Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TEKNIK LINGKUNGAN INDUSTRI

“Pengolahan Limbah Industri Tambang Logam”

Disususn Oleh

ZHALZHABILAH DWI S
YUSTIKA PUTRI YUSUF
NUR HASMA ZUHRIA
DANDI FARID ABDILLAH
REZKY INDAH LESTARI
M. HARIYANTO
SAKINAH MAWARDAH

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I.


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAMBANG
LOGAM”. Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata


KuliahTeknik Lingkungan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai
pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama dosen
pembimbing kami. Semoga Allah SWT membalasnya dengan yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman serta referensi
yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Makassar, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...... .............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................
A. PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor .............................................................
1. Bahan Baku................................................................................................
2. Proses .........................................................................................................
3. Hasil ...........................................................................................................
a. Produk ........................................................................................................
b. Pengolahan Limbah ...................................................................................
B. PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara ...........................
1. Bahan Baku................................................................................................
2. Proses .........................................................................................................
3. Hasil ...........................................................................................................
a. Produk ........................................................................................................
b. Pengolahan Limbah ...................................................................................
BAB III PENUTUP .........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari

lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun,

konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala

kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala

pertambangan semakin membesar.Perkembangan teknologi pengolahan

menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga

semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan

kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan

bersifat penting. Olehnya itu Usaha pencegahan dan penanganan seyogyanya

direncanakan secara matang sejak awal pertambangan (pembuatan dokumen

kelayakan) hingga penutupan tambang berlangsung.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang digunakan sebagai bahan baku industry pertambangan PT ANTAM

Tbk, UBPE Pongkor dan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara
2. Bagaimana proses pengolahan emas pada PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor

dan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

3. Apa hasil dari industry pertambangan PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor dan

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara baik produk maup un

pengolahan limbahnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industry pertambangan PT

ANTAM Tbk, UBPE Pongkor dan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara

2. Untuk mengetahui proses pengolahan emas pada PT ANTAM Tbk, UBPE

Pongkor dan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

3. Untuk mengetahui hasil dari industry pertambangan PT ANTAM Tbk, UBPE

Pongkor dan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara baik

produk maup un pengolahan limbahnya?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor

1. Bahan Baku

Emas adalah logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak,

mengkilat, paling mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat.

Emas merupakan logam mulia yang selama berabad-abad digunakan sebagai

uang, nilai penyimpan 46 dan perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam

dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, urat batu (veins) di bawah

tanah ataupun endapan.

2. Proses
Proses Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Tbk, UBPE Pongkor

meliputi 2 unit proses yaitu unit sianidasi dan unit recovery,. Secara umum

proses pengolahan emas dapat dilihat pada penjelasan berikut ini :

a. Unit Sianidasi

Unit sianidasi merupakan unit proses pertama dalam proses

pngolahan emas yang meliputi proses yaitu crushing, milling dan

leaching. Proses-proses ini pada dasarnya merupakan proses untuk

mereduksi ukuran bijih emas menjadi ukuran yang memenuhi agar reaksi

pelarutan berlangsung dengan baik sedangkan leaching merupakan

pelarutan selektif emas oleh reagen tertentu

1) Crushing (Peremukan)

Crushing merupakan proses peremukan bijih emas (ore) yang

berasal dari tambang menjadi ukuran yang lebih kecil dari ukuran

400 mm menjadi ukuran sekitar 12.5 mm untuk meningkatkan derajat

liberasi, membebaskan logam berharga dari pengotornya dan

memperbesar luas permukaan bijih sehingga kecepatan reaksi

pelarutan dapat berlangsung dengan baik.

2) Milling (Penggerusan)

Milling atau grinding merupakan proses reduksi ukuran bijih

dengan cara penggerusan bijih (ore) menggunakan grinding ball

yang bertujuan untuk mengecilkan ukuran ore dari -12 mm sampai

+5 mm menjadi -200 mesh atau 74 mikron sehingga dapat masuk ke


tahap selanjutnya (pelindian). Proses ini merupakan proses lanjutan

dari proses crushing.

3) Leaching

Leaching merupakan proses pelarutan emas dari bijihnya

menggunakan pelarut tertentu. Proses leaching yang dilakukan oleh

PT Antam Tbk, UBPE Pongkor merupakan agitation leaching yang

menggunakan pelarut sianida yang diperoleh dari hasil pelarutan

natrium sianida (NaCN) dengan di mixing Tank.

b. Unit Recovery

1). Carbon In Leach (CIL)

Carbon in leach merupakan proses absorbsi emas yang telah

larut saat proses leaching oleh carbon aktif. Proses yang terjadi di CIL

ini adalah penangkapan senyawa kompleks NaAu(CN)2 dan

NaAg(CN)2 oleh carbon aktif.

2). Elution

Elution merupakan proses pelepasan emas dari karbon yang

telah dimasukkan di tangki CIL. Metoda elution yang dipakai di

UBPE Pongor adalah Anglo American Research Laboratory (AARL).

Sebelum dilakukan elution terlebih dahulu dilakukan loaded carbon

yaitu carbon dalam CIL diangkat ke surge bin melalui pemompaan.

Loaded carbon dilakukan setelah kadar emas dalam karbon di CIL

mencapai minimal 1000 gpt dengan kapasitas 6 ton. Setelah proses


loaded carbon selesai, dilakukan proses elution di dalam elution

column.

3). Elektrowining

Electrowinning adalah proses pengambilan logam-logam yang

terkandung di dalam air kaya dengan cara prinsip elektrolisa, yaitu

mengendapkan logam yang diinginkan dari larutan kaya dengan

memberikan arus lisrik searah pada elektroda yang digunakan

sehingga terjadi proses reduksi dan oksida. Proses ini bertujuan

mengambil Au dan Ag yang terkandung dalam larutan kaya.

4). Smelting (Peleburan)

Proses smelting merupakan proses pemisahan logam emas dan

perak alam bentuk cake dari slag (pengotor) pada titik leburnya

dengan bantuan reagent flux (boraks).

3. Hasil

a. Produk

Produk yang di hasilkan adalah logam emas dan perak

b. Pengolahan Limbah

1) Pengolahan Limbah Cair

IPAL Cikaret adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah UPBE

Pongkor yang mengolah supernatant (larutan overflow) dari dalam


tailing dam. Supernatant ini akan dialirkan menuju IPAL yang terdiri

atas 16 rak polishing tanks berupa kolam bersekat-sekat dengan

kemiringan 1-2% dan berkapasitas 1150 𝑚2 . Di tanki ini supernatant

ditambahkan dengan koagulan dan agulan agar menurunkan

konsentrasi suspended solid. Sedangkan untuk mengantisipasi apabila

terjadi konsentrasi sianida berlebih, ditambahkan hydrogen peroksida

(𝐻2 𝑂2).

Dari polishing pond ini konsentrasi sianida diharapkan sudah

di bawah 0,5 ppm (biasanya konsentrasi harian berada di bawah 0,1

ppm). Overflow ini dialirkan menuju decant pont berkapasitas 2021

𝑚2 untuk dijernihkan kembali agar air yang dialirkan ke sungai

Cikanki lebih jernih. Namun hanya sekitar 1/3 saja yang dialirkan ke

sungai Cikanki, karena 2/3 overflow di decant pond ini akan

dikembalikan dengan pompa sebagai air proses untuk kebutuhan

internal pabrik.

2) Pengolahan Limbah Padat

PT Antam Unit Bisnis Pertambangan Emas (UPBE) Pongkor

di kecamatan Nanggung membuat pabrik pengolahan tailing yaitu

Geen Fine Aggregate (GFA). Pabrik ini mengolah limbah tailing

menjadi bahan bakununtuk batako, paving blok, bata ringan, gorong-


gorong conblok, kastein, bata press, mrdia jalan, tembok panel,

genteng beton dll.

