12 Lpi2017 Bab10 PDF
12 Lpi2017 Bab10 PDF
jangka menengah, masih terdapat beberapa tantangan Tiongkok 6,9 6,6 6,4
struktural dari domestik yang dapat menghambat India 6,7 7,4 7,8
berlanjutnya pemulihan ekonomi. Tantangan tersebut Sumber: WEO, IMF
Keterangan: Data update Januari 2018
pengurangan pembelian aset perlu menjadi perhatian. Impor Barang dan Jasa 8,06 7,2 - 7,6 6,6 - 7,0
Sumber: BPS dan Bank Indonesia
10.1. Peringkat
Grafik 10.2. PeringkatEase
EaseofofDoing BusinessIndone
DoingBusiness 10.2. Program
Grafik 10.1. AlokasiPengentasan
Subsidi dan Bantuan Sosial
Kemiskinan
Indonesia dalam APBN
Peringkat
60
8,7
Lainnya 8,5
70
72 8,8
Beasiswa 10,5
80
Program Keluarga 11,4
Harapan 17,3
90 91 13,0
Subsidi Bunga 18,0
100
19,8
RASTRA 20,8
110 109
114 25,5
115 Iuran BPJS 25,5
120 121 120
123 122 Subsidi Pupuk dan 32,4
Benih 28,5
130 129 129 128
59,8*
135 Dana Desa 60,0
140
97,6*
Subsidi Energi 94,6
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Triliun rupiah
2017 2018
1 Konsumsi swasta merupakan penggabungan dari konsumsi rumah tangga (RT) dan
konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT). Dalam komposit tersebut, porsi
konsumsi RT sekitar 98% dari total konsumsi swasta.
Proyek Program
Rumah
Proyek
Perbatasan
Proyek
Air dan
Proyek
Bendungan
Proyek
Irigasi
1
Program
Sanitasi
3
Proyek
3
Proyek
9
Proyek
54
Proyek
7
Proyek Pesawat
sedang-kecil
1
Teknologi Smelter Kilang Perikanan Tanggul
Minyak Laut
4
Proyek
6
Proyek
12
Proyek
1
Proyek
1
Proyek
Program
Sumber: KPPIP
Konsumsi swasta yang membaik didukung oleh prakiraan Perbaikan prospek permintaan domestik serta ekspor
konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) yang selanjutnya akan mendorong impor. Bank Indonesia
meningkat. Konsumsi LNPRT diprakirakan meningkat memprakirakan impor tumbuh masing-masing dalam
seiring dengan belanja kampanye dari partai politik kisaran 7,2-7,6% dan 6,6-7,0% pada 2018-2019
menjelang penyelenggaraan pilkada dan pemilu. Belanja (Tabel 10.2). Berdasarkan komponennya, prospek
LNPRT yang tinggi turut memberikan dampak lanjutan kenaikan impor tidak hanya disumbang oleh impor
pada meningkatnya konsumsi rumah tangga. barang konsumsi, tetapi juga bersumber dari impor
barang modal untuk keperluan investasi dan ekspor, serta
Kinerja ekspor pada 2018-2019 diprakirakan tetap bahan baku untuk kegiatan produksi di domestik.
positif, ditopang oleh harga komoditas yang tetap tinggi
dan permintaan dunia yang kuat. Pada 2018-2019, Berdasarkan lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi
ekspor diprakirakan tumbuh cukup baik dalam kisaran tahun 2018 dan 2019 terutama akan ditopang LU
6,3-6,7% dan 6,0-6,4%, meskipun sedikit melambat konstruksi, LU industri pengolahan, serta LU perdagangan,
dibandingkan dengan capaian pada 2017. Hal ini tidak hotel, dan restoran. Selain itu, harga komoditas yang tetap
terlepas dari perkembangan Tiongkok sebagai salah satu tinggi juga berpengaruh positif terhadap beberapa LU lain
negara tujuan ekspor Indonesia yang diprakirakan tumbuh terutama pertanian serta pertambangan dan penggalian.
sedikit melambat seiring dengan proses rebalancing
ekonomi yang gradual. Kinerja positif LU konstruksi sejalan dengan berlanjutnya
proyek-proyek infrastruktur, terutama untuk konektivitas,
Prospek ekspor yang cukup baik juga didukung oleh energi, perumahan, dan proyek fisik lainnya. LU konstruksi
upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing pada 2018-2019 diprakirakan tumbuh masing-masing
dan diversifikasi pasar untuk produk ekspor nonmigas dalam rentang 7,2-7,6% dan 7,3-7,7%, meningkat dari
melalui berbagai langkah reformasi struktural. Peran 6,8% pada 2017 (Tabel 10.3). Belanja pemerintah untuk
ekspor nonmigas dari industri pengolahan diproyeksikan infrastruktur mengalami peningkatan menjadi Rp410,4
meningkat seiring dengan selesainya pembangunan triliun pada 2018 dari Rp388,3 triliun pada 2017.
smelter. Prospek ekspor yang positif juga ditopang oleh Anggaran infrastruktur dialokasikan antara lain untuk
perbaikan sektor pendukung logistik ekspor-impor seperti pembangunan jalan baru sepanjang 832 km, bendungan
pelabuhan, bandara, serta akses jalan dan jalur kereta. baru sebanyak 15 unit, embung baru sebanyak 92 unit,
Penyelesaian berbagai sektor pendukung tersebut akan jembatan baru sepanjang 15.373 m, pelabuhan laut di
mendorong upaya penurunan biaya logistik yang pada 17 lokasi, jaringan irigasi sepanjang 947 km, bandara
akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan ekspor. baru di 8 lokasi, jalur kereta api sepanjang 639 km,
proyek kelistrikan untuk mencapai rasio elektrifikasi
95,15%, dan rumah susun sebanyak 13.405 unit.
1.556,1
pemerintah dalam melakukan revitalisasi infrastruktur 1.500
1.171,7
pertanian, terutama jaringan irigasi dan pengairan, serta 834,2
1.000
penyediaan subsidi benih dan pupuk tepat sasaran. Hal
500
tersebut sejalan dengan upaya pengembangan sektor 205,8
10.4. Progres
Grafik 10.4. Kemajuan Pembangunan
Pembangunan Irigasi
Irigasi
Inflasi inti diprakirakan tetap terkendali selama 2018-
Ribu Ha 2019 sejalan dengan tekanan harga global yang
1.400 masih moderat, peningkatan permintaan domestik
1.200
1.147,6 yang terkendali, dan ekspektasi inflasi yang terjangkar.
