Anda di halaman 1dari 13

DUNIA KEDOKTERAN dokterkecil

KONTRAKTUR
Oktober 16, 2008 at 8:13 am (Bedah / Surgery) (Bedah Plastik, kontraktur, luka bakar,
pencegahan dan penanganan kontraktur, Plastic Surgery, proses penyembuhan luka)

A. Pendahuluan

Kontraksi merupakan suatu proses yang normal pada proses penyembuhan luka,
sedangkan kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi.
Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik berlebihan dari proses
penyembuhan luka.

Penyebab utama kontraktur adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi akibat
suatu keadaan antara lain imbalance kekuatan otot, penyakit neuromuskular, penyakit
degenerasi, luka bakar, luka trauma yang luas, inflamasi, penyakit kongenital, ankilosis dan
nyeri. (1,2,3,4,5,6)

Definisi kontraktur adalah hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi
secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan
kulit. (1,2,3,7)

Banyaknya kasus penderita yang mengalami kontraktur dikarenakan kurangnya


disiplin penderita sendiri untuk sedini mungkin melakukan mobilisasi dan kurangnya
pengetahuan tenaga medis untuk memberikan terapi pengegahan, seperti perawatan luka,
pencegahan infeksi, proper positioning dan mencegah immobilisasi yang lama. Efek
kontraktur menyebabkan terjadinya gangguan fungsional, gangguan mobilisasi dan gangguan
aktifitas kehidupan sehari-hari. (2,8)

B. Proses Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka sangat mempengaruhi terjadinya sikatrik dan jaringan yang
menyebabkan kontraktur, untuk itu perlu diingat kembali fase-fase penyembuhan luka. (6)

1. Fase Inflamasi / fase substrat / fase eksudasi / lag phase

Biasanya berlangsung mulai hari pertama luka sampai hari kelima. Fase ini bertujuan
menghilangkan mikroorganisme yang masuk kedalam luka, bendabenda asing dan
jaringan mati. Semakin hebat infamasi yang terjadi makin lama fase ini berlangsung,
karena terlebih dulu harus ada eksudasi yang diikuti penghancuran dan resorpsi sebelum
fase proliferasi dimulai.

Fase ini mempunyai 3 komponen, yaitu :


a. Komponen vaskuler

Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubule
berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi dan retraksi ujung pembuluh
darah. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan scrotonin dan histamin yang
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan, penyebukan sel
radang disertai vasodilatasi lokal yang menyebabkan udem.

b. Komponen hemostatik

Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling
melengket, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk ikut membekukan darah
yang keluar dari pembuluh darah.

c. Komponen selluler

Aktivitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding


pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit
mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka.
Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut memakan dan menghancurkan
kotoran luka dan bakteri.

2. Fase proliferasi / fase fibroplasi / fase jaringan ikat

Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga,
mempunyai 3 komponen, yaitu :

a. Komponen epitelisasi

Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah
mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari
proses mitosis. Proses migrasi hanya dapat terjadi ke arah yang lebih rendah atau
datar. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh
permukaan luka.

b. Komponen kontraksi luka

Kontraksi luka disebut juga pertumbuhan intussuseptif, tujuan utama adalah


penutupan luka atau memperkecil permukaan luka. Proses terjadinya kontraksi luka
ini berhubungan erat dengan proses fibroplastik. Fibroblast berasal dari sel mesenkim
yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin dan
prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan mempertautkan luka.
Serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan
pada luka yang cenderung mengkerut. Sifat ini bersamaan dengan sitat kontraktil
miofibroblast menyebabkan tarikan pada tepi luka.
c. Reparasi jaringan ikat

Luka dipenuhi sel radang, fbroblast dan kolagen yang disertai dengan adanya
peningkatan vaskularisasi karena proses angiogenesis membentuk jaringan berwarna
kemerahan dengan permukaan berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.

3. Fase remodeling/fase resorpsi/fase maturasi/fase diferensiasi/penyudahan

Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan
yang berlebihan. Fase ini dimulai akhir minggu ketiga sampai berbulan bulan dan
dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Udem dan sel radang
diserap, sel mudah menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap, kolagen yang
berlebihan diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama
proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas serta mudah digerakkan
dari dasar. Pada akhir fase ini perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira-kira
80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan.

