Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL

PENGARUH KESENIAN KUDA LUMPING ATAU JARAN KEPANG TERHADAP


PENDAPATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI,
KECAMATAN SUKUN, KOTA MALANG

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Budaya


Diampu oleh: Suwito, M.Pd

Kelompok 7
Oleh:

Mochammad Rizky Muharomsyah (160401050056)


Filincianus Habun Kaca (160401050071)
Maria Olina Dahur (160401050100)
Yuliana Linas (160401050045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
JANUARI 2019
PENGARUH KESENIAN KUDA LUMPING ATAU JARAN KEPANG
TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN
BANDUNGREJOSARI, KECAMATAN SUKUN, KOTA MALANG

Mochammad Rizky Muharomsyah1, Filincianus Habun Kaca2, Maria Olina Dahur3,


Yuliana Linas4
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Kanjuruhan Malang
E-mail: rizky.muharomsyah@gmail.com

ABSTRACT
Pangang or kuda lumping art is a sacred traditional art of Javanese society, many Javanese
people organize this art for cleaning or avoiding everything that smells unreal like a spirit.
Changes in the times make this art change the meaning that starts from sacral to just as mere
entertainment. Communities in Bandungrejosari Subdistrict, Sukun Subdistrict, Malang City
used to rely heavily on the presence of art performances of braid or lumping horses, because the
performance of the braid or lumping horse can provide an opportunity for the community,
especially the traders, because when there are performances of braids or lumping horses, there
are so many people that traders can reap more profit when there are performances of braids or
lumping horses. lumping horses or braid rows are held at certain events such as weddings,
circumcision, village clean and so on, sometimes also the art of braiding or lumping horses
performs on the streets of the village aiming to promote this art and find new members. But now
the art of braiding or lumping horses in Bandungrejosari Village, Sukun Subdistrict has begun to
die for various reasons such as members who are getting old and there are no future
generations, members who have started to leave because of the high economy. This resulted in
the community, especially the traders who used to rely on this art show to be looking for
alternative ways to look for rupiah coffers because they could no longer expect or gain more
profit from the show of braids or lumping horses that had begun to disappear.
Keywords: lumping horse art, braid line

ABSTRAK
Kesenian jaran kepang atau kuda lumping adalah kesenian tradisional masyarakat jawa yang
sangat sacral, banyak masyarakat jawa mengadakan kesenian ini untuk pembersihan atau
menghindari segala sesuatu yang berbau jahat yang tidak nyata seperti gangguan makhluk halus.
Perubahan zaman membuat kesenian ini berubah makna yang mulai dari sacral menjadi hanya
sebagai hiburan semata. Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota
Malang dahulunya sangat bergantung pada adanya pertunjukan kesenian jaran kepang atau kuda
lumping, karena pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping ini bisa memberikan peluang
kepada masyarakat khususnya pedagang sebab ketika ada pertunjukan jaran kepang atau kuda

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
2
lumping masyarakat yang datang sangat banyak sehingga para pedagang bisa merauk
keuntungan yang lebih ketika ada pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping. kuda lumping
atau jaran kepang diadakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, sunatan, bersih desa dan
lain sebagainya, terkadang juga kesenian jaran kepang atau kuda lumping ini melakukan
pertunjukan di jalan-jalan perkampungan tujuannya untuk mempromosikan kesenian ini dan
mencari anggota baru. Akan tetapi sekarang kesenian jaran kepang atau kuda lumping di
Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun sudah mulai tiada karena berbagai alasan seperti
anggotanya yang sudah mulai tua dan tidak ada generasi penerusnya, anggota yang sudah mulai
meninggalkan karena perekonomiannya tinggi. Hal ini mengakibatkan para masyarakat
khususnya pedagang yang dulunya bergantung pada adaya pertunjukan kesenian ini menjadi
mencari jalan alternative untuk mencari pundi-pundi rupiah karena sudah tidak bisa lagi
mengharapkan atau merauk keuntungan lebih dari pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping
yang sudah mulai hilang.

Kata Kunci: kesenian kuda lumping, jaran kepang

PENDAHULUAN Kebudayaan adalah suatu bagian dari


Masyarakat tidak akan lepas dari lingkunagan hidup yang diciptakan oleh
kebudayaan karena kebudayaan di ciptakan manusia sebagai sesuatu yang turun temurun
oleh manusia itu sendiri dan di gunakan oleh dari satu generasi ke generasi lain yang
manusia itu sendiri sebagai kesenian yang kemudian di sebut sebagai super sonic.
akan sealu di kembangkan jika manusia mau (Soemardjan, Selo) Bronislaw Malinowski
melestarikan bukan merusaknya. Maka dari mengatakan bahwa kebudayaan adalah
itu manusia dan kesenian tidak akan di semua hasil karya, rasa dan cipta
pisahkan. masyarakat. Talcott Parson (Sosiolog)
Dalam kehidupan manusia setiap mengajarkan untuk membedakan wujud
orang harus menciptakan suatu karya seni kebudayaan secara tajam sebagai suatu
salah satunya kebudayaan. (Sir Edwards B. sistem di mana wujud kebudayaan itu adalah
Tylor) kebudayaan adalah suatu keseluruhan sebagai suatu rangkaian tindakan dan
kompleks dari ide dan segalah sesuatu yang aktivitas manusia yang berpola.
di hasilkan manusia meliputi pengetahuan, Demikian pula J.J Honigmann dalam
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, bukunya The word of man (1959) membagi
hukum, kebiasaan, adat istiadat, kemampuan budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas,
lainnya. (Ralph Linton) kebudayaan dapat di actibities, and artifact. Koentjaraningrat
pandang sebagai konfigurasi tingkah laku mengemukakan bahwa kebudayaan itu di
yang di pelajari dan hasil tingkah laku yang bagi atau di golongkan dalam tiga wujud,
di pelajari, dimana unsur pembentuknya di yaitu 1) wujud sebagai suatu kompleks dari
dukung dan di teruskan oleh anggota ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
masyarakat lainnya. dan peraturan, wujud tersebut menunjukan
wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak,

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
3
tidak dapat di raba, di pegang, ataupun di pertunjukan kesenian jaran kepang atau
foto, dan tempatnya di dalam pikiran warga kuda lumping.
masyarakat dimana kebudayaan yang Kuda lumping atau jaran kepang
bersangkutan itu hidup. 2) wujud adalah suatu bentuk seni pertunjukan
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivasi tradisional jawa yang di dalam pertunjukan
serta tindakan berpola dari manusia dalam ada unsur seni dan religi, ciri khasnya
masyarakat. Wujud tersebut dinamakan menggunakan kuda yang tebuat dari
sistem sosial, karena menyangkut tindkaan anyaman bambu sebagai perlengkapan
dan kelakuan berpola dari manusia itu pertunjukan dan ada peristiwa kesurupan
sendiri. 3) wujud kebudayaan sebagai dari dari segi religinya. Pertunjukan jaran kepang
hasil karya manusia. Wujud yang terakhir didukung oleh para anggota, terdiri dari
ini di sebut kebudayaan seni. Dimana seni pawang (sebagai pemimpin pertunjukan dan
ini di lakukan oleh manusia sebagai hasil pengendali pertunjukan), pemain musik,
karyanya dan di anggap sebagai jati dirinya. penari dan penonton. Peralatan yang di
Manusia yang mempelajari gunakan berupa seperangkat alat musik
kebudayaan dapat membangun (konstruktif) terdiri dari: kendhang, saron, demung, gong
dan merusak kebudayaan (destruktif). dan ketuk kenong. Perlengkapan penari
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan terdiri dari seperangkat pakaian, kuda
yang sangat bernilai karena selain kepang atau kuda anyaman, cambuk dan
merupakan ciri khas dari suatu daerah juga topeng. Sebagai perlengkapan pawang
menjadi suatu kepribadian daerah atau terdiri dari sesaji berupa bunga, minuman,
bangsa. Memlihara dan melestarikan minyak wangi dan kemenyan.
kebudayaan merupakan kewajiban dari Asal mula jaran kepang atau kuda
setiap individu, dengan kata lain kekayaan lumping adalah kerajaan Ponorogo selalu
suatu kebudayaan harus dilestarikan setiap kalah dalam peperangannya sehingga
suku bangsa. Kebudayaan sangatlah berguna akhirnya sang raja pergi ke sebuah gua
bagi manusia, dengan kebudayaan manusia pertapakan. Ketika sedang bertapa sang raja
menuangkan ide-idenya dapat berupa cipta mendapat bisikan yang isinya adalah apabila
maupun karya. raja ingin menang dalam berperang maka
Setiap suku bangsa memiliki budaya harus menyiapkan pasukan berkuda dengan
dan tradisi masing-masing, yang merupakan adanya iringan musik tersebut membuat
ciri khas masyarakatnya. Kebudayaan dalam semangat prajurit penunggang kuda
suatu masyarakat memiliki makna tersendiri membabi buta menyerang musuh-musuh dan
bagi anggotanya serta diwariskan secara akhirnya sang raja selalu memperoleh
turun temurun di lingkungan keluarga kemenangan. Akhirnya Untuk menghormati
ataupun dalam komunitasnya . salah satu sosok Dewa sang pemberi kemenangan dan
bagia dari kebudayaan yang telah akhirnya sang raja disetiap tahunnya
diwariskan secara turun temurun di diadakannya upacara denga cara berupa
lingkungan masyarakat jawa adalah tarian menunggang kuda kudaan.
Selanjutnya tarian kuda-kudaan tersebut

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
4
menjadi kesenian yang di gemari oleh seni ini untuk berjualan. Tidak tau pasti
masyarakat. Tarian itu kemudian di beri kenapa masyarakat berjualan di area pentas
nama dengan kuda lumping atau jaran seni jaran kepang? Mengingat pertunjukan
kepang. jaran kepang adalah pertunjukan yang di
Hildred Geertz (1982) menjelaskan kategorikan berbahaya dan juga bisa
orang jawa di dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan keramaian bahkan pemerintah
sangat kuat memegang tradisi leluhurnya, telah mengeluarkan undang-undang
baik dari tutur kata, kekerabatan, hubungan sehingga pertunjukan jaran kepang tidak
sosial maupun seni kebudayaanya. Keluarga bisa di adakan semena-mena, harus ada izin
ini merupakan orang-orang terpenting di dari pemerintah terkait seperti poisi dan
dalam meneruskan suatu tradisi. Mereka kelurahan.
itulah yang memberikan bimbingan moral Berdasarkan pengamatan yang telah
dan mengajari nilai-nilai budaya jawa dilakuakan di Kelurahan Bandungrejosari,
kepada kerabat-kerabat terdekat. didalam Kecamatan Sukun kelompok jaran kepang
siklus kehidupan mereka tidak lepas dari atau kuda lumping sudah mulai jarang di
masalah kekuatan-kekuatan gaib (makhluk- pertunjukan, apakah mulai berubah makna
makhluk halus) dan sesaji (sajen), sehingga pertunjukan jaran kepang oleh masyarakat?
selalu ada upacara-upacara untuk terhindar Dan bagaimana masyarakat yang bergantung
dari gangguan makhluk-makhuk halus. pada pertunjukan jaran kepang, seperti
Salah satu pertunjukan yang sering pedagang asongan atau pedangang kaki
digunakan dalam upacara dalam siklus lima? Mungkin karena pertunjukan seni
kehidupan, seperti perkawinan dan sunatan jarang kepang mulai berubah seiring
pada masyarakat jawa di Kelurahan perkembangan zaman. Sekarang anggota
Bandungrejosari, Kota Malang adalah jaran jaran kepang ada yang tidak mau kesurupan
kepang atau kuda lumping yang sampai saat atau pura-pura kesurupan, peralatannya pun
ini masih hidup dan bertahan. Masyarakat di sudah banyak yang mulai usang.
daerah ini berpandangan, pertunjukan jaran Berpedoman dari pernyataan di atas,
kepang dilaksanakan supaya terhindar dari tentu amat penting diteliti pengaruh
gangguan makhluk-makhluk halus dan kesenian kuda lumping atau jaran kepang
sebagai hiburan. Mulder (1999:3) terhadap pendapatan masyarakat, mengingat
menjelaskan, bahwa di dalam kehidupan sebagian besar masyarakat bergantung atau
orang jawa campuran antara kehidupan mendapat untung yang besar ketika ada
beragama dengan kepercayaan lama nenek pertunjukan jaran kepang
moyangnya.
Pertunjukan jaran kepang di kenal METODE PENELITIAN
masyarakat luas, banyak masyarakat sering Jaran kepang merupakan salah satu
membuat upacara dengan disisi oleh tarian kesenian yang terdapat di tengah-tengah
jaran kepang, karena jaran kepang sering di masyarakat jawa, sehingga penelitian ini
adakan dalam lingkungan masyarakat secara lebih tepat menggunakan metode kualitatif.
perlahan masyarakat memanfaatkan acara Spradley (1997) mengemukakan bahwa

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
5
penelitian kualitatif lebih tepat digunakan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat
pada penelitian budaya atau perilaku dalam sekarang atau masalah actual.
situasi sosial yakni berusaha Jenis penelitian deskriptif yang
mengungkapkan makna perilaku dan cocok untuk penelitian pengaruh kesenian
tindakan orang-orang dalam berbagai situasi kuda lumping atau jaran kepang adalah
sosial di masyarakat. metode survei. Metode survei adalah
Pendekatan kualitatif bertitik tolak penyelidikan yang diadakan untuk
dari pandangan fenomenologis yang memperoleh fakta-fakta dari gejalah-gejala
menenkankan pentingnya yaitu pemahaman yang ada dan mencari keterangan secara
makna tingkah laku manusia sebagaimana factual, baik tentang institusi social,
yang dimaksudkan oleh pelakunya sendiri ekonomi, atau politik dari suatu kelompok
sifatnya interpretative (Weber, dalam ataupun suatu daerah.
Bogdan dan Tylor, 1975) artinya, pandangan
fenomenologis tidak mengakui bahwa Lokasi Penelitian
penelitian tahu apa makna sesungguhnya Penelitian mengenai tema tentang
tindakan yang dilakukan oleh orang-orang pengaruh kesenian jaran kepang atau kuda
yang sedang di teliti. Dengan kata lain, lumping terhadap pendapatan masyarakat
pendekatan kualitatif ingin mengetahui dilakukan di Kelurahan Bandungrejosari,
makna suatu fenomena menurut si Kecamatan Sukun, Kota Malang. Peneliti
pelakunya sendiri. mengambil lokasi ini dengan alasan karena
di daerah sekitar banyak pedangan dan juga
Jenis penelitian sering adanya kesenian jaran kepang atau
Jenis penelitian deskriptif dapat kuda lumping meskipun sekarang kesenian
diartikan sebagai prosedur pemecahan ini sudah memudar di daerah sini.
masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek Populasi dan Sampel
dalam penelitian dapat berupa orang, (Sugiyono, 2006:109) populasi
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta objek atau subjek yang mempunyai kualitas
yang tampak atau apa adanya. dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Menurut Sugiyono (2005:21) oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
menyatakan jenis penelitian deskriptif ditarik kesimpulan. (Arikunto,2010:117)
adalah suatu metode yang digunakan untuk sampel adalah bagian atau wakil populasi
menggambarkan atau menganalisis suatu yang diteliti
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk Populasi yang di ambil dalam
membuat kesimpulan yang lebih luas. penelitian ini adalah masyarakat yang ada di
Menurut Whitney (1960:160) metode kawasan Kelurahan Badungrejosari,
deskriptif adalah pencarian fakta dengan Kecamatan Sukun, Kota Malang. Khususnya
interpretasi yang tepat. Dapat dikatakan adalah masyarakat yang sebagai pedagang.
bahwa penelitian deskriptif merupakan Sampel yang peneliti ambil adalah sebanyak
penelitian yang berusaha mendeskripsikan 5 orang karena peneliti menggunakan

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
6
pendekatan kualitatif atau menggunakan Peneliti mengambil wawancara tidak
model wawancara kepada objeknya secara terstruktur. Wawancara tidak terstruktur
langsung. adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunaan pedoman
Teknik Pengumpulan Data wawancara yang telah tersusun secara
Dalam pengumpulan suatu data yang sistematis dan lengkap untuk
menggunaan penelitian kualitatif lebih mengumpulkan datanya. Pedoman
menekankan kepada pemaparan secara wawancara yang digunakan hanya berupa
deskriptif seperti observasi, wawancara dan garis-garis besar permasalahan yang akan
juga kajian dokumentasi. Peneliti ditanyakan. Seperti berikut: “menurut
mengguna-kanobservasi non-partisipan Bapak atau Ibu kesenian Jaran Kepang atau
karena hanya sebagai pengamat tanpa Kuda Lumping itu apa?”, “bagaimana
terlibat aktif di dalam informan, melalui pengaruh kesenian Kuda Lumping terhadap
wawancara, peneliti mendapatkan informasi pendapatan Bapak/ibu?”.
langsung dari narasumber meskipun
kelemahannya ada pada tingkat hasil sangat Analisis Data
bergantung dengan seberapa banyak peneliti Analisis data dalam melakukan
bisa menggali informasi dari informan . penelitian ini menggunakan Miles dan
kajian dokumentasi juga sangat penting Humberman (Reduksi Data, Penyajian
sebagai bukti bahwa informan telah Data, Penarikan Kesimpulan) atau analisis
memberikan informasi. non-statistik karena datanya bersifat
Peneliti dalam mengumpulkan data kualitatif. Data kualitatif biasanya di olah
menggunakan teknik atau metode atau dianalisis berdasarkan isinya.
wawancara. (Sutrisno Hadi, 1986) bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menggunakan teknik interview atau Pertujukan jaran kepang atau kuda
wawancara adalah sebagai berikut: lumping bermula dari pertunjukan yang
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang mengandung religi, di percaya bahwa
yang paling tahu tentang dirinya sendiri, dengan mengadakan pertunjukan jaran
bahwa apa yang ditanyakan oleh subjek kepang atau kuda lumping akan terhindar
kepada peneliti adalah benar dan dapat dari gangguan-gangguan roh jahat.
dipercaya. Pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping
2. Bahwa interpretasi subjek tentang merupakan media yang bisa menghubungan
pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan masyarakat dengan makhluk halus atau roh
peneliti kepadanya adalah sama dengan nenek moyang mereka. Hal ini adalah inti
apa yang dimaksudkan oleh si peniliti. utama dari makna jaran kepang atau kuda
Wawancara dapat dilakukan secara lumping, biasanya pertunjukan ini
terstruktur maupun tidak terstruktur dan ditemukan pada acara-acara pernikahan,
dapat dilakukan dengan tatap muka ataupun sunatan, 17 agustus, panen.
lewat telepon (tidak tatap muka).

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
7
Kesenian jaran kepang atau kuda tanpa ada gangguan atau terjadi sesuatu hal
lumping ini adalah salah atu budaya yang yang buruk yang tidak diinginkan.
sangat unik, yakni dengan atraksi memakan Setelah itu para penari jaran kepang
benda-benda berbahaya serta melakukan atau kuda lumping, dahulunya kesenian
atraksi unik yang tidak dapat dilakukan jaran kepang atau kuda lumping ini hanya
diluar kesadaran manusia. Selain itu dimainkan oleh kaum laki-laki saja. Tetapi
kesenian jaran kepang atau kuda lumping ini seiring berkembangnya zaman kesenian
memberikan hiburan kepada masyarakat jaran kepang ayau kuda lumping
banyak, kesedian jaran kepang atau kuda ditampilkan juga penari perempuan bahkan
lumping adalah suatu hasil cipta manusia penari anak-anak. Di Kelurahan
yang di tuangkan melalui kebudayaan. Bandungrejosari, Kecamatan Sukun para
Kesenian jaran kepang atau kuda lumping penari jaran kepang atau kuda lumping
ini sering di adakan di daerah perdesaan dan dimainkan oleh kaum laki-laki dan anak-
sangat jarang berada di kota dan oleh anak saja. Sedangkan kaum perempuan tidak
masyarakat masih digemari dan masih ikut serta menjadi penari mereka lebih suka
banyak masyarakat yang berminat melihat atraksi-atraksi yang dilakukan oleh
menampilkan hiburan dalam bentuk para pemain jaran epang atau kuda lumping
kebudayaan seperti ini sehingga dapat yang laki-laki.
memberikan kepuasan tersendiri bagi yang Kesenian jaran kepang atau kuda
melihatnya. Adapula yang mengadakan lumping ini mempunyai nilai sosial yang
kesenian jaran kepang atau kuda lumping ini didalamnya banyak mengandung unsur
untuk upacara yaitu sebagai bersih desa budaya. Kesenian jaran kepang atau kuda
yang sering di adakan di pulau jawa atau lumping ini di adakan masyarakat salah
khususnya di Malang. satunya untuk bentuk hiburan rakyat,
Kesenian ini di adakan oleh disamping itu kesenian jaran kepang atau
masyarakat sebagai bentuk pembersian desa kuda lumping diadakan masyarakat sebagai
yang dilakukan secara tidak nyata atau bersih desa, pengobatan ataupun sebagai
pemberishan desa secara spiritual. Kesenian pendidikan. Keberadaan kesenian jaran
jaran kepang atau kuda lumping ini juga kepang atau kuda lumping ini juga
berfungsi sebagai pendidikan yang mana di mempunyai nilai sosial di dalam masyarakat
dalam kesenianjaran kepang atau kuda jawa, ini terlihat dari kemampuan para
lumping ini sering di tampilkan nilai-nilai pemain jaran kepang atau kuda lumping ini
moral yang baik serta menanamkan nilai- untuk menampilkan suatu kesenian
nilai yang baik. Sebelum kesenian tradisional.
pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping Namun kini kesenian jaran kepang
di adakan biasanya para anggota dan atau kuda lumping sudah menjadi seni
pawang jaran kepang atau kuda lumping pertunjukan tradisional yang lebih
berpuasa terlebih dahulu yang bertujuan mengutamakan hiburan, meskipun
untuk agar kesenian jaran kepang atau kuda didalamnya masih ada bumbu-bumbu religi
lumping di tampilkan dapat berjalan lancar seperti kesurupan tapi tidak di maknai agar

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
8
tidak agar terjauh dari gangguan makhluk keberadaaanya dapat mempengaruhi kondisi
halus. perekonomian masyarakat yang ada di
Dahulu pertunjukan jaran kepang daerah tersebut, sehingga membawah
atau kuda lumping sangat sacral sehingga keberkahan dan keuntungan tersendiri bagi
semua masyarakat antusias untuk datang dan masyarakat daerah tersebut.
menyaksikannya, akan tetapi karena Masyarakat mulai memanfaatkan
sekarang berubah menjadi seni tradisional pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping
biasa yang di dalamnya tidak mengandung untuk mencari nafkah atau menambah
makna yang berarti atau malah menjadi pundi-pundi rupiah untuk mencukupi
hiburan, hiburan yang di maksud adalah ekonominya. Hal di atas sejalan dengan
salah satu acara yang dapat memberikan dengan Usman Pelly (1994: 162)
kepuasan kepada individu maupun kepada menjelaskan kebudayaan itu dinamis,
kelompok masyarakat banyak yang bagaimanapun juga kebudayaan itu akan
didalamnya memiliki kemampuan untuk berubah, hanya kecepatan perubahannya
menghilangkan kepenatan pada diri sendiri yang berbeda. Lebih lanjut Edi Sedyawati
maupun memberikan kepuasan untuk (1987) perubahan-perubahan terjadi karena
masyarakat banyak. Hiburan seperti jaran manusia-manusia pendukung kebudayaan
kepang atau kuda lumping sering diadakan daerah itu sendiri telah berubah, karena
untuk memeriakan suatu acara yang perubahan cara hidup dan pergantian
diadakan secara tampak, kesenian jaran generasi.
kepang atau kuda lumping ini dapat Perkembangan ilmu pengetahuan
dikatakan sebagai hiburan karena dan pola pikir manusia membuat para orang
mempunyai kemampuan menghibur para tua ingin menyekolahan anaknya, ada rasa
penanggap acara jaran kepang atau kuda khawatir ketika berhubungan dengan
lumping tersebut. makhluk halus dapat mengganggu pemikiran
Sistem ekonomi merupakan anaknya. Hal ini sangat berbeda dengan
subsistem yang melaksanakan fungsi orang tua terdahulu yang mendukung penuh
masyarakat dalam menyesuaikan diri untuk menjadi anggota jaran kepang atau
terhadap lingkungan melalui tenag kerja, kuda lumping karena beranggapan dengan
produksi dan alokasi, melalui pekerjaan, masuknya anaknya ke dalam anggota
ekonomi menyesuaikan diri dengan kesenian jaran kepang atau kudang lumping
lingkungan kebutuhan masyarakat dan maka anaknya terhindar dari marabahaya.
membantu masyarakat menyesuaikan diri Budiono (1984:127) menjelaskan
dengan realita eksternal. Acara atau bahwa perkembangan ilmu pengetahuan
pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping teknologi modern berpengaruh terhadap
yang sering diadakan sebagai suatu hiburan pandangan hidup orang jawa dalam
rakyat, bersih desa, dan acara-acara tertentu, melanjutkan tradisi nenek moyangnya.
kuda lumping atau jaran kepang ini Penghayatan akan makna simbolis
mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat. tradisional dan religious sudah berubah,
Dikatakan mempunyai nilai ekonomi karena

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
9
sekarang lebih rasional dan daya tersebut berbondong-bondong datang untuk
simboliknya sudah berubah makna. meihat kesenian ini. Hal ini lah yang
Terdahulu jaran kepang atau kuda sebagian di manfaatkan oleh sebagian
lumping banyak di tontonkan di jalan area masyarakat untuk mencari nafkahnya
kampung dengan peralatan lengkapnya para dengan cara berjualan di sekitar pertujukan
anggota jaran kepang atau kuda lumping jaran kepang atau kuda lumping karena
berkeliling dari daerah satu ke daerah mengingat banyaknya orang yang menonton
lainnya. Tujuannya ada berbagai macam pasti juga akan membeli makanan atau
anatara lain sebagai media untuk menarik minuman yang ada di sekitarnya.
dayatarik pemuda atau pemudi yang ingin Karena kesenian ini sangat banyak di
ikut serta gabung ke dalam anggota kesenian gemari masyarakat, hingga membuat para
jaran kepang atau kuda lumping ini, pedangan memiliki jadwal pertunjukan
mengingat anggotanya semakin tahun kesenian jaran kepang atau kuda lumping,
semakin sedikit sebab para orang dewasanya sehingga para pedang tidak akan kelewatan
yang bertambah umur sehingga fisiknya untuk berjualan dimana pun ada pertunjukan
sudah tak lagi sanggup untuk menampilkan jaran kepang atau kuda lumping. Para
ciri khas dari jaran kepang atau kuda pedangan saling memberi informasi jika
lumping ini dan juga pemuda pemudi salah satu mengetahui aka nada pertunjukan
sekarang enggan ikut serta dalam kesenian di suatu daerah.
ini karena terbilang sudah tidak jaman atau Namun sekarang pertunjukan jaran
kampungan. Kemudian sebagai sarana untuk kepang atau kuda lumping sudah mulai
mempro- mosikan kesenian jaran kepang pudar atau bahkan hilang. Kemajuan
atau kuda lumping mengingat kesenian ini keadaan tingkat ekonomi anggota
sudah mulai dilupakan oleh masyarakat pendukung jaran kepang atau kuda lumping
khususnya masyarakat yang tinggal di memberi pengaruh kepada minat menjadi
perkotaan, sehingga dengan adanya anggota jaran kepang. Biasanya mereka
pertunjukan keliling ini masyarakat menjadi tidak ingin menjadi pemain. Perubahan
tahu dan tak lupa dengan kesenian jaran keadaan tingkat ekonomi seseorang dapat
kepang atau kuda lumping ini. merubah kehidupan sosialnya. Wilbert
Masyarakat di Kelurahan Moore (dalam Lauer, 1979: 4) kebudayaan
Bandungre-josari, Kecamatan Sukun selalu berkaitan dengan perubahan social
mengatakan bahwa dahulunya banyak sekali masyarakat.
pertunjukan jaran kepang atau kuda Pertunjukan jaran kepang atau kuda
lumping, biasnaya pertunjukan itu masuk ke lumping dibina dan dikembangkan oleh
dalam perkampungan atau mungkin masyarakat terutama oleh para pekerja seni
mengadakan pertujukan di sekitar rumah melalui pembinaan dan pengembangan,
warga yang halamannya luas atau bahkan di anggota baru di rekrut meski tidak mau
lapangan yang ada di sekitar daerah tersebut. kesurupan, hal ini sesuai dengan penjelasan
dengan adanya pertunjukan dadakan tersebut Umar Kayam (1981: 48) sudah waktunya
maka masyarakat yang ada di daerah kreativitas kesenian dipahami dalam konteks

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
10
perkembangan masyarakat, agar strategi Bandungrejosari, Kecamatan Sukun lebih
pengembangan kesenian mengacu pada memilih berjualan di area persekolahan
perkembangan masyarakat. Pertunjukan seperti di samping Universitas Kanjuruhan
kesenian jaran kepang atau kuda lumping di Malang dan SMP 12 Malang mengingat
Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan disini tak hanya dua sekolahan itu saja dan
Sukun dikelolah secara mandiri oleh masih banyak lagi.
kelompok tersebut, baik menyediakan Para pedagang juga akan hadir jika
peralatan yang dibutuhkan dan dalam hal ada pertunjukan jaran kepang atau kuda
melatih para anggotanya serta dalam hal lumping karena itulah yang dulu mereka
mencari dana untuk dapat menjalankan lakukan guna menambah pendapatan
kesenian tersebut. mengingat pengunjung atau penontonnya
Sri Hastanto (2002: 7) telah sangat ramai sekali, namun ada juga yang
mengungkapkan bahwa kesenian daerah itu enggan untuk berjualan ketika ada
telah menjadi milik masyarakat dan pertunjukan kesenian jaran kepang atau
kehidupannya diserahkan sepenuhnya kuda lumping karena pertunjukan ini bisa di
kepada masyarakat. Ada yang berpendapat kategorikan berbahaya dan para pedagang
sebaliknya, perlu dikelolah secara terencana, takut jika anggota jaran kepang atau kuda
maka konsep pengelolaan kesenian harus lumping kesurupan akhirnya salah sasaran
ditangani dengan cermat. Untuk itu kita atau merusak dagangannya sehingga
harus paham benar dasar sebuah bentuk pedangang tersebut memilih untuk libur
kesenian daerah dan tahu pertunjukannya. dulu dan datang ke pertunjukan jaran kepang
Juga harus tahu betul akan dibawah kemana atau kuda lumping sebagai penonton.
kesenian tersebut, agar kehidupannya lebih Salah satu Pedagang yang berada di
baik dahn mempunyai daya guna bagi Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan
masyarakat pendukungnya. Sukun berasal dari Madura memilih untuk
Masyarakat atau para pedagang yang tetap berjualan meskipun jaran kepag atau
awalnya sangat bergantung pada adanya kuda lumping adalah bukan kebudayaannya,
pertunjukan jaran kepang atau kuda lumping akan tetapi pedagang tersebut memilih untuk
karena bisa menghadirkan keuntungan yang berdagang karena saat itu adalah momen
besar bagi mereka, sekarang sudah mulai yang bagus untuk mencari keuntungan lebih
mencari jalan alternative karena tidak bisa sebab ketika di suatu tempat banyak orang,
terus menerus mengharapkan atau maka penghasilan suatu pedagang akan
menggantungkan perekonomian atau meningkat jadi bisa diartikan sangat
pendapatannya melalui pertunjukan jaran menjajikan. Ada juga pedangan yang
kepang atau kuda lumping seperti dulu. Para memilih libur dulu karena pedagang tersebut
pedagang lebih memilih untuk berjualan adalah salah satu anggota kesenian jaran
atau mencari penghasilan di daerah-daerah kepang atau kuda lumping, sehingga sangat
yang ramai akan orang seperti di sekitar aneh ketika hobi atau pekerjaan yang kita
sekolah atau mall, seperti yang di lakukan sukai di tinggalkan begitu saja.
para pedagang yang ada di Kelurahan

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
11
Budaya ini sudah mendarah daging pikir masyarakat sekarang yang
pada setiap individu, mereka mengganggap menganggap remeh atau sebelah mata
jaran kepang atau kuda lumping ini sebagai tentang kesenian jaran kepang atau kuda
suatu kebudayaan yang harus senantiasa di lumping ini.
kerjakan serta di lestarikan pada masyarakat Dahulu pertunjukan jaran kepang
luas. Menurut keyakinan masyarakat jawa, atau kuda lumping ini di Kelurahan
kesenian ini sebagai salah bentuk Bandungrejosari, Kecamatan Sukun masih
kebudayaan yang harus senantiasa sering ditampilkan pada acara pernikahan,
dilestarikan sebagai salah satu bentuk sunatan, hari kemerdekaan dan acara-acara
kemampuan yang dimiliki setiap individu lainnya. Unsur religinya masih sangat kental
untuk menyalurkan bakat serta kemampuan sekali berbeda dengan sekarang yang unsur
yang dimilikinya religion pada aktivitas pertunjukan,
pendukung dan peralatan pertunjukan sudah
KESIMPULAN mulai berubah maknannya. Perubahan
Dari uraian-uraian dan analisis yang makna terjadi pada unsur religin yang
telah peneliti kemukakan maka pada menghadirkan makhluk halus dimana
akhirnya sampailah peniliti pada bagian sebelumnya dipercaya dapat melindungi dari
akhir penulisan ini. Peneliti akan mencoba gangguan yang tidak di inginkan, tetapi saat
untuk menyimpulkan hasil penelitian yang ini sudah mulai berubah kea rah seni
peneliti lakukan. Kesimpulan dalam pertunjukan yang dimaknai sebagai hiburan
penulisan ini berkaitan dengan segala upaya dan merupakan identitas budaya jawa.
yang telah peneliti lakukan dalam Perubahan makna kesenian jaran
menjalankan penelitiannya ini dengan di kepang dan kuda lumping pada masyarakat
dasarkan kepada data-data yang telah di pengaruhi oleh ilmu pengetahuan,
berhasil peneliti kemukakan. Berikut ini teknologi dan informasi, pergantian
peneliti akan menyajikan kesimpulan yang generasi, serta kondisi lingkungan dimana
dapat di kemukakan dalam penelitian ini: kebudayaan itu berada. Hal tersebut dapat
pengaruh kesenian jaran kepang atau kuda dilihat generasi penerus yang mementingkan
lumping terhadap pendapatan masyarakat di pendidikannya di sekolah tanpa mau
Kecamatan Bandungrejosari, Kecamatan berhubungan dengan makhluk halus atau
Sukun, Kota Malang. kesurupan. Kondisi keadaan ekonomi
Jaran kepang atau kuda lumping pemain atau anggota jaran kepang atau kuda
yang terdapat di masyarakat jawa atau lumping memberi pengaruh kepada daya
khususnya di Keluharan Bandungrejosari, dukung pertunjukan, apabila pemain atau
Kecamatan Sukun hingga saat ini makna anggota dari kesenian jarang kepang atau
dari kesenian tersebut sudah mulai berkurag kuda lumping sudah termasuk kedalam
atau memudar, pertunjukan jaran kepang kategori ekonomi menengah atas atau
atau kuda lumping pun mulai tiada karena sejatera, kebanyakan sudah tidak mau di
berbagai macam faktor seperti perubahan ajak bermain jaran kepang atau kuda
zaman atau lebih tepatnya perubahan pola lumping. Mereka hanya sebagai pendukung

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
12
di lapangan ketika pertunjukan kesenian Dadulunya karena sacral tidak ada yang
jaran kepang atau kuda lumping di berjualan seperti sekarang, masyarakat atau
pentaskan. khususnya pedagang sangat bisa merauk
Kemajuan informasi dan teknologi keuntungan lebih ketika ada pertunjukan
secara perlahan turut menggeser keberadaan jaran kepang atau kuda lumping karena
kesenian tradisional termasuk jaran kepang dengan banyaknya orang yang hadir dan
atau kuda lumping ini. Masyarakat sekarang menonton pertunjukan jaran kepang atau
cenderung mengundang music organ tunggal kuda lumping sangat mungkin juga untuk
dari pada kesenian jaran kepang atau kuda membeli makanan atau minuman di sekitar
lumping dalam acara pernikahan, sunatan lokasi pertunjukan jaran kepang atau kuda
atau pun bersih desa. Mengingat sekarang lumping jadi bisa dikatakan sangat
pertunjukan kesenian jaran kepang atau menjanjikan.
kuda lumping ini harus mendapat izin dari Akan tetapi sekarang jaran kepang
pihak apparat karena pertunjukan ini dapat sudah mulai tidak ada di Kelurahan
menghadirkan jumlah masyarakat yang Bandungrejosari, Kecamatan Sukun karena
besar dan tidak menutup kemungkinan mengingat Kelurahan ini berada di pusat
adanya hal yang tidak di inginkan seperti kota Malang yang perkembangan teknologi
perkelahian, pencopetan dan sebagainnya. serta kondisi ekonominya yang baik. Para
Kesenian jaran kepang atau kuda pedagang yang awalnya sangat bergantung
lumping sering di pertunjukan atau di pada pertunjukan-pertunjukan seperti jaran
tontonkan di jalan-jalan perkampungan, kepang atau kuda lumping sekarang sudah
berpindah dari daerah satu ke daerah mulai menjari jalan alternative untuk
lainnya. Sebenarnya banyak tujuannya mencari pundi-pundi rupiah karena
seperti mencari anggota baru dalam jaran menjagakan atau berharap lebih kepada
kepang atau kuda lumping ini, tetap keuntungan pertunjukan jaran kepang atau
melestarikannya meski maknanya sduah tak kuda lumping sangat tidak bisa lagi.
sacral dulu, mempromosikan kelompok Masyarakat yang sebagai pedagang pun
kesenian tersebut dan juga mencari pundi- memilih tempat yang ramai untuk berdagang
pundi rupiah dari penampilannya tersebut. seperti yang berada di Kelurahan
Mengingat kesenian jaran kepang Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota
atau kuda lumping mulai memudar, Malang memilih untuk berdagang di area
masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, pusat pendidikan seperti di samping
Kecamatan Sukun menganggap bahwa Universitas Kanjuruhan Malang dan SMP
kesenian jaran kepang atau kuda lumping 12 Malang mengingat di kawasan ini
yang dulunya sangat sacral sekarang merupakan kawasan pendidikan yang dapat
berubah menjadi hiburan semata, menjajikan bisa merauk keuntungan lebih
masyarakat pun memanfaatkan perubahan dari dagangannya.
kebudayaan ini dengan cara berjualan di Jadi pengaruh kesenian jaran kepang
area atau di lokasi dimana kesenian jaran atau kuda lumping bagi pendapatan
kepang atau kuda lumping ini di pentaskan. masyarakat khususnya masyarakat atau

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
13
pedagang di Kecamatan Bandungrejosari, Mulder, Neils. 1999. Agama, Hidup sehari-
Kecamatan Sukun, Kota Malang sangat hari dan Perubahan Budaya. Jakarta:
berpengaruh mengingat masyarakat disini Gramedia Pustaka Utama.
awalnya sangat bergantung terhadap Spradley, James P (1997). Metode
pertunjukan kesenian kuda lumping atau Etnografi. Jakarta: Tiara Wacana.
jaran kepang akan tetapi ketika kesenian Umar Kayam. 1981. Seni, Tradisi,
jaran kepang atau kuda lumping ini sudah Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
mulai tiada msyarakat pun mencari jalan lain Usman Pelly. 1994. Teori-Teori Sosial
dengan cara berdagang di area ata pusat Budaya. Jakarta: Depdikbud
pendidikan dan tidak bergantung kepada
pertunjukan jaran epang atau kuda lumping
lagi.
Berdasarkan hasil temuan yang telah
dikemukakan di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa saran: pertahankan
makna kesakralan yang ada pada kesenian
jaran kepang atau kuda lumping agar
masyarakat masih menyukai kesenian ini
karena ada hal mistis yang kentalnya, juga
agar kesenian ini tidak punah dan perlu
dibina dan di kembangkan misalkan
kelompok seni jaran kepang atau kuda
lumping ini berkerja sama dengan anggota
seni yang berbeda tempat agar bisa saling
berdiskusi dan tukar pikiran tentang
kesenian jaran kepang atau kuda lumping
dan yang terakhir diharapkan peerintah juga
dapat membina kesenian yang sduah mulai
langkah ini agar tetap ada dan selalu
menjadi kesukaan masyarakat sebab
kesenian ini juga akan berdampak pada
masyarakat yang khususnya pedagang
karena dapat merauk keuntungan jika sering
diadakan pertunjukan kesenian jaran kepang
atau kuda lumping ini.

DAFTAR RUJUKAN
Budiono Herusatoto. 1984. Simbolisme
dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:
Hanindita.

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
14
LAMPIRAN

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
15
1. LAMPIRAN WAWANCARA

Pedoman wawancara
Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan wawancara sebagai metode utama
untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut ini merupakan pedoman wawancara
yang ditujukan kepada responden atau informan yang berbeda

No Variabel Pertanyaan wawancara


1 Persepsi masyarakat 1. Menurut Bapak/Ibu Jaran Kepang atau Kuda Lumping
terhadap kesenian jaran itu apa?
kepang atau kuda lumping
2. menurut Bapak/Ibu dimanakah Jaran Kepang atau Kuda
dan pengaruhnya terhadap Lumping itu biasanya di mainkan?
pendapatan masyarakat di
Kelurahan Bandungrejosari, 3. Bapak/Ibu menyukai Jaran Kepang atau tidak?
Alasannya?
Kecamatan Sukun, Kota
Malang 4. Menurut Bapak/Ibu apakah kesenian Kuda Lumping
atau Jaran Kepang berpengaruh terhadap pendapatan
masyarakat?
5. Menurut Bapak/Ibu apa makna dari kesenian Jaran
Kepang atau Kuda Lumping?

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
16
Hasil Wawancara

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
17
Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
18
Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
19
Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
20
Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
21
2. LAMPIRAN DOKUMENTASI

Pedagang Batagor Pedagang Teh Racik

Pedagang Es Kelapa Muda Pedagang Bubur (Jenang)

Pedagang Gorengan

Artikel Pengaruh Kesenian Kuda Lumping atau Jaran Kepang Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang
22

Anda mungkin juga menyukai