1.000 931,7
1.000,0
Kendati harga minyak dunia meningkat, harga komoditas
754,6
800
600
447,1
509,2 Tabel 10.4. Proyeksi Perekonomian Indonesia
400
263,8
2018-2019 Persen
200
45,1 Komponen 2017 2018 2019
0
Produk Domestik Bruto 5,07 5,1 - 5,5 5,2 - 5,6
2015 2016 2017 2018 2019
Inflasi 3,61 2,5 - 4,5 2,5 - 4,5
Target Luas Layanan Irigasi Realisasi Luas Layanan Irigasi Defisit TB (% PDB) 1,7 2,0 - 2,5 2,0 - 2,5
Kredit 8,2 10,0 - 12,0
Sumber: KPPIP
Sumber: BPS dan Bank Indonesia
70
perluasan program perlindungan sosial pada sektor- 60
sektor kunci seperti pendidikan dan kesehatan. 50
40
30
Prospek kinerja investasi, baik swasta maupun
20
Pemerintah, diprakirakan juga tumbuh cukup 10
tinggi. Sejalan dengan peningkatan daya saing 0
dan kemudahan berusaha, peran investasi dalam 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jalan Tol & Non Tol Perkeretaapian Bandara dan Pesawat Nasional Pelabuhan
perekonomian diprakirakan meningkat dengan rasio Perumahan Energi dan Kelistrikan Kilang SPAM, Bendungan, dan Irigasi
investasi terhadap PDB yang terus naik. Peningkatan ICT KEK dan KI Smelter PLBN dan Perikanan
Persen
3
Negara Maju Negara Berkembang Negara
2 Berpendapatan
Krisis Keuangan Global Rendah
‘08 - ‘09
1
-1
Tidak Termasuk Tiongkok
-2
-3
1990 1995 2000 2005 2010 2015 1990 1995 2000 2005 2010 2015 1990 1995 2000 2005 2010 2015
memitigasi risiko ruang stimulus fiskal yang belum besar, Upaya mendorong perekonomian Indonesia untuk dapat
meminimalkan risiko berkurangnya capital inflows jika tumbuh tinggi, berkesinambungan, seimbang, dan
arah pengetatan kebijakan moneter negara maju lebih inklusif setidaknya mencakup lima tantangan. Tantangan
cepat dibandingkan dengan ekspektasi pasar, dan pertama berkaitan dengan upaya memperkuat daya
menjaga stabilitas makro di tengah risiko peningkatan saing perekonomian yang perlu terus ditingkatkan. Daya
inflasi. Risiko berlanjutnya periode konsolidasi korporasi saing perekonomian setidaknya mencakup empat modal
dan perbankan dapat menekan pertumbuhan ekonomi dasar pembangunan, yaitu infrastruktur, modal manusia,
karena menghambat potensi ekspansi usaha. Risiko penyerapan teknologi, dan institusi. Tantangan kedua
ruang stimulus fiskal yang belum besar juga mengemuka berhubungan dengan upaya untuk membangun kapasitas
akibat penerimaan pajak yang belum optimal dan dapat dan kapabilitas industri yang masih terbatas. Tantangan
membatasi peran fiskal dalam mendorong pertumbuhan tersebut juga termasuk membangun sektor industri yang
ekonomi. Selanjutnya, risiko berkurangnya capital potensial dan berteknologi tinggi untuk memperkuat
inflows akibat pengetatan kebijakan moneter di negara struktur ekspor-impor yang dapat meningkatkan daya
maju perlu diantisipasi karena dapat mengganggu tahan sektor eksternal terhadap guncangan. Tantangan
stabilitas perekonomian. Terakhir, inflasi dalam jangka ketiga terkait upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan
pendek berisiko meningkat akibat kenaikan harga yang belum diikuti dengan turunnya tingkat kesenjangan.
minyak dan komoditas pangan yang melebihi prakiraan.
Kondisi ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat
mengganggu stabilitas makroekonomi.
10.10. Pertumbuhan
Grafik 10.7. Perkembangan PDB dan Transaksi
Pertumbuhan PDB dan Tr
Berjalan
Dalam jangka menengah, tantangan domestik terkait TB/PDB (%)
dengan upaya memperkuat struktur perekonomian 5
1
perekonomian untuk tumbuh tinggi tanpa diikuti dengan
Pertumbuhan PDB (Persen, yoy)
meningkatnya kerentanan ekonomi yang dapat berujung 0
2 3 4 5 6 7 8 9
pada instabilitas. Kerentanan yang paling mengemuka -1
22
risiko yang dapat muncul dari perkembangan teknologi Malaysia
24
52
Indonesia
60
60
Tantangan Penguatan Daya Saing Ekonomi Brunei Darussalam
78
79
Vietnam
79
Upaya peningkatan daya saing perekonomian mencakup
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
empat modal dasar pembangunan yaitu infrastruktur,
modal manusia, penyerapan teknologi, dan institusi. 2017-2018 2016-2017
10.11. Distance
Grafik 10.8. Distance totoFrontier Indonesia
FrontierIndonesia 10.13. Kualitas
Grafik 10.10. Infrastruktur Indonesia
Kualitas Infrastruktur
Kualitas Infrastruktur 86
Kelistrikan 89
Kualitas Infrastruktur 51
72% 47% 38% 35% Transportasi Udara 62
1 1 1 1 Kualitas Infrastruktur 72
2 2 2 2 Pelabuhan 75
3 3 3
4 3
Kualitas Infrastruktur 30
Kualitas Keseluruhan Modal Manusia Kereta Api 39
Institusi Inovasi
Infrastruktur dan Penelitian Kualitas Infrastruktur 64
Frontier: Korea Frontier: Hungaria Frontier: AS Frontier: Korea Jalan 75
Kualitas Infrastruktur 68
1. Jalan 1. Hambatan 1. Penciptaan 1. Penelitian dan Keseluruhan 80
2. Infrastruktur KA perdagangan pengetahuan pengembangan Pilar ke-2: 52
3. Infrastruktur dan investasi 2. Difusi (litbang) Infrastruktur 60
pelabuhan 2. Hambatan pengetahuan 2. Pendidikan
4. Infrastruktur kewirausahaan 3. Dampak tersier 0 20 40 60 80 100
transportasi 3. Kendali negara pengetahuan 3. Pendidikan
udara
Peringkat 2017-2018 Peringkat 2016-2017
Sumber: Global Competitiveness Index 2017, Global Innovation Index 2017, dan PMR
OECD 2013, diolah Sumber: The Global Competitiveness Report, 2016-2017 & 2017-2018
90
550
80
70 500
60
450
50
400
40
30 350
Australia
Belgia
Brazil
Kanada
Rep. Ceko
Denmark
Finlandia
Perancis
Jerman
Yunani
Hongkong
Hungaria
Islandia
Indonesia
Irlandia
Italia
Jepang
Korea Selatan
Latvia
Meksiko
Selandia Baru
Norwegia
Polandia
Portugal
Rusia
Spanyol
Swedia
Swiss
Thailand
Amerika Serikat
Malaysia
20
10
0
Korea
Tiongkok Indonesia Selatan Malaysia Filipina Thailand
Aspek lain terkait pembangunan modal manusia yakni bisa segera sejajar dengan negara lain di kawasan
perlunya menyiapkan tenaga kerja dengan keahlian seperti Malaysia, Tiongkok, dan India (Grafik 10.17).
tinggi. Kondisi ini menjadi tantangan karena kuantitas
dan kualitas pendidikan belum optimal sehingga jumlah Tantangan lain dari modal dasar ialah konsistensi
tenaga kerja berpendidikan tinggi masih terbatas. Selain meningkatkan kualitas kelembagaan di Indonesia.
itu, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) Kualitas kelembagaan antara lain berkaitan dengan
baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta kemudahan berusaha, tata kelola pemerintahan yang
juga belum banyak, antara lain akibat jumlah tenaga baik, dan birokrasi yang efisien. Dalam hal kemudahan
kerja riset di bidang sains dan teknologi yang masih berusaha, peringkat Indonesia terus menunjukkan
terbatas. Kombinasi dari jumlah tenaga kerja berkeahlian peningkatan, meskipun masih di bawah beberapa negara
tinggi dan kegiatan litbang yang terbatas memengaruhi peers sehingga perlu secara konsisten menjadi prioritas
rendahnya produktivitas, kapasitas penyerapan perbaikan (Grafik 10.18). Tata kelola pemerintahan
teknologi, dan inovasi dalam perekonomian. Kemampuan Indonesia juga terus mengalami perbaikan, diikuti dengan
meningkatkan inovasi menjadi penting agar Indonesia indeks persepsi korupsi yang juga membaik (Grafik 10.19
dan Grafik 10.20).
10.15. Perbandingan
Grafik 10.12. Rata-rata Masa
Perbandingan Rata-rata MasaSekolah
Sekolah 10.17. Indeks
Grafik 10.14. Inovasi
Indeks Inovasi
3,4
3,2
3,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peringkat Skor
0 55
20
50
40
60
45
80
40
100
120
35
140
160 30
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Ease of Doing Business, World Bank Sumber: Corruption Perception Index 2016, Transparency International
Tantangan Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Kapasitas dan kapabilitas industri yang masih
Industri terbatas berpotensi memicu peningkatan impor. Hal
ini dilatarbelakangi oleh perkembangan terkini yang
Tantangan memperkuat kapasitas dan kapabilitas industri ditandai dengan peningkatan kelas menengah yang
terkait dengan upaya membangun struktur perekonomian kemudian diikuti dorongan kenaikan konsumsi barang
yang berdaya tahan. Struktur perekonomian perlu impor yang semakin kompleks (Grafik 10.21). Sebagai
diperkuat dengan mempertimbangkan kondisi saat ini akibatnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan
yang kurang menguntungkan yang berpotensi memicu diikuti dengan potensi munculnya ketidakseimbangan
kerentanan dalam ekonomi. Kondisi tersebut antara lain eksternal. Ketergantungan terhadap impor yang tinggi
tergambar pada komposisi impor yang sebagian besar dihadapi oleh sektor manufaktur dalam bentuk bahan
ditujukan untuk produksi berorientasi domestik, komposisi baku dan bahan penolong untuk produk yang sebagian
ekspor yang masih berbasis komoditas, sektor potensial besar berorientasi ke pasar domestik.
berteknologi tinggi yang masih memiliki skala ekonomi
kecil, jenis produk dan komoditas serta pasar tujuan Keterbatasan kapasitas dan kapabilitas industri juga
ekspor yang belum terdiversifikasi, serta kapabilitas tercermin pada struktur ekspor yang masih berbasis
sektor jasa yang masih terbatas. komoditas, baik komoditas primer maupun produk
10.19. Peringkat
Grafik 10.16. Indikator
Indikator Tata KelolaTata Kelola
Pemerintahan 10.21. Komposisi
Grafik 10.18. Impor Indonesia
Komposisi Impor Indonesia
Pemerintahan
Peringkat Persen total impor
60
2016 16,47 19,38 13,28 33,92 16,95
50
2011 16,58 26,65 10,62 31,40 14,75
40
2006 18,55 25,76 9,40 29,86 16,43
30
2001 19,07 19,31 11,72 35,13 14,77
20
1996 14,23 16,67 11,37 42,56 15,16
10
Median PRODY
2016 28,42 30,95 18,30 16,00 6,32
6
4
2006 36,53 27,29 15,89 12,38 7,91
3 Promoting Highly Potential Sectors
Perlu peningkatan skala ekonomi
2001 31,74 22,09 22,70 12,38 11,09 2
1
Median
1996 35,12 26,14 22,50 10,62 5,62 pangsa
0
manufaktur yang berbasis sumber daya alam. dipercepat karena dapat menjadi lompatan menuju
Komposisi ekspor tersebut hampir tidak mengalami negara berpendapatan tinggi. Hal ini tergambar pada
perubahan dibandingkan dengan komposisi 20 tahun perkembangan empiris di dunia yang menunjukkan
lalu. Porsi ekspor komoditas primer dan produk hubungan positif antara produk ekspor dengan
berbasis sumber daya alam dalam 10 tahun terakhir tingkat teknologi tinggi dan pendapatan per kapita
rata-rata sebesar 57% dari total ekspor (Grafik 10.22). (Grafik 10.24).
Tingginya porsi ekspor berbasis komoditas membuat
kinerja ekspor menjadi rentan terhadap gejolak harga Kapasitas sektor jasa yang merupakan penopang
komoditas global. berbagai kegiatan di sektor manufaktur juga masih
perlu ditingkatkan. Hal ini penting dilakukan karena
Dalam kaitan dengan berbagai kondisi ini, maka perkembangan terkini menunjukkan neraca jasa
tantangan yang mengemuka ialah memperkuat dalam NPI selalu mengalami defisit. Defisit tersebut
kapasitas industri dalam bentuk pemilihan strategi utamanya berasal dari jasa transportasi, asuransi, dan
pertumbuhan yang didasarkan potensi dan karakteristik keuangan. Defisit di jasa transportasi yang menduduki
masing-masing daerah. Pencarian sumber-sumber porsi terbesar, sekitar 80% defisit neraca jasa, terkait
pertumbuhan baru di setiap daerah ini harus dilakukan dengan kegiatan ekspor-impor. Dari sisi pengangkutan,
secara sinergis untuk mewujudkan integrasi ekonomi,
mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,
dan memperbaiki postur TB (lihat Boks 10.2 Strategi
10.24. Hubungan
Grafik 10.21. antara Ekspor
Hubungan antara Ekspor Produk
Produk Sophis
Pertumbuhan Ekonomi Daerah). Sophisticated dengan PDB per Kapita
log Product Sophistication Index (EXPY, 2016)
Kapasitas dan kapabilitas industri yang masih terbatas 4,7
QAT
menyebabkan diversifikasi produk ekspor dengan 4,5
MRT IRI MAC
MLT SGP
PHL
tingkat teknologi yang lebih tinggi belum berjalan IND IDN
PAN JPNUSA LUX
NZL ARE
4,3 GHA SYC
optimal. Upaya mendorong diversifikasi produk ekspor CAF
ZWE MMR
GTM
LKA
PAK
perlu mendapat perhatian karena pangsa ekspor 4,1 KHM
dan mempersiapkan modal manusia yang berkeahlian 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5
10.25. Pangsa
Grafik 10.22. Industri Pengolahan
Pangsa Industri Pengolahan terhadap
BeberapaP Grafik 10.24.
10.26. Perbandingan Tingkat Kemiskinan dan
Perbandingan Tingkat
Negara Kesenjangan Ekonomi Negara di Asia
Persen PDB Persen*
40 25
Median Kesenjangan
Sumber: World Bank Poverty & Inequality Database (Data terkini dalam 5 tahun
2011-2016), diolah
Sumber: World Development Indicators, World Bank Keterangan: *Tingkat kemiskinan dengan garis batas kemiskinan 1,9 dolar AS per hari
Jawa Bagian Utara Jawa Bagian Selatan Sumatera Bagian Barat Sumatera Bagian Timur
45 100 10%
39% Tertinggi
40 90
35 80
54%
70 40%
30
60
25
21% 50
20
40
15 11% 30
50% 41%
10 20 Terendah
5 10
5%
0 0
40% berpengeluaran 40% berpengeluaran 20% berpengeluaran Kelompok Rumah Tangga
rendah sedang tinggi Berdasarkan Kepemilikan Aset Nilai Kepemilikan Aset
Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga (tahun 2000)
Sumber: Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia 2000 dan 2014, RAND Sumber: Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia 2014, RAND Corporation
Corporation dan Lembaga Demografi, diolah dan Lembaga Demografi, diolah
Tiongkok
Hongkong
Indonesia
Jepang
Korea
Mal aysia
Fil ipina
Singapura
Thailand
Vietnam
tersebut pada gilirannya mengurangi keleluasaan
perbankan dalam pembiayaan jangka panjang. Selain
itu, spread suku bunga kredit dan deposito yang masih Obligasi Pemerintah Obligasi Korporasi
Tantangan terkait pangsa pembiayaan jangka panjang Pembiayaan swasta juga masih banyak ditopang oleh
yang belum besar juga terlihat di pasar obligasi. aliran modal asing yang sebagian berjangka pendek
Volume perdagangan obligasi juga masih rendah jika sehingga berpotensi menjadi sumber kerentanan bagi
dibandingkan dengan volume negara lain di kawasan perekonomian. Hal tersebut antara lain terlihat pada
(Grafik 10.31). Hal ini mengindikasikan kapasitas dan cukup besarnya porsi dana asing dalam SBN. Sampai
likuiditas pasar obligasi korporasi masih rendah dan dengan triwulan IV 2017, pangsa investor asing di
tertinggal. Selain itu, tingkat partisipasi dana pensiun SBN Indonesia masih dalam tren yang terus meningkat
dan asuransi yang merupakan pemberi pinjaman jangka dan bahkan paling besar dibandingkan dengan
panjang juga masih rendah sebagaimana terindikasi kondisi di sejumlah negara kawasan (Grafik 10.32).
dari masih rendahnya jumlah dana yang diinvestasikan
pada Surat Berharga Negara (SBN) berjangka waktu Sejauh ini, beberapa upaya telah ditempuh Pemerintah
di atas sepuluh tahun. Ke depan, kepemilikan SBN oleh dalam meningkatkan partisipasi swasta untuk
dana pensiun dan asuransi diharapkan dapat meningkat mendukung sumber pembiayaan domestik. Upaya
sejalan dengan diterapkannya peraturan Otoritas tersebut ditempuh antara lain melalui pengembangan
Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan lembaga jasa skema kerja sama Pemerintah dengan badan usaha
keuangan nonbank menempatkan investasinya di SBN. (KPBU) dan pembiayaan investasi non-anggaran
12
40
10
30
8
6
20
4
10
2
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Kementerian Keuangan, Bank of Thailand, dan ADB, diolah
B. Jumlah Proyek
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Financial Close 13
Nilai Transaksi 1,5 Miliar dolar AS terhadap teknologi digital seperti telepon seluler jauh
Jumlah Transaksi 5 Transaksi lebih besar dibandingkan dengan akses terhadap
Sumber: Bappenas
sanitasi atau pendidikan (Grafik 10.33). Perkembangan
tersebut didorong oleh biaya pengembangan
konektivitas digital yang lebih murah dibandingkan
Pemerintah (PINA). Skema KPBU mencakup: (i) 13 dengan pembangunan infrastruktur fisik untuk sanitasi,
proyek senilai 8,4 miliar dolar AS dengan status pendidikan, atau listrik. Kondisi tersebut berimplikasi
financial close; (ii) 5 proyek senilai 3,7 miliar pada ekonomi digital yang akan terus berkembang
dolar AS dengan status transaksi sampai dengan pesat, sehingga perlu dicermati manfaat dan risiko yang
penandatanganan kontrak; dan (iii) 27 proyek dapat ditimbulkan.
