Kata Pengantar
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
ridho-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Fisika merupakan cabang dari
pelajaran IPA. Melalui Fisika kita dapat memanfaatkan suatu kejadian yang terjadi di
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang sebelumnya tidak dapat digunakan. Laporan
penelitian ini kami peroleh dari suatu penelitian bukan omong kosong belaka.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya
dalam pembuatan karya ilmiah ini dan berbagai sumber yang telah saya pilih sebagai data dan
fakta pada karya ilmiah ini. Saya menyadari bahwa saya hanyalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya ilmiah ini yang telah saya selesaikan.
Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Namun saya
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki.
Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya ilmiah saya di masa datang. Oleh karena itu, penelitian ini dapat kami
tulis supaya dapat berguna bagi pembaca.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar………………….……………………………………………………………………
…..iii
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………..
iv
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
….1
1.2 Tujuan………………………….…………………………………………………….3
BAB 2
ISI………………………………………………………………………………………………
………4
2.1 Alat dan Bahan………….………………………………………………………..4
BAB 3
PENUTUP………………………………………………………………………………………
…..7
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………7
3.2 Saran………………………………………………………………………………….7
Daftar
Pustaka………………………………….………………………………………………………
….8
BAB 1
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Dalam kehidupan sehari-hari, asas Bernoulli diterapkan pada karburator mobil, venturimeter,
pipa pitot, botol penyemprot parfum, dan alat semprot serangga. Asas Bernoulli juga dapat
digunakan untuk melakukan kalkulasi kebocoran pada tangki air yang seperti kami
praktekkan.
Gambar 1.1 menunjukkan sebuah kaleng yang diisi air sampai kedalaman h1. Pada dinding
kaleng terdapat lubang kebocoran yang terletak pada ketinggian h2 yang diukur dari dasar
kaleng.
Jika m adalah massa zat cair yang berpindah. ρ ( rho) adalah massa jenis zat cair dan m/ρ
adalah volume zat cair yang berpindah. Maka jumlah semua usaha yang menggerakkan zat
cair adalah sama dengan bertambahnya energi kinetik dan energi potensial.
Wtot = Ek + Ep
F1 . l1 – F2 . l = Ek + Ep
Atau
Ket :
P = Tekanan (kpa)
Persamaan diatas disebut juga sebagai Persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli sangat
berguna untuk penggambaran kualitatif berbagai jenis aliran fluida. Persamaan Bernoulli
diatas dikenal sebagai persamaan untuk aliran lunak, fluida inkompresibel, dan nonfiskos.
1.2 Tujuan
BAB 2
ISI
2. Kursi 6. Ember
3. Meteran 7. Paku
4. Palu
1. Kami menyiapkan satu kaleng biskuit bekas atau bejana-bejana lainnya yang bisa
digunakan untuk menampung air.
2. Selanjutnya, kami melubangi kaleng tersebut dengan paku dan palu pada titik ¼ dari tinggi
kaleng.
3. Kami meletakkan kursi di permukaan tanah yang datar dan kemudian meletakkan kaleng
tersebut ke atas kursi, kami meletakkan pada tepi kursi yang menghadap ketanah agar
mempermudah proses pengukuran.
4. Sebelum kami mengisi air, sumbat terlebih dahulu lubang pada kaleng, lalu kami mengisi
penuh kaleng tersebut dengan air.
5. Kami meletakkan meteran di permukaan tanah agar dapat mengukur air yang akan
memancar dari lubang tersebut.
6. setelah semua persiapan selesai, kami melepaskan penyumbat pada lubang kaleng, dan
keluarlah air dari lubang tersebut dan memancar pada permukaan tanah yang sebelumnya
sudah kami persiapkan meteran di sisi pancaran air, kemudaian kami mengukur jarak
pancaran air terjauh.
h1 = 16 cm= 0,16 m
h2 = 51 cm= 0,51 m
x = 49 cm= 0,49 m
v=….?
t=….?
