PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Tujuan Traksi
C. Jenis-jenis traksi
1. Traksi Kulit
Traksi kulit adalah daya penariknya bekerja melalui jaringan lunak disekitar
gabungan tulang dengan mempergunakan perban atau sponge (seperti traktion bang),
dinginkan untuk mempertahankan lokasi yang telah dikoreksi. Jenis traksi kulit
menentukan bahan yang dipakai adalah penarikan dengan perban, penarikan sponge,
penarikan glison, dan penarikan pelvis.
3
4
boleh melebihi toleransi kulit tidak lebih dari 2-3 kg. Traksi pelvis umumnya 4,5 – 9
kg, tergantung berat badan klien (Smeltzer, 2002).
Menurut Sjumsudihajat (1997), beban tarikan pada traksi kulit tidak kulit tidak
boleh melebihi 5 kg, karena bila beban berlebih kulit dapat mengalami nekrosis akibat
tarikan yang terjadi karena iskemia kulit. Pada kulit yang tipis, beban yang
diberikan bahkan lebih kecil lagi dan pada orang tua tidak boleh dilakukan traksi
kulit. Traksi kulit banyak dipasang pada anak-anak karena traksi skelet pada anak
dapat merusak cakram epifisis. Jadi beratnya beban traksi kulit antara 2 – 5 kg.
Lama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skelet bergantung pada tujuan
traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya beberapa hari, sedangakan
traksi untuk reposisi beserta imobilisasi lamanya sesuai dengan nama terjadinya kalus
fibrosa. Setelah terjadi kalus fibrosa ektremitas diimobilisasi dengan gips. Traksi kulit
ependikuler(hanya pada ekstremitas) digunakan pada orang dewasa termasuk traksi
ekstensi Buck, traksi Russel, dan traksi Dunlop.
Traksi Buck, ekstensi Buck (unilateral atau bilateral) adalah bentuk traksi kulit
dimana tarikan pada suatu bidang bila hanya imobilisasi parsial atau temporal yang
diinginkan. Traksi Buck digunakan untuk memberikan rasa nyaman setelah cedera
pinggul sebelum dilakukan fiksasi bedah. Sebelumnya inspeksi kulit dari adanya
abrasi dan gangguan peredaran darah. Kulit dan peredaran darah harus dalam keadaan
sehat agar dapat menoleransi traksi. Kulit harus bersih dan kering sebelum boot spon
atau pita traksi dipasang.
Traksi Russel, traksi russel dapat digunakan untuk fraktur pada plato tibia,
menyokong yang fleksi pada penggantung dan memberikan gaya tarikan horizontal
melalui traksi dan balutan elaktis ke tungkai bawah. Bila perlu tungkai dapat di
sanggah dengan bantal agar lutut benar-benar fleksi dan menghindari dari tekanan
pada tumit.
Traksi Dunlop, adalah traksi yang digunakan pada ekstremitas atas. Traksi
horizontal digunakan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertikal diberikan
pada lengan bawah dalam posisi fleksi. Untuk menjamin traksi kulit tetap efektif,
harus dihindari adanya lipatan dan lepasnya balutan traksi dan kontraksi harus tetap
terjaga. Posisi yang benar harus tetap dipertahankan agar tungkai atau lengan tetap
5
dalam posisi netral. Untuk mencegah pergerakan fragmen tulang satu sama lain, klien
dilarang memirigkan badan namun hanya boleh sedikit bergeser. Traksi kulit dapat
menimbulkan masalah resiko, seperti kerusakan kulit, tekanan saraf, dan kerusakan
sirkulasi.
Traksi Bryant ini sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami
patah tulang paha. Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak yang berat
badannya lebih dari 30 kg. kalau batas ini dilampaui maka kulit dapat mengalami
kerusakan berat.
Traksi kulit dapat mengakibatkan iritasi kulit. Kulit yang sensitive dan rapuh
pada lansia harus diidentifikasi pada pengkajian awal. Reaksi kulit yang berhubungan
langsung dengan plester dan spon harus dipantau ketat. Traksi kulit harus dipasang
dengan kuat agar kontak dengan plester dan spon tetap erat. Gaya geseran pada kulit
harus dicegah. Plester traksi harus dipalpasi setiap hari untuk mengetahui adanya nyeri
tekan. Pada ekstremitas bawah, tumit, dan tendo Achilles harus diinspeksi beberapa
kali sehari.
Boot spon harus diangkat untuk melakukan inspeksi tiga kali sehari. Perlu bantuan
perawat lain untuk menyangga ekstermitas selama inspeksi. Lakukan perawatan
punggung minimal tiap dua jam untuk mencegah ulkus dekubitus. Gunakan kasur
udara, busa densitas padat untuk meminimalkan terjadinya ulkus kulit.
Lakukan perawatan ekstremitas bawah untuk mencegah penekanan saraf proneus pada
titik ketika melintasi sekitar leher fibula tepat dibawah lutut. Tekanan itu dapat
menyebabkan footdrop. Klien ditanya tentang sensasi perabaannya, minta klien untuk
menggerakkan jari dan kakinya. Kelemahan dorsofleksi menunjukkan fungsi saraf
proneus communis. Plantar fleksi menunjukkan fungsi saraf tibialis.
Bila traksi kulit dipasang dilengan, daerah sekitar siku dimana saraf ulnaris
berada tidak boleh dibalut terlalu kuat. Fungsi saraf ulnaris dapat dikaji dengan
abduksi aktif jari kelingking dan sensasi rabaan pada sisi ulnar jari kelingking.
Selain resiko komplikasi kerusakan kulit dan tekanan saraf diatas, kerusakan sirkulasi
juga harus mendapat perhatian. Setelah traksi kulit terpasang, kaki atau tangan
diinspeksi dari adanya gangguan peredaran darah dalam beberapa menit hingga 1 –
2 jam. Denyut perifer dan warna, mengisian kapiler, serta suhu jari tangan atau jari
kaki harus dikaji. Kaji adanya seri tekan pada betis dan adanya tanda human positif
6
yang merupakan tanda adanya trombosis vena dalam. Anjurkan klien untuk
melakukan latihan tangan dan kaki setiap jam.
2. Traksi Skeletal
Metode ini sering digunakan untuk menangani fraktur femur, tibia, humerus
dan tulang leher. Fraksi dipasang langsung ke tulang dengan menggunakan pin metal
atau kawat (misal Steinman’s pin, Kirchner wire) yang dimasukkan ke dalam tulang
disebelah distal garis fraktur, menghindari saraf, pembuluh darah otot, tendon, dan
sendi. Tong yang dipasang di kepala (misal Gardner Wells Tong) difraksi di kepala
untuk diberikan traksi yang mengimobilisasi.
Traksi skelet biasanya menggunakan beban 7 – 12 kg untuk mencapai efek
terapi. Beban yang di pasang biasanya harus dapat melawan daya pemendekan akibat
spasme otot yang cedera. Ketika otot rileks, deleks, beban traksi dapat dikurangi untuk
mencegah terjadinya dislokasi garis fraktur dan untuk mencapai pnyembuhan fraktur.
Mengutip pendapat Sjamsuhidajat (1997) bahwa beban traksi untuk reposisi tulang
femur dewasa biasanya 5 – 7 kg, pada dislokasi lama panggul bias sampai 15 – 20 kg.
Kadang-kadang fraksi skelet bersifat seimbang, yang menyokong ekstremitas
terkena, memungkinkan klien dapat bergerak sampai batas-batas tertentu, dan
memungkinkan kemandirian klien maupun asupan keperawatan, sementara traksi yang
efektif tetap di pertahankan. Beban Thomas dengan mengait pearsn sering di gunakan
bersama traksi skelet pada fraktur femur. Dapat pula digunakan dengan traksi kulit dan
apparatus suspense seimbang lainnya.
Untuk mempertahankan traksi teap efektif, pastikan tali tetap terletak dalam
alur roda pada katrol, tali tidak rusak, pemberat tetap bergantung dengan bebas, dan
simpul pada tali terikat erat. Evaluasi posisi klien, karena klien yang merosot ke bawah
dapat menyebabkan traksi tidak efektif. Beban tidak boleh diambil dari traksi skelet
kecuali jika terjadi keadaan yang membahayakan jiwa. Bila beban di ambil, tujuan
menggunakannya akan hilang dan dapat terjadi cedera.
Kesejajaran tubuh ke klien harus di jaga agar garis tarikannya efektif. Kaki di
posisikan sedemikian rupa sehingga dapat dicegah tejadinya footdrop (platar fleksi),
rotasi ke dalam (inversi). Kaki klien harus disanggah dalam posisi netral dengan alat
ortopedi.
Perlu di pasang pegangan di atas tempat tidur, agar klien mudah untuk
berpegangan. Alat itu sangat berguna untuk membantu klien bergarak dan defekasi di
7
tempat tidur, serta menaikkan pinggul dari tempat tidur untuk memudahkan perawatan
punggung. Lindungi tumit dan lakukan inspeksi, karena klien sering menggunakannya
sebagai penyangga, sehingga dapat menyebabkan cedera pada jaringan tersebut. Tempat
penusukan pin (luka) perlu dikaji. Lakukan inspeksi paling sedikit tiap 8 jam dari
adanya tanda inflamasi dan bukti adanya inspeksi.
Pada klien terpasang traksi perlu malakukan latihan, berguna untuk menjaga
kekuatan dan tonus otot, serta memperbaiki peredaran darah. Latihan dilakukan sesuai
kemampuan. Latihan aktif meliputi menarik pegangan di atas tempat tidur, fleksi dan
ekstensi kaki, latihan rentang gerak, dan menahan beban bagi sendi yang sehat.Pada
ekstremitas yang diimobilisasi, lakukan latihan isometrik. Untuk mempertahankan
kekuatan otot besar, lakukan latihan kuadrisep dan pengesetan gluteal.
Dorong klien untuk latihan fleksi dan ekstensi prgelangan kaki dan kontraksi
isometric otot-otot betis, sebanyak 10 kali setiap jam. Saat klien terjaga, dapat
mengurangi resiko thrombosis vena dalam.Dapat juga di berikan stoking elastis, alat
kompresi dan terapi anti koagulan untuk mencegah terbentuknya trombus.
Pengangkatan pin dapat dilakukan setelah sinar-X menunjukkan terbentuknya
kalus. Pin di potong sedekat mungkin dengan kulit dan di angkat oleh dokter kemudian
di pasang gibs atau bidai untuk melindungi tulang yang sedang proses penyembuhan.
Traksi skeletal :
Keuntungan :
a) Pemasangan mudah
Kerugian :
5. Traksi Manual
Traksi manual adalah traksi dapat dipasang dengan tangan , dan merupakan
traksi sementara yang bisa digunakan pada saat pemasangan gips.