Bab 2 BUKU PUTIH PDF
Bab 2 BUKU PUTIH PDF
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA
Bab ini menjelaskan kondisi umum kota yang menggambarkan letak geografi,
topografi, dan kondisi geohidrologi dengan batas-batas administratif Kota
Palembang. Selain itu juga menjelaskan tentang kependudukan, sarana dan
prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, kondisi sosial masyarakat,
kondisi ekonomi kota dan perekonomian masyarakat, visi misi kota yang ingin
dicapai, institusi dan organisasi Pemda serta arah pengembangan pembangunan
kota menurut tata ruang dan wilayah kota.
Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir.
Wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan
sebagian besar dengan tanah asli berada dibawah permukaan air pasang maksimum
Sungai Musi (± 3,75 m diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah
dibangun dan akan dibangun dimana permukaan tanah telah mengalami
penimbunan dan reklamasi. Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi
topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan laut dan ditemui
adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah yang “kontinyu” dan
tidak terdapat topografi yang terjal. Dengan demikian dari aspek topografi pada
prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa
kemiringan atau kelerengan yang besar.
Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang
landai dengan ketinggian tanah rata-rata +12 meter di atas permukaan laut,
sedangkan daerah yang bergelombang ditemukan di beberapa tempat seperti
Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.
yang relatif besar dan berhulu di Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan
Sungai Komering. Sedangkan anak-anak Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai
Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara Enim. Selain anak-anak sungai
tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek yang bermuara pada
Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan sekitarnya,
seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna. Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran
anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang
ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada bagian Selatan punggungan,
terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada
punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,
Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan
terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke utara, yang bermuara antara lain ke
Sungai Kenten.
Dari segi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi 2 (dua)
wilayah besar yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sungai Musi merupakan sungai
terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter. Ketiga sungai besar lainnya adalah
Sungai Komering, Sungai Ogan, dan Sungai Keramasan yang terletak di Seberang
Ulu. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya
yang terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan. Terdapat ±
68 anak sungai aktif dengan lebar berkisar antara 3 – 20 meter. Permukaan air
Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim kemarau
terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai
ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang dapat digolongkan
sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan ranting pohon, di mana dibentuk
oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai batang pohon, sedangkan anak-anak
sungai sebagai ranting pohonnya. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan
bahwa, daerah yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar. Dengan
kekerasan batuan relatif sama (uniform) sehingga air permukaan (run off) dapat
berkembang secara luas, yang akhirnya akan membentuk pola aliran sungai (river
channels) yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment area).
Struktur rawa yang ada di Kota Palembang juga dipengaruhi oleh pasang surut
Sungai Musi dan sungai-sungai lain yang bermuara di Sungai Musi. Satuan
geomorfik rawa pada umumnya dicirikan oleh terbentuknya cekungan yang lebih
luas, dengan kedalaman relatif dangkal, genangan air yang relatif stagnant (yang
tergenang tidak mengalir, sepanjang masa), dan bahkan di beberapa lokasi dijumpai
pula area rawa yang telah kering atau tak berair kecuali di musim hujan. Satuan
geomorfik rawa banyak mendominasi terutama kawasan Barat, kawasan Timur,
daerah Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II Kota Palembang. Pada satuan ini
dijumpai pula beberapa cekungan yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan
beberapa daerah di sekitarnya, dan bentuk bentang alamnya ini merupakan
perairan yang ditumbuhi oleh gulma, yang lazim disebut dengan “lebak”. Daerah ini
dikenal dengan daerah tangkapan air yang banyak digunakan untuk kolam retensi
banjir yaitu di Kecamatan Ilir Barat I, Kambang Iwak Talang Semut di Kecamatan Ilir
Timur I, kolam retensi Rumah Sakit Siti Khodijah, kolam retensi depan Kapolda dan
kolam retensi Kenten di Kecamatan Ilir Timur II.
2.1.4 Klimatologi
Musim yang terdapat di Kota Palembang sama seperti umumnya yang terjadi
di Indonesia. Di Indonesia, hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan
penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim
kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin yang
banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga
terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah
melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember.
