Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB

Disipasi Kalor Hot Wire

NAMA : AJANG INDRA


NPM : 0906635406
JURUSAN : TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN : TEKNIK KIMIA
FAKULTAS : TEKNIK
KODE PRAKTIKUM : KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire
TANGGAL PRAKTIKUM : 11 MARET 2010

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar


(UPP-IPD)
Universitas Indonesia
Depok
Dispasi Kalor Hot Wire

I. Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II. Alat
1. kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak
digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam
arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang
halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe
dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada
probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi
listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di
probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi


kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat
udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan
arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh
overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

Overheat ratio =

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).


Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang


menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan
kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh,
kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi
menggunakan persamaan tersebut.Persamaan yang didapat berbentuk persamaan
linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat
pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara
dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan
divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari
daya maksimal 230 m/s.

IV. Cara Kerja

Melakukan Eksperimen r-Lab secara online, dengan mengamati eksperimen


tersebut melalui Web Cam yang telah tersedia di Laboratorium Fisika.

1. Mengaktifkan Web cam (Meng klik icon video pada halaman web r-Lab).
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik”
pilihan drop down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng”klik” radio button
pada icon “menghidupkan power supply kipas”.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara
mengklik icon “ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan
230 m/s.

V. Hasil dan Evaluasi


A. Pengolahan Data
1. Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
Dengan menggunakan data percobaan dari eksperimen ini dapat
ditunjukkan hubungan antara Tegangan Hotwire dengan waktu untuk
tiap kecepatan aliran udara.
a. Pada Kecepatan Udara 0 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 0 m/s2
Waktu (s) V-HW (v)
1 2,112
2 2,112
3 2,112
4 2,112
5 2,112
6 2,112
7 2,112
8 2,112
9 2,112
10 2,112
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan
Waktu pada Kecepatan Udara 0 m/s2
2,5

2
Y-Values

Tegangan (v)
1,5 Linear (Y-Values)
y = 2,112
1 R² = 0

0,5

0
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)
b. Pada Kecepatan Udara 70 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 70 m/s2

Waktu (s) V-HW (v)


1 2,053

2 2,053

3 2,052

4 2,052

5 2,053

6 2,051

7 2,053

8 2,052

9 2,055

10 2,053

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu pada Kecepatan Udara 70 m/s2
2,0555
2,055 y = 9E-05x + 2,052
R² = 0,067
2,0545
Y-Values
2,054
Tegangan (v)

2,0535 Linear (Y-Values)

2,053
2,0525
2,052
2,0515
2,051
2,0505
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)
c. Pada Kecepatan Udara 110 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 110 m/s2

Waktu (s) V-HW (v)


1 2,035

2 2,034

3 2,034

4 2,035

5 2,034

6 2,034

7 2,034

8 2,033

9 2,034

10 2,034

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu pada Kecepatan Udara 110 m/s2
2,0355
Y-Values
2,035 Linear (Y-Values)
y = -0,000x + 2,034
2,0345 R² = 0,302
Tegangan (v)

2,034

2,0335

2,033

2,0325
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)
d. Pada Kecepatan Udara 150 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 150 m/s2

Waktu (s) V-HW (v)


1 2,026

2 2,026

3 2,026

4 2,026

5 2,026

6 2,025

7 2,025

8 2,025

9 2,025

10 2,025

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu pada Kecepatan Udara 150 m/s2
2,0264
Y-Values
2,0262
Linear (Y-Values)
2,026
y = -0,000x + 2,026
2,0258 R² = 0,757
Tegangan (v)

2,0256
2,0254
2,0252
2,025
2,0248
2,0246
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)
e. Pada Kecepatan Udara 190 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 190 m/s2

Waktu (s) V-HW (v)


1 2,022

2 2,022

3 2,022

4 2,022

5 2,021

6 2,021

7 2,021

8 2,021

9 2,021

10 2,021

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu pada Kecepatan Udara 190 m/s2
2,0222
Y-Values
2,022
Linear (Y-Values)
2,0218
Tegangan (v)

2,0216 y = -0,000x + 2,022


2,0214 R² = 0,727

2,0212

2,021

2,0208

2,0206
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)
f. Pada Kecepatan Udara 230 m/s2
Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
pada Kecepatan Udara 230 m/s2

Waktu (s) V-HW (v)


1 2,019

2 2,018

3 2,019

4 2,019

5 2,018

6 2,019

7 2,019

8 2,019

9 2,018

10 2,018

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu pada Kecepatan Udara 230 m/s2
2,0192
y = -5E-05x + 2,018
2,019 R² = 0,080

2,0188
Y-Values
Tegangan (v)

2,0186 Linear (Y-Values)

2,0184

2,0182

2,018

2,0178
0 2 4 6 8 10 12
waktu (s)

2. Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Kecepatan Aliran


Angin
Dari data percobaan yang diperoleh selain dapat menggambarkan
hubungan antara tegangan hotwire dengan waktu seperti yang
dipaparkan di atas dapat juga untuk menggambarkan hubungan antara
tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin.Hubungan antara
tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin ditunjukkan oleh tabel
dan grafik di bawah ini

Tabel Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan kecepatan aliran angin

Nilai rata-rata
rata V-HW (v) Kecepatan angin (m/s)
2,1120 0

2,0527 70

2,0341 110

2,0255 150

2,0214 190

2,0186 230

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan


Kecepatan Aliran Angin
250
y = -2132,x
2132,x + 4484,
R² = 0,824
200
kecepatan aliran angin (m/s)

Y-Values
Values
150 Linear (Y
(Y-Values)

100

50

0
2 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12
-50
tegangan (v)

3. Persamaan Kecepatan Angin Sebagai Fungsi dari Tegangan Hotwire


P = V. I
P. ∆t = V. I. ∆t
W = V. I. ∆t
F. s = V. I. ∆t
F. v. ∆t = V. I. ∆t
F. v = V. I
I
v = . V
F

y = m. x +b

Berdasarkan data yang telah diolah dan dibuat grafik dapat kita
lihat bahwa semakin tinggi kecepatan udara yang diberikan, akan
semakin besar pula tegangan hot wire sehingga pada grafik dapat kita
lihat garis linear yang menunjukkan hubungan antara keduanya. Hal ini
dapat menjelaskan bahwa penggunaan hot wire dapat digunakan untuk
mengukur kecepatan udara.

B. Analisa
1. Analisa Percobaan
Tujuan dari percobaan disipasi kalor hotwire ini adalah
membuktikan bahwa hot wire dapat digunakan sebagai alat sensor
kecepatan udara. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan
variasi pada kecepatan udara yang kemudian akan mempengaruhi
tegangan dari hot wire itu sendiri, setelah percobaan pertama, akan
diperoleh tegangan yang stabil, namun setelah mengubah kecepatan
menjadi 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s pada aliran angin dimana tiap
kecepatan angin akan dicatat data yang diberikan selama 10 detik oleh
mesin pencatat tegangan, akan didapat variasi data yang kemudian di
rata-ratakan agar diperoleh kesalahan relatif yang kecil. Dari sini dapat
dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan aliran udara semakin kecil
tegangan yang terjadi dan sebaliknya, hal ini terjadi karena pada alat
tersebut terjadi reaksi aliran fluida berupa aliran udara dalam satu arah,
kawat yang dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan akan
didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Maka besar energi listrik
yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik, dan lamanya
waktu arus lisrik mengalir (P = V I ∆t).
2. Analisa Grafik
a. Hubungan antara Tegangan dengan waktu
Dari grafik-grafik yang telah kita buat, rata-rata
memberikan gradient yang bernilai positif yang berarti bahwa
semakin lama waktu yang diberikan, semakin besar pula tegangan
yang akan terjadi. Hal ini sesuai dengan persamaan (P = V I ∆t)
yang menyatakan bahwa Energi listrik yang terdisipasi menjadi
kalor sebanding dengan tegangan, arus listrik, dan lamanya waktu
arus lisrik mengalir, namun pada grafik hubungan antara tegangan
dan waktu ini terlihat bahwa kemiringan gradiennya sangat landai.
Hal ini juga sesuai dengan persamaan di atas yaitu bahwa pengaruh
waktu terhadap energy listrik yang terdisipasi sangat kecil karena
yang diambil hanya selisih atau deltanya saja.

b. Hubungan antara Tegangan dengan Kecepatan aliran udara


Dari grafik terlihat bahwa kemiringannya curam serta
memberikan nilai m (gradien) negative. Dari situ kita dapat
menyimpulkan bahwa semakin tinggi kecepatan aliran angin
semakin rendah tegangan yang terjadi pada hotwire. Begitu pula
yang terjadi pada kecepatan-kecepatan udara yang lain akan
memberikan hasil yang bervariasi sehingga gradien yang kita
peroleh merupakan hasil dari pengolahan data menggunkan least
square. Hasil yang bervariasi inilah yang dapat menunjukkan
bahwa hotwire dapat digunakan sebagai sensor pengukur kecepatan
aliran udara.
VI. Kesimpulan
A. Hubungan antara tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin adalah
berbanding terbalik. Semakin besar kecepatan angin, maka tegangan dalam
hotwire akan semakin kecil
B. Hot wire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan aliran udara.
C. Energi listrik yang terdisipasi menjadi kalor sebanding dengan tegangan,
arus listrik, dan lamanya waktu arus lisrik mengalir (P = V I ∆t).

VII. Referensi

Tipler. Fisika; Untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga, Jilid Satu. Penerbit
Erlangga. Jakarta: 1998

Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,
NJ, 2000.

Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended


Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai