Anda di halaman 1dari 5

Kategori :

Ilmu Bedah

Judul :
Hernia Inguinalis Dextra Reponibel
(4 Desember 2017 - 11 Februari 2018)

Abstrak :-0
Nama : An. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 10 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum bekerja
Status : Belum menikah
Alamat : Ganjuran, Bantul
MRS : 18 Desember 2017

Isi :
Pasien mengaku sejak 4 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kanan
yang keluar masuk, timbul saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat
istirahat. Benjolan pada awalnya tidak menimbulkan rasa nyeri namun ada rasa tidak
nyaman. Pada tahun 2014, pasien dibawa oleh ibunya ke poliklinik untuk diperiksa
kerana gejalanya hampir sering muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan
ibunya supaya pasien di bedah agar benjolan tidak muncul lagi tetapi pasien belum
bersedia dan terdapat beberapa halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada
saat ini pasien datang lagi ke poliklinik kerna benjolan dirasakan makin
membesar,masih bisa keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan mengedan dan
kadang-kadang disertai rasa nyeri di lipat paha kanan.

Pemeriksaan Status Lokalis :


Regio : Inguinal dextra
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, warna sama dengan kulit sekitar, dan tidak
terdapat tanda-tanda radang.
Palpasi : teraba massa kecil, kenyal yang keluar saat pasien disuruh mengedan
dan terdapat nyeri tekan.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi peristaltik usus.

Diagnosis:
Diagnosis Utama : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel.
Diagnosis Banding : Hernia Femoralis, kista sebasea.

Terapi:
Rencana Herniotomi

Medikamentosa Post Tindakan:


- Cefotaxim 3x1 gr
- Asam mefenamat 3x200 mg
- Tramadol 3x25 mg
- Asam tranexamat 3x25 mg

Non-Medikamentosa:
- Bed rest total
- Puasa sampai terdengar suara bising usus
Diskusi :
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul disekitar
lipatan paha. Penyebab terjadinya hernia adalah :
a) Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahir atau didapat kemudian dalam
hidup
b) Akibat dari pembedahan sebelumnya
c) Kongenital
� Hernia kongenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia karena adanya defek pada tempat-tempat
tertentu.
� Hernia kongenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi mempunyai defek pada
tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir
akan terjadi melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis)
d) Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia, antara lain:
� Tekanan intraabdominal yang tinggi, yaitu pada pasien yang sering
mengejan pada saat buang air besar atau buang air kecil.
� Konstitusi tubuh. Pada orang kurus terjadinya hernia karena jairngan
ikatnya yang sedikit, sedangkan pada orang gemuk disebabkan karena jaringan lemak
yang banyak sehingga menambah beban jaringan ikat penyokong.
� Distensi diding abdomen karena peningkatan tekanan intaabdominal
� Penyakit yang melemahkan dinding perut
� Merokok
� Diabetes mellitus

Bagian-bagian dari hernia:


1) Kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak
semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia
internalis.
2) Isi hernia: berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3) Pintu hernia: merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong
hernia.
4) Leher hernia: bagian tersempit kantong hernia

Menurut sifat dan keadaannya hernia dibedakan menjadi:


� Hernia reponibel: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
� Hernia ireponibel: Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam
rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia.
� Hernia inkarserata atau strangulata: bila isinya terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.
Akibatnya, terjadi gangguan vaskularisasi. Reseksi usus perlu segera dilakukan
untuk menghilangkan bagian yang mungkin nekrosis.

Pembagian hernia berdasarkan regio:


� Hernia Inguinalis, yaitu: kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal
masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin
inguinalis. Predisposisi terjadinya hernia inguinalis adalah terdapat defek atau
kelainan berupa sebagian dinding rongga lemah.
� Hernia Femoralis, yaitu: suatu penonjolan organ intestinal yang masuk melalui
kanalis femoralis yang berbentuk corong dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Penyebab hernia femoralis sama seperti hernia inguinalis.
� Hernia Umbilikus, yaitu: suatu penonjolan (prostrusi) ketika isi suatu organ
abdominal masuk melalui kanal anterior yang dibatasi oleh linea alba, posterior
oleh fasia umbilicus, dan rektus lateral. Hernia ini terjadi ketika jaringan fasia
dari dinding abdomen di area umbilicus mengalami kelemahan.
� Hernia Skrotalis, yaitu: hernia inguinalis lateralis yang isinya masuk ke
dalam skrotum secara lengkap. Hernia ini harus cermat dibedakan dengan hidrokel
atau elevantiasis skrotum.

