab keausan pada pin dan bushing
Keausan normal pada Pin dan Bushing, Bushing
bersinggungan dengan gigi Sprocket, sehingga keausan pada
diameter luar bushing harus diteliti dengan keadaan keausan
pada gigi Sprocket. Berrikut ini hal-hal yang dapat membantu
untuk menentukan penyebab keausan pada diameter luar
Bushing.
Gambar
Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket.
Gesekan.pada sisi arah gerak maju (F), pada bagian atas (V), pada sisi
arah gerak mundur (R). adapun pengertian keausan tersebut yaitu:
1. Keausan pada bagian luar pada arah sisi maju (External Wear
on forward drive Side) (F).Keausan ini terjadi akibat gesekan
antara Bushing dan gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi
pada saat Bushing meninggalkan gigi Sprocket, dengan kata
lain gesekan trjadi pada saat alat bergerak maju.
Gambar.
Gambar.
Gambar.
Keausan pada idler dikelompokan menjadi dua yaitu keausan normal
dan keausan abnormal.
1. Keausan normal
Keausan normal disebabkan gesekan antara idler dan track
link. Gesekan itu timbul karena adanya dua buah benda yang
bertemu. Setiap benda mempunyai koefisien gesekan yang
berbeda-beda. Garis singgung antara idler hanya pada track
link maka keausan hanya pada link high dan depth treadnya
saja. gesekantrack link dan idler akan mengakibatkan
keausan. Hal ini wajar terjadi karena idler membutuhkan
traksi yang besar untuk bergerak, Apabila koefisien geseknya
kecil maka idler akanslip.
Gambar.
2. Keausan abnormal
Critical point pada idler biasanya terjadi pada Shaft dan
Bushingnya. beban yang paling besar pada komponen idler
adalah pada shaft yang berfungsi sebagai tumpuan atau
poros putarannya.Gaya gesekan selalu terjadi antara
permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda
tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun
sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika kita
mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan
miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai
tambahan, pada tingkat atom (ingat bahwa semua materi
tersusun dari atom-atom), sebuah tonjolan pada permukaan
menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan
lainnya, Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan
permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut
melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya
gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah
dengan arah gerakan benda tersebut. selain menghambat
gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan
kerusakan. semakin kasar bidang lintasan, maka gaya yang
dibutuhkan semakin besar. sebaliknya semakin licin bidang
tersebut maka gaya yang dibutuhkan semakin kecil. Gesekan
itu timbul karena adanya dua buah benda yang bertemu.
Setiap benda mempunyai koefisien gesekan yang berbeda-
beda. dibutuhkan pelumas yang tepat untuk melumasi shaft
danbushing idler agar gesekan antara kedua komponen
tersebut dapat perkecil. padaidlerD375-5, di pasangkan
Floating sheal agar mencegah kebocoran oli dan masuknya
debu.
Beban yang besar di tambah lagi kecepatan unit tinggi akan
menambah gesekan antara shaft dan bushing. Gesekan yang
berlebihan menghasilkan panas, jika oli tidak pernah diganti,
maka zat-zat additive pada oli akan berkurang dan viscositas
oli semakin rendah.salah satu fungsi oli adalah cooling,
apabila Viscositas oli rendah di tambah lagi kontaminasi
akibat gesekan antara shaft dan bushing, maka pelumasan
tidak akan maksimal. Gesekan kedua komponen yang
menghasilkan panas berlebih karena pelumasan yang buruk,
akan menyerang komponen yang lebih lunak seperti floating
seal berbahan dasar karet yang tidak tahan panas. O-ringakan
memuai dan oli akan bocor keluar system. gesekan tanpa ada
pelumasan akan memperbesar clearance antara shaft dan
bushing, kotoran serta material abrasive lainnya akan masuk
dan semakin menambah keausan. antara kedua komponen
tersebut, dampakya adalah idler akan rusak, track link akan
kendor dan mempercepat keausan komponen undercarriage
lain.
2.5.2 Statistik
2.6.1 Mean
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah
sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata
disimbolkan dengan x.
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan :
𝑥̅ = mean
𝑛 = banyaknya data
𝑥𝑖 = nilai data ke-i
∑𝑛𝑖=1 𝑋1 𝑋1 = penjumlahan semua nilai 𝑥𝑖 dalam sample
2.6.2 Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data
diurutkan. Dengan demikian, median membagi data menjadi dua
bagian yang sama besar. Median (nilai tengah) disimbolkan dengan
Me.
a. Untuk data genap
𝑛+1
𝑀𝑒 =
2
Keterangan :
𝑛 = banyaknya data
𝑀𝑒 = Median
2.6.3 Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki
frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan dengan Mo.
2.6.4 Range
Range (rentang) adalah sample ukuran deskriptif numberic dari
variasi dalam satu set data. Jarak sama dengan nilai terbesar
dikurangi nilai terkecil.
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 = 𝑋𝑙𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠𝑡 − 𝑋𝑠𝑚𝑎𝑙𝑙𝑒𝑠𝑡
∑𝑛𝑖=1(𝑋1 − 𝑋̅)2
𝑆= √
𝑛−1
Dimana :
𝑆2 = Sample Varians
𝑆 = Standar Deviasi
𝑋̅ = mean
𝑛 = sample size
𝑋𝑖 = ith nilai dari variabel X
∑𝑛𝑖=1(𝑋1 − 𝑋̅) = ringkasan semua perbedaan kuadrat antara nilai
𝑋1dan 𝑋̅
𝑋̅ − (𝑡𝐶𝐿 )(𝑆𝑀 )
𝑋̅ + (𝑡𝐶𝐿 )(𝑆𝑀 )
Keterangan :
𝑋̅ = mean
𝑡𝐶𝐿 = tingkat kepercayaan yang digunakan
𝑆𝑀 = standard erroe of mean
Catatan : untuk 𝑡𝐶𝐿 digunakan 95% dan nilainya mejadi 1,96. Dapat
ditemukan menggunakan kalkulator distribusi normal.
Gambar.
Setelah menu dipilih akan tampak kotak dialog uji normalitas, seperti
gambar di bawah ini :
Gambar.
Selanjutnya :
Gambar.
Gambar.
Keluaran pada gambar di atas menunjukkan uji normalitas
data y, yang sudah diuji sebelumnya secara manual dengan uji
Lilliefors dan Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS
berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov dan ShapiroWilk. Pilih
salah satu saja misalnya Kolmogorov–Smirnov.Hipotesis yang diuji
adalah:
H0 : Sample berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sample tidak berasal dari populasi berdistribusi normal