Tabel 2.1
Rata-Rata Suhu Udara di Kota Palembang Tahun 2010
0 0
No Bulan Minimum ( C) Maksimum ( C) Rata-Rata
1. Januari 22,0 34,0 26,6
2. Februari 23,1 34,4 27,1
3. Maret 23,2 34,4 27,4
4. April 22,7 35,2 28,1
5. Mei 24,0 35,7 28,5
6. Juni 22,8 34,7 27,5
7. Juli 22,8 34,4 27,3
8. Agustus 22,2 34,4 27,3
9. September 22,3 34,6 27,0
10. Oktober 22,5 34,8 27,7
11. Nopember 22,4 34,2 27,3
12. Desember 21,0 34,6 26,7
Sumber : Palembang Dalam Angka, 2011.
Tabel 2.2
Keadaan Cuaca di Kota Palembang Tahun 2010
Rata-Rata
Kelembaban Curah
No Bulan Kecepatan Angin
Udara Rata2 (%) Hujan (mm)
(km/jam)
1. Januari 86 251,2 3
2. Februari 88 324,9 2
Rata-Rata
Kelembaban Curah
No Bulan Kecepatan Angin
Udara Rata2 (%) Hujan (mm)
(km/jam)
3. Maret 87 541,7 2
4. April 85 420,3 2
5. Mei 86 242,9 2
6. Juni 86 171,4 2
7. Juli 85 91,1 3
8. Agustus 85 193,8 3
9. September 88 370,7 2
10. Oktober 84 336,3 2
11. Nopember 86 520,3 2
12. Desember 86 249,1 2
2
Rata 86,0 309,48 2,25
2009 82,25 199,07 2,83
2008 84,8 223,8 3,0
2007 83,5 197,1 2,98
2006 84 294 3,0
2005 87 209 6,46
2004 83 219 3,75
2003 85 226 2,41
2002 79 145 3,74
2001 83 223 2,78
Sumber : Palembang Dalam Angka (PDA) beberapa tahun terbitan, PDA Tahun 2011
2.2 Administratif
kecamatan yang memiliki luasan paling kecil adalah Kecamatan Ilir Barat II, yaitu
6.220 ha atau 1,55% dari total luas Kota Palembang (Lihat tabel 2.3)
Tabel 2.3
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi Kota Palembang
Luas Persentase
Jumlah Jumlah
Kecamatan Daerah thd Luas Jumlah RT
2 Kelurahan RW
(Km ) Palembang
1 Ilir Barat II 6,22 1,55 7 51 208
2 Gandus 68,78 17,17 5 35 163
3 Seberang Ulu I 17,44 4,35 10 98 450
4 Kertapati 42,56 10,62 6 51 265
5 Seberang Ulu II 10,69 2,67 7 57 254
6 Plaju 15,17 3,79 7 66 218
7 Ilir Barat I 19,77 4,93 6 67 297
8 Bukit Kecil 9,92 2,48 6 39 196
9 Ilir Timur I 6,50 1,62 11 66 264
10 Kemuning 9,00 2,25 6 51 201
11 Ilir Timur II 25,58 6,39 12 89 364
12 Kalidoni 27,92 6,97 5 41 226
13 Sako 18,04 4,50 4 71 249
14 Sematang Borang 36,98 12,85 4 23 108
15 Sukarami 51,46 9,23 7 68 347
16 Alang2 Lebar 34,58 8,63 4 49 208
Jumlah 400,61 100,00 107 922 4.108
Sumber: Palembang Dalam Angka 2011, BPS
2.3. Kependudukan
2.3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk dan Penyebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang pada pertengahan tahun 2009 adalah sebesar
1.438.938 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,55% dibandingkan dengan tahun
2008. Sebaran jumlah penduduk Kota Palembang menurut kecamatan dan laju
pertumbuhan rata-rata selama periode tahun 2004-2009 dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk
Kota Palembang Tahun 2005 – 2010
Jumlah Penduduk (jiwa) Rata2
No Kecamatan Pertum-
2005 2006 2007 2008 2009 2010 buhan
1. Ilir Barat II 63.264 64.708 65.923 66.966 68.004 63.959 0,27
2. Gandus 50.078 51.182 52.125 52.973 53.795 57.221 2,72
3. Seberang Ulu I 149.135 152.607 155.521 157.933 160.390 162.744 1,76
4. Kertapati 77.978 79.736 81.225 82.520 83.803 80.226 0,60
5. Seberang Ulu II 86.889 88.833 90.482 91.933 93.237 92.276 1,22
6. Plaju 80.749 82.581 84.129 85.464 86.794 79.096 -0,32
7. Ilir Barat I 112.099 114.668 116.833 118.671 120.517 124.657 2,15
8. Bukit Kecil 46.789 47.850 48.748 49.522 50.292 43.811 -1,12
9. Ilir Timur I 78.674 80.599 82.191 83.409 84.701 69.406 -2,12
10. Kemuning 83.423 85.351 86.973 88.331 89.707 82.661 -0,10
11. Ilir Timur II 160.818 164.449 167.522 170.192 172.836 159.152 -0,13
12. Kalidoni 89.617 91.596 93.281 94.795 96.266 99.738 2,17
13. Sako 92.214 94.251 95.986 72.396 73.519 82.661 -1,31
14. Sematang Borang*) - - - 25.148 25.538 32.207 5,53
15. Sukarami 167.066 170.828 174.015 104.700 106.327 139.098 -0,67
16. Alang2 Lebar*) - - - 72.094 73.212 86.371 3,9
TOTAL 1.312.551 1.338.793 1.369.239 1.394.954 1.417.047 1.455.284 18,51
Sumber: PDA 2006, PDA 2007, PDA 2008, PDA 2009, PDA 2010, untuk 2009 data diambil dari Data Dasar
Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010
Ket:*) Kecamatan baru terbentuk pada bulan Juli 2007 (setelah pemekaran)
Pt q Pt (1 r )q .......................................................... 2.1
dimana,
Pt+q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q)
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
r = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun
q = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar
Tabel 2.5
Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Palembang
Tahun
No Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015
1 Alang-Alang Lebar 86.157 91.429 97.024 102.962 109.263
2 Bukit Kecil 52.033 52.926 53.835 54.759 55.698
3 Gandus 55.684 56.653 57.638 58.641 59.662
4 Ilir Barat I 125.466 128.015 130.617 133.272 135.980
5 Ilir Barat II 70.223 71.501 72.803 74.129 75.478
6 Ilir Timur I 88.013 89.717 91.455 93.225 95.031
Tahun
No Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015
7 Ilir Timur II 176.020 179.262 182.564 185.926 189.351
8 Kalidoni 98.010 99.786 101.593 103.434 105.308
9 Kemuning 91.383 93.091 94.830 96.602 98.407
10 Kertapati 85.411 87.049 88.719 90.421 92.156
11 Plaju 88.534 90.309 92.119 93.966 95.849
12 Sako 74.674 75.846 77.038 78.248 79.476
13 Seberang Ulu I 163.549 166.770 170.054 173.404 176.819
14 Seberang Ulu II 95.071 96.940 98.847 100.791 102.773
15 Sematang Borang 25.934 26.336 26.745 27.159 27.581
16 Sukarami 116.237 119.532 122.920 126.404 129.987
PALEMBANG 1.480.171 1.512.495 1.545.671 1.579.727 1.614.695
Sumber Hasil Analisis
Dari hasil proyeksi ini dapat diamati bahwa penduduk Kota Palembang
mempunyai jumlah penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan
mempunyai jumlah penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini
dapat dimengerti karena beberapa kecamatan tersebut mempunyai tingkat mobilitas
yang tinggi seperti perdagangan dan jasa, pemerintahan atau karena kelengkapan
fasilitas baik pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lain-lain. Tapi pada beberapa
kecamatan lain menunjukan pertumbuhan penduduk yang kurang tinggi, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangannya fasilitas atau kondisi alam yang
kurang mendukung (daerah banjir, jenis tanah dengan porositas yang tinggi) sehingga
sebagian penduduk lebih memilih tempat tinggal yang mempunyai kelengkapan
fasilitas guna mendukung aktifitasnya.
Kota Palembang mempunyai luas wilayah 400,61 km2 dengan jumlah penduduk
1.438.938 jiwa yang berarti tiap km2 dihuni oleh 3.592 jiwa penduduk. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana angka kepadatan penduduk adalah
3.537 jiwa tiap km2, maka telah terjadi peningkatan kepadatan penduduk.
Gambar 2.2
Perbandingan Kepadatan Penduduk dari Tahun ke Tahun di Kota Palembang
Tabel 2.6
Perkembangan Data Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006 - 2010
Luas Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
No Kecamatan Daerah Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
2
(Km ) Penduduk
2 2
(jiwa/Km ) Penduduk (jiwa/Km ) Penduduk
2
(jiwa/Km ) Penduduk
2
(jiwa/Km ) Penduduk
2
(jiwa/Km )
1. Ilir Barat II 6,22 64.708 10.403,22 65.923 10.598,55 66.966 10.171,06 66.966 10.766,24 63.959 10.282,80
2. Gandus 68,78 51.182 744,14 52.125 757,85 50.078 728,09 52.973 770,18 57.221 831,94
3. SU I 17,44 152.607 8.750,40 155.521 8.917,49 149.135 8.551,32 157.933 9.055,79 162.744 9.331,65
4. Kertapati 42,56 79.736 1.873,50 81.225 1.908,48 77.978 1.832,19 82.520 1.938,91 80.226 1.885,01
5. SU II 10,69 88.833 8.309,92 90.482 8.464,17 86.889 8.128,06 91.933 8.599,91 92.276 8.631,99
6. Plaju 15,17 82.581 5.443,70 84.129 5.545,75 80.749 5.322,94 85.464 5.633,75 79.096 5.213,97
7. Ilir Barat I 19,77 114.668 5.800,10 116.833 5.909,61 112.099 5.670,16 118.671 6.002,58 124.657 6.305,36
8. Bukit Kecil 9,92 47.850 4.823,59 48.748 4.914,11 46.789 4.716,63 49.522 4.992,14 43.811 4.416,43
9. Ilir Timur I 6,50 80.599 12.399,85 82.191 12.644,77 78.674 12.103,69 83.409 12.832,15 69.406 10.677,85
10. Kemuning 9,00 85.351 9.483,44 86.973 9.663,67 83.423 9.269,22 88.331 9.814,56 82.661 9.184,56
11. Ilir Timur II 25,58 164.449 6.428,81 167.522 6.548,94 160.818 6.286,86 170.192 6.653,32 159.152 6.221,74
12. Kalidoni 27,92 91.596 3.280,66 93.281 3.341,01 89.617 3.209,78 94.795 3.395,24 99.738 3.572,28
13. Sako 18,04 94.251 5.224,56 95.986 5.320,73 92.214 5.111,64 72.396 4.013,08 82.661 4.582,10
14. Smt Borang 51,46 - - - - - - 25.148 488,70 32.207 625,88
15. Sukarami 36,98 170.828 4.619,47 174.015 4.705,65 167.066 4.517,74 104.700 2.831,26 139.098 3.761,44
16. Alang Lebar 34,58 - - - - - - 72.094 2.084,79 86.371 2.497,64
TOTAL 400,61 1.369.239 3.417,89 1.394.954 3.482,07 1.417.047 1.338.793 3.341,89 3.537,22 1.455.284 3.632,67
Sumber ; Palembang Dalam Angka Tahun 2006-2011
Tabel 2.7
Sebaran Jumlah Penduduk Kota Palembang Dirinci Per Desa/Kelurahan
Kepadatan Hunian Rumah merupakan salah satu ketentuan dari rumah sehat,
selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara, kelembaban, sanitasi
lingkungan rumah, dan sebagainya. Rumah yang terlalu padat penghuninya
menyebabkan semakin mudahnya penularan penyakit diantara penghuni rumah
tersebut dan juga mengurangi privacy penghuni rumah, serta timbulnya perasaan
kurang nyaman.
Untuk Kota Palembang angka kepadatan hunian rumah adalah 4,4 yang berarti
bahwa setiap rumah dihuni oleh 4 orang. Angka tersebut sudah termasuk angka ideal.
(sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010).
Selanjutnya pada Tabel 2.8 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar merupakan usia
20-24 tahun yaitu 154.372 jiwa penduduk, terdiri dari 76.467 jiwa penduduk laki-laki
dan 77.905 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64) berjumlah 792.874
jiwa menanggung sebanyak 323.695 jiwa penduduk bukan usia produktif dengan kata
lain angka beban ketergantungan di Kota ini pada tahun 2010 sekitar 2,45 atau satu
orang penduduk berusia produktif menanggung dua orang usia non produktif.
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kota Palembang pada Pertengahan Tahun 2010
Penduduk
Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
0–4 70.952 66.648 137.600
5–9 70.400 65.715 136.115
10 – 14 66.996 63.257 130.253
15 – 19 69.833 71.888 141.721
20 – 24 76.467 77.905 154.372
25 – 29 71.741 69.829 141.570
30 – 34 60.728 58.830 119.558
35 – 39 52.249 53.264 105.513
40 – 44 46.770 48.895 95.665
45 – 49 40.589 42.831 83.420
50 – 54 35.807 35.578 71.385
55 – 59 26.636 24.353 50.989
60 – 64 14.967 16.205 31.172
65 – 69 10.787 12.272 23.059
70 – 74 7.145 9.198 16.343
75+ 6.229 10.320 16.549
Jumlah 728.296 726.988 1.455.284
Sumber: Palembang Dalam Angka 2011
Angka sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan pada suatu daerah. Pada tahun 2010, angka sex ratio (Rasio
jenis kelamin) Kota Palembang adalah sebesar 100,18% yang berarti bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
Untuk wilayah kecamatan, rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di Kecamatan
Gandus sebesar 103,38%, sedangkan rasio terendah ada di Kecamatan Ilir Timur I
dengan angka rasio sebesar 94,39%. Rasio jenis kelamin di Kota Palembang dapat
dilihat pada komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tabel 2.9.
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2010
Jumlah Penduduk
No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Ilir Barat II 32.191 31.768 63.959 101,33
2 Gandus 29.086 28.135 57.221 103,38
3 Seberang Ulu I 81.669 81.075 162.744 100,73
4 Kertapati 40.494 39.732 80.226 101,92
5 Seberang Ulu II 46.245 46.031 92.276 100,46
6 Plaju 39.855 39.241 79.096 101,56
7 Ilir Barat I 62.655 62.002 124.657 101,05
8 Bukit Kecil 22.004 21.807 43.811 100,90
9 Ilir Timur I 33.702 35.704 69.406 94,39
10 Kemuning 40.782 41.879 82.661 97,38
11 Ilir Timur II 79.407 79.745 159.152 99,58
12 Kalidoni 49.914 49.824 99.738 100,18
13 Sako 41.386 41.275 82.661 100,27
14 Sematang Borang 16.246 15.961 32.207 101,79
15 Sukarami 69.585 69.513 139.098 100,10
16 Alang-alang Lebar 43.075 43.296 86.371 99,49
TOTAL 728.296 726.988 1.455.284 100,18
Sumber: Palembang Dalam Angka 2011
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan
Luas Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)
No Kecamatan Kelurahan Daerah
(Ha) Laki-Laki Perempuan Sex Ratio
1 Ilir Timur I 650,00 33.702 35.704 94,39
18 Ilir 16,00 1.037 1.095 94,70
16 Ilir 24,00 641 649 98,77
13 Ilir 8,20 1.836 1.775 103,44
14 Ilir 8,70 1.961 1.949 100,62
2.4. Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Kota Palembang, baik negeri maupun swasta
pada tahun 2010/2011 antara lain 285 sekolah Taman Kanak-kanak (TK), 448 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 357 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), sebanyak 130 Sekolah Menengah Umum/Madrasah Aliyah
(SMU/MA) dan 54 Sekolah Menengah Kejuruan. Sarana untuk masing-masing
tingkatan sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta, digunakan oleh sejumlah murid
yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun. Selama tahun 2010/2011
terdapat murid TK sebanyak 15.510, murid SD/MI sebanyak 180.864 dan murid
SMP/MTs sebanyak 78.431, murid SMU/MA sebanyak 63.251 sedangkan murid SMK
berjumlah 24.463.
Sementara tenaga guru yang tersedia pada tahun 2010/2011 pada masing-
masing sekolah adalah Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 1.510 orang, SD/MI
sebanyak 9.135 orang, SMP/MTs sebanyak 5.531 orang, SMU/MA sebanyak 3.875
orang guru, serta guru SMK sebanyak 1.343.
Tabel 2.11
Sarana Pendidikan di Kota Palembang Tahun 2010
Jumlah Rasio Murid
No Tingkat Pendidikan
Sekolah Murid Guru : Guru
1 TK 285 15.510 1,510 10,27
2 SD/MI 448 180.864 9.135 19,80
3 SMP/MTs 357 78.431 5.531 14,18
4 SMU/MA 130 63.251 3.875 16,32
5 Kejuruan (SMK) 54 24.463 1.343 18,22
Sumber: Palembang Dalam Angka 2011
Tingkat pendidikan penduduk, dalam hal ini adalah angka melek huruf, masih
dipakai sebagai indikator tingkat kesejahteraan keluarga dalam kaitannya dengan
kemampuan keluarga dalam meningkatkan penghasilannya. Untuk Kota Palembang,
pada tahun 2008 Angka Melek Huruf mencapai 105,36%. Angka Partisipasi Kasar untuk
jenjang pendidikan SD/MI tahun 2008 yaitu 106,18%, untuk tingkat SMP/MTs sebesar
103,03% dan untuk tingkat SMA/MA sebesar 94,21%.
Menurut data dari Disdikpora Kota Palembang Tahun 2008, jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan yang tidak pernah sekolah berjumlah 282.698 orang;
sedangkan yang tidak/belum tamat SD berjumlah 161.804 orang, yang tamat SD
berjumlah 154.505 orang, SLTP 208.649 orang, SLTA 181.344 orang, diploma 53.455
orang, yang tamat perguruan tinggi 27.214 orang.
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Prempuan Berusia 10 Tahun Keatas
Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tahun 2010
2.5. Kesehatan
Masyarakat Kota Palembang terbentuk dari beberapa suku asli dan para
pendatang, dengan kondisi seperti ini, di dalam menjalani kehidupan bermasyarakat,
selama ini tidak terjadi konflik yang serius dan menyebar seperti yang terjadi di
daerah-daerah lain di tanah air. Hal ini disebabkan tingginya rasa saling menghargai
dan menghormati satu sama lainnya. kondisi seperti ini modal dalam menciptakan
iklim yang kondusif bagi kegiatan pembangunan.
Sebagai kota maritim sejak zaman Sriwijaya dan sebagai ibukota provinsi, Kota
Palembang sejak dulu telah menjadi melting pot berbagai suku atau etnis dari manca
negara maupun dari dalam negeri sendiri, seperti Tionghoa (China), India, Arab (Timur
Tengah), Hindustan (India dan Pakistan), Jawa, Sunda, Padang, Bugis, Batak, Melayu;
dan suku-suku yang asli dari Sumatera Selatan seperti suku Palembang, Ogan,
Komering, Semendo, Pasemah, Gumay, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayuagung,
Ranau, Kisam, Panesak, dan lain-lain.
Warga asli Palembang yang sering dikenal dengan istilah 'Wong Palembang'
mayoritas beragama Islam. Bahasa pengantar yang banyak dipergunakan antar suku
yaitu Bahasa Palembang yang berakar dari bahasa Melayu. Rumah adat Palembang
adalah rumah Limas, yang mengandung pengertian lima emas, ”Di mana emas
pertama hingga emas kelima merupakan simbol norma-norma masyarakat, yaitu
keanggunan dan kebenaran, rukun damai, sopan santun, aman sentosa, serta makmur
dan sejahtera.”
Kelurahan Bukit Lama yaitu sebanyak 20 langgar diikuti Kelurahan 2 Ilir sebanyak 19
langgar.
Jumlah Gereja di Kota Palembang sebanyak 51 gereja, jumlah ini paling banyak
terletak di wilayah Kelurahan 8 Ilir yaitu sebanyak 4 gereja. Sedangkan jumlah pura
sebanyak 23 pura, jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Kelurahan Duku yaitu
sebanyak 6 pura diikuti Kelurahan Kepandenan Baru dan Kelurahan 5 Ilir masing-
masing sebanyak 3 pura. Jumlah kelenteng/Vihara sebanyak 55 kelenteng, jumlah ini
paling banyak terletak di wilayah Kelurahan Lorok Pakjo yaitu sebanyak 8 kelenteng
dan diikuti Kelurahan Duku sebanyak 6 kelenteng.
Tabel 2.13
Jumlah Masyarakat Miskin di Kota Palembang Tahun 2010
Jumlah
No Kecamatan Puskesmas
Penduduk Masyarakat Miskin
1 Ilir Barat II Makrayu 77.387 18.144
Jumlah
No Kecamatan Puskesmas
Penduduk Masyarakat Miskin
Boom Baru 17.872 11.465
Kenten 39.609 17.978
Sabo Kingking 61.666 30.621
2.7. Perekonomian
2.7.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,38%. Sementara sektor pertambangan dan
penggalian merupakan sektor yang tidak memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi Kota Palembang, mengingat sektor tersebut tidak berpotensi di
Kota Palembang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai nilai PDRB dan laju
pertumbuhan ekonomi Kota Palembang atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk
periode tahun 2006-2010 dan, dapat dilihat pada tabel 2.14 dan 2.15.
Tabel 2.14
Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang Menurut Lapangan Usaha
(Atas Dasar Harga Konstan 2000)
Tahun 2006 – 2010
PDRB (ADHK 2000)
Lapangan Usaha
2006 2007 2008 2009 2010
1. Pertanian 110.439 116.094 120.337 124.093 126.951
2. Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0
3. Industri Pengolahan 5.485.441 5.734.651 5.963.705 6.203.585 6.479.068
a. Industri Migas 1.907.981 1.876.308 1.907.981 1.908.152
b. Industri tanpa Migas 3.577.460 3.858.343 4.055.724 4.570.916
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 204.440 217.441 228.040 236.099 250.795
a. Listrik 162.392 171.923 178.448 196.048
b. Gas 7.969 8.665 9.522 10.520
c. Air Bersih 34.079 36.853 40.070 44.227
5. Bangunan 1.080.857 1.172.161 1.247.949 1.336.865 1.444.163
6. Perdagangan, Hotel &Restoran 2.795.938 3.022.420 3.276.507 3.367.981 3.592.542
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.741.812 1.952.723 2.195.547 2.479.961 2.751.036
8. Keuangan, Persewaan & Perusahaan 920.101 1.001.097 1.068.962 1.160.568 1.250.981
9. Jasa-jasa 1.434.767 1.539.369 1.659.064 2.033.752 2.157.818
PDRB dengan Migas 12.226.258 13.087.898 13.998.092 16.942.904 18.053.454
PDRB Tanpa Migas 10.263.311 11.151.255 12.090.111 15.044.463 16.145.302
Sumber : Indikator Ekonomi Kota Palembang Tahun 2010
Tabel 2.15
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang
Tahun 2006 – 2010
Pertumbuhan Rata-
No Sektor Ekonomi
2006 2007 2008 2009 2010 Rata
Kedua sektor tersebut hingga tahun 2008 masih memegang peranan yang besar
dalam pembentukan total PDRB di sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kota
Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Kota Palembang masih
menggantungkan perekonomiannya pada sektor industri pengolahan serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Namun dalam memperkuat perkembangan ekonomi
Kota Palembang kedua sektor tersebut ditunjang pula oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi dan sektor jasa-jasa. Bila dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing
sektor ekonomi dalam membentuk PDRB, maka Kota Palembang bertumpu pada
empat sektor ekonomi, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Keempat
sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDRB rata-rata di atas 80% tiap tahunnya,
baik dengan migas maupun tanpa migas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
2.16.
Tabel 2.16
Distribusi Persentase PDRB Kota Palembang Dengan Migas
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008
LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006r) 2007*) 2008**)
1. PERTANIAN 0,91 0,83 0,79 0,77 0,75
a. Tanaman Bahan Makanan 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15
b. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,38 0,37 0,36 0,35 0,35
d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
e. Perikanan 0,34 0,27 0,26 0,26 0,24
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006r) 2007*) 2008**)
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,42 1,43 1,46 1,47 1,42
a. Listrik 1,11 1,13 1,16 1,15 1,11
b. Gas 0,05 0,06 0,06 0,06 0,06
c. Air Bersih 0,26 0,24 0,24 0,25 0,25
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa berdasarkan struktur ekonomi yang
ditinjau dari peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB, selama 5 (lima)
tahun terakhir (2004-2008) dapat diketahui bahwa peranan sektor primer sangat kecil
dan cenderung tetap. Peranan sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan
sektor pertambangan dan penggalian dalam pembentukan PDRB (ADHK 2000) dengan
migas pada tahun 2004 dan tahun 2008 masing-masing hanya sebesar 0,69% dan
0,50%. Sedangkan, sektor sekunder yang meliputi kegiatan industri pengolahan, listrik,
gas dan air bersih serta sektor bangunan adalah sebesar 54,99% (tahun 2004) dan
meningkat menjadi 58,79% (tahun 2008). Selanjutnya peranan sektor tersier yang
terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa adalah
sebesar 44,32% (tahun 2004) dan 40,71% (tahun 2008), atau mengalami penurunan
sebesar 3,61% selama kurun waktu 5 tahun.
Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Palembang yang terpilih melalui pilkada
langsung Kota Palembang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Palembang
sampai dengan tahun 2013, adalah: “Palembang Kota Internasional, Sejahtera dan
Berbudaya 2013”
Untuk mewujudkan visi Kota Palembang tersebut, disusun misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, bermoral,
berbudaya serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kesejahteraan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana perkotaan sesuai rencana tata ruang yang
berkelanjutan
4. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui peningkatan jejaring kerja
antar daerah baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Melanjutkan reformasi birokrasi baik secara kultural maupun struktural untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
serasi dan seimbang, sesuai dengan kebutuhan pembangunan berbasis sumber daya
alam dan kemampuan daya dukung wilayah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang, pada dasarnya berfungsi sebagai
matra ruang dalam rencana strategis dan program pembangunan Kota Palembang.
Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada
tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis yang menyebutkan bahwa titik berat pembangunan wilayah Kota
Palembang dalam jangka panjang adalah dalam bidang ekonomi dengan sasaran
utama menciptakan struktur perekonomian daerah yang seimbang antar sektor
perdagangan dan jasa, industri dengan sektor-sektor lainnya serta menciptakan
struktur ruang yang mendukung perkembangan ekonomi kota secara keseluruhan.
Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kota Palembang tercakup dalam
rencana sistem pusat-pusat pelayanan sebagai berikut:
Wilayah Pengembangan (WP) ini secara konsepsual akan menjadi pusat fungsi
pelayanan bagi kawasan sekitarnya yang cenderung mempunyai hirarki di bawah WP
yaitu Unit Development (UD). Perkembangan Kota tidak langsung menyatu dengan
pusat kota, tetapi cenderung akan membentuk satelit pada tiap WP. Lama-kelamaan
WP yang terpisah-pisah berdasarkan fungsinya akan dapat menyatu dan membentuk
Kota yang lebih besar dan kompak.
Gambar 2.3
Konsep Skematik Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) dan Unit Development
Sebagai dasar dalam penyusunan struktur ruang, wilayah Kota Palembang akan
dibagi dalam perwilayahan pembangunan yang didasarkan pada :
1. Luasan wilayah Kota Palembang, sehingga dalam pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang dapat efisien dan efektif;
1) Wilayah Pembangunan (WP) Pusat Kota sebagai Pusat Pelayanan Kota dan
diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:
Kawasan Central Businsess District/CBD
Kawasan pusat perkantoran
Kawasan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Palembang skala
regional (Nasional dan Internasional)
Kawasan pusat kegiatan pariwisata
Kawasan kegiatan pendidikan
Kawasan permukiman dengan intensitas tinggi dan mengarah pada
bangunan vertikal
2) Wilayah Pembangunan (WP) Alang-alang Lebar sebagai Sub Pusat Pelayanan
Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:
Kawasan pengembangan permukiman terutama permukiman dan
perumahan skala besar.
Kawasan perdagangan dan jasa skala kota dan regional
3) Wilayah Pembangunan (WP) Sukarami sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan
diarahkan agar berfungsi utama sebagai:
Kawasan perdagangandan jasa skala kota dan regional.
Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman
Kawasan khusus bandara.
Kawasan khusus militer (TNA AU)
Kawasan permukiman
Kawasan pariwisata
9) Wilayah Pembangunan (WP) Sako sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota
Kawasan perumahan dan permukiman
Kawasan pengembangan pertanian
Kawasan perdagangan dan jasa
Gambar 2.4
Konsep Skematik Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)
Tabel 2.17
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)
KELURAHAN
NO WP KECAMATAN LUAS (Ha) FUNGSI UTAMA
NO NAMA KELURAHAN
1 Pusat Kota 1 Karang Jaya Gandus 208,28 1. Central Business District (CBD)
(56 Kelurahan) 2 Karang Anyar Gandus 257,31
2. Pariwisata
3 36 Ilir Gandus 61,63
3. Perdagangan dan Jasa
4 27 Ilir Ilir Barat II 9,78
4. Permukiman
5 28 Ilir Ilir Barat II 17,48
5. Perkantoran
6 29 Ilir Ilir Barat II 29,78
6. Pendidikan
7 30 Ilir Ilir Barat II 133,17
8 32 Ilir Ilir Barat II 76,42
9 35 Ilir Ilir Barat II 94,37
KELURAHAN
NO WP KECAMATAN LUAS (Ha) FUNGSI UTAMA
NO NAMA KELURAHAN
KELURAHAN
NO WP KECAMATAN LUAS (Ha) FUNGSI UTAMA
NO NAMA KELURAHAN
(6 Kelurahan) 2 Karya Baru Alang-Alang Lebar 702,97 2. Perdagangan dan jasa skala kota dan
regional
3 Talang Kelapa Alang-Alang Lebar 944,93
4 Alang-Alang Lebar Alang-Alang Lebar 686,22
KELURAHAN
NO WP KECAMATAN LUAS (Ha) FUNGSI UTAMA
NO NAMA KELURAHAN
KELURAHAN
NO WP KECAMATAN LUAS (Ha) FUNGSI UTAMA
NO NAMA KELURAHAN