Jawab :
=2 √0,16.0,51 g = √2.10.0,67
=0,56 m = √1,02
10
= √0,102
= 0,319 s
Setelah kami melakukan percobaan, ternyata hasil perhitungan berdasarkan rumus dengan
berdasarkan praktek tidak sama percis ( beda-beda tipis). Ini dikarenakan beberapa faktor
yang mempengaruhi misalnya, kekuatan angin disekitar lokasi pekerjaan, diameter lubang
yaitu semakin kecil lubang, maka akan semakin jauh jarak pancaran air yang akan keluar dari
lubang tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam suatu percobaan, nilai yang kami peroleh dari mempraktekkan dengan menghitung
rumus berseda tipis. Hal itu terjadi dikarenakan beberapa faktor misalnya, kekuatan angin
disekitar lokasi pekerjaan, diameter lubang yaitu semakin kecil lubang, maka akan semakin
jauh jarak pancaran air yang akan keluar dari lubang tersebut.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Purwoko, Fendi. 2006. Fisika SMA Kelas X, XI, XII. Bogor: Yudhistira.
https://duniasulis.wordpress.com/2011/03/16/contoh-karya-ilmiah/
5 Eksperimen Fisika Yang Sangat Sederhana
Yaah sekali sekali seseorang pelajar juga butuh represhing kan? naah ini saya
juga akan beer-represhing dengan ber-eksperimen... Liat deh:
ternyata api dapat dibuat dari es. Ga percaya, mari kita buktikan segera. Ini
percobaan lumayan asyik lho!
3. Air
4. Almari es
langkah-langkah pembuatan:
* buatlah lensa cembung dari bahan es, begini cara buatnya nih:
# pada siang hari (sekitar pukul 11.00 – 13.00) letakkan rumput kering di tanah
lapang dan peganglah lensa cembung buatanmu tadi serta arahkan ke cahaya
matahari sedemikian rupa sehingga cahaya terpusat pada rumput kering.
2. ROKET MINI
Ya walaupun roket ini tidak sebagus roket air, tapi menarik untuk dibuat karena
alat dan bahan yang diperlukan banyak kita temui di rumah dan warung
terdekat.
* Alumunium foil
* Gunting
Langkah percobaan :
* Potong bagian kepala dari batang korek api dan letakkan di atas alumunium
foil. Lihat gambar!
* Gulung bagian ujung kiri alumunium foil sehingga membentuk tabung dengan
bagian kepala korek api di tengahnya. Ingat membentuk tabung, jangan ditekan
alumunium foilnya.
* Ambil dan luruskan paper clip. Kemudian ujung paper clip tersebut masukkan
ke dalam lubang tabung alumunium foil tadi sehingga menyentuh kepala batang
korek api. Ingat jangan menyentuh alumunium tapi kepala korek api ya.
* Gulung lagi alumunium foil 2-3 kali, kemudian sobek sisanya. Lihat gambar!
* Si ujung alumunium yang dekat paper clip diputar sampai erat, dan si ujung
alumunium yang dekat korek api diputar kemudian digunting.
* Lepaskan paper clip terus masukkan jarum pada lubang bekas paper clip tadi.
* Maka terbanglah si roket mini ke angkasa. (Ga juga sih palingan cuma 8-10
meter dah turun lagi)
Konsep Fisika :
Korek api itu (kepalanya) merupakan bahan bakar yang baik untuk roket mini
ini. Ketika roket mini ini dinyalakan, maka si kepala korek api ini akan terbakar
dan menimbulkan panas dan gas. Karena gas tersebut dikelilingi oleh tembok
alumuniumfoil, maka terjadi pengumpulan gas yang sangat tinggi di dalam
roket. Dan akhirnya si roket terbang karena dorongan dari gas tersebut.
Sabun, tak ada hal yang aneh kan? benda tersebut biasanya kalian gunakan
untuk mandi dan keperluan rumah tangga lainnya tapi pernahkan kalian
mencoba menggunakan sabun sebagai tenaga untuk menggerakkan perahu?!
Untuk itu marilahkita membuatnya, perhatikan ya!
2. gunting
4. detergen
Langkah-langkah pembuatan:
* Buatlah rangka perahu dari karton seperti pada gambar kira-kira 7 cm x 3 cm
(ukuran dapat disesuaikan). Ini gambarnya:
* Masukkan detergen sedikit demi sedikit di bagain belakang perahu. Dan lihat
apakah yang akan terjadi.
* Ternyata perahu akan melaju, mengapa ya? Ini disebabkan karena adanya
pengaruh tegangan permukaan. Seperti yang kita tahu, karena adanya gaya
kohesi antar molekul air khususnya di bagian permukaan membuat sebuah
lapisan tipis dan fleskibel yang disebut tegangan permukaan. Dengan
menambah detergen ternyata akan memecah lapisan air dan membuat perahu
melaju.
Catatan:
percobaan untuk membuat lampu lava sederhana. Kalo ada yang belum tahu
bentuk dan rupanya dapat lihat gambar di bawah ini.
* Minyak sayur
* Garam
* Air
* Pewarna makanan
Langkah Kerja :
5. Perhatikan fenomena yang terjadi, jika perlu tambahkan 1 sendok garam lagi
untuk melihat efeknya berlanjut
5. BOM
Waduh ini eksperimen ko tentang bom sih? Tenang aja gak berbahaya ko,
percobaan ini lumayan lah buat ngejahilin temen-temen di waktu senggang. Nah
untuk ngebuatnya, bahanyang kalian butuhkan yaitu :
* Air
* Baking soda
* Cuka
* Kertas
Langkah Pembuatan :
# Kedalam wadah plastik masukkan 1/2 gelas kecil cuka dan 1/4 gelas kecil air
hangat.
# Setelah itu, masukkan kertas berisi baking soda tadi ke dalam wadad plastik
lalu tutup rapat secepatnya.
Kali ini, judul praktek kami yaitu "Perahu Bertenaga Sabun". Seperti biasa, praktikum ini di kerjakan
oleh anggota KIR kelas 7 dan dibimbing oleh pengurus KIR kelas 8 dan Pak Dwi Haryadi ;D
Untuk membuat praktikum ini :
Alat & Bahan :
- Sabun Detergen
- Air
- Baskom
- Gunting
- Karton
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah perahu dari karton dengan pensil dan gunting
3. Masukkan air kedalam baskom
4. Masukkan parahu kedalam baskom yang berisi air
5. Masukkan detergen ke atas perahu
Apa Yang Terjadi?
Perahu akan bergerak dan berjalan
Kesimpulan :
Perahu akan berjalan karena adanya gaya kohesi antara air dan detergen (gaya tarik meanrik antara
molekul sejenis).
Roket Mini Single Match
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan roket mini ini adalah untuk meluncurkan atau melontarkan korek api
seperti roket serta mengetahui cara kerja roket.
DASAR TEORI
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
Dimana :
P = tekanan gas (atmosfir
V = Volume gas (liter)
N = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 IT.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V, dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi
tertentu dicerminkan dengan hokum-hukum berikut :
ALAT-BAHAN
1. Alumunium Foil
2. Paperclip
3. Korek api
4. landasan
a. Jarum
b. Plastisin
LANGKAH-LANGKAH
1. Patahkan batang korek api dan sisakan ujung kepala batang korek api yang berwarna
coklat
2. Gulung ujung kepala batang korek api tadi dengan kertas alumunium foil. (Gunakan kertas
alumunium foil secukupnya)
3. Masukkan paperclip pada bolongan samping gulungan kertas alumunium foil tadi, secara
bergesekan / berdekatan dengan ujung kepala batang korek apinya.
4. Eratkan gulungan tadi ke paperclip, lalu cabut paperclipnya dan gulungan yang berisi
ujung kepala batang korek api tadi dieratkan lagi menjadi gulungan yang rapi.
5. Masukkan gulungan yang sudah jadi ke jarum, lalu baker ujung gulungan tersebut.
6. Terakhir, roket akan segera meluncur.
7. SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA BERHASIL
MASALAH
Masalah yang terjadi pasa roket mini antara lain karena kurangnya tekanan gas pada
rancangan roket, hingga akhirnya tidak bias meluncur. Atau mungkin Alumunium Foil bocor
sehingga gas-gas di dalam keluar. Juga mungkin Alumunium Foil terlalu tebal hingga api
tidak bisa mencapai ujung batang.
SOLUSI
Alumunium foil harus mempunyai ketebalan yang ideal yaitu tidak terlalu tipis dan tidak
terlalu tebal. Dan juga tidak boleh berlubang. Menggulung alumunium foil harus dengan hati-
hati.
Kalau terlanjur berlubang, bisa ditambal dengan alumunium foil.
Jika terlalu tebal, sebagian alumunium foil dibuka dan dirobek sehingga tidak terlalu tebal.
http://physics-family.blogspot.com/2010/09/roket-mini-single-match.html
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali kegiatan dalam kehidupan sehari-hari kita, yang merupakan suatu
tiruan yang sama dari suatu prinsip kerja yang sama dengan roket. Dimana hukum aksi-reaksi
diterapkan pada sebuah roket yang bahan bakarnya menggunakan air. Maka dari itu, udara dalam
suatu ruangan akan menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah.
Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi, udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol
yang dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan menyebabkan
gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.
1.3.Perumusan Masalah
1.4.Tujuan Penelitian
1.5.Metode Penelitian
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan melakukan
praktikum peluncuran roket air yang telah kami buat. Dimana dalam melakukan praktikum
peluncuran roket air tersebut kami jadi lebih mengetahui bagaimana cara kerja roket air tersebut.
Dan kami juga mengetahui seberapa jauh roket air kami terbang.
1.6. Hipotesa
1. Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air dan udara
bertekanan.
2. Agar roket air dapat meluncur jauh dibutuhkan ketepatan mengukur banyaknya air dan tekanan
udara.
3. Sebelum membuat roket, para pelajar terlebih dahulu diberikan dasar teori dan pengenalan tentang
roket.
4. Sebenarnya cara kerja roket air tidaklah sesulit yang kita bayangkan dalam teori.
1.7.Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
Roket air merupakan salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya.
Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik bekas mineral.
Air dipaksa keluar oleh udara yang bertekanan, biasanya udara yang telah terkompresi.
Roket air merupakan bentuk praktik dari pelajaran atau teori fisika yang biasa dipelajari di
sekolah. Khususnya mengenai tekanan dan gaya dorong yang disebabkan udara. Cara membuatnya
sangat sederhana, hanya dari dua buah botol plastik bekas minuman yang diberi sayap di bagian
bawahnya sehingga menyerupai bentuk roket. Kemudian botol diisi air. Setelah siap, roket
dihubungkan dengan pompa udara. Dengan tekanan udara dari pompa roket pun meluncur. Tak
hanya menjadi wahana praktik, roket air ternyata sudah dikenal di kalangan komunitas pecinta ilmu
pengetahuan.
Prinsip propulsi roket akan dianalogkan dengan mengguanakan roket air sederhana. prinsipnya
yaitu, botol akan meluncur bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa), dan didalamnya
diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Botol kemudian bertekanan
dengan gas, biasanya udara dikompresi dari sebuah Pompa sepeda,Kompresor udara, atau silinder
sampai dengan 125 psi, tapi kadang-kadang CO 2 atau nitrogen dari sebuah silinder.
Prinsip kerja populasi roket ini merupakan penerapan dari hokum ketiga newton dan kekekalan
momentum. Gaya dorong yang bekerja pada roket merupakan gaya yang bekerja pada roket akibat
gas yang dikeluarkan. Agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari
gaya eksternal. dan diperoleh kelajuan gerak roket untuk kelajuan roket yang bergerak tanpa gaya
eksternal.
Air dan gas yang digunakan dalam kombinasi, menyediakan sarana untuk menyimpan energi
potensial yang mampat, dan air meningkatkan Fraksi massa dan memberikan momentum yang lebih
besar ketika dikeluarkan dari nozzle roket. Kadang-kadang aditif digabungkan dengan air untuk
meningkatkan kinerja dalam berbagai cara. Sebagai contoh: garam dapat ditambahkan untuk
meningkatkan densitas massa mengakibatkan reaksi yang lebih tinggi yang disebut dorongan
spesifik. Sabun juga kadang-kadang digunakan untuk membuat busa padat di roket yang
menurunkan kepadatan massa reaksi tetapi meningkatkan durasi dorong.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami gunakan ini adalah penelitian korelatif. Yang dimaksud dengan
penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan
pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang
lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami
gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
Sumber data kami adalah dari hasil praktikum disekolah dan informasi-informasi yang kami
dapatkan dari internet, dan blog mahasiswa teknik fisika.
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan
hasil praktikum atau percobaan meluncurkan roket yang kami lakukan disekolah, dan juga
berdasarkan informasi-informasi yang ada kami dapatkan di internet dan blog milik mahasiswa.
3.4. Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu, pertama-tama memastikan bahwa
semua data dan landasan teori yang kami perlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami
memastikan kebenaran data yang telah kami kumpulkan berdasarkan hasil praktikum kami. Langkah
berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan
data yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya
dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Dimasukkan air (fluida cair) secukupnya ke dalam badan roket air melalui mulut botol (Untuk gaya
dorong maksimum, volume air sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai medium pendorong
roket air (massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis udara).
Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:
FA = ρ . g . h
Semakin besar massa jenisnya (ρ) maka semakin besar gaya dorong roket (FA). Na
2. Katup roket air dipasang dengan badan roket air. Katup Roket air memiliki luas penampang yang
jauh lebih kecil dibandingkan mulut botol,
Sesuai dengan Hukum Pascal :
Semakin kecil luas penampang (A1), semakin besar gaya dorong yang
dihasilkannya (F2).
3. Setelah itu lekatkan dua buah paku yang sudah di ikatkan benang nilon sepanjang 2-3 meter tadi
kebibir botol sehingga melekat pada katup.
4. Tusukkan pentil kedalam katup, sampai melewati katup tersebut.
5. Luruskan kedua benang yang berhadapan tadi sesuai arah paku.
6. Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa (Untuk menempuh jarak terjauh digunakan sudut
450 terhadap garis horizontal).
Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola
8. Pada saat pemompaan dirasa cukup, dan paku pada luas penampang katup ditarik dengan benang.
sehingga katup akan terdorong keluar, dan roket air dapat mengangkasa ke udara.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Roket air adalah sejenis Roket model yang menggunakan bahan bakar air sebagai reaksi massa.
2. Pada dasarnya, sebuah roket dari jenis apa pun memiliki cara kerja yang sama. yakni, memanfaatkan
gaya aksi-reaksi.
3. Bahan bakar yang berupa air menciptakan gas panas yang terus mengembang sehingga
menghasilkan tekanan ke bawah dan mendorong roket untuk meluncur.
4. Agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal.
5.2. Saran
1. Seharusnya siswa/i telah mengetahui bagaimana meluncurkan Roket Air dengan baik dan benar.
2. Sebaiknya dalam peluncuran Roket Air, kita menghitung jarak maupun ketinggian roket tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id.
http://wikipedia.org
http://fisikaasyik.com
http://yulianingsih95.blogspot.com/2012/03/karya-tulis-ilmiah-roket-air.html
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena dengan
karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah penerapan hukum kekekalan
momentum pada roket ini untuk bahan pelajaran Fisika Kelas XI IPA.
Fisika adalah ilmu pengetahuan yagn berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar
hukum-hukum yang menggerakkan materi, energy, ruang dan waktu. Dalam mempelajari
fisika,dpat dilakukan berbagai pendekatan, yang lazim dilakukan adalahdengan memulai
mengenalkannya dengan topic-topikyang memiliki tingkat kesulitan rendah dan
jugaberfungsi sebagai perangkat-perangkat matematika dan fisika yang akan digunakan
kelak, baruberlanjut pada aplikasi-apllikasinya serta diakhiri dengan topik-topik khusus dan
rumit. Sebagai contohtopik-topik ini dapat digunakan sebagai panduan awal dalam
mempelajari fisika.
Dalam materi pembelajaran fisika terdapat juga miskonsepsi. Dimana siswa
mengalamikesalahan dalam memahami mengenai materi pelajaran tersebut. Termasuk di
dalamnya materi hukum kekekalan momentum. Berdasarkan alasan tersebut maka saya
menyajikan makalah ini tentang penerapan hukum kekekalan momentum pada roket.
Berdasarkan tujuannya, makalah ini disusun agar kita lebih memahami langsung apa itu
hukum kekekalan momentum dengan disertai penerapannya dikehidupan sehari-hari. Lebih
muda kita untuk mengingat materi ini dengan kita tahu bagaimana penerapannya dikehidupan
sehari-hari.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca
di dalam meraih kesuksesan, baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena mengandung banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca terhadap semua bentuk kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini agar di masa
yang akan datang saya mampu membuat makalah yang lebih baik dari ini.
Bekasi, November 2012
Penyusun
A. Mengenal roket
Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang
menghasilkan dorongan melalui reaksi pembakaran dari mesin roket. Dorongan ini terjadi
karena reaksi cepat pembakaran/ledakan dari satu atau lebih bahan bakar yang dibawa dalam
roket. Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket. Roket pertama
kali dibuat di China pada abad 13. Semula roket hanya digunakan untuk meluncurkan
kembang api ke udara pada perayaan-perayaan hari besar. Namun dalam perkembangannya,
roket digunakan manusia sebagai senjata perang untuk membawa bahan-bahan peledak dan
diarahkan ke arah musuh. Selain untuk perang, roket juga digunakan untuk kursi penyelamat,
kendaraan peluncur untuk Satelit buatan, kendaraan luar angkasa, dan untuk melakukan
penelitian ruang angkasa.
Dulu sekali, ketika baru dikembangkan, roket digerakkan berkat hasil pembakaran bahan
bakar minyak gas dan oksigen cair. Campuran itu menghasilkan gas panas yang meledak ke
bawah dan mendorong roket ke atas. Saat ini, roket sudah dikembangkan menjadi lebih
canggih yaitu dapat menggunakan bahan bakar padat maupun bahan bakar cair. Untuk
penjelajahan angkasa luar yang tidak terdapat udara maka roket harus membawa sendiri
bahan bakar dan oksigen untuk menghasilkan daya doromg yang diperlukan.
Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli sebagai kembang api, atau roket
hobi, sampai yang berukuran besar seperti Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.
Roket terdiri dari berbagai bagian yang menyertainya,yaitu:
· Hidung(Nose)
Bagian paling depan yang biasanya diisi hulu ledak muatan ilmiah atau peralatan
indera/kendali Tabung silindris (cylinder) Badan utama roket yang biasanya diisi bahan bakar
dan peralatan bakarnya.
· Ekor(tail)
Bagian paling belakang berisi saluran sumber pembakaran (nozzle)mekanismepengendalian.
· Sirip(fin/stabilizer)
Alat kendali aerodinamik, yang berfungsi sebagai pemberi kemudi maupun kestabilan.
B. Sejarah roket
roket pertama dibuat di Cina pada abad ke-13. Semenjak awal di Cina, roket digunakan
sebagai mercon/kembang api yang mampu melesat ke udara hingga membentuk kembang api
raksasa di angkasa. Belakangan mercon dikembangkan menjadi roket dan dijadikan sarana
untuk membawa muatan dengan tujuan perang maupun damai.
Pada masa perang, mercon berubah fungsi menjadi sarana peluncur panah api. Senjata ini
antara lain digunakan tentara China atau Chin Tartar untuk menghalau serangan bangsa
Mongolia yang dipimpin Kai Feng Fu pada tahun 1232.
Lewat jalur perdagangan, pengetahuan tentang pembuatan mercon itu sampai ke India dan
bahkan sampai kepada bangsa barat. Ditangan bangsa barat mercon dikembangkan menjadi
roket melalui serangkaian penelitian selama lima abad yaitu sejak abad ke-13 sampai ke-18.
Nama Roket berasal dari Italia Rocchetta (yaitu sekering kecil), nama petasan kecil yang
diciptakan oleh artificer Italia Muratori di 1379.
Nama-nama ilmuan barat yang mempunyai peran cukup nyata dalam perkembangan roket
diantaranya Robert Anderson. Ilmuan Inggris ini pada tahun 1696 membuat cetakan roket
dan campuran bahan bakar roket yang disebut propelan. Memasuki tahun 1806, roket sudah
digunakan oleh armada perang Napoleon tetapi hasilnya belum akurat untuk menembak
sasaran. Baru pada awal abad ke-20 muncul dua orang ilmuwan yang bermimpi
menggunakan roket untuk ke ruang angkasa, yaitu Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia dan
Robert Goddard dari Amerika Serikat.
Roket modern bermula ketika Robert Goddard seorang insinyur dari Amerika Serikat
meletakkan corong de Laval pada kamar pembakaran mesin roket, menggandakan daya
dorong dan meningkatkan keefisienan pada roket. Kemudian pada tahun 1926, Robert
Goddard berhasil meluncurkan roket pertama di Auburn Massachusetts. Roket ini
menggunakan minyak dan oksigen dan bisa meluncur sampai ketinggian 12 meter.
Selanjutnya Goddard merancang roket yang lebih besar dan lebih cepat, hingga bisa terbang
sampai ketinggian 2 km.
Di tangan bangsa Jerman, yang dimotori Hermann Oberth dan Wernher von Braun, roket
menjadi senjata ampuh sebagai peluru kendali disebut Roket V-2 (Vergelstungswaffe Zwei)
yang digunakan pada perang dunia II. Mereka juga merintis pengembangan roket sebagai
wahana pembawa muatan yang kemudian menjadi cikal bakal dalam memajukan roket
modern.
Setelah perang dunia ke-II dengan kalahnya Jerman dan sekutunya, maka teknologi peroketan
ini dibawa ke Uni Soviet dan Amerika Serikat. Di dua negara ini roket mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Amerika Serikat dan Uni Soviet mengembangkan roket untuk peluru kendali pada tahun
1950. Ditangan Konstantin Tsiolkovsky, Uni Soviet kemudian berhasil meluncurkan roket
pembawa satelit Sputnik ke orbit di ruang angkasa pada 4 Oktober 1957. Keberhasilan
peluncuran satelit untuk pertama kali itu disusul peluncuran roket yang membawa Sputnik II
wahana ruang angkasa berawak. Dan pada tahun 1961, dengan menggunakan roket A-1
kosmonot pertama Rusia Yuri Gagarin menjadi orang pertama di dunia yang pergi keluar
angkasa.
Sedangkan Amerika Serikat pada tahun 1969, dengan menggunakan roket Sarturnus V yang
membawa pesawat Apollo yang diawaki oleh Neil Amstrong dan Edwin Aldrin membuat
sejarah dengan menjadi manusia pertama yang menginjakan kakinya di bulan.
Saat ini angkasa luar menjadi bisnis yang sangat menjanjikan dengan nilai transaksi yang
sangat besar, sehingga roketpun disewakan oleh beberapa pemasok untuk meluncurkan satelit
komersial ke dalam orbit. Pemasok utama adalah NASA dan European Space Agency (ESA).
C. Dasar Teori
Prinsip propulsi roket akan dianalogikan dengan menggunakan roket air sederhana.Prinsipnya
adalah botol akan meluncur bila botol diberi tekanan udara yang tinggi ( dari pompa ) dan di
dalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Prinsip
kerja propulsi roket ini merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan kekelan
momentum
Jika gaya berat kita abaikan sehingga tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem roket,
maka prinsip terdorongnya roket memenuhi hukum Kekekalan Momentum. Oleh karena
mula-mula sistem (roket dan bahan bakar) diam, maka momentumnya sama dengan nol.
sesudah gas menyembur keluar dari roket, momentum sistem tetap, atau dengan kata lain
momentum sebelum dan sesudah keluar adalah sama.
m1 v1+m2 v2 = 0
m1 v1 = -m2 v2
Berasarkan kekekalan momentum, kelajuan akhir yang dapat dicapai sebuah roket
bergantung pada banyaknya bahan bakar yang dapat dibawa oleh roket dan kelajuan pancaran
gas. Oleh karena kedua besaran ini terbatas maka digunakanlah roket-roket bertahap
(multistage rokets). yakni beberapa roket yang digabung bersama.
Ketika bahan bakar tahap pertama telah terbakar habis, roket ini dilepaskan. begitu
sterusnya,, sehingga pesawat-pesawat antariksa yang pergi ke luar angkasa dapat terbang
tinggi meninggalkan bumi. banyaknya stage atau tahapan tergantung kebutuhan kelajuan
pada misi roket itu sendiri.
Pada awal perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak,
gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari
roket akan menimbulkan ledakan beruntun kebawah sehingga mendorong roket ke atas dan
roket dapat melaju ke udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300
m/s. Prinsip kerja roket merupakan penerapan dari Hukum Newton III tentang gerak, dimana
energi panas diubah menjadi energi gerak.
Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar padat. Prinsip kerja
dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di mana hasil pembakaran menghasilkan
gaya dorong ke atas. Tetapi roket yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu
mampu menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama,
karena bahan bakarnya telah dipadatkan. Sedangkan bahan bakar cair tidak bisa
dimampatkan.
Komponen-komponen roket
Kita tentu sering mendengar kiprah tentang penluncuran roket untuk berbagai kepentingan.
Baik untuk meluncurkan satelit untuk tujuan damai maupun untuk tujuan perang. Sekarang
ini kita akan mempelajari bagian-bagian roket yang mampu menghantarkan satelit ke ruang
angkasa ini. Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu rangka (structure sistem),
Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem propulsi (propultion
system). Rangka atau badan roket (rocket frame) terbuat dari bahan yang ringan dan kuat
seperti titanium dan aluanium, karena rangka berfungsi sebagai pelindung. Badan roket ini
juga dilapisi dengan lapisan kusus untuk melindungi nya dari panas yang berlebihan saat
menembus atmosfir bumi dan juga untuk melindungi dari dingin yang berlebihan.
Sirip di pasang pada bagian bawah roket untuk menjaga stabilitas selama peluncuran. Sistem
beban merupakan tempat untuk membawa wahana. Jadi sistem ini tergantung pada misi yang
di emban roket. Jika untuk mengorbitkan satelit, maka rancangannya pun harus disesuaikan.
Gambar di atas merupakan sistem beban V2 Jerman yang berisi bahan peledak. Sistem
pemandu (guidance system) merupakan alat yang akan menuntun roket ke orbit yang di tuju.
Sistem pemandu roket ini dilengkapi dengan sensor, komputer, radar, dan alat komonikasi.
Sistem propulsi (propultion system) adalah mesin yang digunakan sebagai tenaga pendorong
rodet. Sistem propulsi roket secara garis besar menggunakan roket berbahan bakar padat dan
roket berbahan bakar cair. sistem propulsi roket V2 terdiri dari tangki oksidasi, pompa, bilik
pembakaran dan nozel.
Roket ini juga berisi bahan bakar roket padat atau bahan bakar cair kimiawi yang saling
bergabung untuk memberikan dorongan besar sehingga dapat melepaskan diri dari gravitasi
bumi hampir 11km/sec.
Roket tidak hanya digunakan untuk tujuan militer tapi juga untuk ilmu pengetahuan,
komunikasi dan bahkan digunakan bagi manusia untuk mendarat di Bulan. kemajuan
teknologi di berbagai belahan dunia begitu juga bervariasi ukuran roket.
SATURN V
Saturn V merupakan roket terbesar di dunia dan paling bertenaga yang pernah dibangun
dalam sejarah umat manusia. Ini adalah roket yang memungkinkan bagi manusia untuk
mendarat di Bulan. Saturn V tingginya hampir 363 kaki setinggi gedung 40 lantai.
N-1
N1 adalah roket yang cukup bertenaga dan roket terbesar yang dikembangkan oleh soviet
untuk mengirim orang ke Bulan. Namun semua roket tersebut telah hancur selama
penerbangan uji coba mereka. N1 panjangnya sekitar 344,5 meter.
ARES-1
Ares-1 adalah roket lain yang dirancang AS yang saat ini sedang dalam pembangunan.
Setelah pensiun dari shuttle, Ares akan menjadi transportasi manusia untuk pergi ruang
angkasa dan bahkan ke Bulan lagi. Ares-1 memiliki panjang 310 kaki dan didukung oleh satu
mesin roket padat selama lepas landas.
DELTA IV
Delta IV adalah roket yang dirancang AS dengan tujuan untuk penggunaan militer dan
komersial. Roket ini memiliki ketinggian 206 meter.
ATLAS V
Atlas V adalah roket buatan Amerika Serikat yang dirancang untuk membawa beban berat
untuk diangkut ke orbit Bumi. Roket ini memiliki ketinggian 195 kaki dan memiliki total
angkat dari massa 333.298 kg.
Indonesia sukses melakukan uji coba terbang roket RX-420, Kamis, 2 Juli kemarin. Roket
dengan jarak tempuh 101 kilometer dan dapat mencapai ketinggian 53 kilometer itu
merupakan roket terbesar yang pernah diuji.
ARIANE 5
Uji terbang pertama Ariane 5 yang gagal pada bulan Juni 1996, dengan perusakan diri selama
37 detik setelah diluncurkan karena kerusakan pada software kontrol, yang tak diragukan lagi
salah satu bug komputer paling mahal dalam sejarah. Roket ini memiliki ketinggian 193 kaki.
SPACE SHUTTLE
Sekarang tiba disini dengan mesin canggih, yaitu pesawat ulang alik. Dibuat di USA, Pesawat
Ulang Alik sedang digunakan untuk pengiriman kargo dengan ukuran sedang ke orbit dan
dioperasikan oleh tujuh awak laki-laki. Space Shuttle memiliki tinggi sepanjangi 184 kaki.
H-IIBROCKET:
H-IIB adalah roket berbahan bakar cair buatan Jepang yang menyediakan sistem peluncuran
untuk tujuan utama peluncuran H-II Transfer Vehicle (HTV) terhadap Stasiun Luar Angkasa
Internasional (ISS). Ini memiliki ketinggian 56m.
FALCON 9
Falcon 9 adalah dua-tahap dapat digunakan untuk orbit; oksigen cair dan minyak roket
bertenaga meluncurkan kendaraan yang diproduksi oleh SpaceX. Roket ini masih di dalam
pengembangan dan akan diluncurkan pada akhir 2009. Roket ini memiliki ketinggian 178
kaki/
PROTON
Proton pertama diluncurkan pada tahun 1965 dan sistem peluncuran masih digunakan pada
2009, yang menjadikannya salah satu dari para pendukung paling sukses berat dalam sejarah
luar angkasa. Ini memiliki ketinggian 53 m