Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RADIOLOGI
1
Program Manajemen Risiko Radiologi
Disusun oleh :
Kepala Instalasi Radiologi
Disetujui oleh :
Authorized Person
Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prima Husada
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT,Tuhan YME, karena atas segala rahmat dan
karuniaNya-lah buku Program Manajemen Risiko Instalasi Radiologi Rumah Sakit Prima Husada
Malang dapat terselesaikan.
Segala saran, kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki
isi dari program ini. Akhir kata, semoga program ini betul-betul digunakan sebagai program
manajemen risiko dalam melaksanakan pelayanan di instalasi radiologi sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3
TIM PENYUSUN
4
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................................... 1
PENGESAHAN ............................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 3
TIM PENYUSUN ........................................................................................................ 4
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 7
BAB II LATAR BELAKANG ................................................................................... 8
BAB III TUJUAN..................................................................................................... 9
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ........................................ 10
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ........................................................ 11
BAB VI SASARAN.................................................................................................. 15
BAB VII SKEDUL PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................................... 16
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN ......................... 17
BAB IX PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN ....................... 18
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepatberkembangnya. Di US
terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80% darinya. Bahaya
(Hazard) dan insiden yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick injuries,
back injuries, latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah, namun
kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti
pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan.
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya terpajan oleh
bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis B, dan 170.000
diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik
injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin meningkat,
berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan agriculture yang dulu paling tinggi, sekarang
sudah sangat menurun.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan
kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat relevan untuk dilakukan.
Karena itu pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana kesehatan
seperti rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
dalam upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misalnya
:
1. Perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
2. Penanganan limbah medis
3. Penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk
kedalam program patient safety .Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS)
termasuk ke dalam kriteria tempat kerja denganberbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan upaya-upaya penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.
7
BAB II
LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Prima Husada merupakan suatu organisasi yang memberikan layanan
kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan usaha jasa kesehatan yang akan
berhadapan dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan
risiko, sebab setiap keputusan usaha yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak saling terkait,
namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko secara efektif, maka kita tidak
hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan antar risiko-risiko
tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non klinik) tidak dapat dihindari dari setiap
aktivitas kegiatan perumah sakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen risiko yang
cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai
pengelola pasien, penuh dengan risiko.
Oleh karena itu Rumah Sakit Prima Husada melaksanakan program manajemen risiko di
tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas
Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi, Pengumpulan laporan
managemen Risiko unit ke komite PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan
K3 mengenai risiko di rumah sakit.
8
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
9
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Keselamatan dan keamanan di instalasi radiologi
B. Penanggulangan bencana di instalasi radiologi
C. Proteksi kebakaran di instalasi radiologi
D. Pemilihan, penggunaan, dan pemeliharaan alat di instalasi radiologi
E. Pemeliharaan system penunjang di instalasi radiologi
10
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Keselamatan dan keamanan di instalasi radiologi
Berikut ini adalah daftar risiko yang ada di radiologi dan cara pencegahan nya :
No Jenis Kecelakaan Cara Pencegahan Pertolongan yang Diberikan
1. Terpapar radiasi Menggunakan APD Segera meninggalkan
hambur seperti apron. ruangan radiologi dan
mengkonsumsi makanan
atau minuman yang
berprotein tinggi
2. Syok listrik Menggunakan Matikan sumber listrik, cabut
sandal atau sepatu sambungan sumber, jangan
saat memegang korban kesetrum,
menghubungkan tenangkan korban, dan bawa
listrik ke sumbernya ke dokter
Berikut adalah daftar jenis symbol yang ada di instalasi radiologi beserta fungsinya
Radiologi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah padat. Karena itu
pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
11
(b) Penanganan limbah Radiologi
Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume. Jenis
limbah harus di identifikasi dan dipilah-pilah dan mengurangi keseluruhan volume
limbah secara continue.
Dalam memilah dan mengurangi volume limbah harus mempertimbangkan hal-
hal seperti kelancaran dan penampungan limbah
(c) Penampungan limbah radiologi
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakan pada
tempat yang pas, aman, dan hygienis.
Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas wajib disediakan informasi mengenai
cara penanganan yang benar jika terjadi kecelakaan di radiologi. Selain itu harus pula
disediakan peralatan untuk menganani keadaan tersebut seperti :
(a) Pakai pelindung diri, apron, dan TLD
(b) Menyediakan surveymeter untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran radiasi.
12
- Persyaratan kecukupan peralatan
- Persyaratan kemapuan alat
- Penandaan peralatan
- Persyaratan pengoperasian alat
- Jaminan kemanan kerja alat
- Penanganan terhadap alat yang rusak
- Pemindahan alat
Pemeliharaan system penunjang seperti system arus listrik harus berjalan dengan baik
untuk mengurangi risiko kegagalan operasional instalasi radiologi meliputi sebagai
berikut :
(a) Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil , kapasitas harus
cukup.Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keamanan dan pengamanan jaringan listrik terjamin, harus tersedia grounding /arde.
Harus tersedia cadangan listrik (genset / UPS) untuk mengatasi listrik mati.
13
BAB VI
SASARAN
No SASARAN TARGET
1. Keselamatan dan keamanan Petugas instalasi radiologi mengetahui risiko, cara
di instalasi radiologi pencegahan, dan pertolongan yang diberikan
apabila terjadi insiden keselamatan dan keamanan
kerja
3. Penanggulangan bencana di - Petugas instalasi radiologi mengetahui cara
instalasi radiologi penggunaan alat pelindung diri, serta tindakan
yang harus dilakukan jika terjadi bencana atau
kecelakaan di instalasi radiologi
14
BAB VII
SKEDUL JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahun 2018
Penanggung
No Kegiatan Bulan Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Identifikasi Daftar Risiko unit
dan koordinasi dengan komite
PMKP, PPI dan K3 rumah
sakit
3. Pelatihan penggunaan APD
radiologi
4. Pelatihan penggunaan alat
pemadam kebakaran (APAR)
5. Pelatihan penggunaan dan
pemeliharaan alat medis
radiologi
15
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
A. EVALUASI
Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap tribulan
dengan komite PMKP rumah sakit.
16
BAB IX
PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP Rumah Sakit Prima
Husada setiap akhir tahun.
17