Anda di halaman 1dari 31

BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia, angka kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi. Hasil survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) 2001, diare merupakan penyebab nomor tiga kematian pada bayi,
setelah gangguan perinatal dan penyakit sistem pernapasan sedangkan pada balita, diare
merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit sistem pernapasan (Tin Afifah
dkk,2003).

Terjadinya diare disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan satu sama lain, antara lain
faktor lingkungan, gizi, kependudukan, keadaan sosial ekonomi, dan faktoe perilaku
masyarakat. Penatalaksanaan yang efektif dan rasional dapat memperkecil angka kematian
penderita diare dengan harapan tumbuh kembang yang optimal.

1.2. Ruang lingkup


Dalam makalah ini mungkin tidak begitu lengkap penjelasan mengenai patofisiologi diare.
Namun, penulis lebih menitikberatkan pada asuhan keperawatan pada anak dengan diare.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan diare.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui defenisi, etiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan diare.

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan diare yang mencakup
pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan.

3. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata ajar keperawatan anak.

BAB II
Tinjauan Teoritis
2.1. Defenisi Diare
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suriadi,Rita
Yuliani, 2001).

Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI
Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak,
didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces
(Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

2.2. Jenis Diare


Ada beberapa jenis diare, yaitu:

1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang
dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah,
mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi
merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan mukosa
usus karena bakteri invasif.

3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare persisten
adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit
lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung juga
pada penyakit yang menyertainya.

2.3. Etiologi Diare


Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi),
makanan, dan faktor psikologis.

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:

Ø Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Aeromonas, dll.


Ø Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.
Ø Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (entamoeba histolitika,
giardia lamblia), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA,
tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.

2. Faktor malabsorpsi

a. Malabsorpsi karbohidrat

b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein

3. Faktor makanan

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.

4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.

2.4. WOC

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan motilitas usus


psikogenik (cemas, takut, tegang)

Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik


stimulasi sistem srf simpatis ↑↑

Iritasi mukosa Pergeseran cairan Makanan tidak makanan menumpuk dlm


usus motilitas &sekresi mkus ↑
ddg usus dan elektrolit ke sempat
diserap

lumen usus

sekresi cairan & e ↑ pertumbuhan bakteri ↑

toksin ↑

Isi lumen usus ↑

Dy tmpung air d kolon tdk memadai (hny s/ 6L/hari)

Motilitas ddg usus ↑↑

Krg penget.

Rgsg defekasi
Diare

ggn keseimbangan elektrolit

Ggn keseimbangan cairan ggn penyimpanan


glikogen dlm hati & ggn absorbsi glukosa

Krg
vol.cairan/

dehidrasi ggn pemenuhan nutrisi :

kbthn tubuh

hipoglikemia

penurunan klorida serum

syok hipovolemik Hiponatremia

hipokalemia

Perfusi jar. Berkrg MK:(Hipotensi postural, kulit dingin, tremor


MK: pnurunan BB, an

kejang, peka rangsang, denyut jantung


cepat orexia ,pusing
Hipoksia dan lemah)

Asidosis metabolik

MK: Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia,

mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit

kurang, mukosa mulut kering, mata dan

ubun-ubun cekung, p↑ suhu tubuh, penurunan BB

2.5. Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah

2. Suhu tubuh meninggi

3. Feces encer, berlendir atau berdarah

4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

5. Anus lecet

6. muntah sebelum dan sesudah diare

7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang

8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.

2.6. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein

2.7. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus,
penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk
memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.

2.7.1. Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni


1. Jenis cairan
a) Cairan rehidrasi oral

ü Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa


ü Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain.

b) Cairan parenteral

2. Jalan pemberian cairan


a) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum
serta kesadaran baik.

b) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau
minum, atau kesadaran menurun.

c) Intravena untuk dehidrasi berat.

3. Jum;ah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak
4. Jadwal pemberian cairan
a) Belum ada dehidrasi
 Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar
 Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
b) Dehidrasi ringan
 1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik
 Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
c) Dehidrasi sedang
 1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik
 Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
d) Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak

2.7.2. Pengobatan dietetik


1. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7
kg, jenis makanannya adalah:

Ø Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak tak
jenuh)

Ø Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)

Ø Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan

2. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya adalah
makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.

2.7.3 Obat – obatan


Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras, dll)

1. Obat antisekresi

2. Obat antispasmolitik

3. Obat pengeras tinja

4. Antibiotika, kapan perlu


BAB III
Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Diare
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Anak

Nama, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat/ No telp, tingkat pendidikan dll.

3.1.2. Riwayat Kesehatan Dahulu

– Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah

– Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe Susu Formula

– Riwayat diare ; Berulang, Penyebab

– Pola Pertumbuhan

– Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya

3.1.3. Riwayat Kesehatan Sekarang

– Riwayat Diare : Frekuensi, Penyebab

– Riwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BAB

– Kaji Intake dan Output

3.1.4. Pengkajian Sistem

a. Pengkajian umum

1) Kesadaran

2) Tanda – tanda vital

Suhu tubuh : pengukuran suhu melalui mulut (anak > 6 th)

Pengukuran axilla (<4 – 6 th)

Nadi : kuat, lemah, teratur/ tidak.


Nafas : kedalaman, irama, teratur/ tidak

TD : Sistolik/ diastolik, tekanan nadi

3) TB / BB

4) Lingkar kepala

5) Lingkar Dada

b. Pengkajian fisik

1) Kepala

Higiene kepala

Ubun-ubun cekung

2) Mata

Palpebra : cekung/ tidak

Konjungtiva : anemis/tidak

Sklera : ikterik/tidak

3) Hidung

Sianosis, epistaksis

4) Mulut

Membran mukosa : pink, kering

5) Telinga

Apakah ada infeksi/ tidak

6) Sistem kardiovaskuler

Nadi apeks : irama teratur/ tidak


Nadi perifer : irama teratur/ tidak

Bunyi jantung : murni/ bising

Kulit : pucat/ sianosis

7) Sistem pernapasan

Frekuensi napas

Bunyi napas : murni/ bising

Kedalaman, Pola napas

8) Sistem persarafan

Tingkat kesadaran

Pola tingkah laku

Fungsi pergerakan : ketahanan, paralysis

Fungsi sensori : Rf fisiologis, Rf patologis

9) Sistem musculoskeletal

Gaya berjalan

Persendian

Kesimetrisan

10) Sistem pencernaan

Bising usus : ada/ tidak, frekuensi

Distensi abdomen : ada/tidak

Mual/ muntah
11) Sistem eliminasi ( BAB dan BAK )

Frekuensi, konsistensi, bau, warna

3.1.5. Faktor Psikososial

– Tahap perkembangan anak, kebiasaan di rumah

– Metode koping orangtua dan anak

– Interaksi orangtua dan anak

3.1.6. Pengkajian Keluarga

– Jumlah anggota keluarga

– Pola komunikasi

– Pola interaksi

– Pendidikan dan pekerjaan

– Kebudayaan dan keyakinan

– Fungsi keluarga

3.1.7. Pemeriksaan Laboratorium

– Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH, kadar gula

– Keseimbangan asam basa dalam darah

– Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)

– Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang disertai kejang)

– Intubasi duodenum ( mengetahui jenis parasit)


3.2. Diagnosa Keperawatan 1
Kurang volume cairan b.d seringnya buang air besar dan encer

Tujuan
Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang ditandai dengan:

1) Pengeluaran urin sesuai

2) Pengisian kembali kapiler kurang dari 2 detik

3) Turgor kulit elastis

4) Membran mukusa lembab

5) Berat badan tidak menunjukkan penurunan

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Kaji status hidrasi 1. Indikator langsung status cairan/ perbaikan


ketidakseimbangan

2. Menunjukkan status hidrasi keseluruhan


2. Kaji pemasukan dan
pengeluaran cairan 3. Membantu dalam evaluasi derajat defisit
cairan/ keefektifan penggantian terapi cairan dan
3. Monitor tanda-tanda vital respon terhadap pengobatan