senilai 13,2 miliar dolar AS dengan status persiapan
(Gambar 10.2). Melalui PINA, peran pembiayaan dan Di satu sisi, perkembangan teknologi digital dapat
kemitraan dengan investor swasta menjadi strategi inti memberikan manfaat bagi perekonomian terutama
yang bertujuan untuk menciptakan percepatan financial melalui peningkatan efisiensi dan inovasi (Grafik
close melalui pembiayaan kreatif. Peran PINA dalam 10.34). Salah satu dampak terbesar yang dapat
mendukung pembiayaan pada 2017 telah mencapai ditimbulkan oleh ekonomi digital adalah penurunan
1,5 miliar dolar AS. biaya transaksi ekonomi dan sosial. Hal ini terjadi
karena dalam platform ekonomi digital, biaya marjinal
Tantangan pembiayaan domestik juga mengemuka dari untuk menghasilkan setiap tambahan output produksi
sisi pemerintah. Kinerja penerimaan negara terutama semakin murah meskipun membutuhkan biaya yang
dari pajak masih perlu terus ditingkatkan. Pada tahun besar di awal proses bisnis. Semakin murahnya biaya
2017, capaian penerimaan pajak tercatat sebesar
9,9% dari PDB. Capaian tax ratio tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan kinerja tahun 2016 yang
10.33. Perkembangan
Grafik 10.32. AksesInternet
Perkembangan Akses Internet dan Mob
mencapai 10,4% dari PDB. Kinerja penerimaan pajak Telepon Seluler di Indonesia
tersebut perlu dicermati mengingat pentingnya peran Persen populasi
pajak dalam mendukung reformasi struktural pemerintah 160
40
20
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
marjinal produksi barang pada bisnis ekonomi digital ini 10.3. Arah Kebijakan
berbeda dengan bisnis konvensional yang menghadapi
kenaikan biaya marjinal produksi barang pada suatu Secara umum, arah kebijakan ekonomi ditujukan
titik tertentu. Bagi dunia usaha, karakteristik tersebut untuk mengawal perekonomian menuju pertumbuhan
dapat mendorong munculnya model-model bisnis baru yang kuat, berimbang, dan berkesinambungan.
yang lebih efisien dan inovatif. Perkembangan teknologi Arah kebijakan ditempuh melalui bauran kebijakan
digital juga berpotensi terus memacu inovasi sehingga Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait.
menjadi lebih efisien. Selain itu, teknologi digital juga Bauran kebijakan meliputi kebijakan moneter,
berpotensi memberikan manfaat dalam menciptakan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial,
ekosistem perekonomian yang lebih inklusif dan pada kebijakan sistem pembayaran dan pengelolaan uang
gilirannya mengurangi kesenjangan. Hal ini dikarenakan rupiah, kebijakan fiskal, dan kebijakan struktural.
biaya untuk memperoleh informasi menjadi lebih Strategi kebijakan ditempuh dengan tetap menjaga
murah dan penyebaran informasi menjadi lebih merata stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
sehingga lebih banyak individu yang dapat memperluas sehingga menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi
akses pasar. Namun demikian, dampak keseluruhan yang berkesinambungan. Strategi kebijakan juga
terhadap kesenjangan akan tergantung pada seberapa dilakukan guna memitigasi berbagai risiko jangka
besar penggunaan teknologi digital dapat meningkatkan pendek sehingga tidak mengganggu berlanjutnya
partisipasi masyarakat luas dan dampaknya pada proses pemulihan ekonomi. Di samping itu, strategi
penyerapan tenaga kerja. kebijakan juga ditujukan untuk mengatasi berbagai
tantangan jangka menengah sehingga tercipta struktur
Di sisi lain, perkembangan teknologi digital juga memiliki perekonomian yang semakin kuat dan berdaya tahan.
risiko yang jika tidak dikelola dengan baik dapat
mengganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi.
Risiko tersebut antara lain terkait dengan risiko perilaku Kebijakan Moneter
monopoli, risiko penyerapan tenaga kerja yang rendah,
dan risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Risiko Bank Indonesia akan menempuh bauran kebijakan
monopoli dapat terjadi apabila perluasan pasar dan yang tetap difokuskan pada upaya menjaga stabilitas
informasi dari teknologi digital hanya dapat diakses oleh makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan yang
beberapa pelaku ekonomi. Risiko rendahnya penyerapan telah tercapai. Hal ini mengingat stabilitas ekonomi
tenaga kerja dapat terjadi apabila perkembangan merupakan prasyarat pokok bagi pemulihan ekonomi
literasi digital tenaga kerja belum mengimbangi yang berkesinambungan. Bauran kebijakan Bank
pesatnya perkembangan teknologi dan tenaga kerja Indonesia terdiri atas tiga pilar kebijakan, yaitu
dengan kemampuan teknis tinggi juga terbatas. Apabila kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, dan
Koordinasi juga dilakukan secara konsisten oleh Bank Terkait upaya efisiensi belanja negara, Pemerintah akan
Indonesia untuk mendorong peningkatan sovereign memperkuat kualitas belanja negara melalui peningkatan
credit rating Indonesia, termasuk memastikan terciptanya kualitas belanja modal. Salah satu cara yang ditempuh
persepsi positif terhadap perekonomian Indonesia. Sejalan adalah dengan meningkatkan belanja produktif, seperti
dengan itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah,
Regional Investor Relation Unit (RIRU) dan Global IRU pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan,
(GIRU) melalui penajaman fungsi hubungan investor perumahan, serta sanitasi dan air bersih. Selain itu,
di kantor perwakilan Bank Indonesia di dalam negeri efisiensi belanja nonprioritas terus dilakukan antara
dan luar negeri. Penguatan fungsi RIRU dan GIRU ini lain melalui: (i) belanja barang dan subsidi yang tepat
diharapkan dapat membantu memfasilitasi aliran modal sasaran; (ii) sinergi program perlindungan sosial; (iii)
asing ke Indonesia guna mendukung pengembangan refocusing anggaran prioritas seperti infrastruktur,
ekonomi daerah. Hal ini dilakukan melalui linkage di pendidikan, dan kesehatan; serta (iv) penguatan kualitas
antara ketiga unit hubungan investor, yakni IRU di Kantor desentralisasi fiskal untuk mengurangi tingkat kesenjangan
Pusat, RIRU di kantor perwakilan Bank Indonesia di dalam dan memperbaiki pelayanan publik.
negeri, dan GIRU di kantor perwakilan Bank Indonesia di
luar negeri. Penguatan dilakukan pada tiga elemen utama Dalam hal pembiayaan, Pemerintah akan berfokus
unit hubungan investor, yakni kelembagaan, strategi kepada keberlanjutan dan efisiensi pembiayaan. Hal
hubungan investor, serta diseminasi data dan informasi. ini ditempuh melalui pengendalian defisit dan rasio
utang, penurunan defisit keseimbangan primer, dan
pengembangan creative financing. Pengembangan
Kebijakan Fiskal creative financing dilakukan melalui skema KPBU.
pembangunan infrastruktur memberikan optimisme bagi Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Terkait hal tersebut, langkah-langkah yang akan dilakukan 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 APBN 2018
Proyek 2016-2017 hasil dari proses di masa lalu Perlu build up proyek pipeline (1-3 tahun) 3,0 Miliar dolar AS
Sumber: Bappenas
juga ditempuh untuk memperluas basis investor, khususnya sektor-sektor prioritas. Secara lebih spesifik, strategi
investor institusi. Di pasar saham dan obligasi, upaya untuk meningkatkan kerja sama dan sinergi antara OJK
perluasan basis investor juga difokuskan pada investor dengan instansi/lembaga lain dalam rangka mewujudkan
domestik agar kerentanan terhadap gejolak eksternal peran perbankan tersebut antara lain: (i) mendukung
dapat diminimalkan. pendanaan di sektor energi dan penyediaan infrastruktur;
(ii) menyempurnakan regulasi prudensial yang dapat
Dari sisi perbankan, salah satu kebijakan OJK dalam mendorong lembaga jasa keuangan meningkatkan
pengembangan industri perbankan hingga lima tahun penyediaan pendanaan sektor ekonomi prioritas; serta
ke depan adalah untuk mewujudkan perbankan (iii) meningkatkan struktur permodalan dan kelembagaan
yang kontributif terhadap pemerataan ekonomi dan lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan perannya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Terkait hal ini, dalam mendukung kegiatan ekonomi.
OJK turut mendorong peningkatan pembiayaan terhadap
P
entrepreneurship atau hambatan kewirausahaan; dan (iii)
erbaikan kualitas institusi merupakan salah satu
barriers to trade and investment atau hambatan investasi
prioritas kebijakan reformasi struktural Pemerintah.
dan perdagangan. Ketiga bagian tersebut merupakan
Untuk mengatasi hal ini, dalam beberapa tahun
indeks komposit dari 7 middle level indicator dan 18 low
terakhir Pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket
level indicator.
kebijakan ekonomi (PKE) yang salah satu fokusnya adalah
pada peningkatan kualitas institusi guna mendukung
Setiap indikator memiliki skor yang berkisar antara 0
penciptaan iklim investasi yang kondusif. Hal tersebut
(regulasi tidak menghambat kompetisi) sampai dengan
dicapai antara lain dengan cara menghilangkan duplikasi
6 (regulasi sangat menghambat kompetisi). Selanjutnya,
dan menciptakan konsistensi peraturan (deregulasi),
skor tersebut akan dijumlahkan dengan bobot tertentu
menyederhanakan dan memudahkan perizinan
sehingga membentuk indeks PMR. Setiap negara
(debirokratisasi), serta menurunkan atau menghilangkan
kemudian dapat menyesuaikan pilihan kebijakannya
tarif pajak (insentif fiskal).
masing-masing untuk memperkecil selisih indeks PMR
dengan negara frontier. Dengan kata lain, perbaikan
Berdasarkan perhitungan distance to frontier oleh OECD,
kualitas institusi dapat dicapai melalui kebijakan yang
kualitas institusi di Indonesia masih tergolong rendah.1
berbeda-beda sesuai karakteristik ekonomi negara yang
Oleh karena itu, pilihan prioritas pada perbaikan
bersangkutan.
kualitas institusi berpotensi memberi dampak positif yang
signifikan terhadap perekonomian secara keseluruhan.2
Untuk mengukur dampak pelaksanaan PKE, Rakhman et.
Selain itu, perbaikan institusi merupakan pilihan kebijakan
al. (2018) melakukan simulasi self assessment dengan
yang dapat dilakukan dalam jangka pendek, berbiaya
memanfaatkan instrumen indikator PMR.5 Hasil simulasi
rendah, dan memberi hasil yang relatif cepat bila
menunjukkan bahwa PKE dapat memperbaiki indeks PMR
dibandingkan kebijakan reformasi struktural lain.
Indonesia dari 2.85 (hasil perhitungan PMR tahun 2013)
menjadi 2.47 (simulasi untuk PMR tahun 2017). Perbaikan
Kualitas institusi dapat diukur dengan indikator product
terutama pada indikator barrier to trade and investment
market regulation (PMR) yang dikembangkan oleh OECD.
yang menurun hingga 25% (Grafik 1). Secara lebih rinci,
Indikator PMR tersebut dikembangkan untuk negara
perbaikan signifikan yang disumbangkan oleh PKE terjadi
anggota OECD maupun untuk beberapa negara lain yang
pada komponen other barriers to trade and investment,
bukan merupakan anggota OECD, termasuk Indonesia.3
involvement in business operation, dan administrative
Pengembangan indikator PMR dilatarbelakangi
burdens on startups (Grafik 2).
studi empiris yang menunjukkan bahwa kompetisi
dapat meningkatkan pendapatan per kapita melalui
Implementasi PKE berpotensi dapat mendorong
peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
1 Distance to frontier didefinisikan sebagai pengukuran jarak indeks dengan negara yang Hasil simulasi lebih lanjut menunjukkan dampak perbaikan
dianggap memiliki performance terbaik. Frontier untuk aspek institusi adalah Hungaria.