3) Pengolahan Limbah B3

PT. ANTAM Tbk UPBE PONGKOR merupakan salah satu

perusahaan pertambangan emas bawah tanah di Indonesia yang

beroperasi di Kabupaten Bogor – Jawa Barat. Kegiatan operasionalnya

menghasilkan limbah domestik maupun limbah bahan berbahaya dan

beracun (limbah B3). Limbah B3 dominan yang dihasilkan di

antaranya adalah: oli bekas, aki bekas, used grease, glass wool, sludge

terkontaminasi oli, abu insinerator, limbah B3 cair, peralatan bekas

dan sampah terkontaminasi limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan umumnya dikelola dengan cara:

a) Penyimpanan sementara, dengan penyediaan tempat penyimpanan

sementara (TPS) yang terdiri dari 2 (dua) gedung:

i. (satu) gedung untuk penyimpanan limbah B3 fase cair (oli

bekas dan used grease);

ii. (satu) gedung untuk penyimpanan limbah B3 fase padat

Limbah B3 tersebut dapat disimpan pada TPS paling lama 90

(sembilan puluh) hari sebelum dikelola lanjut.

b) Pengolahan limbah B3 dengan metode insinerasi dengan

penyediaan 1 (satu) unit insinerator untuk pembakaran limbah B3


yang dihasilkan sendiri, yaitu kemasan bekas terkontaminasi

limbah B3, majun dan serbuk gergaji terkontaminasi

B. PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

1. Bahan Baku

Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit.

Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan

mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt.

Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih

mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona

limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nikel

dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi

2. Proses

Proses pengolahan nikel di Pomalaa melalui proses Elkem.

Secara garis besar proses pengolahan bijih nikel ini dibagi dalam 3 tahap

yaitu:

a. Tahap Praolahan

Bijih basah ada dicampur (blending) untuk mendapatkan

komposisi yang sesuai. Campuran bijih (blended ore) ini dikeringkan

di dalam suatu Rotary Dryer. Selanjutnya bijih kering mengalami

proses kalsinasi di dalam Rotary Kiln untuk menghilangkan

kandungan Loss on Ignition (LOI).


Debu yang berasal dari tahap praolahan ini ditangkap pada unit

penangkap debu, lalu diproses dalam pellettizer untuk membuat pellet

yang akan diumpankan kembali ke dalam Rotary Kiln.

b. Tahap Peleburan

Pada tahap ini calcined ore dilebur dan direduksi di dalam

dapur listrik dengan menggunakan tenaga listrik berkapasitas 20 MVA

untuk satu unit dapur. Sebagai bahan pereduksi digunakan anthracite.

Proses reduksi ini menghasilkan crude metal yang akan dimurnikan

pada tahap pemurnian, sedangkan bahan yang tidak tereduksi berupa

slag dikeluarkan dari dapur listrik pada waktu-waktu tertentu dibuang.

Untuk pengaturan kebasaan slag ditambahkan batu kapur.

c. Tahap Pemurnian

Crude metal yang berasal dari tahap peleburan, dikurangi

kandungan belerangnya di dalam Rheinsthal/converter

(desulphurization). Sedangkan untuk mengurangi kandungan Si, C dan

P dilakukan Oxygen blowing dan penambahan flux terhadap crude

metal di dalam unit Shaking Converter. Oxygen yang dipergunakan

berasal dari Oxygen Plant. Untuk membuat produk feronikel

berbentuk batangan (ingot), metal cair yang telah dimurnikan dengan

spesifikasi dan komposisi tertentu dicetak pada unit Continous Casting

Machine. Untuk membuat produk feronikel berbentuk butiran (shot),

metal cair ini dicetak pada unit Shot Making. Bentuk batangan (ingot)
diproduksi dalam dua jenis, yaitu High carbon dan Low Carbon,

sedangkan bentuk butiran (shot) diproduksi hanya jenis Low Carbon.

3. Hasil

a. Produk

Feronikel Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar

80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots

(batangan) serta dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah,

feronikel digunakan sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.

b. Pengolahan Limbah

1). Pengelolaan Limbah Cairan

Ada beberapa bentuk limbah yang dihasilkan dari proses

produksi maupun kegiatan domestik. Untuk limbah berbentuk cair,

penampungan serta pengolahan dilakukan di kolam khusus. Secara

berkala penampungan ini dipantau untuk memastikan kualitas limbah

agar sesuai dengan standar yang ditetapkan Pemerintah. Kegiatan

operasional di UBPN Sultra juga menghasilkan Limbah cair dalam

bentuk sludge marine fuel oil (MFO), yang dikelola dengan cara

dimanfaatkan kembali untuk dijadikan bahan bakar. Selama tahun

2012 ada 1.660 Kiloliter sludge MFO, naik dibandingkan tahun 2011

sebanyak 1.570 Kiloliter, karena adanya upaya optimalisasi

pemanfaatan kembali MFO tersebut di internal Perusahaan.