4. memberikan informasi tentang hidrasi, fungsi


organ

Kolaborasi
5. Mengisi/ mempertahankan volume sirkulasi
4. Pemeriksaan laboratorium dan keseimbangan elektrolit
sesuai program; elektrolit, Ht, pH,
serum albumin
5. Pemberian cairan dan elektrolit Menurunkan kehilangan cairan
sesuai protokol (dengan oralit dan
cairan parenteral) Mengobati infeksi supuratif lokal

6. Pemberian obat sesuai indikasi

Antidiare

Antibiotik

3.3. Diagnosa Keperawatan 2


Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya intake dan menurunnya
absorpsi makanan dan cairan

Tujuan
Anak akan toleran dengan diit yang sesuai yang ditandai dengan:

1) Berat badan dalam batas normal

2) Tidak terjadi kekambuhan diare

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Timbang berat badan anak setiap hari 1. Memberikan informasi tentang


diit dan keefektifan terapi

2. Memberikan informasi tentang


2. Monitor pemasukan dan pengeluaran kebutuhan pemasukan/ defisiensi

3. Diit yang tepat penting untuk


penyembuhan
3. Setelah rehidrasi, berikan minuman oral
dengan sering dan makanan yang sesuai dengan
diit dan usia dan atau berat badan anak

4. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan


4. Mulut yang bersih dapat
5. Bagi bayi, ASI tetap diteruskan meningkatkan rasa makan
5. Mencegah berkurangnya berat
badan lebih lanjut dan mempercepat
penyembuhan

6. Bila bayi tidak toleran terhadap ASI, berikan 6. Mengurangi malnutrisi


susu formula yang rendah laktosa

3.4. Diagnosa Keperawatan 3


Kerusakan integritas kulit b.d kurang pengetahuan

Tujuan
Orangtua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak

Intervensi Rasional
Mandiri

1. Kaji tingkat
pemahaman orangtua

1. Hal ini mempengaruhi orangtua untuk menguasai tugas


dan melakukan tanggung jawab perawatan

2. Memberikan dasar pengetahuan dimana orangtua dapat


membuat pilihan berdasarkan informasi. Komunikasi efektif
dan dukungan turunkan cemas dan tingkatkan penyembuhan
2. Jelaskan tentang
penyakit, pengobatan dan 3. Menurunkan penyebaran bakteri dan resiko infeksi serta
perawatan iritasi kulit dan jaringan

4. Diit yang tepat penting dalam penyembuhan


3. Jelaskan tentang
pentingnya kebersihan
(misal, cuci tangan)

4. Ajarkan tentang
prinsip diit dan kontrol
diare

BAB IV
Penutup

Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Penanganan
diare sangat ditekankan pada pemeliharaan dan penggantian kehilangan cairan dan elektrolit
yang akan menyebabkan berbagai macam komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

Saran
Usaha pencegahan dan penatalaksanaan diare yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi
angka kesakitan dan angka kematian akibat diare dan komplikasi yang ditimbulkannya

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2000). Buku Ajar Diare. Jakarta: Depkes RI Ditjen PPM dan
PLP.

Doenges,ME, et all. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC.

M.C.Widjaya. (2002). Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka

Subijanto.M.S, et all. (2003). Manajemen Diare pada Bayi dan Anak. Jurnal hal 506. Buletin
IKA. Surabaya: Bagian IKA FK Unair/ RSUD dr. Soetomo Surabaya bekerja sama dengan
Yayasan Penyelenggara Informasi Pediatri.

Staf Pengajar IKA FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Bagian IKA FK UI.

Suriadi, S.Kp.,Rita Yuliani,S.Kp., (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Ed.1. Jakarta:
P.T. Fajar Intrapratama.

Tin Afifah, Srimawar Djaja, Joko Irianto. (2003). Kecendrungan Penyakit Penyebab
Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia 1992-2001 dalam Buletin Penelitian
Kesehatan. Vol 31. No2. Jakarta: Depkes RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Report this ad

TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dengan judul “ Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia”.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Ikman Nurakhman, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif
dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Kudus, 03 Mei 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 3


A. Latar Belakang ………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..... 5


A. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara ………………………. 5
B. Hak dan Kewajiban Negara/ Pemerintah …………………….……….... 9
C. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara ............ 10
D. Pelaksanaan Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 ………………….…………… 11

BAB III CONTOH KASUS ……………………………………………………….. 12

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………...... 12


A. K esimpulan ……………………………………………………….. 13
B. Saran ……………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...... 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang . Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , maupun bernegara .
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban , terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara .
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan . Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap - tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Secara garis besar
dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk
setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan
papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban .

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada makalah dtitujukan untuk merumuskan permasalahan yang


akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah, sebagai berikut :

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara


B. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara Indonesia
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Adapun tujuan penulisan makalah,
sebagai berikut :

1. Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga negara.


2. Memahami siapa – siapa saja yang memiliki hak menjadi warga negara Indonesia.
3. Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai warga Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK , KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan /
kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna
mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :


Ø Membayar pajak.
Ø Membela pertahanan dan keamanan.
Ø Menghormati hak asasi.
Ø Menjunjung hukum dan pemerintahan.
Ø Ikut serta membela negara.
Ø Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
Ø Wajib mengikuti pendidikan dasar.

Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara
dalam UUD 1945 :

 Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara pada
ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.

 Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.

 Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dgn
lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.

 Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu
negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap
orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2


kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan


salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di
atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
 Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
 Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan


seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain

B. HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA/ PEMERINTAH

Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.

A. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :


1. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

B. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :


1. Melindungi wilayah dan warga negara.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
5. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
6. Membiayai pendidikan dasar.
7. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
8. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja negara
dan belanja daerah.
9. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
10. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
11. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.
12. Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup orang
banyak.
13. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
14. Memelihara fakir miskin.
15. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
16. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

C. PASAL 27 AYAT 2 UUD 1945 DAN HUBUNGAN DENGAN WARGA NEGARA

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan
pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan
yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar ,
seperti : pangan , sandang , dan papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban . Disisi lain , masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut
dengan kewajiban yang telah dilakukan . Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya
ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan
kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan .
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban , pada
umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu
bidang pekerjaan . Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja
untuk menjadi lebih produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang
layak , sedangkan kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimistis
yang menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak .
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan ,
pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun
swasta atas upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan .
Hal tersebut , dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban . Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja .
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan .

D. PELAKSANAAN PASAL 27 AYAT 2 UUD 1945

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945 , namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik . Hal tersebut dapat dilihat
dari tingginya tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang
kurang layak . Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal , terutama tingkat
pendidikan dan kemampuan . Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya tingkat
pengangguran . Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya
ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat
kehidupan yang layak bagi warga negara .

BAB III
CONTOH KASUS

Contoh kasus hak dan kewajiban warga negara :

1. Perlindungan Hukum

Sudahkah kita mendapatkan Perlindungan Hukum dengan baik?


Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan Perlindungan Hukum tetapi kenyataannya
masih banyak dari kita yang belum mendapatkan perlindungan hukum dengan baik.
Contoh Kasus belakangan yang marak terjadi yaitu BEGAL!!!
Dimana pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh APARAT KEAMANAN) lebih banyak
bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.

2. Membayar Pajak dan Menaati Hukum Lalu Lintas

Sudahkah kita Membayar Pajak dan Menaati Hukum Lalu Lintas?


Kewajiban kita sebagai warga negara yaitu Membayar pajak (Pajak bumi&bangunan, pajak
kenderaan, pajak bea&cukai, dll ), menaati UU, menaati perpu, hukum lalu lintas, mengikuti
wajib militer bila negara dalam keadaan darurat, dll
Salah satu yg paling umum disekitar kita aja, lalu-lintas di jalanan.
Jika anda menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya (jelas sudah bayar pajak
kendaraan), tapi sudahkah mentaati peraturan dan sopan-santun berlalu-lintas?
Kenyataannya masih banyak di antara kita yang belum menaati peraturan tersebut.
Semua akan terealisasi jika kita sebagai warga negara memiliki kesadaran masing-masing,
dengan di dukung oleh infrastruktur jalan agar warganegara bisa mengerti tujuan membayar
pajak pada dasarnya dari kita oleh kita dan untuk kita.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang .
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan
papan .

B. SARAN

Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait , sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11
http://hakkitani.blogspot.com/
http://costoendnow.blogspot.com
http://heriimarun.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai