Bab 1 Print
Bab 1 Print
PENDAHULUAN
Bisnis produksi dan pemasaran semen kini merupakan usaha inti dari Bosowa
mulai beroperasi tahun 1999, Semen Bosowa mencatat produksi sebesar 1.8 juta ton
tahapan dalam proses ini berlangsung. Sebab, selain proses penambangan ( quarrying)
yang juga sangat penting, dalam proses peledakan inilah akan sangat menentukan
usaha pertambangan pada umumnya, kedua aspek ini sangat berkaitan erat satu sama
batuan secara tertentu. Sebelum operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang
bor harus dievaluasi dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum dari
bahan peledak yang dipilih.Lebih dari pada itu, penyediaan lubang tembak yang tepat
material yang berukuran bongkah yang tentunya akan sangat sulit untuk dimuat dan
diangkut menuju crusher (gyrotary crusher) dan sekalipun telah terangkut maka
1
crusher akan sangat sulit untuk menghancurkan material yang berukuran bongkah ini
karena bila hal ini dipaksakan maka crusher kemungkinan akan sulit terputar dan
otomatis akan terjadi pelambatan proses penghancuran material yang lain yang
crusher yaitu material berukuran 80cm-100cm, bila material berukuran bongkah ini
hendak dimanfaatkan maka material ini harus dihancurkan, salah satunya dengan
dilakukan secondary blasting dan hal ini tentunya akan megeluarkan biaya atau cost
yang tidak sedikit, untuk itu perlu adanya pengkajian secara langsung di lapangan
dillakukan peledakan.
penanganan khusus dari permasalahan yang dijumpai dilapangan, dalam hal ini yaitu
tidak maksimalnya material hasil peledakan, hal ini ditandai dengan masih banyak
dijumpai material yang berukuran bongkah sehingga material yang berukuran bongkah
tersebut tidak dapat menjadi bahan baku karena tak dapat diangkut dan dimuat
berukuran bongkah setelah peledakan yaitu karena tidak teraturnya pola peledakan
Salah satu operasi pada departemen quary di PT. Semen Bosowa Maros yang
cukup penting adalah operasi peledakan (blasting). Operasi ini akan menunjang
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis aspek
2
pola peledakan mulai dari kedalaman lubang bor,spasi lubang bor, burden, dan
diameter lubang bor sehingga diperoleh ukuran fragmentasi hasil peledakan yang
memuaskan, artinya tidak terlalu banyak bongkahan ( boulder) atau terlalu kecil.
Terlalu banyak bongkahan harus dilakukan peledakan ulang ( secondary blasting) yang
berarti terdapat tambahan biaya sebaliknya, bila fragmentasi terlalu kecil berarti boros
bahan peledak dan biaya pun menjadi meningkat. Ukuran fragmentasi harus sesuai
dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran mangkok alat muat atau ukuran umpan
peledakan di PT. Semen Bosowa Maros sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah
dari masalah yang diperoleh. Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut maka akan
SULAWESI SELATAN.
material dari setiap peledakan sehingga nantinya penulis dapat memberikan saran dan
adanya fragmen batuan yang over-size (melebihi ukuran untuk diproses di crusher).
1. Studi literatur
3
b) Modul Diktat Juru Ledak 2
c) Browsing Internet
2. Pengamatan di lapangan
3. Pengambilan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan
yaitu :
c) Burden
e) Tinggi banch
4. Pengelompokan data
efisien.
pengamatan.
5. Pengolahan data
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian
4
dalam suatu proses tertentu, sehingga didapatkan kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.
Secara teknis, hasil pengolahan data akan menunjukan pola pengeboran secara
7. Kesimpulan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah
yang dibahas.