2). Pengelolaan Limbah Padatan

Limbah padatan yang paling banyak dihasilkan adalah tailing

dan slag. Limbah dalam bentuk tailing merupakan sisa hasil pencucian

berupa lumpur dari proses hydrometallurgy dengan media air,

sedangkan slag adalah hasil sampingan pemisahan logam dari bijihnya

melalui proses pyrometallurgy menggunakan panas. Tailing

dihasilkan dari kegiatan operasional di UBP Emas pada tahun 2012

adalah 306.178 dry metric tonnes (DMT), naik dibandingkan tahun

2011 sebesar 302.787 DMT. Penyebabnya karena rendahnya kadar

emas sehingga sisa produksi (tailing) yang dihasilkan lebih banyak.

Adapun slag dihasilkan dari kegiatan operasional di UBPN Sultra.

Selama kurun waktu periode pelaporan dihasilkan 1.000.078 ton slag,

lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 1.046.122 ton.

Pengelolaan kedua limbah padatan ini selalu dipantau dan

diperiksa berkala di laboratorium. Tailing yang dimanfaatkan kembali

dalam back!ling mencapai 81.978 DMT atau 27% dari yang

dihasilkan, sedangkan sisanya disimpan dalam pond atau dam.

Selanjutnya slag dimanfaatkan sebagai material untuk keperluan

overburden backfilling. Pada tahun 2012 seluruh slag dimanfaatkan

untuk keperluan overburden di sekitar pelabuhan, emplacement dan

pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa.


Slag (terak nikel) adalah limbah buangan dari industri

pengolahan nikel yang membentuk liquid panas yang kemudian

mengalami pendinginan sehingga membentuk batuan alam yang terdiri

dari slag padat dan slag yang berpori. Berdasarkan bentuknya, slag

nikel dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu high, medium, dan low

slag. Terak nikel yang masuk kategori high diperoleh dari proses

pemurnian di converter berbentuk pasir halus berwarna coklat tua,

sedangkan kategori medium dan low slag diperoleh lewat tungku

pembakaran (furnace). Di PT. ANTAM, TBK UBPN SULTRA,

produksi limbah slag yang melewati proses pemurnian di converter

mencapai 1.000.078 ton slag. PT. ANTAM, TBK UBPN SULTRA

tidak diperkenankan membuang terak di luar lokasi penambangan

yang diizinkan dan tidak boleh menjual atau memberikan terak kepada

pihak lain melainkan hanya boleh dimanfaatkan dan dikelola oleh

pihak PT. ANTAM, TBK UBPN SULTRA sendiri. Atas dasar

kebijakan PT. ANTAM, TBK UBPN SULTRA, maka terak akan

dimanfaatkan sebagai lapisan material untuk pembuatan akses jalan

tambang, dan sebagai material untuk meningkatkan daya dukung

tanah. Hal ini dilakukan karena lemahnya daya dukung tanah yang ada

untuk operasi alat berat dan Dump Truck dalam proses penambangan.

Slag nikel merupakan sisa hasil pengolahan bijih nikel dari

proses peleburan dan pemurnian yang telah didinginkan dan memiliki


bentuk seperti butira butiran kecil. Slag hasil pengolahan bijih nikel ini

banyak mengandung MgO, Fe2O3, CaO, Al2O3, Cr, Ni dan SiO2 (data

dari ESDM). Jika dilihat pada PP 18/1999 jo PP 85/1999, slag nikel

memiliki kandungan unsur yang termasuk dalam salah satu daftar pada

lampiran III peraturan tersebut. Unsur yang dimaksud adalah nikel

(Ni) dan kromium (Cr). Selain itu, Fe2O3 merupakan unsur yang paling

banyak yang ada dalam slag nikel. Hal ini dikarenakan nikel yang

dihasilkan oleh PT INCO hanya berupa nikel matte, sehingga

kandungan besi (Fe) yang ada dalam bijih nikel tersebut akan dibuang

dan menjadi limbah. Oleh karena itu, slag nikel ini dapat

dikategorikan sebagai limbah B3 atau biasanya digolongkan pada

limbah khusus yang penanganannya mengikuti pengelolaanlimbah B3.

Slag nikel adalah berupa limbah padat yang dapat

mengkontaminasi tanah. Jumlahnya yang banyak dalam suatu

pengolahan bijih di kegiatan pertambangan dapat merusak suatu lahan

tempat penampungan slag tersebut. Jika dibiarkan secara terusmenerus

dan mengalami oksidasi, saat terkena air hujan, akan menghasilkan air

lindian yang banyak mengandung unsur-unsur berbahaya, salah

satunya yaitu kromium yang merupakan unsur yang beracun.

Pengelolaan harus dilakukan karena jumlah slag nikel yang dihasilkan

oleh PT. bisa mencapai 1.000.078 ton. Jika slag sebanyak ini dibiarkan

begitu saja, maka dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akan


sangat besar. Oleh karena itu, pemanfaatan slag nikel sebagai salah

satu campuran bahan pengerasan jalan dianggap cukup efektif dan

menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan karakteristik

slag tersebut yang memiliki densitas tinggi, kekerasan dan kekuatan,

pemampatan yang baik dengan permeabilitas air yang tinggi. Dengan

sifat tersebut, slag ini kemungkinan dapat digunakan dalam berbagai

tujuan, salah satunya yaitu sebagai bahan perkerasan beton jalan,

khususnya jalan tambang.

3). Pengelolaan Limbah B3

Limbah lain yang dihasilkan adalah limbah yang mengandung

bahan berbahaya dan beracun (B3). Penyimpanan limbah B3

dilakukan dengan penempatan khusus di lokasi penyimpanan yang

dibuat dengan standar keamanan dan keselamatan tertentu serta

dilengkapi sistem pengemasan khusus dan pencatatan sesuai peraturan

pemerintah. Pengolahan limbah padatan B3 dilakukan dengan cara

dimusnahkan menggunakan alat insinerator atau diserahkan kepada

pihak ketiga. Limbah B3 yang dimusnahkan di insinerator di antaranya

bekas/sisa cairan kimia/reagent dan bahan terkontaminasi lain. Sedang

limbah padatan B3 lain seperti oli, lumpur minyak, gemuk (grease),

limbah medis, aki, dan abu dari pembakaran, diserahkan kepada

perusahaan berizin untuk proses lebih lanjut. Dalam hal ini tidak ada

limbah B3 yang dikapalkan ke luar negeri. Pengelolaan limbah B3 dan


juga cairan berbahaya lain. Dilakukan dengan standar prosedur operasi

maupun pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kebocoran

maupun tumpahan. Melalui penerapan standar prosedur operasi yang

ketat, selama tahun 2012 tidak ada laporan yang menyatakan adanya

kebocoran penyimpanan limbah B3 maupun temuan tumpahan atau

rembesan cairan berbahaya lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Bahan baku yang digunakan dalam industry pertambangan PT ANTAM Tbk,

UBPE Pongkor adalah bijih emas dan yang digunakan dalam PT.

ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara adalah bijih nikel

2. Proses pengolahan emas pada PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor terdiri

dari:

1) Tahap praolahan

2) Tahap peleburan

3) Tahap pemurnian

Proses pengolahan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi

Tenggara:

1) Unit sianidasi

2) Unit recovery

3. Hasil dari industry pertambangan PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor:

1) Produk: emas

2) Pengolahan Limbah

1) Limbah padat

2) Limbah Cair
3) Limbah B3

Hasil dari industry pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN

Sulawesi Tenggara:

a) Produk: Feronikel

b) Pengolanan Limbah:

 Limbah padat

 Limbah Cair

 Limbah Gas

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman serta referensi

yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Bakry Edy, 2014. Pengelolaan Limbah Pertambangan Pada Pt. Aneka Tambang,
Tbk. Institiut Teknologi Bandung: Bandung

Prasetyo Radyan, 2008. Kajian Efektivitas Pengolahan Air Limbah Kegiatan


Tambang Emas PT ANTAM Tbk, UBPE Pongkor. Universitas
Indonesia:Jakarta

Putra Apriladi. 2015. Proses Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Tbk. Universitas
Haluleo: Kendari

Anda mungkin juga menyukai