C. Klasifikasi Kontraktur

Berdasarkan lokasi dari jaringan yang menyebabkan ketegangan, maka kontraktur


dapat diklasifikasikan menjadi : (2,3,4,5,6)

1. Kontraktur Dermatogen atau Dermogen

Kontraktur yang disebabkan karena proses terjadinya di kulit, hal tersebut dapat terjadi
karena kehilangan jaringan kulit yang luas misalnya pada luka bakar yang dalam dan
luas, loss of skin/tissue dalam kecelakaan dan infeksi.

2. Kontraktur Tendogen atau Myogen

Kontraktur yang tejadi karena pemendekan otot dan tendon-tendon. Dapat terjadi oleh
keadaan iskemia yang lama, terjadi jaringan ikat dan atropi, misalnya pada penyakit
neuromuskular, luka bakar yang luas, trauma, penyakit degenerasi dan inflamasi.

3. Kontraktur Arthrogen .

Kontraktur yang terjadi karena proses didalam sendi-sendi, proses ini bahkan dapat
sampai terjadi ankylosis. Kontraktur tersebut sebagai akibat immobilisasi yang lama dan
terus menerus, sehingga terjadi gangguan pemendekan kapsul dan ligamen sendi,
misalnya pada bursitis, tendinitis, penyakit kongenital dan nyeri.

D. Patofisiologi

Apabila jaringan ikat dan otot dipertahankan dalam posisi memendek dalam jangka waktu
yang lama, serabut-serabut otot dan jaringan ikat akan menyesuaikan memendek dan
menyebabkan kontraktur sendi. Otot yang dihertahan memendek dalam 5-7 hari akan
mengakibatkan pemendekan perut otot yang menyebabkan kontraksi jaringan kolagen dan
pengurangan jaringan sarkomer otot. Bila posisi ini berlanjut sampai 3 minggu atau lebih,
jaringan ikat sekitar sendi dan otot akan menebal dan menyebabkan kontraktur. (2,8)

E. Pencegahan Kontraktur

Pencegahan kontraktur lebih baik dan efektif daripada pengobatan. Program


pencegahan kontraktur meliputi : (1,2,3,6,9,10)

1. Mencegah infeksi

Perawatan luka, penilaian jaringan mati dan tindakan nekrotomi segera perlu
diperhatikan. Keterlambatan penyembuhan luka dan jaringan granulasi yang berlebihan
akan menimbulkan kontraktur.

2. Skin graft atau Skin flap

Adanya luka luas dan kehilangan jaringan luas diusahakan menutup sedini mungkin, bila
perlu penutupan kulit dengan skin graft atau flap.

3. Fisioterapi

Tindakan fisioterapi harus dilaksanakan segera mungkin meliputi ;

a. Proper positioning (posisi penderita)

b. Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai dengan fungsi)

c. Stretching

d. Splinting / bracing

e. Mobilisasi / ambulasi awal

F. Penanganan Kontraktur

Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi
dengan cara menganjurkan penggunaan anggota badan untuk ambulasi dan aktifitas lain.
Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik dalam hal ambulasi, posisi dan penggunaan
program pemeliharaan kekuatan dan ketahanan, diperlukan agar pemeliharaan tercapai dan
untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren. (1,2,6,8,10) Penanganan kontraktur dapat
dliakukan secara konservatif dan operatif :

1. Konservatif
Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini lebih
mengoptimalkan penanganan fisioterapi terhadap penderita, meliputi :

a. Proper positioning

Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur dan


keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita dirawat di tempat
tidur. (3,4) Posisi yang nyaman merupakan posisi kontraktur. Program positioning
antikontraktur adalah penting dan dapat mengurangi udem, pemeliharaan fungsi dan
mencegah kontraktur.(1,24,10)

Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :

– Leher : ekstensi / hiperekstensi

– bahu : abduksi, rolasi eksterna

– Antebrakii : supinasi

– Trunkus : alignment yang lurus

– Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”

– Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna

– Pergelangan kaki : dorsofleksi


Proper positioning untuk penderita luka bakar

a. Exercise

Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara lingkup gerak


sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh
persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang tidak terkena, merupakan
tindakan untuk mencegah kontraktur. (2,8,10) Adapun macam-macam exercise adalah :

– Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.

– Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri dengan kontraksi
otot tanpa gerakan sendi.

– Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri tetapi
mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau
anggota gerak penderita yang sehat.

– Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan melawan
tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat
mekanik.
– Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap penderita.

b. Stretching

Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit, sedangkan kontraktur


berat dilakukan stretching selama 30 menit atau lebih dikombinasi dengan proper
positioning. Berdiri adalah stretching yang paling baik, berdiri tegak efektif untuk
stretching panggul depan dan lutut bagian belakang. (2,10)

c. Splinting / bracing

Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan positioning merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi yang baik
selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan terutama penderita yang
mengalami kesakitan dan kebingungan.

d. Pemanasan

Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar,
ultrasound adalah pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per
lapangan. Ultrasound merupakan modalitas pilihan untuk semua sendi yang tertutup
jaringan lunak, baik sendi kecil maupun sendi besar.

2. Operatif

Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pcncegahan kontraktur dan terapi
konservatif tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara : (11)

a. Z – plasty atau S – plasty

Indikasi operasi ini apabila kontraktur bersama dengan adanya sayap dan dengan kulit
sekitar yang lunak. Kadang sayap sangat panjang sehingga memerlukan beberapa Z-
plasty.

b. Skin graft

Indikasi skin graft apabila didapat jaringan parut yang sangat lebar. Kontraktur
dilepaskan dengan insisi transversal pada seluruh lapisan parut, selanjutnya dilakukan
eksisi jaringan parut secukupnya. Sebaiknya dipilih split thickness graft untuk l
potongan, karena full thickness graft sulit. Jahitan harus berhati-hati pada ujung luka
dan akhirnya graft dijahitkan ke ujung-ujung luka yang lain, kemudian dilakukan
balut tekan. Balut diganti pada hari ke 10 dan dilanjutkan dengan latihan aktif pada
minggu ketiga post operasi.

c. Flap
Pada kasus kasus dengan kontraktur yang luas dimana jaringan parutnya terdiri dari
jaringan fibrous yang luas, diperlukan eksisi parsial dari parut dan mengeluarkan /
mengekspos pembuluh darah dan saraf tanpa ditutupi dengan jaringan lemak,
kemudian dilakukan transplantasi flap untuk menutupi defek tadi. Indikasi lain
pemakaian flap adalah apabila gagal dengan pemakaian cara graft bebas untuk
koreksi kontraktur sebelumnya. Flap dapat dirotasikan dari jaringan yang dekat ke
defek dalam 1 kali kerja.

KEPUSTAKAAN

1. Saleem S, Valbona C. Immobilization. In : Garrison S,I. Handbook oh physical medicine and


rehabilitation basics. Philadelphia. JB. Lippincott Co. 1995; 188-189.

2. Halar EM, Bell KR. Contracture and other deletrious. In : DeLisa JA. Rehabilitation medicine,
principles and practices. Second ed. Philadelphia, Lippincott Co. 1993-, 681-689.

3. Irain K. Burns. In : Garrison SJ. Handbook of’ physical medicine and rehabilitation basics.
Philadelphia. JB. Lippincott Co. 1995; 95-97, 102-103.

4. Fisher SV. Rehabililation management of burns. In : Medical rehabilitation. Baltimore;


Williams and Wilkins 1984; 306-307.

5. Bowser BL, Solis IS. Pediatrics rehabilitation. In : Garrison SJ. Handbook of’ physical
medicine and rehabilitation basics. Philadelphia. .113. Lippincott Co. 1995; 261-262, 267-
270.

6. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar bedah, 1997, 72-73, 1131, 1219-1221.

7. Dorland’s. Illustrated medical dictionary. 25th ed. WB Saunders 1980; 355-815.

8. Kottke FJ. Therapeutic exercise to maintain mobility. In : Krusen’s Handbook of physical


medicine and rehabilitation. Thieth ed. Philadelphia. WB Saunders Co. 1982; 398-401.

9. Powell M, Kershaw R. Principles of treatment of orthopaedic patients. In Orthopaedic nursing


and rehabilitation. 9th ed. Churcill Livingstone : English Language Book Society. 1986; 34-
42.

10. Joynt RL, Findley TW. Therapeutic and exercise. In : DeLisa JA. Rehabilitation medicine;
principles and practices. Seconded. Philadelphia, Lippincott Co. 1993; 535.

11. Converse JM. Reconstructive plastic surgery. Second ed. WB Saunders, 1977; 1596-1635.

Iklan

Terkait
FRAKTUR TERBUKA FEMUR SUPRAKONDILER DAN INTERKONDILER
(INTRAARTIKULER)dalam "Bedah / Surgery"

BIDANG-BIDANG YANG DITANGANI DALAM BEDAH ORTOPEDIdalam "Bedah /


Surgery"

Anda Pun Bisa Melakukan PERTOLONGAN PERTAMAdalam "Pertolongan Pertama / First


Aid / Emergency Medicine"

13 Komentar

1.

akhwat BSMI said,

Oktober 30, 2008 pada 5:31 pm

terima kasih informasinya

2.

WP24 said,

November 24, 2008 pada 5:31 pm

Waduh … pusing saya bacanya.

— Wawan —

3.

pipit pudjo said,

Desember 4, 2008 pada 11:49 pm

Great job !!! Keep up the good work

4.

Anugrah_85 said,

Desember 12, 2008 pada 4:24 am


Trims banyak atas infonya, kebetulan sy sedang menjalani latihan pasca kecelakaan
(yang mengakibatkan sendi jari sy patah). Cm saya pengen tanya, apa kontraktur juga
terjadi pada patah sendi? Trus berapa lama pemulihannya? Terima kasih

5.

Bedah said,

Maret 14, 2009 pada 2:00 pm

Informasi yang sangat bagus. Thanks dok.

6.

Kiking Syarif said,

Maret 31, 2009 pada 4:41 am

Artikel yang menarik sekali. Beberapa teman2 pasien luka bakar membutuhkan informasi
yang bermanfaat ini. Salam hormat

7.

adna said,

Mei 17, 2009 pada 4:28 am

bisa saya temui dimana untuk mencari skin graf secara lengkap

8.

adna said,

Mei 17, 2009 pada 4:29 am

dan trims banyak… inf yan sungguh bermanfaat.

9.

Lia bastian said,

April 2, 2010 pada 3:06 am


terima kasih banyak yaaah, gonna use this for my referat

10.

imuzz jepreett said,

Mei 13, 2010 pada 4:05 am

thankz ya… jd mteri bwt tugasq udh dpt nee..

11.

dyan suci said,

Januari 10, 2011 pada 4:06 pm

alhamdulillah,,,,,,,akhiry materi tugasQ dpt juga

12.

Dennis Oktario Putra said,

Mei 23, 2012 pada 11:28 am

makasih atas informasinya……….


MAMPIR YAAA…

13.

eMingko Blog said,

Juli 6, 2012 pada 10:46 am

nambah ilmu fisiotrpi

Tinggalkan Balasan

Oktober 2008
S S R K J S M
« Sep Nov »
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31

 Kategori
Kategori


 Tulisan Terakhir
o PENDIDIKAN SEKS (Sex Education) SEJAK DINI… Kenapa Tidak ???
o TERSEDAK (SUMBATAN JALAN NAPAS)
o KERACUNAN
o Kenali Gejala KANKER/TUMOR TULANG BELAKANG Sebelum Terlambat
o Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Anak
 Top Posts
o PENDIDIKAN SEKS (Sex Education) SEJAK DINI… Kenapa Tidak ???
o USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN DOKTER KECIL
o ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
o KONTRAKTUR
o Ringkasan – GAGAL GINJAL KRONIK / CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD)
o Pentingnya IMUNISASI Bagi Si Buah Hati
o HERNIA
o CARSINOMA BULI (Ca Buli) – Ditinjau dari Aspek Radiologi
o Mari Melek ASI, PASI, dan MP ASI : Awali Tumbuh-Kembang Anak dengan
Nutrisi yang Tepat
o DEMAM TIFOID/TYPHOID FEVER (Tifus/Typhus)
 Komentar Terbaru
KESEHATAN GIGI DAN P… di DEMAM BERDARAH DAN PENCEG…

Livio da Conceicao M… di PENDIDIKAN SEKS (Sex Education…

bellezainme di Kelainan Obsesif–Kompulsif = O…

bellezainme di Kelainan Obsesif–Kompulsif = O…

irwan di KOPI & KESEHATAN

Blog di WordPress.com.

 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai