Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi
komitmen bersama bahwa pendidikan sangat mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat
yang agung ini ditunjukkan dari peran pendidikan yang dipahamai sebagai pemberian bekal
bagi kita untuk menghadapi masa depannya.
Pendidikan merupakan peroses untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan
merupakan untuk “memanusiakan manusia”. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan
berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai
manusia.
Dalam Islam Pendidikan harus meliputi tiga aspek yaitu : Jasad ,Ruh , Intelektualitas.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk
menjadi tabiat yang baik, pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan dalam
Islam, sehingga menjadi kewajiban perorangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisipendidikan?
2. Apa definisi pendidikan islam?
3. Apa dasar utama pendidikan Islam?
4. Apa komponen-komponen dalam pendidikan islam?
5. Apa saja tujuan pendidkan islam?
6. Apa prinsip-prinsip pendidikan islam?
7. Apa saja lingkungan pendidikan islam?
8. Apa saja aspek-aspek pendidikan?
9. Apa perbedaan agama Islam dengan agama Non Islam?
BAB 2
PEMBAHASAN

1. a. Definisi Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik. Yang pada
hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal yaitu manusia
yang memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan
keterampilan yag diperlukan dirinya di masyarakat bangsa dan negara serta yang paling
utama adalah akhlak mulia. Yang nampak sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad
SAW, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
b.Pengertian pendidikan secara etimologi
Pendidikan secara Etimologi adalah ilmu yang menyelidiki asal usul kata serta
perubahannnya dalam bentuk makna.Pendidikan dalam bahasa inddonesia berasal dari kata’’
didik’’ dengan memerinya awalan “pe” dan akhiran ‘’kan’’ yang mengandung arti
‘’perbuatan’’.
Istilah pendidikan semula berasal dari kata yunani yaitu ‘’paedogogie’’ yang berarti
pendidikan yang diberikan kepada anak. Merujuk keada iormasi alquran pendidkan
mencakup segala aspek jagat raya ini,bukan hanya terbatas hanya pada manusia semata,
yakni dengan menempatkan Allah sebagai penddidik yang maha agung.
c.Pegertian pendidikan secara terminologis
Pendidikan secara Teminnologi adalah ilmu pendidikan mengenai devinisi secara isttilah.
Konsep pendidikanalquran sejalan dengan konsepp pendidikan islam yang dipresenasikan
melalui kata tarbiyah, ta’lim, ta’dib.
Tarbiyah berasal dari kata robba pada hakikatnya merujuk kepada allah swt selaku murabby
(pendidik) sekalian alam.kata tarbiyah meecakup smua kegiatan pendidikan dan pengajran
dalam rangka enyiapkan individu (peserta didik) uuntuk kehidupan yang lebih sempurrna
dlam beragai hal. Kata rab (tuhan)dan murabby (pendidik)berasal dari akar kata seperti
termuat didalam alqur’an
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24)

Pendidikan diistilahkan dengan ta’dib, yang berasal dari kata kerja “addaba”Kata ta’dib
diartikann kepadaa proses mendidk yang tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhak
atau budi pekerti peserta didik. Kata ta’dib tidak dijumpai langsung dalam alquran tetapi
dapat diliha pada praktek yang dilakukan rasulullah. Rasul sebagai seorang pedidik yang
agung dalam pandangan pendidikan islam.
‫سو ِل فِي لَ ُكم َكانَ لَقَد‬ ّ ‫سنَة أُس َوة‬
ُ ‫َللاِ َر‬ َ ‫َللاَ يَر ُجو َكانَ ِل َمن َح‬
ّ ‫ْوال‬ ِ ‫َللاَ َوذَك ََر‬
َ ‫اآلخ َر َيو َم‬ ّ ‫َك ِثيرا‬

‘’ sesugguhnya telah ada pada ddiri raasulllah it suri taulada ang baik bagimu yaitu agi orang
ang menghrarap rahmat allah dan kedatanga hari kiamat dan dia bayak menyeut allahh’’.
Pendidkan disu dngan ta’lim ya rasall darii kata ‘aalama berkonotai pembelajarann yaitu
semacam prroses transfer illmu pengetahuan. Dalam kaitan pedidikan ta’lm dipahami sebagai
proses bimbingan dititkerattkan pada aspek inttelektualitas peserta didik. Proses pembelajaran
ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-qur ketika penciipaan nai adam oleh
allahSWT. Sbagai mana terulis dala surat al-baqarah ayat 31 dan 32;
‫ض ُهم ث ُ ّم ُكلّ َها األَس َما َء آدَ َم َو َعلّ َم‬
َ ‫اء أَن ِبئُونِي فَقَا َل ال َمالَئِ َك ِة َعلَى َع َر‬
ِ ‫صا ِدقِينَ ُكنتُم ِإن هَاؤُ الَء ِبأَس َم‬
َ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”
ُ َ‫ال َح ِكي ُم العَ ِلي ُم أَنتَ إِنّكَ َعلّمتَنَا َما إِالّ لَنَا ِعل َم ال‬
‫سب َحانَكَ قَالُوا‬
‘’mereka menjawab,’’aha suci engkau, tidak ada yag kami ketahui selain dari apa yang telah
enkau ajarkan kepda kami,ssuungguhnya engkaulahh yang maha mengetah lagi mahaa
bijaksana.’’
Dari ketiga konsep diatas terliatt hubungan teologis(nilai tauhid) dan teleologis (tujuaan)
dalam pendidika islam sesuai alqur’an yaitu memenntuk akhlakul karimah.

2 a. Devinisi pendidikan islam


bilamana pendidikan kita arrtikan sebagai lattihan mental,moral,da fisik(jasmaniah) yang
menghasilkan manusia berbudayatinggi ntuk melaksanakaan tugas kewajiban dan tanggung
jawab dalam masyarakat selaku hamba allah.
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Islam.Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam berisi seperangkat ajaran
tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber dari Al Quran
dan hadis serta akal. Maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan
Al Quran, hadis, dan akal.
Pengertian pendidikan agama Islam juga dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran
yang dilakukan oleh seseorang atau instansi pendidikan yang memberikan materi mengenai
agama islam kepada orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang agama Islam baik dari
segi materi akademis maupun dari segi praktik yang dapat dilakukan sehari hari. Setiap orang
di dunia ini pastilah memiliki kepercayaan untuk menyembah Tuhan, akan tetapi ada
sebagian orang yang memilih untuk tidak menganut agama apapun yang ada di dunia ini,
seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya. Untuk agama Islam
sendiri di Indonesia merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya, untuk itu
pastilah di instansi pendidikan manapun pasti memberikan pelajaran agama Islam di
dalamnya.
Selain itu pula pendidikan Islam merupakan pendidikan yang secara khas memiliki ciri
Islami, berbeda dengan konsep pendidikan lain yang kajiannya lebih memfokuskan pada
pemberdayaan umat berdasarkan Al Quran dan Hadist. Artinya, kajian pendidikan Islam
bukan sekedar menyangkut aspek normatif ajaran Islam, tetapi juga terapannya dalam ragam
materi, institusi, budaya, nilai, dan dampaknya terhadap pemberdayaan umat. Oleh karena
itu, pemahaman tentang materi, intitusi, kultur dan sistem pendidikan merupakan sumber
daya manusia yang beriman, berislam, dan berihsan. Jadi wajar jika para pakar atau praktisi
dalam mendefinisikan pendidikan Islamtidak dapat lepas dari sisi konstruksi peserta didik
sebagai subjek dan objek.
Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada umat manusia
mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang bersifat duniawi maupun yang
sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran agama Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk
melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal
kehidupan yang baik dan terarah. Oleh karena itu, ditinjau dari aspek pengalamannya
pendidikan Islam berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang
lingkupnya berada didalam kerangka acuan norma-norma kehidupan Islam. Hal demikian
akan nampak jelas dalam teorisasi pendidikan Islam yang dikembangkan. Ilmu pendidikan
Islam adalah studi tentang system dan proses kependidikan yang berdasarkan Islam untuk
mencapai produk atau tujuan, baik studi secara teoritis maupun praktis.
Ada pula yang berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Al-
Qur’an, Hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan, al-qur’an terlebih dahulu
dijadikan sebagai sumber dari segala sumber, bila tidak ada atau tidak jelas didalam al-qur’an
maka harus dicari dalam hadits, bila tidak juga jelas atau tidak ada didalam hadits barulah
digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan dengan jiwa al-
qur’an dan atau hadits.

2. A. Dasar utama pendidikan islam


Dasar utama dalam pendidikan islam adalah alquran dan hadist atau sunnah nabi. Diatas dua
pila inii dibanun kosp dasar pendidikann islam. Titk tolaknya dimulai dari konsep manusia
menurut islam. Dalam konsp individu pendidikan ermasuk salahah satuu kebuuhan asasi
manusia , seba ia menjadi jalan angg lazm uuk meperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan
ilmu akann menjadi usur uama penopang kehidupana. Oleh karena itu islam tidakk hana
mewajibka menuntutt ilmu saja bahkan memberi dornga srta araan a deengan ilmu itu anusia
dapatt menemukan kebenaan yaa hakikidan medayunkan ilmu diatas kebenaan. Rauliullah
saw bersada:
‘’tuntutlah ilmu oleh kalian akan ilmu pengetahuann, seesumgguhnya menuntutt ilmu adalla
pendekatan diri krepada allah swt, da mengajarka nya kepaa orang ang idak mengetauinya
adala soaqoh. Sesungguhnya ilmu iu akan menempatkan pemilikna pada kedudukan iggi lagi
mulia. Ilmu adalah keinndahann bagi alina diddunia dan akhirat.(H.R. Ar—rabi’)

Makna hadis tersut sejala dnga fman Allah swt;

‘’allah iscaya mengangkat derajat orang-oang an eeriman dan mereka ya berilmu peetahuan
bertingkat derajat. Demi allah maha mengetaui erhadap appa ang kamu lakukan.(Q.S.Al-
mujadilah;11)
Aqidah menjadi dasa kurikulum(mata ajaran dan metode ajaran)yang rlaku dalam
penddidikaan islaam. Aqidah islam enjad asaas darri ilmu pegetahuan. Ini kan berati semua
ilmu pegetahan ang dikeembaangan has bersume a
Pada aqida islam, karena memang tidak seua ilmu pengeetahuan lahir dari aqoidah islam.
Ya dimksd adalah aakidahh islam harus dijadikan sttadr penilaian. Ilmu penetahu ang
bertentangan denga akidah ilam tidak ooleh dikemaga dan ddiajarkan kecuali ntuk
dijeelaskan kesalahanna.
Menurut haidar putra aula dasarr pendidikan islam adala suau konsepp yang menggambarkan
ciri ssuatu entuk aik dalam hal yang nampak ataupun erlihat. Manusia aagai makhluk yag
smpurna yag berperan sebagai subek dan obeek dlm keidupan ini harus bjak dan mampuu
memahaami knsep dasar endidikan ilam. Uuntuk ddapa meahamina maka diperlua sbuah
metodee pebelaajaran yag efekif da efisien terhadap sarana dan fasilitas ya sesuai.
4. a.Komponen-komponen pendidikn islm
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau
ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan bahwa untuk berlangsungnya
proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya
proses mendidik minimal terdiri dari 4 komponen, yaitu 1) tujuan pendidikan, 2) peserta
didik, 3) pendidik, 4) isi pendidikan dan 5) konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan.
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.
1.Tujuan Pendidikan
Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah
menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-
dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik dalam suatu masyarakat .
Adapun tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan tujuan Islam sendiri. Tujuan
pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang berpribadi muslim kamil serta
berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 102.
Mengenai tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan “Teori
Interaksi” menyatakan bahwa “di dalam pendidikan itu selalu ada (dijumpai) mengenai
masalah tujuan pendidikan”.
2.Peserta Didik
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong 1981 mengemukakan
beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan
tersebut mencakup apakah latar belakang budaya masyarakat peserta didik ?bagaimanakah
tingkat kemampuan anak didik ? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik
disekolah ? dan bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ?
Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan
individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan
tangggung jawab pada anak didik.

3.Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada
pendidikan sekolah saja.. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal
sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep
pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah:
a.Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa , yakni:
1)manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti dan tetap,
2)manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu, termasuk cita-cita
untuk mendidik,
3)manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya sendiri dan
yang akan dipertanggungjawabkan sendiri,
4)manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh
inisiatif,
5)manusia yang telah mencapai umur kronologs paling rendah 18 th,
6)manusia berbudi luhur dan berbadan sehat,
7)manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga, dan
8)manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat.
b.Orang Tua
Kedudukan orang tua sebgai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan
keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan pada
hubungan cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.

c.Guru/pendidik
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung mendapat tugas
dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru
sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan yang terkait
dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional.
Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang
berhubungan dengan pesan yangingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan
memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.Pemimpin Kemasyarakatan, dan Pemimpin Keagamaan.
Selain orang dewasa, orang uta dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan
merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada
aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang
dipimpin. Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan atau
pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.Isi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang biasanya disebut
kurikulum dalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan, dan
berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan.
Untuk mencapai manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu
sebagai hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan.
Macam-macam isi pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril,
pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan civic, pendidikan intelektual, pendidikan
keterampilan dan peindidikan jasmani.
5.Konteks yang Memepengaruhi Suasana Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi
pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan
lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial
politis, lingkungan sosial.
a.Sarana
Sarana atau media pendidikan berguna untuk membantu dalam proses pendidikan sehingga
sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.Metode
Metode dimaksudkan sebagai jalan dalam sebuah transfer nilai pendidikan oleh pendidik
kepada peserta didik. Oleh karena itu pemakaian metode dalam pendidikan Islam mutlak
dibutuhkan.
c.Sistem/Kurikulum
Sistem pembelajaran yang baik akan semakin menambah peluang untuk berhasilnya sebuah
pendidikan.
Keseluruhan komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan
dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan atau cita-cita sangat penting dalam aktifitas pendidikan, karena merupakan
arah yang hendak di capai. Oleh sebab itu tujuan harus ada sebelum melangkah untuk
mengerjakan sesuatu.
Tujuan pendidikan Islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan
serangkaian proses pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah. Terdapat beberapa
pendapat mengenai tujuan pendidikan agama Islam. Diantaranya adalah al-Attas, mengatakan
bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang baik. Sementara itu
Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya orang yang
berkepribadian muslim. Berbeda dengan al-Abrasy, menghendaki tujuan pendidikan agama
Islam itu adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia. Munir Musyi mengatakan
tujuan akhir pendidikan agama Islam adalah manusia yang sempurna.
Islam melakukan proses pendidikan dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh
sehingga tidak ada yang terabaikan sedikitpun. Baik segi jasmani dan rohani dengan
pendidikan kualitas mental seseorang akan meningkat dan segala proses yang di jalankan atas
dasar fitrah yang diberikan Allah.
Dengan istilah lain, tujuan pendidikan selalu dimaksudkan untuk mencapai kondisi
selaras antara tuntutan dan hasil dengan mereformasi dengan berbagai rencana dan kegiatan.
Sehingga tidak kehilangan relevansi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Baik yang
bersifat lokal, nasional, regional, maupun internasional. Disini tampak bahwa tujuan
pendidikan di zaman reformasi(era global) setidaknya mencoba mengarahkan yang hendak
dituju proses pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam terkait erat dengan tujuan penciptaan Manusia sebagai khalifah
Allah dan sebagai Hamba Allah. Dalam rangkaian tujuan pendidikan Islam, salah satu pakar
pendidikan Islam mengutarakan rincian tujuannya yaitu:
a.Untuk membantuk pembentukan akhlak
“Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian, sehingga ia menjadikan hawa nafsunya
mengikuti apa-apa (dinul Islam) yang kubawa” (Hadist Arba’in An-Nawawiyyah)
Kepribadian (akhlak) Islam merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim dalam
kehidupannya. Kepribadian Islam seseorang akan tampak pada pola pikirnya (aqliyah) dan
pola sikap dan tingkah lakunya (nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam.
Pada prinsipnya terdapat tiga langkah dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian
Islam sebagaiman yang pernah diterapkan Rasulullah Saw. Pertama, melakukan pengajaran
aqidah dengan teknik yang sesuai dengan karakter aqidah Islam yang merupakan aqidah
aqliyyah (aqidah yang muncul melalui proses perenungan pemikiran yang mendalam).
Kedua, mengajaknya untuk selalu bertekat menstandarkan aqliyyah dan nafsiyyahnya pada
aqidah Islam yang dimilikinya. Ketiga, mengembangkan aqliyyah Islamnya dengan tsaqofah
Islam dan mengembangkan nafsiyyah Islamnya dengan dorongan untuk menjadi lebih
bertaqwa, lebih dekat hubungannya dengan Penciptanya, dari waktu ke waktu.
Seseorang yang beraqliyyah Islam tidak akan mau punya pendapat yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Semua pemikiran dan pendapatnya selalu sesuai dengan keIslamannya. Tidak
pernah keluar pernyataan: “Dalam Islam memang dilarang, tetapi menurut saya itu tergantung
pada pribadi kita masing-masing.” Harusnya pendapat yang keluar contohnya adalah
“Sebagai seorang muslim, tentu saya berpendapaat hal itu buruk, karena Islam
mengharamkannya.” Ketika ia belum mengetahui bagaimana ketetapan Islam atas sesuatu,
maka ia belum berani berpendapat mengenai sesuatu itu. Ia segera menambah tsaqofah
Islamnya agar ia segera bisa bersikap terhadap sesuatu hal yang beru baginya itu.
Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang
mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan
ketentuan Islam. Ketika muncul dorongan untuk makan pada dirinya, ia akan makan makanan
yang halal baginya dengan tidak berlebih-lebihan. Ketika muncul rasa tertariknya pada lawan
jenis, ia tidak mendekati zina, namun ia menyalurkan rasa senangnya kepada lawan jenis itu
lewat pernikahan. Nafsiyyah seseorang harusnya semakin lama semakin berkembang. Kalau
awalnya ia hanya melakukan yang wajib dan menghindari yang haram, secara bertahap ia
meningkatkan amal-amal sunnah dan meninggalkan yang makruh. Dengan semakin banyak
amal sunnah yang ia lakukan, otomatis semakin banyak aktivitas mubah yang ia tinggalkan.
Seorang yang berkepribadian Islam tetaplah manusia yang tidak luput dari kesalahan, tidak
berubah menjadi malaikat. Hanya saja ketika ia khilaf melakukan kesalahan, ia segera sadar
bertobat kepada Allah dan memperbaiki amalnya sesuai dengan Islam kembali.
b.Persiapan kehidupan di dunia dan Akhirat
c.Menumbuhkan ruh ilmiyah
d.Menyiapkan peserta didik dari segi profesional.
-Mengusai Tsaqofah Islam
“Katakanlah (hai Muhammad), apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan
orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (Qs. az-Zumar: 9).
Berbeda dengan ilmu pengetahuan (science), tsaqofah adalah ilmu yang didapatkan tidak
lewat eksperimen (percobaan), tetapi lewat pemberitaan, pemberitahuan, atau pengambilan
kesimpulan semata. Tsaqofah Islam adalah tsaqofah yang muncul karena dorongan seseorang
untuk terikat pada Islam dalam kehidupannya. Seseorang yang beraqidah Islam tentu ingin
menyesuaikan setiap amalnya sesuai dengan ketetapan Allah. Ketetapan-ketetapan Allah ini
dapat difahami dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah. Maka ia terdorong
untuk mempelajari tafsir al-Qur’an dan mempelajari hadist. Karena al-Qur’an dan hadist
dalam bahasa Arab, maka ia harus mempelajari Bahasa Arab. Karena teks-teks al-Qur’an dan
hadist memuat hukum dalam bentuk garis besar, maka perlu memiliki ilmu untuk menggali
rincian hukum dari al-Qur’an dan hadist yaitu ilmu ushul fiqh. Pada saat seseorang belum
mampu memahami ketentuan Allah langsung dari teks Al Qur’an dan hadist karena
keterbatasan ilmunya, maka ia bertanya tentang ketetapan Allah kepada orang sudah
memahaminya, dengan kata lain ia mempelajari fiqh Islam.
Demikianlah Bahasa Arab, Tafsir, Ilmu Hadist, Ushul Fiqh, dan fiqh merupakan bagian dari
tsaqofah Islam. Dengan tsaqofah Islam, setiap muslim dapat memiliki pijakan yang sangat
kuat untuk maju dalam kehidupan sesuai dengan arahan Islam.
-Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam dan siang
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali-Imran : 190).
Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah
Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini. Lebih dari itu, Islam bahkan
menjadikannya sebagai fardlu kifayah, yaitu suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh
sebagian rakyat apabila ilmu-ilmu tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti ilmu kedokteran,
rekayasa industri, dan lain-lain.
-Memiliki Ketrampilan Memadai
“Siapkanlah bagi mereka kekuatan dan pasukan kuda yang kamu sanggupi.” (Qs. al-Anfaal :
60).
Penguasaan ketrampilan yang serba material, misalnya ketrampilan dalam industri,
penerbangan dan pertukangan, juga merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh umat
Islam dalam rangka pelaksanaan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Sebagaimana halnya iptek, Islam juga menjadikannya sebagai fardlu kifayah. Harus ada yang
menguasainya pada saat umat membutuhkannya.
e.Persiapan dalam berusaha untuk mencari rezeki
Sedangkan menurut As Syaibany bahwa tujuan pendidikan Islam adalah persiapan untuk
kehidupan dunia dan akhirat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam yang utama adalah membentuk pribadi seorang muslim dan muslimat untuk
menjadi hamba yang taat, tunduk dan patuh Kepada Allah. Selain itu, Tujuan Pendidikan
Islam juga berorientasi kepada perwujuan suatu sikap yang selalu menghadirkan Allah
sebagai Tuhan yang selalu mengawasi setiap makhluknya. Oleh karenaya, jika ini terwujud,
maka akan terlahirlah bibit-bibit manusia yang bertaqwa dan beriman dan selalu berada
dijalan yang benar dengan kehidupan bahagia dunia dan akhirat.

Disamping itu pula, juga ada yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan lebih
penting dari sarana pendidikan. Sarana pendidikan pasti berubah dai masa ke masa,
sedangkan tujuan pendidikan tidak berubah. Yang di maksud adalah tujuan pendidikan yang
umum. Menurut Muhammad Quthb (1998:21), menyebutkan bahwa tujuan umum pendidikan
adalah manusia yang taqwa. Itulah manusia yang baik menurutnya. Seperti yang disebutkan
dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 13 :

ُ ‫اس إِنّا َخلَقنَا ُكم ِمن ذَك ٍَر َوأُنثَى َو َجعَلنَا ُكم‬
‫شعُوبًا َوق‬ ُ ّ‫بَائِ َل َْيَا أَيُّ َها الن‬

﴾١٣﴿‫ارفُوا ِإ ّن أَك َر َم ُكم ِعندَ أَتقَا ُكمللّ ِه إِ ّن ّّللَ ا َع ِليم َخ ِبير‬


َ ‫ِلت َ َع‬

“Sungguh yang paling mulia diantara kalian menurut pandangan Allah ialah yang paling
tinggi tingkat ketaqwaannya.”
3 Prinsip – prinsip Pendidikan agama Islam
a. Prinsip Integrasi (Tauhid)
Prinsip ini meyakini bahwa dunia merupakan jembatan menuju akhirat dan
memandang adanya kesatuan antara dunia dan akhirat. Oleh karena itu pendidikan
memberikan porsi yang seimbang untuk mencapai kebahagiaan keduanya. Islam
meletakkan beban kewajiban yang berat di atas pundak pendidikan agama Islam.
Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam peradaban manusia tidak dapat dilepaskan
dari nilai pendidikan yang merupakan Kawah Candradimuka untuk membentuk manusia
seutuhnya.
Oleh sebab itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat
dielakkan agar kehidupan di dunia ini benar-benar bermanfaat dan dapat menjadi bekal
yang akan dibawa ke akhirat. Perilaku yang terdidik dan nikmat Tuhan yang di dapat
dalam hidup harus diabdikan untuk mematuhi keinginanNya. Allah berfirman :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Qs. Al-Qashash (28) : 77)
Ayat di atas menunjukkan prinsip integrasi dimana diri dan segala yang ada padaNya di
kembangkan pada satu arah yaitu kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.
b. Prinsip Keseimbangan
Islam sebagai agama yang seimbang, mengajarkan bahwa setiap usaha yang
dilakukan tidak hanya melibatkan peran manusia, tetapi juga melibatkan peran Tuhan.
Prinsip keseimbangan ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi yang
memperhatikan berbagai aspek kehidupan manusia, seperti berbagai kebutuhan baik
individu maupun kolektif, dan tuntutan pemeliharaan kebudayaan masa lau dan masa
kini.keseimbangan yang proporsional ini tercermin dari dari keseimbangan rohani dan
jasmani, antara ilmu murnidan terapan, antara teori dan praktik, serta antara akidah dan
akhlak.
Adanya keseimbangandan keterbukaan pada khazanah ilmu di dalam semua aktifitas
pendidikan yang akhirnya memunculkan pola pengembangan pengetahuan. Hasilnya,
pendidikan Islam menjadi berwawasan global dan berwatak kosmopolitan. Selanjutnya,
akan mengalami kemajuan yang sangat luar biasa, baik dalam ilmu maupun peradaban.
Seperti yang sudah dinyatakan dalam ayat berikut :

”Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi
kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa
amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.” QS. Al Baqarah : 143
Prinsip keseimbangan intinya adalah menanamkan sifat keselarasanhubungan antara
manusia dan sesama, antara manusia dan alam semesta, serta antara manusia dan Tuhan.
Sementara itu, pendidikan Islam hakikatnya bertugas menanamkan, mempertahankan,
dan mengembangkan nilai Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist. Selanjutnya,
melalui tugas-tugas itu, di harapkan dapat mengembangkan sifat-sifat Ilahiah, baik dalam
hubungan antara manusia dan alam sekitar. Dengan dasar ini pula, manusia diharapkan
mampu melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi
ini.
c. Prinsip Persamaan dan Pembebasan
Prinsip persamaan berangkat dari kenyataan bahwa semua makhluk hidup diciptakan
oleh Dzat yang sama. Sementara itu, prinsip pembebasan dikembangkan dari nilai tauhid
bahwa Tuhan itu Esa.
Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang mempunyai kesatuan
asal yang tidak membedakan derajat, jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa, suku, dan
ras. Seorang budak sekalipun mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan. Nabi
Muhammad SAW sebagai guru besar umat manusia pernah bersabda, “Siapa pun
diantara seorang laki-laki yang mempunyai seorang budak perempuan, lalu diajar dan
dididiknya dengan ilmu dan pendidikan yang baik kemudian dimerdekakannya lalu
dinikahinya, maka (laki-laki)itu mendapat dua pahala.” (HR. Al-Bukhari)
d. Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan
Dari prinsip inilah dikenal konsep pendidikan seumur hidup. Dalam Islam, belajar
adalah suatu kewajiban yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Sesungguhnya
prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai manusian yang dalam sepanjang hidup
dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat menjerumuskannya ke
dalam jurang kehinaan. Oleh karena itu, manusia dituntut mengakui dan menyesali
kesalahan yang telah diperbuat, sekaligus memperbaiki kualitas dirinya. Artinya,
bertaubat sesudah kezaliman merupakan langkah maju dalam diri manusia dan Allah
menerimanya.
e. Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari nilai-nilai akidah(tauhid) yang tertanam dan
menjadi nilai dasar perilaku dalam kehidupan. Jika seseorang memiliki ruh tauhid yang
telah berkembang dalam sistem moral, akhlak dengan kebersihan hati, dan kepercayaan
yang jauh dari kotoran syirik, maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal
yang berguna bagi kehidupan. Adapun nilai-nilai tauhid hanya dapat dirasakan apabila
dimanifeskan dalam perilaku untuk kemaslahatan masyarakat.
Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukan sekedar proses mekanik
melainkan proses yang mempunyai roh yang segala kegiatannya diwarnaidan ditujukan
kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut terdiri atas nilai moral.
Adapun nilai moral yang paing tinggi adalah Tauhid, sedangkan nilai moral yang paig
buruk adalah syirik. Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik tidak hanya bertugas
mengondisikan peserta didik utnuk belajar, tetapi turu membentuk kepribadian dengan
perilaku keteladanan. Dalam konteks ini Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hargailah
anak-anaknya dan perbaiki budi pekerti mereka.”
7. a.Lingkungan pendidikan

9.A. Perbedaan antara pendidikan Islam dan Non Islam

PERBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN BARAT

ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN BARAT PENDIDIKAN ISLAM


Proses Belajar Karena sekularistik-materialistik, Aktivitas belajar-mengajar ialah amal
Mengajar maka motif dan objek belajar- ibadah, berkaitan erat dengan
mengajar semata-mata masalah pengabdian kepada Allah
keduniaan
Tanggungjawab Semata-mata urusan manusia Disamping tanggungjawab
belajar me kemanusiaan, juga tanggungjawab
ngajar keagamaan. Karena dalam belajar
mengajar, terdapat hak-hak Allah dan
hak-hak makhluk lainnya pada setiap
individu, khususnya bagi orang yang
berilmu
Kepentingan Belajar hanyalah untuk Belajar tidak hanya untuk
Belajar kepentingan dunia, sekarang dan kepentingan hidup dunia sekarang,
di sini tetapi juga untuk kebahagiaan hidup
di akhirat nanti
Konsep Barat pada umumnya tidak Islam mengaitkannya dengan pahala
Pendidikan mengaitkan pendidikan dengan dan dosa karena kebajikan dan akhlak
pahala dan dosa. Ilmu itu bebas mulia merupakan unsur pokok dalam
nilai (values free). pendidikan Islam.
Tujuan Akhir Hidup sejahtera di dunia secara Terwujudnya insan kamil (manusia
Pendidikan maksimal baik sebagai warga sempurna dan paripurna), yang
Negara maupun sebagai warga pembentukannya selalu dalam proses
masyarakat. sepanjang hidup (has a beginning but
not an end).

https://mangunbudiyanto.wordpress.com/2011/04/13/perbedaan-antara-pendidikan-barat-
pada-umumnya-dan-pendidikan-islam/
‫إلىََطَر ْيقًا لهَ للاَ لََسهَ ع ْل ًما فيْهَ ْيلتمسََط ْرَيقًا سلكَ ْمَن‬
َ‫مسلم رواه( اْلجنَّة‬
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan ke surga (HR Muslim)

Sumber : http://muslimfiqih.blogspot.co.id/2015/05/kumpulan-hadist-nabi-tentang-menuntut-
ilmu.html#ixzz4SiwIrDQX

Anda mungkin juga menyukai