Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PEMENUHAN

ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN POST OPERASI


FRAKTUR EKSTREMITAS DI RSUD AMBARAWA

Ni Made Ayu Wulansari*), Ismonah*), Shobirun**)


*)
Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes KeMenkes Semarang

ABSTRAK
Pasien post operasi khususnya post operasi fraktur ekstremitas mengalami peningkatan ketergantungan
pemenuhan Activity of Daily Living (ADL). Ambulasi dini adalah salah satu cara untuk membantu
mengurangi ketergantungan dalam pemenuhan ADL. Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Operasi tulang untuk menyambung dua bagian tulang atau lebih dengan
menggunakan alat-alat fiksasi dalam seperti plate, screw, nail plate, wire/K-wire .Ambulasi dini adalah
tindakan keperawatan yang paling signifikan untuk mengurangi komplikasi post operasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ambulasi Dini terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity of Daily
Living (ADL) pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Di RSUD Ambarawa. Desain penelitian ini
adalah one group pre dan post test design. Teknik sampling penelitian ini adalah purposive sampling
dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ambulasi dini
terhadap peningkatan pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) pada pasien post operasi fraktur
ekstremitas dengan nilai P sebesar 0,00 (<0.05). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian dengan memperhatikan faktor dukungan sosial
(keluarga) yang mempengaruhi keinginan untuk ambulasi dini.

Kata Kunci: Ambulasi Dini, Activity of Daily Living, ADL

ABSTRACT
Post-surgery patients, especially extremity fracture post-surgery ones, found their needs towards the
dependency of Activity of Daily Living (ADL) sufficiency increasing. Early ambulation is one of among
other ways to reduce the dependency of Activity of Daily Living (ADL) sufficiency. Fracture is the
disconnection of bone continuity characterized based on its type and width. Bone surgery is meant to re-
connect a piece of or more bones by applying internal fixation devices such as plate, screw, nail plate,
wire/K-wire. Early ambulation is the most significant nursing care to reduce post-surgery complication.
This study was designed to figure out the influence of early ambulation toward the increasing of the Activity
of Daily Living (ADL) sufficiency for extremity fracture post-surgery patients at District General Hospital
of Ambarawa. The design of this study wasone group pre dan post test design. The sampling method of this
study waspurposive samplingwith 30 respondents. The findings of the study show that there is an influence
of early ambulation toward the increasing of the Activity of Daily Living (ADL) sufficiency for extremity
fracture post-surgery patients with 0,000 P value (p<0.05). The result of this study can be used as a
reference for the future researchers to develop a study by considering the social support factor (family)
which influence the need of early ambulation.

Keywords : early ambulation, Activity of Daily Living, ADL

16 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53
Pendahuluan tempat tidur atau bangkit berdiri dari kursi juga
dapat menjadi masalah (Thomas, 2011, hlm
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang 42).
(Grace & Borley, 2006, hlm. 85). Sedangkan
menurut Broker (2009, hlm. 136) Fraktur Secara umum, sasaran rehabilitasi setelah
adalah rusaknya keutuhan tulang. Fraktur fraktur ekstremitas atas adalah mengembalikan
merupakan salah satu jenis cedera. Dalam Riset fungsi independen, mulai dari ADL dasar
Kesehatan Daerah (RISKESDA), tahun 2007 (Thomas, 2011, hlm.42). Sebelum dilakukan
cedera dibagi beberapa jenis yaitu benturan, rehabilitasi, sebaiknya klien paska operasi
luka lecet, luka terbuka, luka bakar, terkilir/ dilakukan ambulasi dini. Ambulasi dini
teregang, patah tulang, anggota gerak terputus, merupakan komponen penting dalam
keracunan dan lainnya. Hasil RISKEDA 2007 perawatan paska operasi karena jika klien
cedera transportasi darat sebesar 25,9 persen membatasi pergerakannya di tempat tidur dan
dan riskesda 2013 sebesar 47,7 persen. Apabila sama sekali tidak melakukan ambulasi klien
hasil RISKESDA 2007 dan 2013 dibandingkan, akan semakin sulit untuk mulai berjalan
maka dapat disimpulkan bahwa terjadi (Kozier et al., 2009, hlm.262). Dengan klien
peningkatan cedera karena transportasi darat berani bergerak diharapkan klien mau untuk
dari tahun 2007 sampai 2013 sebesar 21,8 melakukan aktivitas dasar dan tidak membatasi
persen. Menurut data RISKESDA 2007 pergerakannya di tempat tidur.
prevalensi fraktur di Indonesia sebanyak 4,5
persen dan RISKESDA 2013 sebanyak 5,8 Ambulasi dini dapat meningkatkan mobilisasi
persen. Tidak hanya pada prevalensi fraktur di klien dan mengurangi dampak imobilitas akibat
Indonesia yang mengalami peningkatan, Jawa fraktur. Mobilisasi adalah ide pokok dalam
Tengah juga mengalami peningkatan keperawatan ortopedik, dengan dilakukan
prevalensinya, hal ini dibuktikan dengan hasil mobilisasi, diharapkan klien dapat
Riskesda 2007 adalah 4,7 persen. Sedangkan mempertahankan kemandirian (Knelae & Peter,
menurut RISKESDA 2013, sebesar 6,2 persen. 2011, hlm. 41).
Menurut RISKESDA (2007, hlm.167)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
prevalensi cedera menurut bagian tubuh terkena
pengaruh pengaruh dilakukannya ambulasi dini
di provinsi Jawa Tengah adalah kepala 11,6%,
pada klien post operasi fraktur ekstremitas
leher 1,0 %, dada 1,8 %, perut/punggung/
dalam peningkatan pemenuhan ADL di RSUD
panggul 5,9 %, bahu/lengan atas 7,6 %,
Ambarawa.
siku/lengan bawah 15,7 %, pergelangan tangan
25,2 %, lutut /tungkai bawah 34,5 % , bagian Metodologi Penelitian
tumit/kaki 27,1%. Menurut data diatas, cedera
yang paling sering terjadi adalah bagian Metode penelitian ini menggunakan one group
ekstremitas, baik ekstremitas atas maupun pre and post test design, dimana rancangan ini
ekstremitas bawah. tidak memakai kelompok kontrol, kemudian
dilakukan pretest pada kelompok tersebut,
Fraktur pada ekstremitas atas dan bawah dapat diikuti dengan intervensi pada masing-masing
menyebabkan perubahan pada pemenuhan kelompok dan diakhiri dengan melakukan post
aktivitas. Perubahan yang timbul diantaranya test pada masing-masing kelompok
adalah terbatasnya aktivitas, karena rasa nyeri (Notoatmodjo, 2010, hlm.58).
akibat tergeseknya saraf motorik dan sensorik,
pada luka fraktur (Smeltzer & Bare, 2013, hlm. Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota
2306). Dalam keperawatan ortopedik juga dari suatu himpunan yang ingin diketahui
dijelaskan bahwa masalah yang terjadi akibat karakteristiknya berdasarkan inferensi atau
fraktur adalah penurunan mobilitas, penurunan generalisasi (Supardi, Sudibyo & Rustika,
rentang gerak, kehilangan kekuatan otot, dan 2013) Populasi pada penelitian ini adalah
nyeri (Kneale & Peter, 2011, hlm. 85-86). semua klien post operasi fraktur di Rumah
Sakit. Populasi klien operasi fraktur 2013-2014
Fraktur ekstremitas atas terutama yang terjadi di RSUD Ambarawa sebesar 258 klien dalam
pada sisi dominan, secara bermakna akan setahun.
menganggu kemampuan klien untuk
melakukan ADL dasar, yaitu berpindah dari

