Dosen Pengampu :
Reni Puspita Sari, SST M.Kes
Disusun Oleh :
D3 KEBIDANAN
STIKes Mitra Husada Karanganyar
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berisikan tentang
“KEHAMILAN PATOLOGIS DENGAN LETAK BAYI SUNGSANG” kami
harapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Saya akan
sangat Berterimakasih dan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik
serta saran dari semuapihak yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terimakasih kepada semua teman-teman dan
kaka-kaka yang telah memberikan saran dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita , Amin.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah suatu hal yang sangat penting dan istimewa bagi
seorang wanita dan merupakan masa yang paling membahagiakan tetapi masa
kehamilan merupakan masa yang rawan, karena pada masa ini banyak sekali
perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan ini meliputi perubahan fisik dan
perubahan psikologis yang berlangsung secara fisiologis maupun patologis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang Dimaksud Kehamilan Letak Sungsang ?
2. Apa Saja Faktor – Faktor yang Menyebabkan Kehamilan Letak Sungsang?
3. Apa Saja Asuhan yang Harus Diberikan kepada Kehamilan atau Persalinan
Letak Sungsang ?
4. Bagaimana Mekanisme Persalinan Letak Sungsang ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Kehamilan Letak Sungsang.
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor – Faktor yang Menyebabkan
Kehamilan Letak Sungsang.
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Asuhan yang Harus Diberikan kepada
Kehamilan atau Persalinan Letak Sungsang.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Mekanisme Persalinan Letak Sungsang.
BAB II
PEMBAHASAN
Patofisiologis
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalamuterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janindapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang, Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih
kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannyaterasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakanlebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisadirasakan perbedaannya.Dapat ditelusuri dari riwayat
kehamilan sebelumnya apakah adayang sungsang.Pada pemeriksaan luar berdasarkan
pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold Idifundus akan teraba bagian yang
keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggungdisatu sisi dan bagian kecil
disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.Kadang-kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,tetapi bokong
tidak dapat digerakkan semudah kepala.Denyut jantung janin pada
umumnyaditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
C. DIAGNOSA
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan
adalah melakukan :
1. Anamnesis: pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri
pada daerah tulang iga karena kepala janin.
2. Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan,
diatas simphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
3. Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas
pada tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
4. Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan
ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat
diraba.
5. Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus
posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak
menghisap, keluar meconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 900 ,
terasa jari-jari , pada presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada
presentasi mulut maka akan terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah.
Pre3sentasi tangan siku: terasa jari panjang, tidak rata, patella (-).
6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus,
sehingga terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan
hanya ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap
tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki. (Obstetri Patologi ; 132).
Penatalaksanaan
a. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG,
maka dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi) (1).
b. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu.
Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu
dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri,
sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah
besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.Sebelum melakukan versi
luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus
dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul
sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa
(1,2,4). Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan
keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak
lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan
penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).