Distance to frontier Indonesia pada aspek institusi adalah 47% berdasarkan data
OECD (2013).
4 Bourlès, R. et al. (2010). Do Product Market Regulations in Upstream Sectors Curb
2 Hausmann, R. et al. (2008). Doing Growth Diagnostics in Practice: A ‘Mindbook’. CID Productivity Growth: Panel Data Evidence for OECD Countries. OECD Economics
Working Papers 177, Center for International Development at Harvard University. Department Working Papers, No. 791.
3 Pengukuran indikator PMR dilakukan setiap 5 tahun sekali sejak tahun 1998. Indikator 5 Rakhman, R. et al. (2017). Kajian Dampak Reformasi Struktural. Laporan Hasil
PMR untuk Indonesia tersedia sejak tahun 2008. Penelitian Bank Indonesia.
indikator PMR terhadap kondisi perekonomian dengan Implementasi PKE dikawal dengan pembentukan
menghitung manfaatnya terhadap kenaikan total factor Satuan Tugas Pelaksanaan PKE.8 Dalam satuan tugas
productivity (TFP).6 Secara umum, perubahan TFP suatu ini, Bank Indonesia turut berperan aktif khususnya di
negara dimodelkan sebagai dampak dari perubahan TFP kelompok kerja (Pokja) III yang membidangi evaluasi
dunia (spillover effect), selisih TFP dengan negara frontier dan analisis dampak kebijakan ekonomi. Secara umum,
(technology catch up effect), dan hambatan regulasi tugas Pokja III meliputi (i) melakukan pemantauan dan
(indeks PMR). Berdasarkan estimasi yang dilakukan, inventarisasi permasalahan dan hambatan dalam
sumbangan kenaikan TFP akibat paket kebijakan ekonomi pelaksanaan kebijakan ekonomi; (ii) melakukan evaluasi
pemerintah akan terus meningkat hingga beberapa dan menganalisis efektivitas dan dampak pelaksanaan
tahun ke depan (Tabel 1). Sumbangan kenaikan TFP kebijakan ekonomi; (iii) melakukan kajian atas usul
diprakirakan sebesar 0,03% pada 2017 dan akan terus deregulasi baru; dan (iv) menyusun dan menyampaikan
meningkat hingga mencapai 0,62% pada 2022. Dampak rekomendasi kebijakan terkait evaluasi dan analisis
kenaikan TFP tersebut juga dapat diterjemahkan sebagai dampak kebijakan ekonomi kepada satuan tugas.
kenaikan pertumbuhan ekonomi.7
2017 0,03%
2018 0,24%
2019 0,38%
2020 0,49%
2021 0,57%
2022 0,62%
Sumber: Bank Indonesia
8 Satgas dibentuk sebagai pelaksanaan instruksi presiden (Impres) No. 12 Tahun 2015
6 Metode yang digunakan adalah panel data merujuk pada Bourlès, R. et al. (2010).
tentang Peningkatan Daya Saing Industri, Kemandirian Industri, dan Kepastian Usaha.
7 Elastisitas TFP terhadap pertumbuhan ekonomi diasumsikan sama dengan satu. Satgas pelaksanaan PKE terdiri dari unsur pimpinan, unit pendukung, dan Pokja I-IV.
I
strategi pertumbuhan ekonominya. Model pertumbuhan
ndonesia menghadapi tantangan spesifik dalam tidak dapat lagi mengandalkan upah buruh yang murah
mewujudkan integrasi ekonomi. Dari sisi eksternal, dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Saat ini,
ekonomi Indonesia belum memiliki posisi yang kuat dalan proporsi ekspor Indonesia dengan teknologi tinggi masih
rantai pasokan global (global supply chain) karena masih berada di kisaran 6,98%, lebih rendah dibandingkan
didominasi oleh produksi barang-barang bernilai tambah rata-rata negara dalam kelompok lower middle income.
kecil. Dari sisi internal, sebagai negara kepulauan dengan Untuk memasuki kelompok upper middle income, Indonesia
karakteristik daerah yang beragam, ekonomi Indonesia membutuhkan peningkatan signifikan pada kapabilitas
tidak dapat dilihat sebagai satu entitas ekonomi yang industri, kapasitas inovasi, kualitas barang, dan keahlian
tunggal dan cukup dilayani oleh satu kebijakan nasional. tenaga kerja agar dapat memproduksi barang ekspor
berteknologi tinggi (Grafik 2).
Kontribusi ekspor mencerminkan strategi pertumbuhan
suatu negara (Grafik 1). Sebagai contoh, strategi Tantangan berikutnya dalam mendesain strategi
upgrading manufaktur Thailand diawali dari industri pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional adalah
tekstil, yang merupakan industri dengan teknologi lebih keragaman kondisi setiap daerah. Oleh karena
rendah namun bersifat padat karya, dilanjutkan dengan itu, strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu
industri elektronik yang memiliki tingkatan teknologi memperhitungkan karakteristik daerah. Untuk membangun
lebih tinggi, dan diakhiri dengan industri mesin dan ekosistem inovasi berbasis industri, perlu dicari
otomotif yang bersifat padat modal. Sementara itu, sumber-sumber baru pertumbuhan ekonomi daerah
Malaysia memilih strategi pertumbuhan yang berbeda yang kemudian diintegrasikan pada tingkat nasional.
dengan langsung melompat ke industri elektronik, dalam Secara khusus, pencarian sumber-sumber tersebut perlu
hal ini semikonduktor. Di sisi lain, selama tiga dekade mempertimbangkan variasi jenis dan ketersediaan sumber
Indonesia masih mengandalkan industri tekstil sebagai daya di masing-masing kawasan di Indonesia.
1966
1970
1974
1978
1982
1986
1990
1994
1998
2002
2006
2010
2014
2016
1962
1966
1970
1974
1978
1982
1986
1990
1994
1998
2002
2006
2010
2014
2016
1962
1966
1970
1974
1978
1982
1986
1990
1994
1998
2002
2006
2010
2014
2016
Sumber: UN COMTRADE
1. Boks
Gambar 1. Industri
10.3.Potensial
Industri Kompetitif Daerah
Potensial Kompetitif Daerah
KALIMANTAN SULAWESI
Penguatan Industri Saat Ini* Pengembangan Industri Potensial Penguatan Industri Saat ini* Pengembangan Industri Potensial
• Industri CPO Hilir • Jasa Pariwisata • Industri Makanan dan Minuman • Jasa Pariwisata
• Industri Makanan dan Obat-obatan • Industri Perkapalan
• Industri Barang dari Kayu • Industri Logam Dasar
• Industri Kimia
JAWA
Penguatan Industri Saat Ini* Pengembangan Industri Potensial BALI - NUSA TENGGARA
• Industri Otomotif • Jasa Pariwisata Penguatan Industri Saat ini* Pengembangan Industri Potensial
• Industri Farmasi • Industri Kreatif (Animasi, Games, Film,
• Industri Makanan dan Minuman Aplikasi, Fashion) • Industri Makanan dan Minuman • Industri Kreatif dan Agrowisata
• Industri Tekstil dan Produk Tekstil • Jasa Pariwisata
• Industri Elektronik
• Industri Perkapalan
3 Kriteria tersebut adalah (1) Menyerap tenaga kerja dan menopang perbaikan
kesejahteraan/kemiskinan (2) Memiliki keunggulan komparatif dengan potensi bahan
baku lokal & pasar (berdaya saing tinggi) (3) Mendorong kemajuan sektor lain
(forward & backward linkages tinggi) (4) Memberikan nilai tambah tinggi & menopang
1 Ridhwan, MHA. et al. (2017). Regional Growth Strategy. Working Paper Bank kinerja ekspor serta menghasilkan devisa (5) Menjadi agen transformasi struktur
Indonesia, forthcoming. ekonomi nasional.
2 Balassa, B. and Marcus Noland (1989). Revealed Comparative Advantage in Japan 4 Peran tersebut merupakan bagian dari sembilan fungsi KPwDN Bank Indonesia yang
and the United States. Journal of International Economic Integration. 2(2): 8-22. menjadi amanat Arsitektur Fungsi Strategis Bank Indonesia (AFSBI).
E
mencakup zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ZISWAF).
konomi dan keuangan syariah pada dasarnya
Jika dikelola dengan baik, ZISWAF dapat berperan aktif
bukan konsep eksklusif yang hanya ditujukan untuk
mewujudkan distribusi pendapatan dan kesempatan serta
umat Islam. Ekonomi syariah bersifat inklusif yang
memberdayakan masyarakat secara inklusif. Sebagai
secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam
bentuk partisipasi aktif sosial masyarakat, ZISWAF juga
suatu pergerakan roda perekonomian. Konsep yang
berpotensi mendukung berbagai program investasi
inklusif ini menjadi salah satu faktor pendorong pesatnya
nasional yang terkait dengan kepentingan publik seperti
perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di dunia
infrastruktur dan rumah sakit.
internasional, termasuk di Indonesia.
Strategi Kebijakan Eksyar Daerah Kebijakan Eksyar Nasional Kebijakan Eksyar Internasional
Dasar
Sumber Daya Insani Data dan Informasi Koordinasi dan Kerja Sama
syariah nasional. Sebagai wujud nyata dari dukungan Ketiga, Penguatan Riset, Asesmen dan Edukasi termasuk
tersebut, Bank Indonesia telah meluncurkan blueprint sosialisasi dan komunikasi. Strategi ini bertujuan untuk
Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah. meningkatkan kompetensi dalam menyiapkan sumber
Blueprint Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah daya insani yang handal, profesional, dan berdaya saing
tersebut memiliki tiga fokus strategi utama yang selaras internasional. Dalam praktiknya, strategi ini ditempuh
dengan program nasional Pemerintah demi mendukung melalui penyusunan program edukasi yang memiliki
tercapainya kemandirian ekonomi Indonesia. relevansi kuat pada kebutuhan industri, pengembangan
kurikulum, pengayaan program vokasi, dan profesi
Pertama, Pemberdayaan Ekonomi Syariah yang industri ekonomi dan keuangan syariah. Tujuan lain
menitikberatkan pada pengembangan sektoral usaha yang tidak kalah penting adalah untuk meningkatkan
syariah melalui penguatan seluruh kelompok pelaku pemahaman masyarakat melalui berbagai program
usaha baik besar, menengah, kecil, maupun mikro, sosialisasi yang menyeluruh dan terintegrasi.
serta kalangan lembaga pendidikan Islam seperti
pesantren. Berbagai pelaku usaha ini selanjutnya akan Strategi pengembangan ekonomi dan keuangan
menjadi bagian dari sistem kemitraan halal value chain syariah akan didukung oleh kebijakan dan koordinasi.
di berbagai sektor unggulan ekonomi syariah seperti Implementasi strategi pengembangan ekonomi dan
pertanian, industri pengolahan, dan energi terbarukan. keuangan syariah akan didukung oleh kebijakan
ekonomi dan keuangan syariah nasional, internasional
Kedua, Pendalaman Pasar Keuangan Syariah yang maupun daerah. Selain itu, strategi akan diperkuat
bertujuan untuk meningkatkan manajemen likuiditas dan dengan koordinasi dan kerjasama untuk memastikan
pembiayaan syariah guna mendukung pengembangan implementasi yang berkelanjutan. Dalam konteks ini,
usaha syariah. Strategi ini dilakukan dengan peningkatan Bank Indonesia akan berperan sebagai regulator sesuai
variasi instrumen keuangan syariah, minat investor wilayah kewenangannya. Selain itu, Bank Indonesia juga
dan volume transaksi serta penguatan regulasi dan berperan sebagai akselerator dan inisiator, berkolaborasi
infrastruktur. Cakupan strategi ini tidak terbatas pada dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk
sektor keuangan komersial, namun juga pada sektor mendukung implementasi berbagai program yang
keuangan sosial seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf telah dirumuskan.
(ZISWAF). Melalui strategi ini diharapkan terbentuk
integrasi antara kedua sektor keuangan syariah tersebut.