Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis produksi dan pemasaran semen kini merupakan usaha inti dari Bosowa

Corporation. Diawali dengan pembangunan pabrik PT Semen Bosowa Maros yang

mulai beroperasi tahun 1999, Semen Bosowa mencatat produksi sebesar 1.8 juta ton

pada tahun 2007.

Untuk mempertahankan tingkat dan jumlah produksi yang ditargetkan, maka

selama proses industri berlangsung, khususnya yang berlangsung pada proses

pengeboran dan peledakan, akan membutuhkan perhatian khusus selama tahap-

tahapan dalam proses ini berlangsung. Sebab, selain proses penambangan ( quarrying)

yang juga sangat penting, dalam proses peledakan inilah akan sangat menentukan

produktifitas bahan baku semen dihasilkan.

Pengeboran dan peledakan memegang peranan yang sangat penting dalam

usaha pertambangan pada umumnya, kedua aspek ini sangat berkaitan erat satu sama

lain. Pengeboran (drilling) dilakukan sebelum dilakukannya peledakan ( blasting), Istilah

pemboran dan peledakan dimaksudkan sebagai metode penggalian dan pembongkaran

batuan secara tertentu. Sebelum operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang

bor harus dievaluasi dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum dari

bahan peledak yang dipilih.Lebih dari pada itu, penyediaan lubang tembak yang tepat

untuk pembongkaran dengan biaya rendah, Karakteristik massa batuan dan

kemampuan pembuatan lubang tembak harus diidentifikasi, namun ada beberapa

permasalan yang terjadi setelah terjadinya peledakan yakni masih dijumpainya

material yang berukuran bongkah yang tentunya akan sangat sulit untuk dimuat dan

diangkut menuju crusher (gyrotary crusher) dan sekalipun telah terangkut maka

1
crusher akan sangat sulit untuk menghancurkan material yang berukuran bongkah ini

karena bila hal ini dipaksakan maka crusher kemungkinan akan sulit terputar dan

otomatis akan terjadi pelambatan proses penghancuran material yang lain yang

berakibat terhambatnya produksi ukuran material yang dapat diproses di gytarory

crusher yaitu material berukuran 80cm-100cm, bila material berukuran bongkah ini

hendak dimanfaatkan maka material ini harus dihancurkan, salah satunya dengan

dilakukan secondary blasting dan hal ini tentunya akan megeluarkan biaya atau cost

yang tidak sedikit, untuk itu perlu adanya pengkajian secara langsung di lapangan

untuk mengetahui penyebab adanya material yang berukuran bongkah setelah

dillakukan peledakan.

1.2. Perumusan Masalah


Untuk mencapai target produksi 10.000 ton/hari maka harus perlu adanya

penanganan khusus dari permasalahan yang dijumpai dilapangan, dalam hal ini yaitu

tidak maksimalnya material hasil peledakan, hal ini ditandai dengan masih banyak

dijumpai material yang berukuran bongkah sehingga material yang berukuran bongkah

tersebut tidak dapat menjadi bahan baku karena tak dapat diangkut dan dimuat

menuju tempat penghancuran (crusher), salah satu penyebab terjadinya material

berukuran bongkah setelah peledakan yaitu karena tidak teraturnya pola peledakan

yang diterapkan di lapangan.

1.3. Tujuan Penelitian

Salah satu operasi pada departemen quary di PT. Semen Bosowa Maros yang

cukup penting adalah operasi peledakan (blasting). Operasi ini akan menunjang

kelangsungan produksi bahan baku dan bertujuan mempersiapkan bahan baku

sehingga dibutuhkan suatu perencanaan matang yang melibatkan berbagai aspek.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis aspek

2
pola peledakan mulai dari kedalaman lubang bor,spasi lubang bor, burden, dan

diameter lubang bor sehingga diperoleh ukuran fragmentasi hasil peledakan yang

memuaskan, artinya tidak terlalu banyak bongkahan ( boulder) atau terlalu kecil.

Terlalu banyak bongkahan harus dilakukan peledakan ulang ( secondary blasting) yang

berarti terdapat tambahan biaya sebaliknya, bila fragmentasi terlalu kecil berarti boros

bahan peledak dan biaya pun menjadi meningkat. Ukuran fragmentasi harus sesuai

dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran mangkok alat muat atau ukuran umpan

(feed) mesin peremuk batu (crusher) yaitu berukuran 80cm-100cm.

Data tersebut akan menjadi pertimbangan tambahan dari sisi perencanaan

peledakan di PT. Semen Bosowa Maros sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah

dari masalah yang diperoleh. Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut maka akan

dilakukan penelitian yang berfokus pada ANALISIS PENGARUH POLA PELEDAKAN

TERHADAP HASIL FRAGMEN BATUAN PADA QUARRY PT.SEMEN BOSOWA MAROS,

SULAWESI SELATAN.

1.4. Manfaat Penelitian


Dengan melakukan analisis geometri peledakan secara actual di lapangan maka

penulis dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya over-size

material dari setiap peledakan sehingga nantinya penulis dapat memberikan saran dan

masukan kepada perusahaan untuk meminimalisir faktor-faktor yang menyebabkan

adanya fragmen batuan yang over-size (melebihi ukuran untuk diproses di crusher).

1.5. Tahapan Penelitian Penelitian


Metode penelitian meliputi :

1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang

menunjang, yang diperoleh dari :

a) PT.Semen Bosowa Maros, Sulawesi Selatan

3
b) Modul Diktat Juru Ledak 2

c) Browsing Internet

2. Pengamatan di lapangan

Melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi

lapangan, dan peralatan yang digunakan di perusahaan.

3. Pengambilan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan

dari perusahaan dan pengamatan langsung di lapangan. Data-data yang digunakan

yaitu :

a) Kedalaman lubang bor

b) Spasi antara titik bor

c) Burden

d) Diameter lubang ledak

e) Tinggi banch

4. Pengelompokan data

Pengelompokan data bertujuan untuk :

a) Mengumpulkan data dan mengelompokkannya agar

penganalisaan lebih mudah.

b) Mengetahui keakuratan data sehingga kerja menjadi

efisien.

c) Mengolah nilai data-data yang mewakili obyek

pengamatan.

5. Pengolahan data

Dilakukan dengan beberapa perhitungan dan penggambaran, selanjutnya

disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian

4
dalam suatu proses tertentu, sehingga didapatkan kesimpulan sementara. Selanjutnya

kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.

6. Analisis hasil pengolahan data

Secara teknis, hasil pengolahan data akan menunjukan pola pengeboran secara

3 dimensi yang ada di lapangan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya over size fragmen

7. Kesimpulan

Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data dengan

permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah

yang dibahas.

Anda mungkin juga menyukai