Anda di halaman 1dari 12

ETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. ETIKA BERBICARA DAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT


Berikut ada 5 hal yang harus diketahui mengenai cara berbicara yang baik dan
benar diantaranya :
1. Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara
Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda
sepenuhnya kepada lawan bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga membuat
lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan
mendelik/melirik) termasuk etika berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan
bicara bukan yang lain.
2. Suara Harus Terdengar Jelas
Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah
menata suara kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang
sedang kita bicarakan. Tidak boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan.
Usahakan suara yang keluar bisa terdengar jelas agar lawan bicara dapat terdengar
apa yang kita ucapkan.
3. Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang.
Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di
tengah kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita bicarakan.
Dan tentunya tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi yang
menyinggung hati lawan bicara.
4. Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi
Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap Orang dapat
mendengarnya dengan baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua
pendengarnya dapat mendengar dengan baik. Apalagi jika kita ditunjuk sebagai
pembicara, nada suara harus benar-benar dijaga. Sebab, pendengar dalam sebuah
forum baik ceramah maupun diskusi cenderung beragam.
5. Pembicaraan Mudah Dimengerti
Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting
anggapan orang lain terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti
terhadap apa yang sedang kita bicarakan.
Berikut adalah 9 hal yang harus diketahui mengenai cara menyampaikan pendapat
yang baik, khususnya dalam sebuah forum diskusi yang tengah Anda lakukan:
1. Sampaikan pendapat dengan kata yang sopan.
2. Jika lagi ada yang berbicara jangan memotong pembicaraan.
3. Lakukan utarakan pendapat dengan dasar hati nurani dan juga akal yang sehat.
4. Berani bertanggung jawab mengenai pendapat yang di utarakan.
5. Utamakan kepentikan bersama jika mengutarakan pendapat.
6. Jangan suka memberikan pendapat yang selalu berlawanan.
7. Bisa menerima hasil keputusan dengan bersama.
8. Bisa menerima saran yang di berikan oleh rekan anda.
9. Yang terakhir memiliki besar hati mau menerima.

B. ETIKA BERPAKAIAN
Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup
pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan
makanan (pangan). Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit,
kenyamanan, dan lain sebagainya.Tanpa baju/pakaian dapat mengakibatkan seseorang
dikatakan gila.Beberapa Etika / Etiket Dalam Berpakaian :
1) Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup aurat dengan
bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang
melihatnya.Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa
digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan.Seharusnya pemerintah
memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang mengumbar tubuhnya.
2) Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk
tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain.Apabila suhu di luar rumah sangat
dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai pakaian tipis.
3) Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika
rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan. Pakaian yang kotor
merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada oang lain yang
ada di sekitarnya.
4) Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun
kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita dengan ekor puluhan
meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat seperti di bus umum.
5) Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam
maupun di luar negeri.Hindari memakai pakaian yang bertentangan dengan adat
istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut.Di mana bumi di pajak, di
situ langit di junjung.

C. ETIKA MAKAN DAN MINUM


1. Etika Sebelum Makan dan Minum
a. Mencuci kedua tangan
b. Mencuci mulut atau berkumur
c. Membaca basmalah ketika hendak makan dan mengakhirinya dengan
membaca hamdalah, hadist yang menjelaskan tentang membaca basmalah
sebelum makan dan minum adalah : “Dari Aisyah ra, ia berkata : “Rasulullah
SAW telah bersabda, ‘apabila salah seorang di antara kalian makan,
hendaklah menyebut asma Allah ta’ala. Dan apabila lupa menyebut asma
Allah ta’ala pada awalnya, hendaklah ia mengucapkan bismillahi awwalahu
wa akhirahu”. (HR. Abu Dawud)
d. Membaca doa, salah satu doa yang dibaca sebelum makan dan minum adalah :
“Ya Allah, jadikanlah rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami rezeki
yang berkah, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.

2. Etika Ketika Makan dan Minum


a. Makan dan minum harus dengan duduk
b. Ketika makan tidak boleh berbicara
c. Makan dengan tangan kanan
d. Ketika makan harus tenang, tidak boleh tergesa-gesa, makanan tidak boleh
tercecer.
e. Tidak boleh makan sambil berjalan
f. Makan secukupnya jangan berlebihan, makan berlebihan disebut israf, dan
israf itu dilarang oleh agama Islam maka ambillah secukupnya saja sesuai
dengan kebutuhan. Firman Allah SWT : ”Makan dan minumlah, tapi
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan”. Sabda Nabi Muhammad SAW : ”Tidaklah anak cucu
Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa
suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus
mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)
g. Hendaklah saat makan tidak membicarakan hal-hal buruk
h. Mengambil makanan atau hidangan yang dekat dan tidak meraih makanan di
tempat yang jauh, sebagai pertanda qanaah
i. Apabila makan bersama, dilarang mengambil lagi makanan, kecuali bila sudah
mendapat izin
j. Mulailah untuk mengambil makanan dari pinggir dan dilarang dari tengah
k. Tidak boleh mencela makanan tetapi sunah untuk memujinya

3. Etika Sesudah Makan dan Minum


a. Setelah makan dan minum hendaknya membaca doa : “Segala puji bagi Allah
yang telah member makan dan minum dan telah menjadikan kami sebagai
orang Muslim”.
b. Mencuci tangan, Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Barangsiapa tertidur
sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia
menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan
dirinya sendiri”. (Riwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra)
c. Membersihkan dan mencuci peralatan yang dipakai untuk makan

D. ETIKA DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN


1. Etika Duduk
a. Badan tegak tapi santai
b. Kaki di bawah tapi rapat
c. Tidak tumpang kaki
d. Tidak selonjoran apalagi diatas meja
e. Tidak naik ke atas seperti jongkok/bersila
f. Tidak duduk dimeja
g. Tidak menggoyang-goyangkan kaki
h. Tidak berpangku tangan
i. Tangan diatas paha
j. Kaki tidak terbuka apalagi wanita
k. Tidak menyenderkan tangan diatas kursi
l. Berdiri bila ada yang menyalami
m. Jika wanita tutup lutut, kaki diserongkan
n. Mempersilahkan duduk kepada orang tua, jompo & wanita
o. Memberikan tempat duduk bagi mereka yang tidak kebagian
p. Tidak duduk sebelum wanita, orang yang dihormati, orang tua duduk terlebih
dahulu

2. Etika Berdiri
a. Tidak tolak pinggang
b. Tidak berpangku tangan
c. Tidak membusungkan dada
d. Tidak menengadahkan wajah
e. Kaki tidak terlalu lebar
f. Tidak terlalu rapat
g. Tidak merogoh kantong celana
h. Tidak memegang ikat pinggang
i. Tidak menghalangi orang/jalan
j. Tidak berdiri ditengah jalan
k. Tidak berdiri didepan pintu
l. Tidak menggerakkan kaki
m. Tidak garuk kaki
n. Langkah tidak panjang dan juga tidak pendek

Berdiri sempurna
1. Berdirilah dengan posisi tegak. Jadi kalau dilihat dari samping, tubuh Anda
tampak lurus dari telingga hingga ke matakaki. Tubuh Anda akan terlihat lebih
tinggi.
2. Tarik bahu agar tidak menutup. Kembangkan dada dan bagian perut tertarik ke
dalam. Dengan posisi seperti ini, bentuk tubuh Anda akan terlihat lebih indah.
3. Atur posisi kedua kaki yang nyaman untuk menopang tubuh. Untuk wanita,
posisi kedua kaki merapat. Rapatkan tumit dan biarkan kedua telapak kaki
sebelah depan terbuka sehingga seolah-olah membentuk segitiga. Untuk pria,
usahakan agar lebar kedua kaki tidak melebihi bahu.

3. Etika Berjalan
a. Tidak membusungkan dada sehingga terlihat angkuh
b. Tidak membungkuk
c. Langkah tidak diseret
d. Langkah tidak dihentak-hentak
e. Mata tidak jelalatan
f. Tidak memandang mata orang lain apalagi lawan jenis
g. Tidak mengobrol keras sambil berjalan
h. Tidak berjalan sambil menutup muka
i. Tidak menggerak-gerakan badan/pinggul
j. Tidak berjalan dengan bermesraan
k. Tidak berjalan dengan bergandengan
l. Tidak membawa barang yang kurang pantas
m. Tidak menghalangi jalan
n. Tidak jalan bergerombol
o. Kain celana/rok tidak menapu lantai ketika berjalan
p. Tidak makan/minum
q. Tidak berjalan sambil merokok
r. Tidak berjalan sambil main HP
s. Tidak berjalan sambil tolak pinggang
t. Tidak berjalan mendahului orang tua
u. Tidak berjalan melangkahi orang
v. Tidak melangkahi barang dagangan
w. Tidak berjalan menyenggol orang
x. Tidak berjalan dengan menginjak kaki orang lain
y. Tidak berjalan zig zag
z. Tidak mengendap-endap
Cara berjalan yang baik
1. Ayunkan langkah kaki dengan sewajarnya, jangan terlalu melebar atau terlalu
menyempit. Sesuaikan gerakan tangan agar tak mengayun terlalu lebar ke
segala arah.
2. Upayakan kedua kaki Anda menapak ke tanah dengan mantap. Jangan
menyeret langkah Anda atau berjingkat-jingkat. Orang akan bertanya-tanya,
ada apa dengan anda?
3. Arahkan pandangan mata ke depan. Jangan bolak-balik menunduk. Tampilkan
dari Anda yang percaya diri.

E. ETIKA BEERTAMU
1. Memberitahu lebih dahulu tuan rumah
Di kota besar seperti Jakarta, di mana banyak penghuni rumah sibuk bekerja,
sebaiknya beritahu dulu lewat telepon bila ingin bertamu. Bagi orang yang
dikunjungi, ini jadi semacam pemberitahuan, dan dia akan merasa dihargai bila
ditanya lebih dulu. Bisa saja pada waktu Anda datang, dia ada acara lain atau
tidak mau diganggu tamu. Bagi Anda, akan mendapat kepastian, apakah si
penghuni ada di rumah dan siap Anda kunjungi.
2. Meminta Izin Kepada Tuan Rumah
Rumah itu seperti penutup aurat bagi segala sesuatu yang ada di dalamnya
sebagaimana pakaian itu sebagai penutup aurat bagi tubuh. Jika seorang tamu
meminta izin kepada penghuni rumah terlebih dahulu, maka ada kesempatan bagi
penghuni rumah untuk mempersiapkan kondisi di dalam rumahnya tersebut.
Sehingga tidaklah dibenarkan ia melihat ke dalam rumah melalui suatu celah atau
jendela untuk mengetahui ada atau tidaknya tuan rumah sebelum dipersilahkan
masuk.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
“Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali
(saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An-Nur 27-28)
3. Memilih Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan
cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat
terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan
tetangganya.
4. Tepat Waktu
Bila Anda berjanji datang jam sekian, usahakan tepat waktu. Ini akan memberi
kesan yang baik kepada tuan rumah. Dan memudahkan tuan rumah mengatur
waktu. Bisa saja ia punya kegiatan yang amat sangat padat, sehingga ketika
menyetujui Anda datang pada waktu tertentu, hanya itu waktu yang ia punya untuk
Anda.
5. Mengucapkan salam
Diperintahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana ayat
An Nur: 27. Pernah salah seorang shahabat beliau dari Bani ‘Amir meminta izin
kepada Rasulullah yang ketika itu beliau sedang berada di rumahnya. Orang
tersebut mengatakan: “Bolehkah saya masuk?” Maka Rasulullah pun
memerintahkan pembantunya dengan sabdanya: “Keluarlah, ajari orang ini tata
cara meminta izin, katakan kepadanya: Assalamu ‘alaikum, bolehklah saya masuk?
Sabda Rasulullah tersebut didengar oleh orang tadi, maka dia mengatakan:
“Akhirnya Nabi pun mempersilahkannya untuk masuk rumah beliau.” (HR. Abu
Dawud)
6. Meminta izin sebanyak tiga kali
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata, Abu Musa telah meminta izin tiga kali
kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia
pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya, “Mengapa kamu kembali?”
Dia menjawab, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, Barangsiapa meminta izin
tiga kali, lalu tidak ada jawaban, maka hendaklah kembali. (Shahih HR. Ahmad)

7. Mengenalkan Identitas Diri

Ketika Rasulullah menceritakan tentang kisah Isra’ Mi’raj, beliau bersabda


(artinya) : “Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk dibukakan
pintu langit. Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” Kemudian
ditanya lagi: “Siapa yang bersama anda?” Jibril menjawab: “Muhammad.”
Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap
pintu langit, Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” (Muttafaqun
‘Alaihi)

Saya datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku
mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, “Siapa itu?” Lalu aku menjawab,
“Saya.” Nabi berkata, “Saya?… Saya? … seakan-akan beliau tidak menyukainya.
(HR. Bukhari)

8. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk, Namun Disisi Kanan atau Kirinya

Ketika tamu tiba di depan rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu.
Tetapi hendaknya dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah
kiri. Hal ini dicontohkan Rasululloh SAW.Dari Abdulloh bin Bisyer ia
berkata,“Adalah Rasululloh SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau
tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau
kirinya dan mengucapkan”Assalamu ‘alaikum … assalamu ‘alaikum …”(Shahih
HR. Abu Dawud)

9. Dilarang Mengintai Ke Dalam Bilik


Jika kita hendak bertamu dan telah sampai di halaman rumah, tidak diizinkan
mengintip melalui jendela atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui
penghuninya ada atau tidak. Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ada seorang laki-
laki mengintip sebagian kamar Nabi, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan
membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan
seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu. (HR.
Bukhari)
10. Tidak Masuk Rumah Walaupun Terbuka Pintunya.
Dari ayat 27 An Nuur, sebagaimana telah ditulis, kita baru boleh masuk rumah
orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah.

11. Tidak Masuk Bila Yang Mengizinkan Wanita

Seorang tamu pria hendaknya tidak masuk rumah apabila yang


mempersilahkan masuk adalah seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah
diizinkan oleh suaminya atau mahromnya.

Amr berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita
tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad).
Dari Amr bin Al-Ash dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah melarang kami
masuk di rumah wanita yang tidak ada mahromnya. (Shahih HR. Ahmad)

12. Menyebutkan Keperluannya

Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia
kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke
arah tujuan kunjungan tersebut, serta dapat mem-pertimbangkan dengan waktu/
keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang
bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya:
Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami
diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)

13. Segera Kembali Setelah selesai Urusannya

Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya
telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari
kandungan firman Allah Ta’ala: “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah,
dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al
Ahzab: 53)

14. Tidak Menceritakan Aibnya Kepada Orang Lain

Abu Hurairoh, dia berkata, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Tahukah


kamu apa ghibah itu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Lalu beliau bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu (kepada
orang lain) dengan sesuatu yang ia benci.” Lalu dikatakan kepadanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila aib yang kuceritakan itu memang benar?”
Beliau menjawab, “Jika apa yang kamu ceritakan itu benar, berarti kemu meng-
ghibah-nya. Jika tidak, berarti engkau berbuat dusta.” (HR. Muslim)

15. Mendo’akan Tuan Rumah

Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan
rumah, lebih baik lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi ,
yaitu : “Ya Allah…, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau
berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR.
Muslim)
F. ETIKA MENGIRIM SURAT, SMS, MENGANGKAT TELPON KE TEMAN
DAN DOSEN
1. Etika Mengirim Surat
a. Perkenalkan diri
b. Jangan menggunakan singkatan
c. Perhatikan ejaan
d. Perhatikan struktur surat
e. Gunakan kata yang sopan dan tidak tabu.
2. Etika Mengirim SMS
a. Perhatikan Waktu Pengiriman Pesan
Mengirim pesan pada saat hari dan jam kerja
b. Gunakan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Bukan bahasa bahasa gaul (ALAY) atau bahasa daerah.
c. Dimulai Dengan Salam
Bagi Muslim ucapkan salam "Assalamu'alaikum" dan jangan disingkat.
Dan bagi Non Muslim gunakan "Selamat pagi atau Selamat Siang".
d. Tulis Identitas Anda
Dosen bukanlah phonebook berjalan yang menyimpan begitu banyak
nomor telepon dalam memorinya. Sebaiknya dalam menulis SMS sertakan
identias Anda dengan baik.
e. Tuliskan Keperluan Dengan Jelas Dan Singkat
Tulislah pesan Anda dengan singkat dan jelas, jangan bertele-tele atau
kepanjangan. Nantinya malah membuat bingung dosen.
f. Ucapkan Maaf Untuk Menunjukkan Kerendahan Hati Anda
Sebagai bentuk penghormatan atas mengganggu waktunya, gunakan kata
maaf di awal atau diakhir pesan kamu.
g. Akhiri Dengan Ucapan Terima Kasih
Contoh : Assalamu'alaikum pak, saya FULAN mahasiswa TI UIN
SUSKA RIAU semester 8. Maaf pak saya mau menanyakan apakah besok
bapak ada waktu untuk bimbingan skripsi? Terima Kasih
3. Etika Menelepon ke Dosen dan Teman
Dalam bertelepon, tidak sekadar jelas dalam menyampaikan maksud.
Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam bertelepon, yaitu
kesantunan yang meliputi sebagai berikut :
1. Membuka dengan menggunakan salam.
2. Memperkenalkan diri dan menyebutkan nama orang yang diajak bicara.
3. Menyampaikan maksud secara singkat dan jelas.
4. Mengakhiri pembicaraan dengan menggunakan terima kasih dan
menyampaikan salam.
Dalam bertelepon, ada etika yang bersifat umum maupun khusus.
Misalnya berdasarkan mitra bicara, seperti dengan teman sebaya, orang yang
lebih muda, atau orang yang dihormati. Pilihan kata menjadi hal yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan. Sebagai contoh, akan lebih sopan jika
seorang murid menelepon guru dengan menggunakan kata sapa Bapak atau
Ibu, daripada kamu serta menyebutkan diri dengan saya dari pada aku.
Santun bertelepon juga meliputi hal-hal berikut.
1. Memilih waktu bertelepon yang tepat.
2. Memastikan nomor yang dihubungi tidak keliru. Jika tidak, sampaikan
permohonan maaf dengan santun.
3. Sebaiknya tidak memakan sesuatu saat bertelepon.
4. Menciptakan suasana tenang di sekitar tempat bertelepon.
5. Tidak berlama-lama dalam bertelepon.
6. Kembalikan gagang telepon dengan hati-hati sehingga tidak
menyinggung perasaan orang yang ditelepon.

Anda mungkin juga menyukai