Anda di halaman 1dari 7

Pancasila telah menjadi Dasar Negara sejak terbentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Menurut Anda, Bagaimana Solusi menghadapi


perkembangan zaman dalam era globalisasi dengan maraknya permasalahan
sosial yang dihadapi negara.
Negara Indonesia adalah salah satu contoh Negara di dunia yang sedang
berkembang, semakin lama Indonesia semakin maju. Contoh yang menunjukan bahwa
Indonesia berkembang adalah dengan adanya Modernisasi dan Globalisasi. Modernisasi
sendiri adalah suatu proses menuju ke yang lebih baik tetapi identik juga dengan
pembangunan yaitu sama-sama membangun masyarakat yang lebih maju atau modern
sesuai dengan situasi zaman.

Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya manusia mengalami perubahan-


perubahan tertentu dalam berbagai aspek kehidupan. Adanya modernisasi terhadap
manusia dapat dilihat dengan kondisi seoerti sekarang ini, dimana sudah banyak orang
yang membawa barang-baranag mewah kemanapun mereka pergi seperti, handphone,
laptop, pakaian mewah,dan sebagainya.

Tentunya modernisasi yang dialami manusia saat ini juga tidak lepas pengaruhnya
dari Globalisasi. Ke-2 unsur tersebut (modernisasi dan globalisasi) sangatlah
berkesinambungan satu sama lain, sehingga dampa dari modernisasi juga merupakan
akibat dari Gliobalisasi maupun sebaliknya.

Globalisasi tidak saja sebagai penaklukan baru, tetapi juga kemerdekaan baru.
Artinya, globalisasi juga memberikan ruang kebebasan bagi kita sebagai bangsa
Indonesia untuk mampu mengambil tenaga serta bahan dari sumber-sumber sistemasi
lain. Hal inilah yang menjadikan Indonesia semakin merdeka dari sebelumnya.
Sebagian besar dari kita merasa takut akan dampak negatif dari globalisasi. Meskipun
pemikiran- pemikiran seperti itu sudah banyak diterima di semua kalangan, baik kalangan
umum, atau pun kalangan intelektual seperti mahasiswa. Namun, tidak ada seorangpun
yang dapat memastikan masa yang akan datang. Manusia hanya dapat mengira-ngira
dampak dari sesuatu tersebut baik atau buruk hanya dalam segi teoritis. Dalam
prakteknya segi teoritis ini tidaklah mutlak dapat mengendalikan keadaan sesuai
perencanaan di dalamnya.

Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses kompleks yang digerakkan
oleh berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama dinegara
berkembang, dan pada saat yang sama ia menciptakan sistem- sistem dan kekuatan trans
nasional baru. Manusia pun sekarang dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan
zaman.

Kemajuan peradaban dan derap langkah pembangunan merupakan dua hal yang
umumnya berjalan secara beriringan. Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu
manusia meningkatkan kualitas kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan
akhirnya membentuk sebuah peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembangan
derap peradaban manusia itu telah mencapai suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya
interaksi yang semakin intensif antar umat manusia, yang secara umum era seperti ini
sering kita sebut sebagai “era globalisasi”.
Contoh Kasus :

1. Penipuan Dagang Online

Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar
hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak
dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil jalan pintas untuk mengatasi
kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi, penipuan,
pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada pembunuhan. Yang stress dan tidak
kuat bisa kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba. Namun ternyata
kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak orang-orang yang sebenarnya sudah mapan
hidupnya melakukan kejahatan.

Selain itu Era Globalisasi membuat mudah segala sesuatunya. Ingin makan mie,
cukup menyeduh mie instant. Ingin makan bubur, cukup menyeduh bubur instant. Ingin
makanan dalam waktu singkat, cukup pesan fast food. Serba instant yang hanya
memerlukan waktu beberapa menit saja. Namun bukan berarti hal tersebut bagus. Sikap
yang serba instant akan mengantarkan pada sifat yang tidak sabaran.

Kita bisa mengambil contoh kejahatan yang terjadi akibat adanya globalisasi dan
perkembangan IPTEKyang pesat yaitu Penipuan dagang online. Pada kasus ini, banyak
masyarakat yang sudah masuk dalam sifat konsumtif dan tidak membuang tenaga untuk
mendapatkan suatu barang. Maka dari itu, mereka lebih memilih untuk berbelanja lewat
internet dibanding mendatangi langsung toko yang berjualan. Keadaan seperti ini
tentunya dimanfaatkan oleh para pelaku yang bisa saja pengangguran dengan
bermodalkan gadget untuk mengakses internet dan berjualan secara palsu atau hanya
memasang iklan namun tidak ada barangnya. Dan karena para korban yang ingin
membeli dengan jalan praktis lalu tergiur dengan tawaran itu, maka mereka tidak perlu
pergi keluar rumah. Namun kenyataanya, barang tidak terkirim sampai ke tujuan dan
uang korban telah dibawa oleh pelaku pipu dagang online tersebut.

Berikut beberapa langkah-langkah untuk menanggulangi kejahatan kasus tersebut.

 Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang dengan


sendirinya akan mengurangi kejahatan.
 Melatih diri agar lebih berhati-hati dan menjadi pengguna yang cerdas dalam
menggunakan akses internet
 Memperbaiki sistem administrasi dan pengawasan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan.
 Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum rakyat dan
mengamalkan nilai – nilai pancasila.
 Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya untuk lebih
meningkatkan tindakan represif maupun preventif.
 Meningkatan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para pelaksana
penegak hukum.
2. Budaya Asing

Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat.


Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak
perlahan-lahan berubah menjadi longgar.Misalnya kebiasaan memberikan salam dan
mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.

Pudarnya budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam


dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian
besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat. Memberi salam atau mencium tangan
orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat.
Padahal ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam
bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-Cipiki” dianggap dosa bila dengan
lawan jenis.

Contoh lain yaitu banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya
dicontoh oleh kaum muda. Misalnya perkelahian antarpelajar dan pelajar yag
terintimidasi dalam sekolah.

Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena
trend pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa
Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok
pendek yang sudah menjadi hal yang lumrah.

Berikut beberapa langkah-langkah untuk menanggulangi kasus tersebut.

 Menyaring setiap budaya asing yang masuk ke Indonesia, tidak begitu saja lalu
mengadaptasi untuk kemudian digunakan bersama-sama.
 Mempromosikan budaya asli Indonesia ke kancah internasional untuk
menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia.
 Menyukai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia.
Memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia yang memiliki budaya
beragam untuk bersatu melindungi budaya asli Indonesia agar tidak luntur terbawa
arus globalisasi juga tidak hilang karena diklaim negara lain.
 Mematenkan setiap budaya Indonesia serta mempublikasikannya agar tetap terjaga
dan menjadikan masyarakat Indonesia bangga memilikinya.

Apakah Pancasila masih tepat dijadikan Nasar Negara dan Apa Keunggulan
dan Kelemahan Penerapan Pancasila dalam kehidupan Bernegara.
Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu kita dapat
mengambil manfaat dari globalisasi dan menerapkannya di Indonesia. Manfaat
globalisasi antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempermudah arus
modal dari negara lain, dan meningkatkan perdagangan internasional.

David Ricardo menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling
bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya
adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi
pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang
memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih
efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada
produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi
kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi
kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari
Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Globalisasi memiliki nilai-nilai positif namun juga memiliki nilai-nilai negatif.


Untuk menyaring nilai-nilai negatif maka kita harus berpedoman pada nilai-nilai
Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa
Indonesia.

Jika kita mengambil nilai-nilai negatif globalisasi, maka yang akan terjadi adalah
kaburnya jati diri bangsa Indonesia dan masuknya kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

Merupakan suatu sikap yang menunjukkan pengaruh globalisasi tanpa


menghilangkan jati diri kepribadian bangsa guna mewujudkan dan menerima pengaruh
globalisasi didasarkan pada pancasila yang memiliki kedudukan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Membangun kembali karakter bangsa dari banyaknya paham dalam arus globalisasi,
dengan menanam kembali pancasila, Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang
Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 45 butir
pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Butir-butir pengamalan
Pancasila tersebut telah tersusun dengan baik namun sayangnya semua itu kini hanyalah
tulisan-tulisan yang nyaris tak diperhatikan. Perlu ada upaya yang sungguh-sungguh dari
segenap elemen bangsa untuk memastikan setiap nilai-nilai Pancasila benar-benar
menjadi nilai yang menjiwai setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

1. Sila Pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa

Pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dimaknai dengan kewajiban
mewujudkan masyarakat yang berketuhanan. Suatu keharusan bagi masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan dan beragama, apapun agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Maka negara harus menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk, memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing. Tidak boleh lagi ada anarkisme yang mengatasnamakan agama.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

2. Sila Kedua – Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pada Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab dimaknai dengan suatu sikap
revitalisasi diri, untuk memupuk dinamisme kreatif kehidupan, yang menghantarkan
seseorang menjadi dinamis, selalu sensitif dan peka terhadap gerak perubahan dan
pembaharuan. Hal ini tidak terbatas agama tertentu, berlaku menyeluruh. Semakin kuat
rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, maka semakin rendah hati, teguh keyakinan dan
murah hati. Maka yang akan muncul adalah sikap toleran dan damai, yang merupakan
misi tiap agama di dunia ini. Dan Memunculkan sikap bahwa semua bangsa dapat dan
harus hidup dalam harmoni penuh toleransi dan perdamaian karena mengakui persamaan
derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.

3. Sila Ketiga – Persatuan Indonesia

Pada Sila Ketiga Persatuan Indonesia bukan merupakan pandangan dogmatis dan
sempit. Indonesia merupakan persatuan berbagai etnis, suku, ras, budaya dan agama.
Indonesia juga merupakan bagian dari masyarakat dunia secara menyeluruh. Maka
persatuan Indonesia merupakan landasan hidup bangsa yang selalu mementingkan
silaturahim, kesetiakawanan, kesetiaan dan keberanian. Hal ini akan membuka hati dan
fikiran kita untuk menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa ini. Dan Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan juga persatuan
Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.Pada akhirnya bangsa ini siap menuju
globalisasi, dengan tetap bangga secara tulus ikhlas pada jati dirinya

4. Sila Keempat – Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah, kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan.

Pada Sila ke empat merupakan Kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah,
walaupun dalam kancah pergolakan yang hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Dan juga landasan idiil, untuk mampu menghantarkan bangsa ini pada
prinsip-prinsip republikanisme, populisme, rasionalisme dan reformisme yang diperkuat
dengan semangat keterbukaan. Hikmat kebijaksanaan diwujudkan dengan pendidikan
yang mumpuni. Pendidikan yang diiringi dengan pemanfaatn era globalisasi akan
mewarnai kerakyatan yang penuh harmoni, toleransi, dan damai.

5. Sila Kelima – Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila ke lima dimaknai dengan mewujudkan asas masyarakat yang stabil, yang
ditumbuhkan oleh masyarakat secara mandiri. Keadilan sosial itu meliputi keilmuan,
keikhlasan pemikiran, kelapangan hati, peradaban, kesejahteraan keluarga, keadilan
masyarakat dan kedamaian. Menghormati hak orang lain dan menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Sadar dalam
memanfaatkan globalisasi untuk melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Keunggulan penerapan pancasila dalam kehidupan bernegara :

Ir. Soekarno mengatakan bahwa rumusan pancasila yang benar terdapat lima sila.
Kelima sila tersebut diberinama Pancasila. Dan dapat diperas menjadi Trisila yakni
Nasionalisme, Sosiodemokrasi dan Ketuhanan. Trisula juga dapat diperas menjadi
Ekasila yaitu Gotong Royong. Jadi dapat dikatakan inti dari pancasila adalah gotong
royong (kerjasama atas dasar kesadaran) yang merupakan ciri khas kebudayaan/
kepribadian Indonesia yang dapat memupuk atau membantu dalam kehidupan
bermasyarakat. Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi
keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya
perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan
perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris
khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”.

Selain itu, Pancasila memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia yakni menjadi landasan atau pedoman bagi penyelenggara Negara
untuk menjalankan pemerintahan.

Di mata para pengamat dan akademisi Barat yang mengkaji tentang Ideologi
Pancasila , Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang masuk akal dan mungkin
dijalankan di Indonesia jika Indonesia tetap ingin mempertahankan persatuan dan
keragamannya secara bersamaan. Tarikan menjadi negara sekuler demokratis ataupun
negara religius sudah selalu meletak di jantung terbentuknya maupun jalannya negara
Indonesia. Akan tetapi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara kita Indonesia ini
tetap menunjukkan ketangguhannya meskipun diterpa serangan dan tantangan baik dari
luar, maupun dari dalam negeri. Dan juga Pancasila bersifat fleksibel yang artinya
mengikuti perkembangan Zaman

Kelemahan penerapan pancasila dalam kehidupan bernegara :

Menurut saya, pada umumnya tidak ada kelemahan pada ideologi bangsa yaitu
pancasila. Karena bukan ideologi yang harusnya disalahkan. Penerapannya/aplikasi
dalam kehidupan bernegara yang harusnya ditanyakan dan memang belum bisa secara
baik serta maksimal diterapkan dalam kehidupan bernegara. Penerapan ideologi Pancasila
masih kurang diperhatikan dan beberapa oknum secara tidak langsung masih
beranggapan bahwa Pancasila kurang bisa menjadi patokan.
Karena Ideologi itu harusnya menjadi jawaban atas perbagai pertanyaan masalah dan
pelanggaran yang terjadi di Indonesia. Dan ideologi ini sangat tepat dan pasti sangat
efektif dalam menjaga keamanan dan integritas bangsa jika disosialisasikan dan
ditanamkan dengan cara yang demokratis, karena memang para pendahulu kita sangat
pandai untuk merumuskan nilai2 masy indonesia berdasarkan karakteristik masyarakat
Indonesia itu sendiri..

Bagaimana hubungan antara negara dengan warganegara, lalu bagaimana


kebijakan ekonomi dan seberapa besar dari perekonomian itu ditujukan untuk
memelihara negara dan memelihara kolektivitas. Dengan cara begitu, mungkin akan lebih
mudah untuk menjabarkan semua sila-sila yang terkandung di dalam Pancasila, sehingga
kita tidak terbentur dengan rumusan-rumusan yang sifatnya normatif semata-mata.
JAWABAN UTS
PANCASILA

NAMA : AINUN MAHARANI WALLA


NIM : 2017-78-025
KELAS :2
JURUSAN : KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017

Anda mungkin juga menyukai