Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny.J

Diagnosa Medis : Appendisitis

a. Masalah Keperawatan

Nyeri akut

b. Tindakan Keperawatan

Pemasangan kateter urine

c. Rasional Tindakan

a. Untuk membantu mengeluarkan urin.

b. Untuk pengkajian residu urin

c. Untuk penatalaksanaan pasien yang dirawat dengan trauma medulla

spinalis,gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih

d. Prinsip Tindakan

1. Steril

2. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.

3. Pastikan pemasukan yang tepat pada lubang ureter

e. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan

a. Infeksi saluran kemih.

b. Balon tidak mengembang pada saat kateter terpasang.

c. Resiko perdarahan akibat ruptur uretra

f. Tindakan Lain yang Dapat Di lakukan

g. Evaluasi Diri

Pemasangan kateter sesuai dengan prosedur seperti membersihkan daerah genetalia

terlebih dahulu, mempertahankan teknik tangan steril


ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien (Inisial) : An.W
Diagnosa Medis : Trauma intra brown

1. Masalah Keperawatan
Nyeri akut
2. Tindakan Keperawatan
Pemasangan infuse
3. Rasional Tindakan
a. Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas
status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang tidak
dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan
asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat
sistem pencernaan diistirahatkan.
b. Pemberian cairan infus diberikan dengan tujuan untuk membantu memberikan
obat melalui intravena.
4. Prinsip Tindakan
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal ini yang
paling penting dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi jarum intravena (infus).
Indikasi pemasangan infus:
a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian
obat langsung ke dalam Intra Vena.
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui
intra vena.
c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah
kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
g. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
dengan injeksi intramuskuler.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi pecah atau
membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV cateter tidak
steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu lama di tancapkan. Maka berhati-
hati dan cermat dalam memasang IV cateter sesuai dengan prosedur karena juga bisa
mengakibatkan hal-hal seperti hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak (inflasi pada
pembuluh vena), emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan

7. Evaluasi Diri
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam keadaan sakit pola makan
seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun minum. Padahal salah satu hal
yang penting dalam mencapai kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh
karena itu untuk mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan
adekuat perlu dipasang infuse supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan
volume cairan.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Identitas klien : Ny. M

2. Diagnosa medis : Ca Mammae

3. Tindakan keperawatan : Melakukan skin test

4. Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

5. Prinsip tindakan & rasional

No Prosedur kerja Rasional

1 Tahap pra interaksi Untuk mengetahui status paien

 Mencuci tangan  Mencegah infeksi nasokomial

 Persiapan melakukan tindakan

 Menyiapkan alat

2 Tahap orientasi

 Memberikan salam dan  Menjalin keakraban

menanyakan nama

 Menjelaskan tujuan dan  Agar pasien memahami tujuan

prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan

 Adanya kerja sama antara

 Menanyakan tujuan atau perawat dan pasien

kesiapan pasien

3 Tahap kerja

 Mengatur posisi pasien dan  Menentukan daerah mana

memasang perlak yang akan di tusuk

 Memakai hand schoon  Menghindari terjadinya

infeksi silang
 Mengoleskan kapas alkohol di  Mencegah infeksi didaerah

daerah yang akan di tusuk yang di tusuk

 Menusukkan spuit dengan  Agar obat yang di suntikan

kemiringan 15-20 derajat, tidak masuk di jaringan lain

kurang lebih 0,5 cm  Menandakan tindakan berhasil

 Memasukkan obat secara masuk ke kulit

perlahan sampai terlihat

benjolan  Agar mudah pada saat

 Memberi tanda pada daerah melakukan observasi

yang di tusuk

Tahap terminasi  Mencegah infeksi silang

 Membereskan alat dan mencuci

tangan  Mecatat hasil tindakan

 Melakukan pendokumentasian

6. Tujuan tindakan

Untuk mengetahui apakah klien memiliki alergi terhadap antibiotik yang

diberikan

7. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya

a. Terrjadinya infeksi silang

Pencegahan: mencuci tangan dan menggunakan APD dengan benar

b. Obat yang di suntikan masuk kejaringan lain

Pencegahan: perhatikan derajat kemiringan 15-20 derajat

8. Evaluasi
a. Hasil :

Tindakan berhasil dilakukan

b. Makna :

Observasi 10-15 menit setelan penyuntikan untuk menilai apakah klien

memiliki alergi terhadap obat yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai