(CASE REPORT)
Oleh:
Perceptor :
Kulit adalah organ tubuh paling luar, yang membatasi lingkungan luar tubuh, menutup
seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang berasal dari luar. Kulit dibagi menjadi
3 yaitu epidermis, dermis, subkutan. Penganiayaan adalah Setiap perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain, dimana
penganiaayaan dapat menyebabkan luka. Pada penganiayaan dapat terjadi luka pada kulit,
dimana luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
Kekerasan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu mekanik (kekerasan oleh benda
tajam, kekerasan oleh benda tumpul, dan tembakan senjata api), fisika (suhu, listrik dan
petir, perubahan tekanan udara, akustik, dan radiasi), dan kimia (asam atau basa kuat).
1. Memenuhi tugas dalam menjalani kepaniteraan klinik SMF ilmu kesehatan forensik
2. Melaporkan dan memahami kasus yang ditemukan pada kegiatan SMF ilmu kesehatan
Identitas Korban
Nama : An. MA
Pekerjaan : Pelajar
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Lampung
Riwayat Medis
Anamnesis
Korban datang dengan kesadaran penuh dengan menggunakan baju kaos berwana abu-abu
dengan list merah pada lehernya dan celana dasar berwarna putih. Korban mengatakan dalam
keadaan sadar telah ditendang pada bagian kepala dan dada oleh orang yang dikenal bernama
An.X berusia sekitar 15 tahun (teman sekelas korban). Setelah itu terjadilah perkelahian.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Senin, 5 Februari 2018, pukul 08.00 WIB. Kejadian
Pemeriksaan Fisik
Keadaan : Baik
Sikap : Kooperatif
TD : 110/70 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 24 x/menit
1. Pada daun telinga kiri bagian depan dan belakang terdapat luka memar disertai
bengkak dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas tegas, berwarna merah
2. Pada kepala sisi kiri, 12 cm dari GPD, 0,5 cm dari batas rambut, setinggi puncak
daun telinga, terdapat luka memar dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas
3. Pada leher depan ke arah kiri, 10 cm dari GPD, 7 cm dari rahang bawah, terdapat
luka memar dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas tegas, berwarna
4
4. Pada dada 3 cm dari GPD kearah kanan, setinggi tulang selangka, terdapat luka
memar dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas tegas, berwarna kemerahan
berukuran 2x2 cm
5. Pada dada 6 cm dari GPD kearah kanan, setinggi 14 cm dibawah puncak bahu,
terdapat luka memar dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas tegas,
6. Pada dada 8 cm dari GPD kearah kanan, setinggi 19 cm dibawah puncak bahu,
terdapat luka memar dengan bentuk tidak teratur, tepi tidak rata, batas tegas,
7. Pada dada, 4 cm dari GPD kearah kiri, setinggi 17 cm dibawah puncak bahu
terdapat luka memar dengan bentuk tidak teratur, batas tegas, tepi tidak rata,
8. Pada lengan kanan sisi depan, 19 cm diatas lipat siku, tepat pada garis pertengahan
lengan kearah dalam, terdapat luka memar dengan bentuk tidak teratur, batas tegas,
9. Pada lengan kiri sisi belakang, 3 cm dibawah siku, 1 cm dari garis pertengahan
lengan kearah dalam, terdapat luka lecet dengan bentuk tidak teratur, batas tegas,
tepi tidak rata dan luka memar dengan bentuk tidak teratur, batas tegas, tepi tidak
10. Pada lengan kanan sisi belakang, 1 cm dibawah siku, 1 cm dari garis pertengahan
lengan kearah adalam, terdapat luka yang telah kering disertai luka lecet dengan
5
bentuk tidak teratur, batas tegas, tepi tidak rata, berwarna kemerahan dengan ukuran
5x2 cm
6
7
Tindakan/Pengobatan
Kesimpulan
Pada laki-laki berusia 15 tahun ini ditemukan luka memar, pembengkakan dan lecet akibat
kekerasan tumpul. Luka-luka tersebut tidak menimbulkan peyakit atau halangan dalam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari
bahaya yang berasal dari luar. Kulit merupakan salah satu dari sistem imun. Kulit dibagi
a) Epidermis : lapisan terluar dari kulit. Lapisan epidermis adalah epitel berkeratin yaitu
epitel dengan suatu lapisan superfisial keras, bertanduk yang membentuk permukaan
luar protektif diatas lapisan basal atau profunda berpigmen dan regeneratif.
dari dermis yang memiliki vaskularisasi. Kulit juga disuplai ujung saraf aferen yang
sensitif terhadap sentuhan, nyeri, dan temperatur. Sebagian besar terminal saraf
berada pada dermis, tetapi beberapa ada yang menembus ke epidermis. Lapisan
stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit yang
paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti,
dan telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum lusidum terdapat langsung
di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti lapisan
tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki, selanjutnya ada stratum
granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal (Moore et al, 2002 & Paulsen et al,
2013).
b) Dermis : suatu lapisan padat berisi jalinan serabut elastik dan kolagen. Terdiri dari
pars papilare adalah bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah. Serabut tersebut memberi tonus kulit dan menyebabkan
kekuatan dan kekerasan pada kulit. Lapisan dalam dermis (pars retikulare)
mengandung folikel rambut, dengan otot polos arektor dan kelenjar sebasea.
Kontraksi otot polos arektor rambut (ligamentum musculi arektor pili) membuat
rambut berdiri pada saat merinding (Moore et al, 2002 & Paulsen et al, 2013).
c) Jaringan subkutan : sebagian besar terdiri dari jaringan penyambung longgar dan
3.2 Traumatologi
Traumatologi adalah bagian ilmu kedokteran forensik yang mempelajari derajat keparahan
hukum. Sementara luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan. Kekerasan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu mekanik (kekerasan oleh
benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul, dan tembakan senjata api), fisika (suhu, listrik
dan petir, perubahan tekanan udara, akustik, dan radiasi), dan kimia (asam atau basa kuat)
10
Luka akibat kekerasan benda tumpul
a. Memar
Memar adalah suatu perdarahan pada jaringan bawah kulit karena pecahnya kapiler
dan vena. Faktor yang mempegaruhi letak, bentuk, dan luas luka memar yaitu
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis
kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan penyakit.
Perubahan warna pada luka memar dapat secara kasar digunakan untuk
menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5 hari akan berwarna hijau kemudian
berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan menghilang dalam 14 sampai
b. Luka lecet
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda
yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Sering terjadi pada kecelakaan lalu
lintas, tubuh terbentul aspal, atau benda tersebut yang bergerak dan menyentuh kulit.
Luka lecet gores : luka lecet ini disebabkan oleh benda runcing yang menggeser
11
Luka lecet serut : luka lecet ini merupakan variasi luka lecet gores dengan daerah
Luka lecet tekan : luka lecet ini disebabkan penjejakan benda tumpul pada kulit,
sehingga sering digunakan utuk megidentifikasi benda penyebab luka yang khas
karena bentuk luka menyerupai, seperti gigitan, kisi-kisi radiator mobil, dan lain
Luka lecet geser : luka lecet ini disebabkan tekanan linier pada kulit disertai gerakan
bergeser, seperti pada kasus gantung atau jerat (Budiyanto et al, 1997).
c. Luka robek
Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan
kulit teregang ke satu arah dan batas elastisitas kulit terlampaui. Ciri luka ini
umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan
antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet
3.3 Penganiayaan
Untuk mengetahui peyebab luka/sakit dan derajat parahnya luka atau sakit pada korban
hidup maka diperlukan pemeriksaan kedokteran forensik. Hal ini dimaksudkan utuk
memenuhi rumusan delik dalam KUHP, Oleh karena itu catatan medik pada setiap pasien
harus lengkap hasil pemeriksaannya, terutama korban yang diduga tindak pidaa. Hal ini
diperlukan untuk pembuatan visum et repertum. Korban dengan luka ringan dapat
12
merupakan hasil dari tindak pidana penganiayaan ringan, seperti yang tertuang dalam Pasal
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
pencarian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama
tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang
Pada korban dengan luka sedang, dapat pula merupakan hasil dari tindak penganiayaan,
seperti yang disebutkan pada Pasal 351 KUHP ayat (1) yang berbunyi “Penganiayaan
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak 4500 rupiah” dan Pasal 353 KUHP ayat (1) yaitu: “Penganiayaan
dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana pejara palig lama 4 tahun.”
Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau
13
menghalangi pekerjaan korban untuk sementara waktu. Hukuman bagi
Korban dengan luka berat seperti yang disebutkan pada pasal 90 KUHP adalah sebagai
berikut:
1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan akan sembuh sama
pencarian;
Hasil dari tindak penganiayaan tersebut dengan akibat luka berat diatur dalam pasal
351 ayat (2) yang berbunyi: “Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana pejara paling lama 5 tahun” atau Pasal 353 ayat (2)
pidana pejara palig lama tujuh tahun”. Sementara, jika korban dengan luka berat
14
ayat (1) yang berbunyi “Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain,
diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama
delapan tahun” atau Pasal 355 ayat (1) yaitu “Penganiayaan berat yang dilakukan
dengan rencaa lebih dahulu, diancam degan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.”
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau
halangan pekerjaan, seperti bunyi Pasal 352 KUHP. Umumnya, korban datang tanpa
luka, atau dengan luka lecet atau memar kecil di lokasi yang tidak berbahaya atau tidak
Penentuan derajat luka ini penting utuk membuat visum et repertum, sehingga dokter
harus memeriksa dengan teliti korban yang datang. Uraian yang dibuat meliputi
keadaan umum sewaktu datang, letak, jenis dan sifat luka serta ukuran, pemeriksaan
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Korban datang dengan kesadaran penuh dengan menggunakan baju kaos berwana abu-abu
dengan list merah pada lehernya dan celana dasar berwarna putih. Korban mengatakan dalam
keadaan sadar telah ditendang pada bagian kepala dan dada oleh orang yang dikenal bernama
An.X berusia sekitar 15 tahun (teman sekelas korban). Setelah itu terjadilah perkelahian.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Senin, 5 Februari 2018, pukul 08.00 WIB. Kejadian
tersebut terjadi setelah korban upacara di SMPN 28 Bandar Lampung. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran sadar penuh, keadaan umum baik. Sikap kooperatif.
1. Terdapat luka memar pada daun telinga kiri dan bengkak berwarna merah keunguan
2. Pada kepala sisi kiri, 12 cm GPD setinggi puncak daun telinga, terdapat luka memar
3. Pada leher sisi kiri , 10 cm GPD setinggi 4 cm dibawah puncak bahu, terdapat memar
4. Pada dada sisi kanan, 3 cm GPD setinggi tulang selangka, terdapat luka memar
5. Pada dada sisi kanan, 6 cm GPD setinggi 14 cm dibawah puncak bahu, terdapat luka
7. Pada dada sisi kiri, 4 cm GPD setinggi 17 cm dbawah puncak bahu terdapat luka
memar berwarna kemerahan dengan ukuran terbesar 2x0,4 cm dan ukuran terkecil
8. Pada lengan kanan sisi depan, 19 cm diatas lipat, terdapat memar berwarna
9. Pada lengan kiri bawah sisi belakang, 3 cm dibawah siku terdapat luka lecet dan
10. Pada lengan bawah kanan sisi dalam 1 cm dibawah lipat, terdapat luka yang telah
Berdasarkan pemeriksaan pada korban, luka-luka yang didapat dapat digolongkan sebagai
luka ringan (luka derajat satu) karena tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
Pada kasus ini, terdapat bukti kekerasan tumpul berupa luka lecet tekan berwarna kemerahan
disertai memar di sekitar luka. Walaupun demikian, korban mengaku tidak mengalami
hambatan apa pun dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, termasuk bekerja dan
beraktivitas.
17
Sesuai dengan pasal KUHP pasal 352 ayat (1) yang berbunyi: “Penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian,
diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga
bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya”, maka pada kasus ini, penganiayaan yang terjadi merupakan penganiayaan
ringan karena luka yang didapat merupakan luka ringan yang tidak memerlukan perawatan
khusus serta tidak mengganggu pekerjaan. Hukuman bagi pelaku sesuai pasal ini adalah
penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
4.4 Kesimpulan
Pada pemeriksaan laki-laki berusia 15 tahun mengalami luka-luka lecet tekan disertai
memar disekitar luka. Luka-luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan, jabatan, atau pencaharian. Berdasarkan KUHP pasal 352 ayat (1),
pelaku diancam pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
18
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI;
1997.
James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. 2011. Simpson’s Forensic Medicine. 13th ed.
London: The English Language Book Society adn Edward Arnold
Paulsen F & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: anatomi umum dan
muskuloskeletal. Jakarta: EGC
19