Anda di halaman 1dari 5

PENCEGAHAN INFEKSI

Definisi

Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap kompon perawaan bayi baru lahir yang
sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang masih belum sempurna.

Kewaspadaan Pencegahan Infeksi

Sebaiknya ibu atau siapapun yang kontak dengan bayi harus memiliki kewaspadaan akan terjadinya
penularan infeksi. Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut.

1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi menularkan infeksi

2. cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan bas alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi.

3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.

4. Guna pakaianpelindung, seperti celemelkatau gaunlainnyabiladiperkirakan akan teriadi kontak dengan


darah dan cairan tubuh lainnya.

5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang yang digunakan sebelum daur
ulang.

6. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin. 7. Letakkan bayi yang mungkin dapat misalny
terkontaminasi lingkungan, misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi di dalam ruangan khusus.

Cara pencegahan infeksi

Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi.

1. Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol, pada saat
sebelum dan sesudah merawat bayi, sesudah melepas sarung tangan, dan sesudah memegang
instrumen atau barang yang kotor.

2. Beripetunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi.

3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir,
setelah itu biarkan tangan kering di udara atau keringkan dengan kertas bersih/handuk pribadi.

4. Membersihkan tangan dengan cairan alkohol yang dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60%.
Caranya basahilah seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan dan basuh atau
gosok cairan ke tangan sampai kering.

5. Gunakan alat-alat perlindungan pribadi.


6. Bila memungkinkan pakailah sepatu tertutup, jangan bertelanjang kaki.

7. Gunakan sarung tangan untuk melakukan tindakan berikut :

a. Memegang atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah kulit, atau darah (gunakan sarung
tangan steril atau sarung tangan DTT)

b. Memegang atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh (gunakan sarung tangan bersih).

c. Memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi serta akan membersihkan atau
membuang kotoran (gunakan sarung tangan tebal dari bahan karet atau lateks).

8. Sarung tangan sekali pakai sangat dianjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.

a. Dekontaminasi dengan merendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

b. Cuci dan bilas

c. Sterilkan dengan autoclaf atau DTT lalu direbus atau dikukus.

d. Sarung tangan tidak boleh dipakai ulang lebih dari 3 kali.

e. Jangan menggunakan sarung tangan yang robek, terkelupas, atau berlubang

Rawat Gabung (Rooming in)

RAWAT GABUNG

Definisi

Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta bayinya satu ruangan, kamar,
atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

Tujuan

Tujuan dilakukannya rawat gabung ini adalah sebagai berikut.

1. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan saja saat dibutuhkan.

2. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh
petugas.

3. Ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya.


4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam
menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.

5. Ibu dan bayi mendapatkan kehangatan emosional.

Sasaran dan syarat

dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut.

1. Bayi lahir spontan, jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung bisa dilakukan setelah bayi
cukup sehat.

2. Bayi yang lahir secara sectio caesaria (SC) dengan anastesi umum rawat gabungnya pun dilakukan
setelah ibu dan bayi sadar penuh.

3. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR minimal 7).

4. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih.

5. Berat lahir 2.000-2.500 g atau lebih.

6. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

7. Bayi dan ibu sehat. Sementara itu, kondisi-kondisi bayi yang tidak memenuhi syarat untuk
dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut.

1. Bayi yang sangat prematur

2. Berat kurang dari 2.000-2.500 g.

3. Bayi dengan sepsis.

4. Bayi dengan gangguan napas.

5. Bayi dengan cacat bawaan berat.

6. Ibu dengan infeksi berat.

Manfaat

Manfaat yang bisa didapatkan jika rawat gabung (rooming in) pada ibu dan bayi adalah bermanfaat
untuk

1. Fisik
2. Fisiologis

3. Psikologis

4. Edukatif

5. Ekonomi

6. Medis

Faktor-faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Rawat Gabung

1. Peranan sosial budaya

Kemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi, dan pengar kebudayaan barat menyebabkan
pergeseran nilai sosial budaya masyarakat Memberikan susu formula dianggap modern karena dapat
menyamakan kedudukan seorang ibu golongan bawah dengan ibu-ibu golongan atas Ketakutan akan
mengenduraya payudara menyebabkan ibu enggan menyusui bayinya. Bagi ibu yang sibuk dengan
urusan di luar rumah, hal ini dapat menghambat usaha peningkatan penggunaan ASI.

2. Ekonomi.

Beberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. Hal ini dilakukan bukan karena tuntutan ekonomi,
melainkan karena status prestise atau memang dirinya dibutuhkan.

3. Peranan tata laksana RS/RB.

Peranan tata laksana yang menyangkut kebijakan RS/RB sangat penting, mengingat saat ini banyak ibu
menginginkan untuk bersalin di pelayanan kesehatan yang lebih baik.

4. Dalam diri ibu sendiri

a. Keadaan gizi ibu

b. Pengalaman/sikap ibu terhadap menyusui

c. Keadaan emosi

d. Keadaan payudara

e. Peran masyarakat dan pemerintah.

5. Kebijakan pemerintah RI.

a. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas
indikasi medis (Pasal 128 ayat 1 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan). selama pemberian ASI, baik
pihak keluarga, pemerintah, pemerintah
b. daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus (Pasal 128 ayat 2 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan).

c. Pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu sumber daya manusia (SDM). Modal dasar
pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air
susu ibu (ASI) sejak usia dini (GBHN 1999-2004 dan Program Pembangunan Nasional- Propenas).

d. Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan pemberian ASI sampai anak
berusia 2 tahun.

e. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun swasta.

f. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal Peningkatan Pemberian ASI (PP kesehatan
dalam hal Peningkatan ASI) sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada
masyarakat luas.

g. Pencanangan peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan hari ibu ke-62 (tahun
1990).

h. Upaya penerapan sepuluh langkah untuk berhasilnya program menyusui di semua RS, RB, dan
puskesmas dengan tempat tidur.

Pelaksanaan Rawat Gabung

Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian rupa
sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur
bersama ibunya atau dalam boks di samping tempat tidur ibu, yang terpenting adalah ibu harus melihat
dan mengawasi bayinya, saat bayinya menagis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. Tangis bayi
merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk memproduksi ASI

Anda mungkin juga menyukai