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity..... (Ni Made) 17


Kriteria yang diperhatikan dalam pengambilan merupakan Rumah Sakit Kelas C yang terdapat
sampel adalah berdasarkan kriteria inklusi, di Ambarawa yang terdiri dari gedung
sehingga sampel yang didapatkan sebanyak 30 Poliklinik, gedung UGD, bangsal perawatan,
responden dengan kriteria inklusi: klien post kamar bedah, kamar bersalin, bagian kantor,
operasi fraktur ekstremitas di Rumah Sakit, bagian diklat, dan ruang pertemuan.
bersedia dan menyetujui menjadi responden,
klien sadar dan bisa diajak komunikasi, klien 1. Analisis Univariat
dengan operasi fraktur terbuka dengan internal
fixation (ORIF): pemasanan plate, screw, nail Tabel 1
plate, wire/ K-wire, klien dengan operasi Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
fraktur tertutup, klien berusia 12 – 45 tahun, Usia Di RSUD Ambarawa Tahun 2015
klien dengan fraktur: fraktur colles, fraktur
Keterangan Frekuensi Persentase
radius, fraktur ulna, fraktur clavikula, fraktur
Remaja akhir 6 20.0
humerus proksimal, fraktur diafis (pertengahan
Dewasa Awal 22 73.3
humeri), fraktur humerus distal, fraktur caput
radi, fraktur lengan bawah, Fraktur Os. Dewasa Akhir 2 6.7
Scaphoideum, fraktur metacarpal, fraktur Total 30 100.0
phalanges, fraktur collum femoris, fraktur
Intertrochanter, fraktur Subtrochanter Femur,
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
fraktur fibula, fraktur tibia, tanda – tanda vital:
bahwa dewasa awal adalah usia terbanyak yang
Tekanan darah dalam rentang: 100/60 – 130/90
mengalami fraktur pada ekstremitas sebesar 22
mmHg, suhu tubuh tidak lebih dari 370,
(73,3%) responden.
Respiratory rate: 80- 100 x/menit.

Pengambilan data telah dilakukan di Rumah


Sakit Umum Daerah Ambarawa pada tanggal 9 Tabel 2
Maret - 4 April 2015. Alat pengumpulan data Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
pada penelitian ini berupa lembar penilaian Jenis Kelamin di RSUD Ambarawa Tahun
ADL yang terdiri dari 2 bagian yaitu 2015
karakteristik responden dan instrumen Actvity
Daily living (Indeks Kartz). Jenis Frekuensi Persentase
Kelamin
Analisis univariat adalah analisa yang
laki-laki 25 83.3
dilakukan untuk menganalisis tiap variabel dari
perempuan 5 16.7
hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005, hlm. 178).
Dalam penelitian ini, analisis univariat adalah Jumlah 30 100.0
usia, jenis kelamin dan tingkat ketergantungan.
Penelitian analisis bivariat dilakukan terhadap Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
dua variabel yang diduga berhubungan atau diketahui bahwa laki-laki adalah jenis kelamin
berkorelasi (Notoatmodjo, 2005, hlm. 188). terbanyak yang mengalami fraktur pada
Analisis bivariat digunakan untuk menguji ekstremitas sebesar 25 (83,3%) responden.
pengaruh sebelum dan sesudah pemberian Jenis kelamin yang mengalami fraktur
terapi ambulasi dini. Pada penelitian ini adalah ekstremitas paling rendah adalah Perempuan
uji beda parametik yaitu Paired Sample T-Test. sebanyak 5 (16,7%) responden.

Hasil Dan Pembahasan


Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Ambarawa


pada tanggal 9 April – 3 April 2014. Rumah
sakit ini terletak di jalam Kartini Ambarawa.
Berdasarkan letak lokasi RSUD Ambarawa,
RSUD Ambarawa mudah dijangkau oleh
masyarakat Ambarawa, dikelilingi oleh
perumahan dan sawah. RSUD Ambarawa

18 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pemenuhan ADL Sebelum Dilakukan
Ambulasi, Setelah Dilakukan Ambulasi Pertama, Kedua dan Ketiga Di RSUD Ambarawa Tahun 2015

Skala Pre Ambulasi Ambulasi Ambulasi


ADL Ambulasi 1 2 3
Gangguan berat pemenuhan ADL 0-2 26 (86.7)
Gangguan sedang dalam pemenuhan 3-4 4 (13.3) 30 (100) 4 (13.3)
ADL
Tidak ada gangguan ADL 5-6 26 (86.7) 30 (100)
Jumlah 30 (100) 30 (100) 30 (100) 30 (100)
Mean 1.1333 2.000 2.8667 3.000
Median 1.000 2.000 3.000 3.000
SD 0.34575 0.00000 0.34575 0.00000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pemenuhan ADL sebanyak 26 orang sebesar
sebelum pelaksanaaan ambulasi dini, sebagian 86,7 %. Setelah dilakukan ambulasi dini ketiga,
besar responden mengalami gangguan berat tidak mengalami gangguan pemenuhan
pemenuhan ADL sebanyak 26 orang sebesar
86.7 % dan gangguan sedang dalam pemenuhan ADL sebanyak 30 orang sebesar 100%.
ADL sebanyak 4 orang sebesar 13.3 persen. Berdasarkan data diatas hasil rata-rata
Setelah ambulasi pertama mengalami gangguan ketergantungan pemenuhan ADL sebelum
sedang dalam pemenuhan ADL sebesar 30 ambulasi sebesar 1.1333, setelah dilakukan
orang sebesar 100 %. Setelah dilakukan ambulasi pertama sebesar 2.000, kemudian
ambulasi kedua mengalami gangguan sedang setelah dilakukan ambulasi kedua sebesar
dalam pemenuhan ADL sebanyak 4 orang 2.8667, dan setelah dilakukan ambulasi ketiga
sebesar 13,3 % dan tidak mengalami gangguan sebesar 3.000.

2. Analisa Bivariat

Tabel 4
Pengaruh Ambulasi Dini terhadap Peningkatan Pemenuhan ADL Pada Pasien Post Operasi
Ekstremitas Di RSUD Ambarawa pada tanggal 9 Marert 2015 – 4 April 2015 (n=30)

Ambulasi Median Z P
(minimum- value
maksimum)
Pre Ambulasi 0.08 (0.70 – 0.78)
4.295 0.000
Post Ambulasi 1 0.12 (0.48 – 0.60)
4.842 0.000
Post Ambulasi 2 0.10 (0.60 – 0.70)
5.109 0.000
Post Ambulasi 3 0.08 (0.70 – 0.78)

Berdasarkan tabel hasil uji statistik pengaruh dibandingkan dengan ambulasi pertama adalah
ambulasi dini terhadap peningkatan pemenuhan 0,00. Ambulasi 1 dibandingkan dengan
ADL pada pasien post operasi fraktur ambulasi kedua adalah 0,00 dan ambulasi
ekstremitas di RSUD Ambarawa, pada kedua dibandingkan ambulasi ketiga adalah
penelitian ini didapatkan nilai p pre ambulasi 0,00. Nilai P < 0,05, hal ini berarti Ho ditolak

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity..... (Ni Made) 19


dan Ha diterima. Jika Ho ditolak, maka dapat Data di atas menunjukkan terjadi peningkatan
disimpulkan bahwa ada pengaruh ambulasi dini pada angkatan kerja pada usia 25-29 tahun.
terhadap peningkatan pemenuhan ADL. Berdasarkan data yang digali oleh peneliti, pada
responden usia 26-35 tahun mengalami fraktur
Nilai Z hitung pada ambulasi pertama yang karena terjatuh dan kecelakaan motor. Menurut
dibandingkan dengan pre ambulasi sebesar artikel yang ditulis oleh Widiyanto (2014) di
4.292, ambulasi pertama yang dibandingkan Kedaulatan Rakyat Online, jumlah kasus
dengan ambulasi kedua sebesar 4.842 dan kecelakaan kerja paling banyak dialami tenaga
ambulasi kedua yang dibandingkan dengan kerja produktif dengan usia 26-30 tahun
ambulasi ketiga sebesar 5.109. Pada derajat sepanjang kurun waktu 2013.
kemaknaan 0,05 maka Z score harus berada
diantara -1,96 dan +1,96. Apabila Z score tidak Dari data diatas, diketahui bahwa kecelakaan
berada diantara -1,96 dan + 1,96 maka Ha yang kerja banyak terjadi di usia 26-30 tahun. Data
diterima. Dari hasil penelitian dapat kecelakan kerja di Indonesia menurut BPJS
disimpulkan bahwa Z score berada diluar nilai pada tahun 2014, 69,59 persen kecelakaan
kisaran, hal ini berarti ada pengaruh ambulasi terjadi di dalam perusahaan saat pekerja
dini terhadap peningkatan pemenuhan ADL. bertugas, 10,26 persen di luar perusahaan, dan
sekitar 20,15 persen pekerja mengalami
Pada pre ambulasi range sebesar 0,08, pada kecelakaan lalu lintas (Tallo, 2015, ¶4).
post ambulasi 1 range sebesar 0.12, pada post
ambulasi 2 range sebesar 0.10 dan pada post Salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja
ambulasi 3 range sebesar 0.08. Pada pre adalah rendahnya pemahaman terhadap
ambulasi range lebih kecil dari range post regulasi ketenagakerjaan dan penerapan
ambulasi 1 hal ini berarti skor tingkat kesehatan dan keselamatan kerja (Departemen
ketergantungan ADL pada pre ambulasi hampir Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012, hlm. 33).
sama sedangkan skor tingkat ketergantungan
ADL pada post ambulasi pertama bervariasi. Berdasarkan penelitian Kairupan, Monoarfa &
Pada range post ambulasi 1 memiliki range Ngantung (2014) dengan judul Angka Kejadian
lebih besar dari ambulasi 2 hal ini berarti skor Penderita Fraktur Tulang Fasial Di SMF Bedah
ambulasi 1 lebih bervariasi dibanding skor BLU RSU Prof. R.D. Kandou Periode Januari
ambulasi 2. Range post ambulasi 2 dan post 2012-Desember 2012, Jumlah penderita fraktur
ambulasi 3 lebih besar range post ambulasi 2, fasial yang dirawat di SMF Bedah periode
hal ini berarti skor ketergantungan ADL pada Januari 2012 sampai Desember 2012 sebanyak
post ambulasi 2 lebih bervariasi dibandingkan 156 kasus (5,60%) dari total 2786 trauma fasial
dengan skor ketergantungan ADL post yang dirawat. Usia terbanyak fraktur fasial 20-
ambulasi kedua. 29 tahun yaitu 78 (50,00%); pria lebih banyak
dari wanita yaitu 132 kasus (84,62%);
Dari hasil penelitian diatas didapatkan bahwa penyebab terbanyak akibat kecelakaan
Ho ditolak dan Ha diterima, karena nilai lalulintas yaitu sebanyak 82 kasus (52,56%).
p<0,05 dan Z score berada diluar batasan z Hasil penelitian diatas, ditemukan juga oleh
score yang ada. Hal ini berarti ada pengaruh peneliti dimana jumlah usia fraktur ekstremitas
Ambulasi dini terhadap peningkatan terbanyak pada umur 26-35 tahun, penyebab
pemenuhan ADL pada pasien post operasi fraktur pada penelitian peneliti juga
ekstremitas di RSUD Ambarawa. dikarenakan kecelakaan motor.

Interpretasi dan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi jenis


kelamin yang mengalami fraktur yang paling
Pada penelitian ini, didapatkan hasil frekuensi banyak adalah laki-laki. Dalam penelitian, laki-
responden dewasa awal sebesar 22 responden, laki sebesar 83.3 % mengalami kecelakaan
yang paling banyak mengalami fraktur. sehingga mengalami fraktur. Hal ini menjadi
Menurut Depkes (2009) yang termasuk dewasa pertanyaan bagi peneliti, kenapa jumlah laki-
awal adalah orang yang berusia 26–35 tahun, laki lebih banyak mengalami kecelakaan
sehingga pada usia 26-35 tahun banyak yang sehingga mengalami fraktur.
mengalami fraktur.
Faktor-faktor yang menyebabkan laki-laki
banyak mengalami kecelakaan menurut World

20 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53
Health Organization (2002, hlm. 3), laki-laki ADL masih dibantu oleh orang lain. Setelah
menghabiskan lebih banyak waktu di operasi klien lebih sering berada di tempat tidur
kendaraan bermotor dari pada perempuan, dan dan takut bergerak, yang sering disebut dengan
di tempat ekonomi menengah, laki-laki lebih imobilisasi. Klien immobilisasi dapat menjadi
banyak memiliki mobil miliknya sendiri depresi karena perubahan dalam konsep diri
daripada perempuan. Laki-laki juga lebih dan kecemasan tentang kondisi kesehatannya,
banyak bekerja sebagai sopir dan mekanik, keuangan, masalah keluarga, serta faktor lain
yang mana menghabiskan beberapa hari dan seperti masalah menurunnya kemandirian dan
malam di dalam kendaraan bermotor. Hal ini otonomi dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang memungkinkan laki-laki lebih rentan (Activity Daily Living- ADL) (Asmadi, 2008,
mengalami kecelakaan di jalan. hlm. 128-129).

Faktor lain laki-laki lebih banyak mengalami Menurut penelitian Rismalia (2009) dengan
kecelakaan berdasarkan penelitian Harris & judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku
Jenkis (2006) dengan judul Differences in Risk Pasien Pasca Operasi Appendectomy Tentang
Assessment: Why do women Take fewer Risks Mobilisasi Dini Di RSUP Fatmawati bahwa
Than Men? Dijelaskan bahwa perempuan lebih ketakutan akan lepasnya atau robeknya jahitan
memilih hal yang aman dibandingkan pada operasi menyebabkan informan malas
mengambil resiko, dibanding perempuan, laki- untuk melakukan ambulasi dini. ditemukan
laki lebih suka mengambil resiko dalam juga bahwa pengetahuan informan yang kurang
berbagai hal tanpa memikirkan keuntungan. akan manfaat mobilisasi dini menjad sebab
Sehingga hal ini memungkinkan bahwa ketika enggan melakukan mobilisasi dini.
melakukan sesuatu, perempuan lebih berhati-
hati daripada laki-laki sehingga angka Seperti penjelasan diatas, klien perlu
kecelakaan yang menyebabakan fraktur pada mengetahui pentingnya ambulasi dini supaya
perempuan tidak lebih besar dari laki-laki. klien ada keinginan untuk melakukan ambulasi
dini sehinngga terjadi peningkatan ADL. Tidak
Hasil penelitian peneliti diketahui bahwa hanya klien yang perlu mengetahui pentingnya
sebelum pelaksanaaan ambulasi dini, sebagian ambulasi dini, tetapi juga keluarga dan orang
besar responden mengalami gangguan berat terdekat klien. Hal ini dikarenakan dukungan
pemenuhan ADL sebanyak 26 orang sebesar sosial keluarga dan orang terdekat sangat
86.7 % dan gangguan sedang dalam pemenuhan berpengaruh dalam pelaksaanaan ambulasi dini
ADL sebanyak 4 orang sebesar 13.3 persen. dan pemenuhan ADL pada klien. Menurut
Setelah ambulasi pertama mengalami gangguan penelitan Yanty (2009) dengan judul Analisa
sedang dalam pemenuhan ADL sebesar 30 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
orang sebesar 100 %. Setelah dilakukan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur
ambulasi kedua mengalami gangguan sedang Ekstremitas Bawah di Rindu B3 RSUP. H.
dalam pemenuhan ADL sebanyak 4 orang Adam Malik Medan bahwa terdapat pengaruh
sebesar 13,3 % dan tidak mengalami gangguan signifikan antara faktor kondisi kesehatan: Hb
pemenuhan ADL sebanyak 26 orang sebesar terhadap pelaksanaan ambulasi dini dimana
86,7 %. Setelah dilakukan ambulasi dini ketiga, (p=0,026 < 0,05) dan faktor dukungan sosial
tidak mengalami gangguan pemenuhan ADL terhadap pelaksanaan ambulasi dini di mana
sebanyak 30 orang sebesar 100%. Berdasarkan (p=0,029<0,05).
data diatas hasil rata-rata ketergantungan
pemenuhan ADL sebelum ambulasi sebesar Penelitian yang sesuai dengan pendapat di atas
1.1333, setelah dilakukan ambulasi pertama adalah penelitian Alavi, Safa & Abedzadeh-
sebesar 2.000, kemudian setelah dilakukan kalahroudi (2014) dengan judul depency in
ambulasi kedua sebesar 2.8667, dan setelah activities of daily living following limb trauma
dilakukan ambulasi ketiga sebesar 3.000. in elderly referred to shahid beheshti hospital,
kashan-iran in 2013 menunjukkan bahwa rata-
Pada hasil penelitian setelah hari kedua terdapat rata umur responden adalah 70.57 ± 9.05. di
4 orang yang masih mengalami gangguan dalam total, 80.5% lansia secara keseluruhan
sedang dalam pemenuhan ADL, hal ini mandiri di ISADL (indepency scale of activities
dikarenakan ketakutan dalam melakukan of daily living) sebelum trauma; kemandirian
gerakan tubuh sehingga dalam pemenuhan menururun hingga 13.5 % setelah satu bulan

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity..... (Ni Made) 21


trauma. Di samping itu, 32 % lansia secara angka kematian seperti halnya peningkatan
keseluruhan atau relatif tidak madiri setelah dalam ADL secara signifikan dibandingkan
trauma. Dua-fakor ANOVA menunjukkan kelompok kontrol.
hubungan yang signifikan antara skor ISADL,
interval waktu dan tipe dan lokasi organ yang Berdasarkan tabel hasil uji statistik pengaruh
mengalami trauma, dan pembedahan. Dalam Ambulasi dini terhadap peningkatan
penelitian itu membuktikan bahwa tingkat pemenuhan ADL pada klien post operasi
ketergantungan seseorang akan meningkat fraktur ekstremitas di RSUD Ambarawa
setelah terjadinya trauma dan setelah dilakukan menggunakan Wilcoxon dikarenakan data
operasi. Hal ini juga terjadi pada penelitian ini, dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal,
sebelum trauma klien dapat melakukan semua dibuktikan dengan uji normalitas yang hasilnya
aktivitas sehari-hari dengan mandiri namun adalah P < 0,05. Hasil p value 0,00
setelah fraktur dan sebelum dilakukan menunjukkan bahwa pvalue < 0,05, hal ini
ambulasi dini terjadi peningkatan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
ketergantungan dalam pemenuhan ADL. diterima, maka Ada pengaruh ambulasi dini
terhadap peningkatan pemenuhan ADL. Tipe
Faktor lain yang menyebabkan ketergantungan pembedahan pada responden sebagian besar
pemenuhan ADL meningkat setelah fraktur adalah pembedahan rekonstruktif/restoratif.
adalah anestesi yang digunakan saat operasi. Tipe ini bertujuan untuk pemulihan fungsi atau
Hal ini bisa dikarenakan reaksi tubuh terhadap penampilan atas jaringan yang trauma atau
anestesi yang diberikan sebelumnya yang tidak berfungsi, contohnya fiksasi internal
(Sheppard& Wright, 2006, hlm.212). Pada (Potter & Perry, 2010, hlm.688).
klien yang mengalami fraktur ekstremitas atas
diberikan anestesi umum pada saat operasi. Perawatan post operasi dianjurkan untuk
anestesi umum adalah di mana tidak ada respon menggerakan bagian-bagian yang tidak
pada saat operasi. pasien dengan anestesi umum mengalami pembedahan ortopedik. Salah
yang diberikan dengan tepat akan mengalami satunya dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi
ketidaksadaran, sistem syaraf autonomik tidak sering dianggap sebagai pusat keperawatan
merespon atau hanya merespon secara minimal ortopedik (Powell,1986, dalam Kneale, 2011,
pada stimulasi operasi, dan pasien diam, atau hlm. 49) sebagai cara mengembalikan individu
tidak berpindah, selama stimulasi (Carl, 2007, ke kehidupan normal (Hawkey & Williams,
hlm.63). Setelah anestesi umum menunjukkan 2001, dalam Kneale, 2011, hlm. 49).
tanda gejala nyeri, Post Operative Nausea
Vomitus (PONV), hipotensi, pusing. Dampak Salah satu rehabilitasi yang dilakukan setelah
ini sering terjadi setelah operasi ortopedik pembedahan post operasi adalah dilakukannya
dengan anestesi umum dan prosedur operasi ambulasi dini. Ambulasi dini adalah tindakan
plastik (Miller, 2010, hlm. 2446). Mual dan keperawatan yang mempunyai dampak yang
muntah dapat dikurangi dengan dilakukan signifikan dalam perawatan dan mencegah
ambulasi dini (Connely& Silverman, 2009, komplikasi pasca operasi (Smeltzer, 2010, hlm.
hlm. 165). Tingkat ketergantungan pemenuhan 472).
ADL pada operasi yang menggunakan anestesi Penelitian dari Ajidah dan Haskas (2014)
umum lebih tinggi dari anestesi regional (Pillai, dengan judul Pengaruh Mobilisasi Dini
2014, hlm.43). Terhadap Peristaltik Usus Pada Klien Pasca
Dampak trauma dan operasi dapat Operasi Laparatomi di Ruang Rawat Inap
meningkatkan ketergantungan pemenuhan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
ADL. Ambulasi dini adalah salah satu menunjukkan bahwa mobilisasi meningkatkan
intervensi keperawatan yang dapat mengurangi peristaltik usus pada klien pasca operasi
ketergantungan dalam pemenuhan ADL. Hal laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.
ini di buktikan pada penelitian Lin & Wang Wahidin Sudirohusodo Makassar. Peningkatan
(2005) dengan judul effectiveness of early peristaltik usus menandakan sudah kembalinya
ambulation on postoperative recovery and fungsi sistem pencernaan setelah operasi, hal
activity of daily living on Patient undergone ini menandakan bahwa klien boleh makan dan
abdominal surgery, kelompok eksperimen minum. Makan dan minum termasuk dalam
menunjukkan secara signifikan menurun dalam pemenuhan ADL, sehingga setelah dilakukan

22 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53
ambulasi dini skor pemenuhan ADL akan Karakter orang jawa lainnya menurut Susantyo
bertambah. (2008, hlm. 54) adalah kerjasama (gotong
royong). Masyarakat jawa lebih mengutamakan
Ambulasi dini mempunyai beberapa kerjasama atau gotong royong. Dengan karakter
keuntungan, keuntungan dari pergerakan dan masyarakat jawa yang mengutamakan kerja
latihan termasuk meningkatkan kekuatan otot, sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa
menurunnya stress oksidatif dan inflamasi, responden yang hampir semuanya orang jawa,
perubahan mood yang positif, berkurangnya dapat berkerjasama dengan baik saaat
kelelahan dan meningkatnya kemampuan untuk dilakukan ambulasi dini sesuai tahapan.
melanjutkan aktivitas pemenuhan kebutuhan
sehari-hari (Vollman, 2010, ¶7). Konsep yang ada mengatakan bahwa ambulasi
dini dapat membantu peningkatan mobilitas
Penjelasan mengenai keuntungan ambulasi dini dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
pada beberapa aspek dan juga berpengaruh dalam penelitian Lavanya Pashikanti dan Diane
pada pemenuhan ADL dapat menjadi Von Ah (2012) dengan judul Impact of early
pertimbangan untuk perawat untuk melakukan Mobilization Protocol on the Medical-Surgical
ambulasi dini secepat mungkin dengan Inpatient Population, dalam penelitian ini
pertimbangan kondisi klinis klien. Dari segi menunjukkan bahwa mobilisasi dini
klien sendiri, yang menjadi pertanyaan bagi (khususnya ambulasi dini) pada populasi klien
peneliti adalah faktor-faktor yang dengan tindakan pembedahan mengalami
menyebabkan klien kooperatif dan mau peningkatan dalam hasil yang diharapkan pada
melakukan ambulasi dini. Salah satu faktor klien. Dalam penelitian ini yang mengalami
yang menyebabkan klien kooperatif melakukan peningkatan adalah intake makanan secara oral
ambulasi dini adalah karakteristik responden dan waktu defekasi terjadi lebih awal pada
yang melalukan ambulasi dini. Peneliti populasi yang dilakukan ambulasi dini,
melakukan penelitian di daerah Jawa Tengah, ditemukan bahwa jarak ketika latihan berjalan
sehingga rata-rata responden adalah suku jawa. diantara 600- 12.000 m pada kelompok
Karakteristik karakter orang Jawa yang ambulasi dan pada kelompok yang dilakukan
menonjol menurut Wijayanti dan Nurwianti bed-rest rata-rata hanya 66 m. Dalam penelitian
(2010. Hlm. 119) adalah sifat kegigihan dan ini juga ditemukan bahwa terjadi peningkatan
rasa ingin tau. Karakterikter ini menunjukkan nilai yang signifikan pada jumlah score
bahwa orang jawa memiliki karakter pantang pemenuhan ADL pada kelompok yang
menyerah, sehingga ketika sakit pun, orang dilakukan ambulasi dini dibandingkan dengan
jawa akan gigih melawan penyakitnya. kelompok yang tidak dilakukan ambulasi dini.
Karakter ini juga ditemukan peneliti, saat
melatih ambulasi dini, kebanyakan responden Hasil penelitian peneliti, konsep yang ada
mau melakukan semua yang disarankan dokter dilihat dari keperawatan dan psikologi serta
dan perawat. Responden tidak takut mesti hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
merasa sakit karena reponden mengakatan terdapat pengaruh ambulasi dini terhadap
bahwa hal yang terpenting adalah cepet peningkatan pemenuhan Activity of Daily
sembuh, cepat bekerja dan tidak ingin Living (ADL).
bergantung dengan orang lain serta merasa
malu bergantung pada orang lain. Rasa Simpulan
keingintahuan orang jawa juga cukup tinggi,
saat dilakukan penelitian, banyak responden 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
yang menanyakan apa itu ambulasi dini, cara di RSUD Ambarawa didapatkan 30
melakukan dan manfaat. Rata-rata responden responden yang mengalami fraktur
tidak mau melakukan jika belum paham berdasarkan usia, remaja akhir sebanyak 6
mengenai ambulasi dini. Ketika responden orang, dewasa awal sebanyak 22 orang dan
paham, maka responden akan melakukan dewasa akhir sebanyak 2 orang. Responden
ambulasi dini dengan senang hati, karna yang mengalami fraktur berdasarkan jenis
menurut responden, hal tersebut dapat kelamin, laki-laki sebanyak 25 orang dan
mempercepat kesembuhannya. perempuan sebanyak 5 orang.

2. Tingkat ketergantungan setelah dilakukan


ambulasi terakhir semakin menurun.

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity..... (Ni Made) 23


Sebelum pelaksanaaan ambulasi dini, dan post ambulasi 48 jam saja serta
sebagian besar responden mengalami mempertimbangkan tingkat pengetahuan
gangguan berat pemenuhan ADL sebanyak responden supaya dapat memilih metode
26 orang sebesar 86.7 % dan gangguan yang tepat untuk menjelaskan manfaat dan
sedang dalam pemenuhan ADL sebanyak 4 prosedur ambulasi dini sebelum melakukan
orang sebesar 13.3 persen.Setelah ambulasi ambulasi dini.
pertama mengalami gangguan sedang dalam
pemenuhan ADL sebesar 30 orang sebesar Daftar Pustaka
100 %. Setelah dilakukan ambulasi kedua
mengalami gangguan sedang dalam Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
pemenuhan ADL sebanyak 4 orang sebesar Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
13,3 % dan tidak mengalami gangguan Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
pemenuhan ADL sebanyak 26 orang sebesar Salemba Medika.
86,7 %.Setelah dilakukan ambulasi dini
ketiga, tidak mengalami gangguan Ajidah, & Haskas, Y. (2014). Pengaruh
pemenuhan ADL sebanyak 30 orang sebesar Mobilisasi Dini Terhadap Peristaltik
100%.
Usus Pada Pasien Pasca Operasi
3. Ambulasi dini terhadap peningkatan Laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP
pemeuhan Activity of Daily Living (ADL) di Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
RSUD Ambarawa, hal ini berdasarkan Uji ISSN: 2302-1721. 3(6)
Wilcoxon didapatkan p value pre ambulasi,
ambulasi 1, ambulasi 2, ambulasi 3 sebesar Alavi, Negin M., Safa, A., & Abedzadeh-
0,00 dan nilai Z score sebesar pada Kalahroudi, M. (2014). depency in
perbandingan pre ambulasi dan ambulasi 1 activities of daily living following limb
sebesar 4.292, perbandingan ambulasi 1 dan
ambulasi sebesar 4.842 dan perbandingan trauma in elderly referred to shahid
ambulasi 2 dan ambulasi 3 sebesar 5.109. beheshti hospital, kashan-iran in
Ambulasi berpengaruh dilihat dari hasil p 2013.3(3). e20608
value p<0,05 dan Z score terletak diluar
+1,96 dan -1,96. Borley, Neil R, Grace, Pierce A. (2007). At a
Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Alih
Saran Bahasa Vidhia Umami. Jakarta :
Erlangga.
1. Bagi RSUD Ambarawa
RSUD Ambarawa dapat menggunakan hasil Brooker, Chris. (2009). Ensiklopedia
penelitian ini sebagai salah satu alternatif
Keperawatan. Alih bahasa Adry
untuk mengatasi ketergantungan ADL pada
pasien post operasi fraktur ekstremitas Hartono, Brahm U. Pendit, Dwi Widiarti.
dengan memberikan ambulasi dini. Jakarta : EGC.

2. Pendidikan Keperawatan Carl, Elizabeth K. (2007). Trauma psycholog:


Sebagai pemebelajaran pentingnya issues in violence, disaster, health, and
melakukan pengkajian ADL dan melakukan illness. Greenwood Publishing Group:
ambulasi dini pada pasien post operasi United States of America.
fraktur ekstremitas.

3. Penelitian selanjutnya Craven F. R, & Hirne J. C. (2009).


Untuk Peneliti selanjutnya dapat Fundamentals of Nursing : Human,
mengembangkan penelitian ini dengan Helath and Function ( 6th edition). USA
memperhatikan faktor budaya masyarakat : Lippincott Williams & Wilkins.
yang mempengaruhi keinginan untuk
ambulasi dini, dapat menggunakan desain Cornelly, Neil R., & Silverman, David G.
penelitian yang berbeda dimana peneliti (2009). Review of Clinical Anesthesia
selanjutnya dapat mengukur pre ambulasi

24 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53
Fifth Edition. Lippincott Williams & Recovery and Activity of Daily Living.
Wilkins : USA. 51(3). 252-255

Departemen Kesehatan RI. (2009) Kategori Miller, Ronald D. (2010). Miller’s Anesthesia
Umur. Seventh Edition. Elsevier : Philadelphia.
http://arfkomunika.blogspot.com/2014/0
1/kategori-umur-menurut-depkes-ri- Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
2009.html diperoleh tanggal 8 April
Cipta
2015
_______. (2005). Metodologi Penelitian
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi . Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
(2012). Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Ketenagakerjaan dan Pashikanti, L.,& Ah, Diane V. (2012). Impact
Ketransmigrasian Tahun 2010-2025. of Early Mobilization Protocol on the
http://jdih.depnakertrans.go.id/data_puu/ Medical-Surgical Inpatient Population.
12_TAHUN_2012.pdf diperoleh tanggal http://unmhospitalist.pbworks.com/w/fil
12 Mei 2015 e/fetch/66026941/Impact%20of%20Earl
y%20Mobilization%20Protocol%20on
Harris, Christine R., & Jenkins, M. (2006). %20the%20Medical-
Differences in Risk Assessment: Why do Surgical%20Inpatient%20Population.pd
women Take fewer Risks Than Men? . f diperoleh tanggal 5 Mei 2015
1(1). 48-63
Pillai, S.A. (2014). Surgeons And Anesthesia.
Kairupan, C., Monoarfa, A. & Ngantung, J. Jaypee Brothers Medical Publishers :
(2014). Angka Kejadian Penderita India.
Fraktur Tulang Fasial Di SMF Bedah
BLU RSU Prof. R.D. Kandou Periode Potter, Patricia A., & Perry, Anne G. (2010).
Januari 2012-Desember 2012. 2(2). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku 3. Alih bahasa Diah Nur Fitriani,
Kneale, Julia D., & Peter S, Davis. (2011). Onny Tampubolon, Farah Diba. Jakarta :
Keperawatan Ortopedik & Trauma. Salemba Medika.
Jakarta: EGC.
Riskesda. (2007). Riset Kesehatan Dasar 2007.
Kozier, Barbara.,Erb, glenora., Berman, https://www.k4health.org/sites/default/fi
Audrey., Snyder, Shirlee J.(2010). Buku les/laporanNasional%20Riskesdas%202
ajar fundamental keperawatan : Konsep, 007.pdf, diperoleh tanggal 10 April 2014
Proses, & Praktek. edisi 7. Volume 1.
Alih Bahasa Esty wahyuningsih, devi _______. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
yulianti, yuyun yuningsih, ana lusyana . http://www.depkes.go.id/resources/dow
Jakarta : EGC nload/general/Hasil%20Riskesdas%202
013.pdf diperoleh tanggal 22 November
Kozier, B., Berman, A., Snyder, S., & Erb, g. 2014
(2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis Kozier & Erb. Edisi 5. Alih bahasa Rismalia, Rizka. (2009). Gambaran
Eny Meiliya, Esty Wahyuningsih, Devi Pengetahuan dan Perilaku Pasca
Yulianti. Jakarta: EGC. Operasi Appendectomy tentang
Mobilisasi Dini Di RSUP Fatmawati.
Lin, P., &Wang, R. (2005). Effectiveness of http://www.academia.edu/9283200/GA
Early Ambulation on Postoperative MBARAN_PENGETAHUAN_DAN_P
ERILAKU_PASIEN_PASCA_OPERA

Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Peningkatan Pemenuhan Activity..... (Ni Made) 25


SI_APPENDECTOMY_TENTANG_M Michael januardi halim, Victor Vourman
OBILISASI_DINI_PROGRAM_STUD & Yohan Budi hartanto. Jakarta : EGC
I_ILMU_KEPERAWATAN diperoleh
tanggal 14 Juni 2015 Vollman, K.M. (2010). Progressive Mobility in
The Critically III. 30(2) .
Sheppard, Mandy & Wright, Mike. (2006). http://www.aacn.org/WD/CETests/Medi
Principles and Practice of High a/C102S.pdf diperoleh tanggal 13 Mei
Dependency Nursing. China: Elsevier. 2015
diperoleh tanggal 19 Mei 2015
Yanty, Nova Mega. (2009). Analisis Faktor-
Smeltzer, S.C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Cheever, K. H., (2010). Brunner & Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi
Suddarth’s Textbook of Medical-surgical Fraktur Ekstremitas Bawah di Rindu B3
Nursing Volume 1. USA: Lippincott RSUP. H. Adam Malik Medan.
Williams & Wilkins. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/14302/3/10E01074.pdf.txt
Smeltzer ,Suzanne C., & Bare ,Brenda G. diperoleh tanggal 14 Juni 2015
(2013). Buku ajar keperawatan medikal
bedah brunner & suddarth. Edisi 8. WHO. (2005). Pedoman Perawatan Pasien.
Volume 3. Alih bahasa Andry Hartono, Jakarta : EGC
Kuncara, Elyna S. Laura Siahaan, Agung
Waluyo. Jakarta : EGC WHO. (2002). Gender and Road Traffic
Injuries.http://www.who.int/
Susatyo, Rachmat. (2008). Seni dan Budaya gender/other_health/en/gendertraffic.pdf
Politik Jawa. diperoleh tanggal 13 Mei 2015
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/12/seni_dan_buda Widiyanto, Danar. (2014). Pekerja Usia
ya_budaya_jawa.pdf diperoleh tanggal Produktif DIY Rentan Kecelakaan
20 Mei 2015 Kerja, Kedaulatan rakyat online terbit
21 Januari 2014. Yogyakarta: Kr.
Tallo, John. (2015). 2014, BPJS Mendata Yogya.com. http://krjogja.com/read/
Angka Kecelakaan Kerja Masih Tinggi. 201900/pekerja-usia-produktif-diy-
http://photo.liputan6.com/ekonomi/2014 rentan-kecelakaan-kerja.kr diperoleh
-bpjs-mendata-angka-kecelakaan-kerja- tanggal 23 April 2014.
masih-tinggi-2158074 diperoleh tangga;
23 April 2014 Wijayanti, Herlani. & Nurwianti, F. (2010).
Kekuatan Karakter dan Kebagiaan Pada
Thomas, Mark A., et all. (2011). Terapi & Suku Jawa. http://download
Rehabilitasi fraktur alih bahasa H. Y. .portalgaruda.org/article.php?article=23
Kuncara editor Albertus Agung Mahode, 926&val=1442 diperoleh tanggal 20 Mei
2015

26 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1, Juni 2017 1-53

Anda mungkin juga menyukai