Patofisiologi Hernia Inguinalis Lateralis:


Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari
kehamilan, terjadi desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis
akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis pritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus telah
mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena yang kiri turun
terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering
terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan.
Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk kronik, bersin
yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup
dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya
sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding
rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertrofi prostat, asites, kehamilan,
obesitas, dan kelainan kongenital.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlekatan
antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin
banyaknya usus yang masuk cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi nekrosis. Bila terjadi
penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila
inkaserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.

Pemeriksaan Fisik:
- Pemeriksaan Finger test ? menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5, dimasukkan lewat
skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal, penderita disuruh batuk. Bila
impuls diujung jari berarti hernia ingunalis lateralis, bila impuls disamping jari
hernia inguinalis medialis.
- Pemeriksaan Ziemen test ? posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu,
hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan, penderita disuruh batuk bila rangsangan
pada jari ke-2 hernia ingunalis lateralis, jari ke-3 hernia inguinalis medialis,
jari ke-4 hernia femoralis.
- Pemeriksaan Thumb test ? anulus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan, bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak
keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.

Diagnosis Banding:
a. Keganasan : limfoma, retroperitoneal sarcoma, metastasis, tumor testis
b. Penyakit testis primer: varicocele, epididimitis, torsio testis, hidrokel,
testis ectopic, undescenden testis
c. Aneurisma artery femoralis
d. Nodus limfatikus
e. Kista limfatikus
f. Kista sebasea
g. Psoas abses
h. Hematoma
i. Ascites

Terapi
Operasi elektif dilakukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi seperti
inkeserasi dan strangulasi. Pngobatan non operatif direkomendasikan hanya pada
hernia yang asimptomatik. Prinsip utama operasi hernia adalah herniotomy: membuka
dan memotong kantong hernia. Herniorraphy: memperbaiki dinding posterior abdomen
kanalis ingunalis.
1. Herniotomy
Insisi 1-2 cm diatas ligamentum inguinal dan aponeurosis obliqus eksterna dibuka
sepanjang canalis inguinalis eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari m.creamester
secara hati-hati sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka,
lihat isinya dan kembalikan ke kavum abdomen kemudian hernia dipotong. Pada anak-
anak cukup hanya melakukan herniotomy dan tidak memerlukan herniorrhapy.
2. Herniorrhapy
Dinding posterior di perkuat dengan menggunakan jahitan atau non-absorbable mesh
dengan tekhnik yang berbeda-beda. Meskipun tekhnik operasi dapat bermacam-macam
tekhnik bassini dan shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi liechtenstein
dengan menggunakan mesh diatas defek mempunyai angka rekurensi yang rendah.

Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong
hernia.
Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani.
Penyulit pasca bedah seperti nyeri pasca herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi
hernia umumnya dapat diatasi.

Kesimpulan :
Pasien mengaku sejak 4 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kanan
yang keluar masuk, timbul saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat
istirahat. Benjolan pada awalnya tidak menimbulkan rasa nyeri namun ada rasa tidak
nyaman. Pada tahun 2014, pasien dibawa oleh ibunya ke poliklinik untuk diperiksa
kerana gejalanya hampir sering muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan
ibunya supaya pasien di bedah agar benjolan tidak muncul lagi tetapi pasien belum
bersedia dan terdapat beberapa halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada
saat ini pasien datang lagi ke poliklinik kerna benjolan dirasakan makin
membesar,masih bisa keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan mengedan dan
kadang-kadang disertai rasa nyeri di lipat paha kanan.
Pemeriksaan palpasi status lokalis ditemukan teraba massa kecil, kenyal yang keluar
saat pasien disuruh mengedan dan terdapat nyeri tekan, warna kulit sekitar masih
sama dan tidak kemerahan.
Pasien didiagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel. Pasien ini diberi
tatalaksana operasi herniotomi yang diikuti pemberian medikamentosa dan non-
medikamentosa post operasi.

Referensi :
1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz�s Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217
3. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi
revisi, 706- 710, EGC, Jakarta.
4. Inguinal Hernia: Anatomy and
Managementhttp://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
5. Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S, Pemeriksaan Fisik
Bedah, edisi ke-4, 145-146, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta.
6. Dudley and Waxmann, Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4nd ed, 247, Longman
Singapore Publisher Ltd, Singapore.
7. Darmokusumo, K, Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran,
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Penulis :
Fauzan Kurniawan
20130310054 / 20174011050
Bagian Ilmu Bedah
Dokter Pembimbing : dr. Surya Habsara, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai