Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MANAJEMEN TAMBANG

DI SUSUN OLEH :

PUTRI APRILIANI SAFITRI (D 1101 14 1005)


SHYNTIA RICA RINVILDA MANIK (D 1101 14 1018)
JESSICA JOCUNDA (D 1101 14 1020)
ICHSANNUDIN (D 1101 14 1021)
FEMI TANIA (D 1101 14 1032)

DOSEN MATA KULIAH:


M. KHALID SYAFRIANTO, S. T., M. T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2015/2016
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian sehingga
merupakan kesatuan yang teratur.
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Pengertian organisasi menurut beberapa ahli:
1. John M. Gaus
Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang untuk dapat
memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian
tugas dan tanggung jawab.
2. John D. Millet
Organisasi adalah kerangka struktur dimana pekerjaan dari banyak orang
dilakukan guna mencapai tujuan bersama, sedemikian sehingga
merupakan suatu sistem penugasan pekerjaan diantara kelompok-
kelompok orang melalui tahapan-tahapan tertentu. Organisasi adalah
kelompok-kelompok orang yang bekerjasama, dengan demikian
mengandung ciri-ciri hubungan manusia yang timbul dalam aktifitas
kelompok.
3. Chester I. Bernard
Organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih.
4. Stephen P. Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.

A. PENDEKATAN SISTEM DALAM TEORI ORGANISASI


1. Pendekatan Pencapaian Tujuan (Goal Attainment Approach)
Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi
adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan.
Oleh karena itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran
yang tepat tentang keefektifan. Namun demikian agar pencapaian tujuan
bisa menjadi ukuran yang sah dalam mengukur keefektifan organisasi,
asumsi-asumsi lain juga harus diperhatikan :
 Organisasi harus mempunyai tujuan akhir.
 Tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan
baik agar dapat dimengerti.
 Tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola.
 Harus ada consensus atau (kesepakatan umum mengenai tujuan-
tujuan tersebut).
Oleh karena itu empat asumsi diatas menyatakan bahwa
keefektifan sebuah organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan
daripada caranya. Beberapa permasalahan dalam pendekatan ini antara lain
adalah :
 Apa yang dinyatakan secara resmi oleh sebuah organisasi sebagai
suatu tujuan tidak selalu mencerminkan tujuan yang sebenarnya.
 Tujuan jangka pendek sering kali berbeda dengan tujuan jangka
panjangnya.
 Organisasi yang memiliki tujuan majemuk akan menciptakan
kesulitan.
2. Pendekatan System (System Approach)
Pendekatan system terhadap pendekatan organisasi
mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang
saling berhubungan. Jika salah satu sub bagian ini mempunyai performa
yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative terhadap performa
keseluruhan system.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil
dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam
mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok,
lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan konstituensi sejenis yang
mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi yang stabil.
Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system adalah
hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu
memang benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan system
adalah kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara
atau tidak dapat diukur.
Dapat disimpulan bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling
berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk
dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.
3. Pendekatan Stakeholders
Dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba
atau investasi, pertumbuhan penghasilan , pegawai adalah kompensasi,
tunjangan tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja , pelanggan adalah
kepuasan terhadap harga, kualitas, pelayanan , kreditur adalah kemampuan
untuk membayar hutang.
Dalam 3 (tiga) hal diatas dapat kita ambil salah satu contoh seperti
pendekatan system, dimana pendekatan system ini sangat berpengaruh
dalam organisasi yaitu sebagai berikut :
4. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem memandang organisasi sebagai satu kesatuan
yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan
bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu
pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus
serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi
formal dan sosiopsikologis. Analis sistem manajemen spesifik meliputi
struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan
mekanisme perencanaan serta pengawasan.
5. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah
antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek
berbeda, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi
lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang
berbeda.
Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan fungsional “bila
maka”. Hubungan fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain. Bial ada perubahan satu variabel akan
mempengaruhi nilai variabel lainnya. Bila merupakan variabel bebas
(independent variable) dan maka merupakan variabel bergantung
(dependent variable). Faktor lingkungan merupakan variabel bebas,
sedang konsep dan teknik manajemen merupakan variabel begantung.
Dalam pendekatan kontingensi ada tiga kerangka konseptual yaitu
lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik serta hubungan antara
keduanya. Pendekatan kontingensi mengkombinasikan antara pendekatan
klasik dan hubungan manusia.
“Contingency Approach = Pendekatan Klasik + Pendekatan Hubungan
Manusiawi”.
6. Pendekatan Nilai–Nilai Bersaing (Competing-Values Approach)
Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi
terdapat apa yang disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan, perolehan sumber (mampu meningkatkan dukungan
dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja), perencanaan (tujuan jelas
dan dipahami dengan benar), produktifitas (volume keluaran tinggi, rasio
keluaran terhadap masukan tinggi), Ketersediaan informasi (saluran
komunikasi membantu pemberian informasi kepada orang mengenai hal-
hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka), stabilitas (perasaan tenteram,
kontinuitas, kegiatan yang berfungsi secara lancar), Tempat kerja yang
kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan
yang lain), tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan,
mempunyai keterampilan dan berkapasitas untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan baik).
Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada
hanya pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam.
Pendekatan tersebut mengasumsikan tentang adanya pilihan yang
beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai
macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi.
Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum
yang mendasari setiap daftar kriteria Efektifitas Organisasi yang
komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan
sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenahi nilai-
nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah
model keefektifan yang unik.

B. BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Bentuk-bentuk organisasi terbagi kedalam banyak bentuk tergantung dari sisi
mana meninjau organisasi itu. Bentuk-bentuk organisasi antara lain:
1. Ditinjau dari jumlah pucuk pimpinan
1. Bentuk organisasi tunggal
yaitu organisasi yang pucuk pimpinanannya ada di tangan seseorang.
Sebutan jabatan untuk bentuk tunggal antara lain: presiden, direktur,
kepala, ketua, dsb.
2. Bentuk organisasi jamak
yaitu organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan beberapa orang
atau kesatuan. Sebutan jabatan untuk bentuk jamak antara lain: presidium,
majelis, direksi, direktorium, dewan, dsb.
2. Ditinjau dari saluran wewenang
a. Bentuk organisasi jalur yaitu organisasi yang wewenang pucuk
pimpinannya dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi
dibawahnya dalam semua bidang pekerjaan, baik pekerjaan pokok
ataupun pekerjaan bantuan.
b. Bentuk organisasi fungsional yaitu organisasi yang wewenang
pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi
dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap
bidanng berhak memerintahkan kepada semua pelaksana yang ada
sepanjang menyangkut bidang kerjanya.
c. Bentuk organisasi jalur dan staf yaitu organisasi yang wewenang
dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada stuan-satuan organisasi
dibawahnya dalam semua bidang pekerjaan baik pekerjaan pokok
maupun pekerjaan bantuan. Dan dibawah puncuk pimpinan
diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando yang
hanya bertugas memberi nasihat tentang keahlian tertentu kepada
pucuk pimpinan.
d. Bentuk organisasi fungsional dan staf yaitu organisasi yang
wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan
dalam tiap bidang kerja dapat memerintah semua pelaksana yang
ada sepanjang menyangkut bidang kerjaannya. Dan dibawah pucuk
pimpinan di angkat pejabat yang tidak memiliki wewenang
komando tetapi hanya memberi nasihat tentang keahlian tertentu
kepada puncuk pimpinan.
e. Bentuk fungsional dan jalur yaitu organisasi yang wewenang dari
pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi
dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang
kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada
sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Dan tiap-tiap satuan
pelaksana kebawah memiliki wewenang dalam semua bidang
kerja.
f. Bentuk organisasi jalur, fungsional, staf yaitu organisasi yang
wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan
tiap bidang berhak memerintahkan kepada semua pelaksana yang
ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Dan tiap-tiap
pelaksana kebawah memiliki wewenang dalam semua bidang
kerja. Dan dibawah pucuk pimpinan diangkat pejabat yang tidak
memiliki kewenangan komando tetapi hanya memberi nasihat
tentang bidang keahlian tertentu kepada pucuk pimpinan.
Bentuk-bentuk organisasi, yaitu:
1. Organisasi Lini
Organisasi Garis/Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana
pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari
kepemimpinan terhadap bawahannya.
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini
merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas
pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan
oleh Henry Fayol.
 Hubungan antara pimpinan dan bawahan masih bersifat langsung
melalui satu garis wewenang
 Selain top manajer, manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
 Jumlah karyawan sedikit
 Sarana dan alatnya terbatas
 Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan
adalah sebagai top manajer
 Organisasi keci
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah:
 Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
 Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
 Proses decesion making berjalan cepat
 Disiplin dan loyalitas tinggi
 Rasa saling pengertian antar anggota tinggi
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:
 Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis
 Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
 Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan
organisasi
 Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi
2. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan
organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini
berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan
dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi
tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya.
Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran
nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau
kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan
dengan bawahan tidak secara langsung. Ciri:
 Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
 Karyawan banyak
 Organisasi besar
Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
spesialisasi:
 Personel lini
 Personel staf
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah:
 Ada pembagian tugas yang jelas
 Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
 Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
 Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right
place
 Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:
 Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
 Proses decesion makin berliku-liku
 Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan
nepotism spoilsystem patronage
 Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat
lainnya
3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor yaitu suatu
bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para
pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang
pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang
tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai
wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Ciri :
 Organisasi kecil
 Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
 Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
 Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
 Pengawasan dilakukan secara ketat
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah:
 Program tearah, jelas dan cepat
 Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
 Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
 Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik
 Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
 Solidaritas antar anggota yang tinggi
 Moral serta disiplin keija yang tinggi
 Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik
 Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
 Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
 Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:
 Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
 Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit
sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
 Insiatif perseorangan sangat dibatasi
 Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu
menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu
 Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek
strategis jangka panjang
 Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit
 Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi
 Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat
koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan
Tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut:
 Lingkungan stabil
 Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi
 Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional

4. Organisasi Lini dan Fungsional


Organisasi Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-
masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya
kolektif. Organisasi Komite lebih mengutamakan pimpinan, artinya dalam
organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/ presidium/plural executive” dan
komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat formal atau
informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari
struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-
bagi secara khusus. Ciri:
 Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan
 Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan
tingkat eselon
 Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas
 Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini
hanya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan
 Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif
 Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan
tanggung jawab yang sama
 Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam
bentuk satgas
Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah:
 Solodaritas tinggi
 Disiplin tinggi
 Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum
 Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
 Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat
 Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari
pimpinan
 Usaha kerjasama bawahan mudah digalang
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:
 Kurang fleksibel dan tour of duty
 Spesialisasi memberikan kejenuhan
 Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota organisasi
 Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau
bertanggung jawab melebihi yang lain
 Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak
dari satu orang saja
 Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah
pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas
Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan
beberapa seksi.

5. Organisasi Komite
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan
dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat,
yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen.
Organisasi komite terdiri dari :
 Executive Committe (Pimpinan komite) yaitu para anggotanya
mempunayi wewenang lini
 Staff Committee yaitu orang-orang yang hanya mempunyai
wewenang staf
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah:
 Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi
musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
 Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil
 Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin
Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:
 Proses decesion making sangat lamban
 Biaya operasional rutin sangat tinggi
 Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang
bertanggung jawab

C. ORGANISASI PADA PT BUKIT ASAM

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan
nama PT Bukit Asam adalah Perusahaan Pertambangan yang dimilik
olehPemerintah Indonesia yang didirikan pada tahun 1950.

Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman


kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.
Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah
(underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan
komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para


karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN
TABA).
Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya
disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batu bara
di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang
Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993
Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batu bara.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
Merk PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) pasar 6 (lima) jenis batu bara
yang berbeda - IPC 53, BA 55, BA 59, BA 63, BA 67, BA 70
a. Dewan Komisaris
PT Bukit Asam tbk mempunyai Dewan Komisaris dimana tugas dari
dewan komisaris ini adalah melakukan pengawasan dan pemberian nasehat
kepada direksi. Tugas pengawasan dan nasehat ini dilakukan dewan komisaris
berdasarkan Anggaran dasar perseroan.
Susunan Dewan Komisaris PT Bukit Asam tbk :

1. Agus Suhartono sebagai Komisaris Utama merangkap sebagai


Komisaris Independen.
2. Robert Heri sebagai Komisaris.
3. Tamrin Sihite sebagai Komisaris.
4. Koesnaryo sebagai Komisaris Independen.
5. Leonard sebagai Komisaris
6. Seger Budiarjo sebagai Komisaris.
Mereka yang diatas ini selaku dewan komisaris akan melakukan
pengawasan dan pemberian nasehat kepada direksi baik meliputi pengawasan atas
kebijakan direksi dalam melakukan pengurusan perseroan terbatas.
b. Direksi
Susunan Direksi PT Bukit Asam tbk :
1. Milawarna sebagai Direktur Utama
2. Achmad Sudarto sebagai Direktur Keuangan
3. Anung Dri Prasetya sebagai Direktur Pengembangan Usaha
4. Heri Supriyanto sebagai Direktur Operasi/Produksi
5. Maizal Gazali sebagai Direktur SDM dan UMUM
6. M. Jamil sebagai Direktur Niaga
Direksi bertanggung jawab atas kerugian PT yang di sebabkan direktur
tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT UU No 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan diminta pertanggung
jawabannya baik secara perdata maupun pidana.
Tugas dan wewenang direksi dalam lingkungan eksternal, mewakili PT
atas nama perseroan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan lain, dan
mewakili PT dalam perkara pengadilan. Dalam lingkungan internal, mengurus
dan mengelola PT untuk kepentingan PT yang sesuai dengan maksud dan tujuan
dari PT, dan menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan kebijakan yang tepat
(keahlian, kelaziman usaha dan peluang) yang ditentukan dalam UU Perseroan
Terbatas dan anggaran dasar PT.

 Manajer Umum / General Manager


Manajer umum adalah manajer yang memiliki tanggung jawab seluruh
bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manajer umum
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai
beberapa atau seluruh manajer fungsional. Pada perusahaan yang berskala
kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan
pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki
beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas
yang berbeda-beda.
 Tugas dari kepala cabang :
01.Mewakili Direksi Pusat menjalankan perusahaan di cabang itu.
02. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada Direksi Pusat termasuk
keuangannya.
03.Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan
lancar.
04.Menjalankan Program Perusahaan untuk cabang itu/mengejar target.
05. Berhak atas promosi dan bonus jika cabang maju melebihi target
Perusahaan.
 Tugas dari manajer: Manajer fungsional adalah manajer yang memiliki
tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan atau organisasi
saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain.
Contohnya adalah seperti manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer
akuntansi, manajer operasional, manajer hrd, dan banyak lagi contoh
lainnya.
 Tugas dari supervisor: Peran kerja supervisor berada di level tengah, yaitu
di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf pelaksana
rutinitas di lapangan. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka
tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf
pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Supervisor
adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang
bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan
strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif
dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki
kompetensi berkualitas tinggi yang mencakup keterampilan membangun
relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan
peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif,
berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi
terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan emosional dan mind set
positif.
 Tugas utama bagi seorang staff Administrasi adalah melaksanakan
kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi
perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran
operasional perusahaan. Tanggung Jawab Utama melaksanakan aktifitas
penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk
memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap
pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan.
Melaksanakan aktifitas renovasi gedung kantor/kerja, untuk memastikan
semua gedung kantor selalu siap operasional. Melaksanakan kegiatan
surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan
dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.
Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk
memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan
sebagai bahan informasi kepada atasan. Membuat perkiraan biaya tahunan
yang berkaitan dengan kegiatan office administration, sebagai
rekomendasi pembuatan anggaran departemen General Affair.
Melaksanankan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor,
peralatan kantor, peralatan kebersihan dan keamanan kantor serta layanan
photocopy dan penjilidan. Mengawasi pelaksanaan kebersihan dan
kenyamanan ruang kantor dan keamanan kantor.
 Tugas dari marketing retail/project: fungsi marketing dalam suatu
perusahaan adalah menjual produksi perusahaan dengan menggunakan
berbagai macam strategi, agar barang yang di produksi dapat bersaing
dengan barang lain dan dapat diterima oleh konsumen sehingga nantinya
barang tersebut laku dijual dan mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan.

Tata Kerja adalah Pola cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut
harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien. Dibawah ini akan
dijelaskan tentang Tata Kerja PT Bukit Asam tbk.

1. PT Bukit Asam tbk memiliki prinsip/budaya kerja seperti : Bekerja


Cerdas, Bekerja Keras, Bekerja Ikhlas dan Bekerja Tuntas. Dengan Prinsip
diatas perusahaan ini akan dapat mengelola perusahaan mereka dengan
lebih profesional dan dengan hasil yang optimal pula.
2. Tata kelola Perusahan PT Bukit Asam tbk, perusahaan ini memiliki asas
maupun prinsip dalam tata kelola agar tercipta lingkungan kerja yang
nyaman dan aman serta dapat lebih optimal dalam bekerja. selain itu pula
PT Bukit Asam tbk juga menerapkan GCG atau Good Corporate
Governance dengan tujuan agar perusahaan tersebut dapat mendorong dan
mendukung pengembangan perseroan, mengelola sumber daya dengan
lebih amanah, mengelola resiko dengan lebih baik dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://aboutmee01.blogspot.com/2013/08/pendekatan-pendekatan-organisasi.html
https://wakhinuddin.wordpress.com/2013/10/22/bentuk-bentuk-organisasi/

http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html

http://chatrinevelina.blogspot.co.id/2015/08/makalah-bentuk-bentuk-
organisasi.html

http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-ciri-
manfat-unsur-unsur-organisasi.html

http://www.dunsarware.com/2015/08/bentuk-bentuk-organisasi.html

http://ptba.co.id/id/organization

Anda mungkin juga menyukai